Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL

KONSELING ISLAM

Disusun oleh

Nama : Sellina Mita Saputri


NIM : 0303172126
Kelas / Semester : BKI-2 / VII

Dosen Pengampu : Alfin Siregar M. Pd. I.


Mata Kuliah : Konseling Islam

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

‫بسم اﷲ الرحمن الرحيم‬

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, Sehingga dapat menyelesaikan
tugas Artikel mata kuliah “Konseling Islam” yang berjudul “Kompetensi Konselor Islam”.
Tujuan saya menulis Artikel ini yang utama adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pengampu saya bapak “Alfin Siregar M. Pd. I.”

Saya menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam Artikel saya ini.
Untuk itu saya sebagai penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran  dari semua
pihak. Semoga laporan ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, 12 Februari 2021

Sellina Mita Saputri


ARTIKEL
KOMPETENSI KONSELOR ISLAMI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konseling Islam
Dosen Pengampu : Alfin Siregar, M.Pd. I.

OLEH :

SELLINA MITA SAPUTRI


NIM : 030172126
Jurusan : Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam

Konseling islam merupakan sebuah pekerjaan profesional yang dalam pelayanan,


ahlinya tidak hanya sekedar menerapkan seperangkat prosedur tetap, melainkan selalu
berpikir dengan mengerahkan kemampuan akademik yang dikuasai untuk melakukan
layanan konseling.1 Konselor islam merupakan seorang muslim yang memiliki keahlian
dalam melakukan proses konseling islam terhadap klien yang sedang membutuhkan atau
sedang bermasalah. Seorang konselor islam bukan dilahirkan, tetapi melalui proses
pendidikan dan pelatihan yang berlangsung lama. Proses tersebut dimaksudkan agar
persyaratan, kompetensi dan sifat yang harus dimiliki oleh seorang konselor islam dapat
tetrpenuhi dengan baik.
Kompetensi diperoleh melalui proses pembelajaran, usaha keras dan melalui
pengalaman seperti yang disampaikan oleh Lucia & Lapsinge: “A competence is build of
the foundation of inherent talent and incorporating the types of skill and knowledge that
can be acquired through learning, effort, and experience. The all innate and acquired
abilities manifest in a specific set of behaviors.”
Berikut ini akan dijabarkan bebrapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
konselor islam, yaitu:
1. Kompetensi Personal
Kompetensi ini lebih menekankan pada kemampuan yang berkenaan dengan
moralitas dan kemampuan intelektual. Secara moralitas, konselor islam hendaknya
memiliki performance dan sikap yang menarik. Konselor islam harus menyadari
bahwa dirinya merupakan seorang prominent figure dikalangan masyarakat,
karenanya segala tutur kata, sikap dan perilakunya menjadi sorotan dari seluruh
1
Carolina L. Radjah. 2018. Keterampilan Konseling Berbasis Metakognisi Di Sekolah Menengah Atas. Malang:
wineka media. Hal: 11-13.
masyarakat. Menumbuhkan kesadaran diri dapat dilakukan dengan muhasabah diri.
meminta kepada orang lain yang dapat dipercaya untuk dapat menilai diri konselor
islam seperti yang dapat dilakukan oleh sahabat Rasulullah SAW dengan membentuk
dua saudara, atau mengikuti training motivation seperti ESQ training.
Kemampuan moralitas mengantarkan setiap pribadi membina tata pergaulan
yang seimbang antara hak dan kewajiban, antara individu, keluarga dan masyarakat,
antara hamba Allah dan khaliknya / antara kebutuhan rohani dan jasmani. Antara
tradisi, budaya dan transformasi dan antara sebagai warga Negara dan pemeluknya
yang kuat. Adapun kemampuan intelektual akan mengantarkan konselor islam pada
kemampuan beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi, seperti pemanfaatan
teknologi informasi dalam setiap kegiatan konseling. Disamping itu, dengan
kemampuan intelektual. Konselor islam memiliki kreativitas dalam menjalani
aktivitas konseling dan dalam mempersiapkan masa depan.
2. Kompetensi Sosial
Menurut Amin Abdullah, isu-isu sosial kemanusiaan tidak dapat ditangani
hanya lewat pemahaman aqidah atau keyakinan agama yang lebih menekankan pada
kesalehan individual, tetapi dengan upaya-upaya praksis yang mengarah pada
keselamatan sosial.
Untuk itulah konselor islam perlu mengambil peran tersebut dalam bentuk
kesadara sosial. Karakteristik saleh social digambarkan dalam pribadinya yang
murah dan bijak terhadap setiap kennyataan yang dihadapinya serta memiliki sifat
empati dan simpati. Konselor islam tidak hanya sibuk dengan aktivitas
keagamaannya dalam mencari pahala Tuhan, tetapi juga sibuk beramal bagi
masyarakat. Selain kesadaran social, konselor islam juga dapat mengambil peran
dalam bentuk keahlian social. Keahlian sosial diwujudkan dalam bentuk mampu
membangun tim dan menjalin interaksi secara konstruktif. Dengan kemampuan ini,
dalam diri konselor islam akan tumbuh sikap kepemimpinan yang baik, keahlian
dalam hubungan interpersonal, intim dan dapat dipercaya, mampu mengatur konflik
dan mampu mendengar berbagai keluhan dan masukan serta berbagai keahlian sosial
lainnya.
3. Kompetensi Substansif
Kompotensi substansif berkaitan dengan kemampuan konselor islam dalam
penguasaan terhadap pesan-pesan atau materi-materi yang akan disampaikan kepada
objek dakwah. Dalam hal ini konselor islam meiliki pengetahuan yang luas mengenai
islam baik yang menyangkut aqidah, syariah maupun muamalah.
4. Kompetensi Metodologis
Kemampuan metodologis berkenaan dengan kemampuan dalam
menyampaikan pesan-pesan konseling secara efektif dan efisien. Konselor islam
yang memiliki kompetensi metodologis ditandai dengan kemampuan:
a. Berkomunikasi
b. Mengenal kebutuhan klien
Konselor islam harus memperhatikan kebutuhan psikologis dan sosiologis dari
klien. Lebih baik apabila konselor islam dapat mengenali karakteristik dari klien
seperti tingkat pendidikan, ideologi yang digunakan, sistem nilai / tradisi yang
dipakai, dan pemahaman keagamaannya, pemahaman ini dimaksudakan agar apa
yang disampaikan oleh konselor Islam diterima oleh klien dan bisa diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari mereka.
c. Menggunakan teknologi informasi2
Adapun kompetensi lain yang harus dimiliki oleh seorang konselor Islam yaitu:

a. Kompetensi akademik

Kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah dari kiat pelaksanaan


pelayanan profesional konseling. Landasan ilmiah inilah yang merupakan khazanah
pengetahuan dan keterampilan yang digunakan konselor untuk mengenal secara
mendalam dari sudut pandang filosofis, pedagogis, psikologis antropologis dan
sosiologis. landasan ini digunakan untuk mengembangkan berbagai program, sarana,
dan prosedur yang diperlukan untuk menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling, baik yang berkembang dari hasil penelitian maupun dari temuan praktis
pelaksanaan bimbingan dan konseling di lapangan. Layanan profesional selalu
mensyaratkan pembuatan keputusan yang tidak biasa yang sifatnya individual.
Artinya, keputusan yang dibuat hanya berlaku bagi individu yang dilayani dengan
latar, konteks, permasalahan yang unik dan khas. pembuatan keputusan-keputusan
tersebut tidak mungkin terjadi tanpa landasan penguasaan akademik atau penguasaan
teori yang akurat. dengan demikian, layanan profesional dapat dilukiskan sebagai
perwujudan layanan seni yang berlandaskan ilmu serta perwujudan praktek reflektif.

2
Abdul Basit. 2017. Konseling Islam. Jakarta: KENCANA. Hlm. 195-202.
Kompetensi akademik seorang konselor islam profesional terdiri atas
kemampuan:

1. Mengenal secara mendalam konseli yang hendak dilayani, dalam upaya konselor
mengenal konselingnya secara mendalam yang dilatari oleh sikap empati
menghormati keragaman, serta mengedepankan kemaslahatan konseli.
2. Menguasai Hasanah teoritik dan prosedural serta teknologi dalam bimbingan dan
konseling.
3. Menyelenggarakan layanan ahli bimbingan dan konseling yang memandirikan.
4. mengembangkan profesionalitas sebagai konselor secara berkelanjutan yang
dilandasi sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi yang mendukung.
b. Kompetensi profesional,
Pembentukan penguasaan profesional konselor islam terbentuk melalui latihan
penerapan kompetensi akademik dan diselenggarakan melalui program pengalaman
lapangan. sesuai dengan misinya menumbuhkan kemampuan profesional dalam
menggunakan rentetan panjang keputusan-keputusan kecil yang diperoleh sebagai
akibat dari dampak pembelajaran dan dampak pengiring. kompetensi profesional yang
utuh merupakan penguasaan kiat penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang
memandirikan.
Pada dasarnya pembentukan kompetensi profesional konselor meliputi unsur-
unsur sebagai berikut:
1. Pelatihan berbagai keterampilan teknis dalam rangka mengasah metakognisi
konselor.
2. Perencanaan terapan konseptual berbagai pengetahuan dan keterampilan teknis
dalam latar otentik.
3. Penerapan konstektual berbagai pengetahuan dan keterampilan teknis konseling
dalam latar otentik.3

3
Carolina L. Radjah. 2018. Keterampilan Konseling Berbasis Metakognisi Di Sekolah Menengah Atas. Malang:
wineka media. Hal: 11-13.

Anda mungkin juga menyukai