Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH PEMIKIRAN MODERN

“Peran Ide Dalam Sejarah Dan Sejarah Pemikiran Barat”

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Azmi Fitrisia, Ph.D


Abdul Salam, M.Hum

DISUSUN OLEH

KELOMPOK I

WIDIA FIRMAN (18046093)

M. FIKRI HAIQAL (18046075)

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga

makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima

kasih bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik

materi maupun pikirannya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca mengenai “peran ide dalam sejarah dan sejarah pemikiran barat”. Dan

oleh sebab itu, kami berharap adanya kritikan, saran dan usulan demi perbaikan makalah

yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna

tanpa saran yang membangun.

Padang, 2 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1

C. Tujuan Masalah.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Peran Ide Dalam Sejarah................................................................................................2

B. Pemikiran Klasik............................................................................................................3

1. Warisan Intelektual Zaman Yunani-Romawi Kuno...............................................4

2. Warisan Intelektual Abad Tengah..........................................................................5

3. Abad Modern Barat (Renaisans)............................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................................8

B. Saran...............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pengertian Ide dalam sejarah sendiri adalah sebuah gagasan atau pemikiran yang baru

dalam mencipatakan suatu karya sejarah yang berpotensi memunculkan sumber yang memuat

fakta sejarah dan memiliki nilai kredibilitas yang dapat di percaya. Ide berfungsi sebagai

pembentuk gagasan-gagasan pentingtermasuk dalam proses pembentukan konsep-konsep dan

teori-teori yang digunakan dalam sejarah

Selain dalam pembentukan konsep-konsep dan teori-teori dalam sejarah, Ide juga

mempunyai peran yang sangat penting dalam proses Filsafat sejarah. Filsafat sejarah

merupakan ilmu filsafat yang ingin memberi jawaban atas sebab dan alasan segala peristiwa

sejarah. Filsafat sejarah menggali lebih dalam atas peristiwa atau kejadian yang telah terjadi,

sehingga dapat diketahui makna yang tekandung dalam peristiwa tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan bagaimana Peran Ide Dalam Sejarah?

2. Menjelaskan bagaimana Warisan Intelektual Zaman Yunani-Romawi Kuno?

3. Menjelaskan bagaimana Warisan Intelektual Abad Tengah?

4. Menjelaskan bagaimana Abad Modern Barat (Renaisans)?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui Peran Ide Dalam Sejarah

2. Mengetahui Warisan Intelektual Zaman Yunani-Romawi Kuno

3. Mengetahui Warisan Intelektual Abad Tengah

4. Mengetahui Abad Modern Barat (Renaisans)


BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Ide Dalam Sejarah

Ide kemajuan filsafat Hegel terungkap dalam pandangannya tentang perkembangan

sejarah pemikiran manusia. Hegel mengatakan bahwa ide-ide dan peristiwa sejarah

tampaknya independen, semuanya merupakan bagian dari suatu realitas, yakni pikiran

(mind), dan bahwa pikiran ini sedang berusaha mencapai penyatuan realisasi (Hughes

Warington, 2008:263). Filsafat sejarah tanpa memiliki ide tidak akan mengalami kemajuan

dan bahkan tidak memiliki makna, oleh karena itu ide sangatlah penting bagi kemajuan

Filsafat sejarah, proses sejarah selalu mengandaikan adanya perkembangan ke arah yang

lebih baik secara kualitas, yang berarti peningkatan dan sering disebut dengan istilah

kemajuan.

Dalam mengembangkan konsep berpikir sejarah peran Ide sangat dibutuhkan

terutama dalam memahami Hukum kausalitas (causality) atau dapat juga di sebut dengan

hukum sebab akibat dalam sejarah. Selain ide dapat mengembangkan intelektual ide juga

dapat menciptakan ide-ide inovatif dalam pengembangan ilmu sejarah sehingga mampu

mengahsilkan dan mencipatakan suatu karya sejarah yang berpotensi memunculkan sumber

yang memuat fakta sejarah dan memiliki nilai kredibilitas yang dapat di percaya.

Sejarah intelektual adalah sejarah yang mempelajari etos, jiwa, ide yang

mempengaruhi kehidupan manusia atau masyarakat bahkan bangsa dan negara, dari zaman

dulu kala hingga sekarang; sehingga ideologi menjadi dasar bagi perubahan dan

perkembangan masyarakat, bangsa dan negara. Dengan pemikiran, diharapkan sejarah

diharapkan riset sejarah bisa lebih keinian dan juga lebih kritis. Sejarah Ide’ mengesankan

bahwa kerja keilmuan ini hanya berfokus pada abstraksi yang bergerak bebas menjelajah

waktu dalam pikiran manusia tertentu.


Sejarah dunia tidak lain merupakan perkembangan ide tentang kebebasan. Filsafat

mengaitkan dirinya hanya dengan ide yang kemudian mencerminkan dirinya dalam sejarah

dunia. sejarah dunia dengan seluruh adegan yang berubah yang ditampilkan tarikhnya adalah

proses perkembangan ide.

Berikut Ide-ide dalam Filsafat Sejarah

1. Ide tentang Kemajuan

Ide tentang kemajuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam sejarah kehidupan

manusia,. Manusia dengan ide kemajuan itu membangun peradabannya ke arah yang lebih

maju. Ide tentang kemajuan dalam sejarah filsafat telah ada sejak filsuf Yunani Kuno,

Heraclicus berpendapat bahwa realitas itu tidak tetap semua mengalir. Konsep kemajuan

merupakan unsur pokok dalam filsafat sejarah karena ide tentang kemajuan merupakan inti

persoalan yang dibahas oleh para filsuf sejarah, seperti Hegel, Marx dll.

2. Ide tentang Waktu

Historitas mengandaikan bahwa manusia dijalankan dalam waktu atau dirumuskan dengan

cara lain. Manusia dalam menjalani kehidupan mengalami tiga dimensi waktu yaitu masal

lampau, masa sekarang dan yag akan datang.

3. Ide tentang Kebebasan.

Manusia dalam menjalani hidup kesejahteraan memiliki suatu modal yang utama, yakni

kebebasan. Kebebasan berarti kemampuan untuk memilih secara merdeka. Manusia dengan

kebebasan itu menciptakan dirinya secara teru menerus.

4. Ide tentang Masa Depan

Makna sejarah terletak pada adanya kemungkinan mewujudkan cita-cita di masa depan.

Proses sejarah merupakan jalan agar pada akhirnya tujuan yang dicita-cita terwujud. Para

filsuf sejarah berpendapat bahwa makna sejarah terdapat dalam kemampuan manusia untuk

mempersiapkan masa depan.


B. Pemikiran Klasik

1. Warisan Intelektual Zaman Yunani-Romawi Kuno

a. Zaman Yunani Kuno (600 SM - 400 M)

Zaman Kuno meliputi zaman filsafat pra Socrates di Yunani. Tokoh-tokohnya dikenal

dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsur induk (arche) yang

dianggap asal dari segala sesuatu. Menurut Thales arche itu air, Anaximandros berpendapat

arche itu sesuatu yang tak terbatas fto apeiron). Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat

Anaximandros tenta ng tc apeircn yang metafisik adalah bagaimana menjelaskan hubungan

saling memenganrhi antara yang metafisik dengan yang fisih karena itulah, Anaximenes tidak

lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali

padazatyang bersifat fisik yakni udara. Tidak seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran

Thales) udara merupakanzatyangterdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun

segala sesuatu, karena itu Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala

sesuatu.

Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah,

dan kemudian batu. Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah

api. Tidak sama dengan Anaximenes, Pythagoras mengatakan bahwa arche itu bilangan. Bagi

Heraklitos arche itu adalah api dan ia berpendapat juga bahwa segala sesuatu itu terus

mengalir. Sedangkan menurut Parmenedes segala sesuatu itu tetap tidak bergerak. Yunani

memliki pengaruh besar pada bidang ilmu pengetahuan dimana Yunani banyak menghasilkan

filsuf-filsuf dan ahli-ahli khususnya pada periode Yunani Klasik.


Tokoh Tokoh Filsafat Zaman Yunani Kuno

Pada waktu Athena dipimpin oleh Perikles, kegiatan.politik dan filsafat dapat

berkembang dengan baik. Terdapat sekelompok orang yang pandai berpidato fberetorika) dan

disebut kaum sofis, dimana kegiatan mereka adalah mengaiarkan pengetahuan kepada kaum

muda. Padazaman ini yang menjadi objek penyelidikan bukan lagi alam, tetapi manusia,

sebagaimana dikatakan oleh Pythagoras bahwa manusia adalah ukuran segala-galanya. Hal

ini ditentang oleh Socrates dengan mengatakan bahwa yang benar dan yang baik harus

dipandang sebagai nilai-nilai objektif yang dijuniung tinggi oleh semua orang. Akibat

ucapannya tersebut Socrates dihukum mati.

Hasil pemikiran Socrates dapat diketemukan pada muridnya Plato. Dalam filsafatnya

Plato mengatakan: realitas seluruhnya terbagi otas dua dunia yang hanya terbuka bagi panca

indra dan dunia yong hanya terbuka bagi rasio klta. Dunia yang pertame adalah dunia jasmani

dan yang kedua dunia ide. Pendapat tersebut dikritik oleh Aristoteles dengan mengatakan

bahwa yang ada itu adalah manusia-manusia yang konkret. Ide manusia tidak terdapat dalam

kenyataan. Aristoteles adalah filsuf realis, dan sumbangannya kepada perkembangan ilmu

pengetahuan besar sekali. Sumbangan yang sampai sekarang masih digunakan dalam ilmu

pengetahuan adalah abstraksi, yakni alctivitas rasional dimana seseorang memperoleh

pengetahuan. Menurut Aristoteles ada tiga macam abstraksi, yakni abstraksi fisis, matematis,

dan metafisis.
b. Zaman Romawi Kuno

Pada zaman Alexander Agung telah berkembang kebudayaan trans-nasi onal y ang disebut

kebudayaan Helenistis, karena kebudayaan Yunani tidak terbatas lagi pada kotakota Yunani

saja, tetapi mencakup juga seluruh wilayah yang ditaklukkan oleh Alexander Agung. Dalam

bidang filsafat, Athena tetap merupakan suatu pusat yang penting, tetapi berkembang pula

pusat-pusat intelektual lain, terutama kota Alexandria. Jika akhirnya ekspansi Romawi

meluas sampai ke wilayah Yunani, itu tidak berarti berakhirnya kebudayaan dan filsafat

Yunani, karena kekaisaran Romawi membuka pintu lebar-lebar untuk menerima warisan

kultural Yunani. Dalam bidang filsafat yang terus berkembang, namun pada saat itu tidak ada

filsuf besar, kecuali Plotinus. Pada masa ini muncul beberapa aliran berikut:

a. Stoisisme

Menurut paham ini, iagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut logos. Oleh

karena itu, segala kejadian berlangsung menurut ketetapan yang tidak dapat dihindari.

b. Epikurisme

Segala sesuatu terdiri atas atom-atom yang senantiasa bergerak Manusia akan bahagia

jika mau mengakui susunan dunia dan tidak boleh takut pada dewa-dewa.

c. Skeptisisme

Mereka berpikir bahwa bidang teoretis manusia tidak sanggup mencapai kebenaran.

d. Eklektisisme

Suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur, filsafat dari aliran-

aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh

e. Neo Platonisme

Paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat Plato. Tokohnya adalah Plotinus.

Seluruh filsafatnya berkisar pada AIIah sebagai yang satu. Segala sesuatu berasal

dariyang satu dan ingin kembali kepadaNya.


2. Warisan Intelektual Abad Tengah

Pada masa Abad Tengah pikiran dan hasil pemikiran para filsuf dibatasi oleh dogma

atau agama. Sesuai dengan sistem sosial politik yang berlaku pada waktu itu semua

pemikiran dan hasil karya para filsuf, bahkan juga seniman dan ilmuwan dibatasi dan

dibelenggu oleh kebenaran agama. Artinya bahwa semua karya filsuf, seniman, dan

ilmuwan boleh dipublikasikan asal sesuai dan tidak bertentangan dengan ajaran agama.

Pengaruh peradaban di Eropa selama Abad Pertengahan adalah Gereja Roma. Gereja

Roma melakukan tugas ganda. Di satu sisi, Gereja Roma member ajaran-ajaran religious

kepada orang-orang dan mengawasi moral mereka. Gereja Roma mengambil peran penting

dalam urusan-urusan sekuler, pendeta dan biarawan adalah orang-orang yang berpendidikan;

akibatnya mereka mengendalikan sekolah, menulis buku, membuat hokum, bertindak sebagai

menteri kerajaan, dan menjadi anggota parlemen atau majelis nasional lainnya.

Gereja mengerahkan kehidupan di komunitas abad pertengahan.Keanggotaan dalam

gereja bukanlah masalah pilihan bebas. Semua orang kecuali Yahudi diharuskan menjadi

anggota Gereja. Setiap orang diharapkan menyesuaikan diri pada doktrin dan praktik-praktik

gereja, dan setiap orang yang menyerang otoritas gereja akan dihukum sebagai seorang

bid’ah (Webster. 2016).

Adapun dua pemikiran filsuf besar pada masa abad tengah, yang pemikirannya

berpengaruh pada pemikiran-pemikiran pada masa kemudian. Kedua filsuf besar tersebut

adalah St. Augustine (354–430) danThomas Aquinas (1225–1274). Mereka mewakili

masa yang berbeda. St. Augustine mewakili masa awal abad tengah, yang sering disebut

masa patristik, sedangkan Thomas Aquinas mewakili masa puncak abad tengah, yang sering

disebut masa skolastik.


Pada Periode skolastik akhir (tahun 1400 - 1500 M) Ditandai dengan pemikiran

kefilsafatan yang berkembang ke arah nominalisme, yaitu aliran yang berpcndapat bahwa

universalisme tidali memberi petuniuk tentang aspek yang sama dan yang umum mengenai

adanya sesuatu hal. Pengertian umum hanya momen yang tidak mempunyai nilai-nilai

kebenaran yang objektif.

3. Abad Modern Barat ( Renaisans )

Zaman modern dimulai dengan masa renaissance yang berarti kelahiran kembali,

yaitu usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik [Yunani-Romawi). Pembauran

terpenting yang kelihatan dalam filsafat renaissance itu antroposentrismenya. Pusat perhatian

pemikiran itu tidak lagi kosmos, seperti zaman kuno, atau Tuhan seperti abad pertengahan,

melainkan manusia. Mulai zaman modern inilah manusia yang dianggap sebagai titik fokus

dari kenyataan.

Zaman Renaissance dimulai sejak abad XIV-XVI , abad ini disebut dengan Golden

Age atau zaman keemasan sepanjang abad peradaban barat. Pada zaman ini terjadi sebuah

transisi dari zaman kegelapan ke zaman pencerahan .dengan adanya zaman renaissance ini

menyebabkan adanya kemilau cahaya peradaban barat yang mulai bersinar. Tanpa adanya

zaman renaissance ini eropa tidak akan bisa melangkah kea bad yang modern seperti saat ini.

Latar belakang dan implikasi dari renaissance itu adalah sebagai berikut:

a. Pudarnya kekuasaan politik dan kekuasaan spiritual yang mengakibatkan Iahirnlra

cita-cita semangat pembaruan dan pembebasan.

b. Berkembangnya jiwa dan semangat individualisme.


c. Pertentangan antara universalisme dan individualisme berakhir dengan kemenangan

individualisme. Hal ini akan menimbulkan akibat-akibat sebagai berikut:

1. Warga masyarakat tidak lagi menerima dogma agama yang digambarkan ada

di tangan masing-masing manusia

2. Pandangan yang bercorak substansialistis dan metode pendekatan ilmiah

secara deduktif, dikalahkan oleh metode-metode induktif dan empiris untuk

menemukan kebenaran-kebenaran individual.

d. Timbulnya rasa kebanggaan terhadap harta dan derajat manusia. Gejala ini

menunjukkan manifestasinya kepercayaan diri bahwa manusia dengan kebebasan,

nilai individualis yang optimal, dan kemampuan ilmiahnya merasa Inampu untuk

menguasai alam semesta ini.

Zaman modern ini ditandai dengan munculnya rasionalisme Rene Descartes (1596-

1650), Spinoza (L632-1,677), dan G. Leibniz (1646-1716). Mereka menekankan pentingnya

rasio atau akal budi manusia. Pada abad ke 18 terkenal dengan zaman pencerahan

(enlightment atau aufklarung) dengan munculnya tokoh-tokoh empirisme. Istilah empirisme

berasal dari kata Yunani empeiria yang berarti pengalaman indrawi. Empirisme memilih

pengalaman sebagai sumber utama pengenalan, baik pengalaman lahiriah yang menyangkut

dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia saja.

Tokoh-tokoh empirisme antara lain adalah sebagai berikut: a. di Inggris : fohn Locke

(1632-7704), George Berkeley (L584-1753), dan David Hume t1,711-1776) b. di Perancis :

Jean facques Rousseau (7772-1778) c. di Jerman : Immanuel Kant (1724-1.804) Selain itu,

zaman modern ini ditandai pula dengan munculnya aliran idealisme dengan tokoh-tokohnya:

f. Fichte (1,762-1814), F.schelling (1775-1BS4J, dan G.W. Hegel (7770-1831).


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Middle age merupakan Era yang sedang dilalui eropa pada saat-saat suram.segala

macam kreativitas dikelola oleh gereja. Aturan gereja tidak bisa dihentikan, semua aspek

kehidupan sangat dipengaruhi oleh agama Kristen,dan kebijakan-kebijakanpun dipengaruhi

oleh para raja. Menurut prancis michel de certeau renaisans muncul karena pembubaran

jejaring sosial lama dan pertumbuhan elit profesional baru, Jadi gereja ingin kembali

mendesak untuk mengontrol dan mengembalikan masyarakatnya melalui penggunaan

berbagai teknologi secara visual, dengan cara-cara mengadakan pameran untuk mengilhami

kepercayaan,khotbah-khotbah bertarget dengan menggunakan pencitraan dan mistisisme

yang diambil dari pemikiran budaya klasik dengan harapan dapat mempersatukan kembali

gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang agama).


DAFTAR PUSTAKA

An Fauzia Rozani S. 2018. Sejarah Pemikiran Modern. Padang : CV. Berkah Prima .

Webster, Hutton. 2016. World History Sejarah Dunia Lengkap. Yogyakarta: Indoliterasi.

Azid, Rezim. 2014. Kitab Sejarah Terlengkap Peradaban-Peradaban Besar Dunia Dari

Sebelum Masehi Hingga Modern. Yokyakarta: Noktah.

Mulyono, 2014. Sejarah Pemikiran Modern, In: Latar Belakang Pemikiran Modern. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai