Password : Reading never stop, if i stop reading one minute i will be stupid or
no days without reading
No Bangku : 67
Disusun Oleh :
Nim : 190200014
Grup : A
MEDAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental,
seorang pujangga terkenal menyimpulkan bahwa mati tanpa cinta sama halnya
dengan mati tanpa penuh dosa. Cinta juga memiliki rasa simpati yang tidak hanya
berkembang di antara pria dan wanita saja, akan tetapi bisa juga antara pria pria
atau wanita wanita, contohnya seorang ayah dengan anak laki lakinya atau
seorang ibu dengan anak gadisnya. Pada zaman Victorian, cinta bukanlah
pengalaman pribadi yang spontan yang kemudian mungkin mengarah ke
perkawinan. Namun, perkawinan diatur oleh adat, keluarga-keluarga terpandang,
perantara perjodohan, dll. Cinta dianggap berkembang setelah perkawaninan
dilangsungkan. Hidup akan lebih indah apabila kita mendapat perhatian dari orang
lain, perhatian juga merupakan salah satu unsur dari cinta dan kasih sayang. Kasih
sayang adalah sesuatu yang indah, suci dan didambakan oleh setiap orang.
Pertama kali kasih sayang itu kita dapatkan dari kedua orang tua yang bersikap
aktif kepada anaknya yang bersifat aktif juga sehingga menimbulkan suasana
yang intim, mesra, lebih menghargai dan saling membutuhkan. Kasih sayang
masing-masing dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya,
saling pengertian dan saling terbuka sehingga keduanya merupakan satu kesatuan
yang bulat utuh. Ada juga kemesraan menjadi bagian hidup dari manusia,
kemesraan merupkan hubungan akrab antara pria-wanita. Kemesraan dapat
membangkitkan daya kreativitas manusia untuk menciptakan dan menikmati seni
sedangkan, cinta manusia kepada Tuhan disebut pemujaan. Cinta kepada Tuhan
merupakan inti dari nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya karena Tuhan
pencipta alam semesta dan Tuhan juga penghancur segalanya, apabila manusia
mengabaikan segala perintahnya. Dalam kehidupan manusia ada beberapa cara
manusia memujanya sesuai dengan agama, kepercayaan,kondisi dan situasi.
Contohnya sembahyang boleh dirumah dan dimasjid untuk umat muslim, di
gereja untuk umat protestan dan katholik, dicandi dan dipura dll. Dalam surat
Yohanes ada 3 macam cinta. Pertama cinta agape ialah cinta manusia kepada
Tuhan yang dikenalkan pada kegiatan belajar. Kedua, cinta Philia ialah cinta
kepada ayah dan ibu (orang tua) dan saudara. Ketiga, cinta eros/amor ialah cinta
antara pria dan wanita. Beda eros dan amor adalah, kalau eros yang sesuai dengan
kodrati sebagai laki-laki dan perempuan. Sedangkan amor ialah cinta yang sulit
dinalar. Contohnya gadis normal yang cantik mencintai atau menikahi lelaki yang
kerdil. Selain itu ada juga cinta terhadap sesama yang merupakan paduan antara
cinta agape dan cinta philia. Cinta sesama ini diberikan istilah “Belas Kasihan”
karena cinta disini bukan karena kayanya, gantengnya,cantiknya,pandainya akan
tetapi karena penderitaan misalnya, sudah tua, sakit-sakitan, yatim piatu atau
penyakit yang dideritanya. Dari surat Al-Qalam ayat 4 maka manusai menaruh
belas kasiha kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan yang
berbudi, sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.
Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan seperti memberikan uang,
memberikan pakaian, memberikan barang, memberikan makanan dan sebagainya.
“Hidup tanpa cinta itu kosong”. Cinta amat penting dalam kehidupan
manusia karena tanpa cinta hidup kurang sempurna. Karena cinta itulah
kehidupan ini ada. Manusia berbuat atau melakukan sesuatu karena ada dorongan
perasaan atau cinta. Pada hakikatnya cintalah yang terdapat pada asal mula dari
hidup, sekurang-kurangnya rasa cinta akan diri sendiri hal tersebut pernah
dikatakan oleh “ Prof. Dr. Louis Leahy SJ”. Perasaan cinta dapat dipengaruhi oleh
dua sumber pertama perasaan cinta digerakkan oleh akal dan budi (cinta tanpa
pamrih). Kedua perasaan cinta digerakkan oleh nafsu (cinta pamrih). Dalam cinta
kasih atau cinta sejati tidak ada yang menguasai atau kehendak untuk memiliki
tetapi hanyalah solidaritas, rasa senasib dan sepenanggungan dan tidak ada
hubungannya dengan kenikmatan atau keinginan ( Mary Lutyens 1969 ). Cinta
sejati atau cinta kasih adalah rasa cinta yang tulus dan tidak memerlukan balasan.
Ia lebih banyak memberi daripada menerima. Demikian lah wujud cinta terhadap
sesama manusia yang harus ditumbuhkan dalam hati nurani. Maka cinta kasih itu
akan meliputi seluruh dunia, tanpa melihat suku bangsa, warna kulit, agama dan
sebagainya. Karena cinta kasih bersifat abadi dan tidak bergantung kepada sesuatu
yang ada. Cinta kasih juga berasal dari unsur yang bersifat internal yaitu dari
dalam diri kita masing-masing. Menurut Moh. Said Reksohadiprodjo, 1976 cinta
kasih atau cinta sejati tidak menimbulkan kewajiban, melainkan tanggung jawab.
BAB IV