KELOMPOK 6
FEBRIRIOZY (18046148)
DOSEN PENGAMPU
AZMI FITRISIA, M.Hum,Ph.D
ABDUL SALAM, S.Ag, M.Hum
PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita kadang hanya lewat dan mengalir begitu
saja, tanpa ada upaya untuk melakukan suatu langkah reflektif sehingga peristiwa tersebut
menjadi tidak bermakna. Seharusnya, manusia dapat berupaya untuk memberikan atau
menerapkan suatu makna kepada sejarah, hanya dengan demikian perbuatan manusia dapat
disusun secara kait-mengkait dan dapat diarahkan ke hari depan (Misnal Munir, 1997; 126).
Manusia mempunyai kewajiban etis untuk membuat gambaran hari depan sehingga sejarah
mempunyai makna. Hal ini ditegaskan oleh Ankersmit (1987: 372) bahwa makna sejarah terletak
pada kemampuan manusia secara bebas dan dengan kesadaran penuh mengenai tanggung jawab
etis dalam memilih. Bagaimana wajah hari depan itu, serta bagaimana manusia secara optimal
dapat memberi makna dan isi kepada sejarah itu. Sedang bagi Sartono Kartodirdjo (1900; 204-
205) sejarah mempunyai fungsionalitas, artinya sejarah tidak hanya mempunyai makna
dokumenter, tetapi juga mengandung makna apresiasif, yaitu mewujudkan kesadaran kolektif.
Pengalaman sebagai pengendapan hasil proses kebudayaan berupa suatu subjektifitas hasil
internalisasi subjek, sedangkan yang berupa objektifitas merupakan hasil eksternalisasi.
Objektifitas terus-menerus akan menghasilkan pengalaman kolektif.
Sejarah mengandung beberapa aspek. Kees Bertens dalam bukunya “Panorama Filsafat Barat
Modern (1987; 193-198) ” menyatakan sekurang-kurangnya ada empat aspek yang terdapat
dalam sejarah. Pertama, sejarah manusia hanya dapat berlangsung dalam perkembangan yang
harmonis antara unsur spiritualitas dan materialitas. Kedua, sejarah dapat berlanjut jika manusia
bebas dalam merealisasikan diri. Ketiga, sejarah selalu berkaitan dengan waktu atau temporalitas
yang selalu kontinu. Keempat, sejarah hanya dapat terjadi jika manusia berkarya bersama dengan
manusia lain.
Dalam tulisan ini penulis ingin mencoba menggali tema filsafat sejarah Confucius, karena
dalam pemikiran Confucius hal ini belum terungkap dengan jelas, sehingga yang akan dicoba di
sini adalah sebuah penggalian filsafat tersembunyi dari pemikiran Confucius. Sebagai sebuah
penelitian kepustakaan maka langkah-langkah yang dilakukan adalah mulai dari mengumpulkan
data yang terkait dengan tema, kemudian menyusun, dan memberikan analisa kritis. Dalam
penulisannya, karya ini banyak mengacu pada penelitian Drs. Budisutrisna, M.Hum yang
berjudul “Historisitas dalam pandangan Confucius”.
Berbicara mengenai Confucius, dia termasuk orang yang menginginkan agar akal budi
mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kehidupan sosial. Dalam kerangka pemahaman
kesejarahan ia pun mempelajari sejarah dan menginterpretasikannya untuk menemukan hukum-
hukum perkembangannya. Dalam kenyataannya ia tetap melestarikan apa yang dipandang baik
dalam kebudayaan masa lampau, tapi juga menciptakan suatu kebudayan baru yang sesuai
dengan perkembangan situasi dan kondisi. Pemikiran Confucius lebih banyak membahas
manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk social. Hal ini berbeda dengan aliran besar
lainnya, yakni Taoisme yang cenderung menyoroti hubungan manusia dengan alam. Kehidupan
Confucius sendiri sudah pasti merupakan contoh yang baik bagi ajarannya. Ia mempunyai obsesi
besar untuk mengubah dunia (Fung Yu Lan, 1990: 57). Mengenai profil dari sosok Confucius
kiranya tidak begitu perlu diangkat di sini karena tokoh ini sudah cukup terkenal dalam dunia
pemikiran timur, khususnya Tiongkok.
Berdasarkan uraian di atas, terlhat bahwa filsafat Cina mempunyai karakteristik yang berbeda
dengan filsafat timur lainnya. untuk itu kami sekelompok ingin mengetahui bagaimana filsafat
sejarah dalam pemikiran Konfusius dengan judul makalah “Filsafat Sejarah Dalam Pemikiran
Confusius”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep filsafat sejarah timur?
2. Bagaimanakah filsafat sejarah dalam pemikiran Konfusius?
C. Tujuan
1. Menjelaskan bagaimana konsep filsafat sejarah timur.
2. Menjelaskan bagaimana filsafat sejarah dalam pemikiran Konfusius.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pemikiran Confucius mengandung pemikiran tentang filsafat sejarah. Hal ini
terbukti dengan adanya pandangan Confucius tentang sejarah yang menyatakan bahwa sejarah
berdasarkan atas kesadaran manusia dalam memahami masa lampau dan kemampuannya dalam
membuat proyeksi masa depan. Menurut Confucius sejarah sangat berkaitan dengan
perkembangan manusia dalam hidupnya. Manusia dalam hidupnya tidak hanya pasif saja, tetapi
juga aktif menetukan arah perkembangan sejarahnya.
Pandangannya tentang waktu menunjukkan adanya interpretasi terhadap sejarah di masa
lampau serta bagaimana sejarah dibentuk pada masa depan. Dalam hal ini peninggalan tradisi
dan budaya di masa lampau diinterpretasikannya
Menurut Confucius manusia Chun Tzu bukanlah sesuatu yang statis tetapi dinamis
(selalu disesuaikan situasi – kondisi perkembangan jaman, dalam hal ini Confucius selalu
menginterpretasikan masa lampau secara baru). Jadi, arah sejarah bukanlah sesuatu yang sudah
selesai, berhenti, tetapi sesuatu yang terus menerus menjadi disesuaikan dengan jamannya
Filsafat sejarah Confucius mempunyai dimensi ketuhanan. Manusia menurut Confucius
dalam menentukan perkembangan hidupnya bertumpu pada usahanya dan kemampuannya yang
disandarkan pada Ming , keputusan alam ketuhanan. Tuhan selalu hadir dalam setiap kehidupan
manusia, dan menjadi penentu keberhasilan setelah berbagai usaha dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA