Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat merupakan hasil dari pemikiran dan perenungan manusia dan merupakan
wadah dari segala sumber ilmu, yang mana didalamnya membahas atau mempelajari sebab
dan akibat dari segala sesuatunya yang di kuapas secara mendalam dan merupakan upaya
untuk mempelajari dan mengungkapkan pengembaraan manusia di dunia.

Bersama dengan berkembangnya budaya yang ada didunia, bersama itu pula Ilmu
pengetahuan mengalami perkembangan. Karena setiap perkembangan yang terjadi itu tidak
lepas dari pemahaman manusia yang mengalami perkembangan dan perubahan menuju
kebudayaan yang lebih baik lagi.

Ilmu dan kebudayaan merupakan dua hal tidak dapat dipisahkan, karena ketika ilmu
berkembang akan menopang perkembangan kebudayaan, begitupun sebaliknya. Ketika ilmu-
ilmu berkembang maka penemuan-penemuan baru bermunculan. Penemuan-penemuan ini
selanjutnya akan turut membentuk kebudayaan yang baru (Suriasumantri, 2009).

Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama,
menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang
budaya, bahasa bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun. Oleh karena itu, filsafat
biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya. Filsafat biasa
dibagi menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan latar belakang agama. Menurut
wilayah bisa dibagi menjadi “Filsafat Timur”, “Filsafat Barat”, dan “Filsafat Timur Tengah.”

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini kami akan mencoba mengkaji dan membahas tentang Ilmu
dan Kebudayaan II dalam Perspektif Timur dengan rumusan masalah sebagai berikut :

 Ilmu dan Kebudayaan dalam Perspektif Timur


 Filsafat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Timur
 Kebudayaan dalam Perspektif Timur
 Ilmu dan Kebudayaan dalam Perspektif Timur
1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bidang keilmuan


terhadap perkembngan kebudayaan dan sebaliknya. Mengetahui kontribusi ilmu dan
kebudayaan dalam mempengaruhi kehidupan manusia terkhusus dalam perspektif timur.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ilmu dan Kebudayaan dalam Perspektif Timur

A. Pengertian Ilmu dan Kebudayaan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia ilmu itu memiliki arti pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara sistematis berdasarkan metode atau aturan tertentu, yang dapat
digunakan untuk menjelaskan tentang gejala tertentu dalam bidang ilmu pengetahuan.
Sedangkan Menurut Suria sumantri (2001:3), Ilmu itu merupakan salah satu hasil pemikirian
manusia dalam menjawab sebuah pertanyaan.

Dari beberapa pengertian ilmu diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa ilmu adalah
seperangkat pengetahuan yang merupakan hasil pemikiran manusia yang memiliki metode
atau cara tertentu yang berguna untuk umat manusia agar manusia dapat bermanfaat bagi
kehidupannya sendiri dan bagi kehidupan orang lain di masa sekarang dan dimasa yang akan
datang.

Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat di dalam pikiran manusia, yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, yang bersifat
abstrak atau nyata. Sedangkan perwujudan dari kebudayaanya adalah benda-benda yang
merupakan hasil karya yang dibuat oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang
berupa perilaku dan benda-benda yang sifatnya nyata, misalnya pola-pola perilaku atau
tingkah laku, bahasa sehari-hari, peralatan yang digunakan dalam kehidupannya, organisasi
social, religi, seni, adat istiadat dan lain-lain, yang kesemuanya itu memiliki tujuan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

B. Perspektif Timur dalam memandang ilmu dan kebudayaan

Filsafat Timur tidak bisa dikatakan memiliki sebuah tradisi pengetahuan yang
disistematisasikan, terlebih dalam sebuah sistem akademik yang baku. Setiap jurusan filsafat,
misalnya, bisa saja punya mata kuliah filsafat Timur, tetapi kemungkinan berbeda satu sama
lain perihal apa yang menjadi titik berat pembahasan. Filsafat Timur bisa saja membahas
pemikiran dalam tradisi agama Semit, filsafat Tiongkok, Jepang, India, atau bahkan
Indonesia.
Hal yang khas ada pada filsafat Timur lainnya adalah pembahasannya yang tidak bisa
dipisahkan dari pandangan dan laku hidup yang terdapat dalam kebudayaannya. Misalnya,
sikap menghormati orang tua dan leluhur dalam ajaran Konfusianisme adalah hal yang tidak
bisa dilepaskan dari filsafat Konfusianisme. Keduanya merupakan satu kesatuan.

Kesimpulannya, pandangan budaya Timur lebih menjaga kebersamaan dalam hubungan


yang baik, sopan santun yang tinggi, penghargaan terhadap yang lebih tua, dan adat istiadat
yang masih dipegang teguh.

2.2 Filsafat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Timur

A. Pengertian Filsafat Ilmu Pengetahuan

Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai macam
hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Sebagai filsafat, Filsafat Ilmu Pengetahuan
berusaha membahas ilmu pengetahuan sebagai obyeknya secara rasional (kritis, logis, dan
sistematis), menyeluruh dan mendasar. Filsafat Ilmu Pengetahuan berusaha memperoleh
pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara jelas, benar dan lengkap, serta mendasar untuk
dapat menemukan kerangka pokok serta unsur-unsur hakiki yang kiranya menjadi ciri khas
dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Sehingga kita dapat menentukan identitas ilmu
pengetahuan dengan benar, dapat menentukan mana yang termasuk ilmu pengetahuan, dan
mana yang tidak termasuk dalam lingkup ilmu pengetahuan.

B. Perspektif Timur dalam Memandang filsafat ilmu pengetahuan

Timur lebih menekankan intuisi hanya dengan otak, segala ide abstrak dapat diungkit
secara konkrit. Dalam perspektif Timur, Barat sering digambarkan sebagai materialisme,
kapitalisme, rasionalisme, dinamisme, sedangkan Barat menganggap Timur kemiskinan,
kebodohan, statis, fatalismana dan kontempelatif. Untuk lebih memahami pemikiran Timur
dan Barat perlu diadakan penelitian dan kajian secara lebih serius. Dalam kesempatan inilah
maka dipaparkan pemikiran filsafat yang ditekankan pada pemikiran Filsafat Cina, Filsafat
India, Filsafat Buddhisme, Filsafat Taoisme, dan Filsafat Konfuisme.

1) Pemikiran Filsafat Cina

Pemikiran fllsafat Cina telah mengalami perkembangan pasang surut sejak awal
sampai saat ini. Secara garis besar pemikiran filsafat Cina memiliki berbagai macam ciri
khusus antara lain: bersifat antroposentris, jauh dari hal-hal yang adikodrati, kekinian,
demokratis, pragmatis, ingin tahu segala sesuatu, hormat kepada orang tua, dan
keseimbangan.

Jauh dari hal-hal yang adikodrati dalam arti bahwa manusia lebih menekankan pada
kehidupan saat ini dengan mengutamakan usaha agar berbahagia dan diterima di daam
masyarakat serta selalu selaras dengan situasi, kondisi, dan alam semesta. Pemikiran filsafat
Cina merupakan sistem nilai berfungsi sebagai pembimbing dan pengarah manusia dalam
mengekspresikan kebutuhan hidupnya.

2) Filsafat India

Pemikiran filsafat India selain memiliki persamaan dengan pemikiran filsafat pada
umumnya juga menunjukkan adanya kekhususan karakteristik. Filsafat India memiki
karakteristik diantaranya motif spiritual, hubungan antara filsafat dan hidup, sikap dan
pendekatan introspektif terhadap realitas, kecenderungan ke arah Idealisme monistis
khususnya Hindusime, intuisi diterima sebagai satu-satunya metode untuk mencapai
kebenaran, penerimaan otoritas Veda, dan pendekatan sintesis terhadap pengalaman dan
realitas dengan mempertimbangkan aspek tradisi.

Ditinjau dari sejarah filsafat, pemikiran filsafat India dapat dikelompokkan menjadi
dua aliran yang besar yaitu Hinduisme (Ortodoks) dan Buddhisme (Heterodoks).

3) Perkembangan Ilmu dan Filsafat Yunani ke Dunia Islam

Dalam perjalanan ilmu dan juga filsafat di dunia islam, terdapat upaya mendekatkan
dan mempertemukan dua pandangan yang berbeda, bahkan sering kali ekstrim antara
pandangan filsafat yunani, seperti filsafat plato dan Aristoteles, dengan pandangan
keagamaan islam yang seringkali menimbulkan benturan-benturan. Sebagai contoh konkret
dapat disebutkan bahwa plato dan aristoteles telah memberikan pengaruh yang besar pada
mazhab-mazhab islam.

4) Taoisme

Taoisme adalah suatu filsafat yang menduduki tempat penting di cina. Pengaruhnya
terhadap kebudayaan cina memang tidak sebesar seperti konfusianisme, akan tetapi taoisme
mempunyai pandangan metafisik dan spekulatif terhadap kodrat realitas, alam semesta dan
manusia. Tao sebagai prinsip totalitas mempunyai dua unsur yang berlawanan yakni yin dan
yang. Kedua unsur bisa diartikan sebagai terang dan gelap, negative dan posif, aktif dan pasif,
ada dan tidak ada. Dalam taoisme dualisme ini relatif. Dualisme ini berada dalam kontradiksi
yang mutlak, namun saling melengkapi dalam fungsinya untuk berbuat apa saja di dunia ini.

5) Konfusianisme

Pemikiran Konfusianisme dimulai dengan memeriksa dua funsi utama akal budi
manusia (Fungsi menilai dan memerintah). Akal budi dimengerti secara fungsional dengan
mengacu pada tipe-tipe aktivitas tertentu, misalnya menilai dan mengarahkan tindakan.

6) Bhudisme

Budhisme mengajarkan apa yang perlu untuk mengatasi penderitaan. Budhisme tampil
sebagai jalan pelepasan, pembebasan dari diri dan dunia; jawaban atas kondisi manusia yamg
menyedihkan yaitu suatu kelahiran kembali dalam hidup yang bercirikan penderitaan,
kesementaraan dan ketidakrelaan. Budhisme bercirikan pesimistis. Inti ajarannya adalah
bahwa eksistensi dunia ini pada dasarnya adalah penderitaan.

Anda mungkin juga menyukai