Anda di halaman 1dari 8

Harta dan Konsep

Kepemilikan dalam Islam


Pengantar
 Manusia adalah khalifah/pemimpin di bumi – QS. Al-
Baqarah 30
 Manusia bertugas untuk mewujudkan kemakmuran
dan kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan – QS.
Al An’am ayat 165
 Manusia memiliki akal dan ilmu, sistem kehidupan,
serta sarana kehidupan
 Seluruh semesta mutlak milik Alloh SWT. Manusia
meskipun menjadi pemimpin di muka bumi, bukanlah
pemilik ciptaan-Nya melainkan hanya sebagai
pengelola saja. Begitupun dalam hal harta kekayaan.
Manusia hanya dititipi saja, bukan pemilik.
Definisi
 Menurut Hasan (2003: 55). Harta disebut dengan al maal
yang asal katanya adalah maalun yang berarti condong
atau berpaling ke salah satu sisi. Al maal diartikan
sebagai sesuatu yang menyenangkan manusia dan
mereka pelihara, baik dalam bentuk materi maupun
dalam manfaat.
 Ibnu Abidin, ulama Hanafi menyebutkan bahwa harta

adalah segala sesuatu yang dapat dihimpun, disimpan


(dipelihara) dan dapat dimanfaatkan menurut adat
(kebiasaan).
 Jumhur Ulama menyebutkan bahwa harta adalah segala

sesuatu yang mempunyai nilai dan diwajibkan ganti rugi


atas orang yang merusak atau melenyapkannya
Konsep Harta
 Eksistensi harta sangat penting untuk
mendukung penyempurnaan pelaksanaan
ibadah baik yang ritual ataupun sosial
 Muslim wajib KAYA
 Rosulullah S.A.W bersabda: “Sebaik-sebaiknya harta

ialah yang berada pada orang sholih”. (HR. Bukhari


dan Muslim)
 Harta bukan tujuan hidup, hanya sebagai

sarana hidup untuk mencapai tujuan Falah


Secara rinci, Syafi’i ( 2001:8) menjelaskan konsep
kepemilikan dan harta:
 Kepemilikan manusia adalah nisbi/relatif, yang mutlak

hanya pada Alloh SWT


 Status harta yang dimiliki manusia:

a) Harta sebagai amanah dari Alloh, b) Harta


sebagai perhiasan hidup, c) Harta sebagai ujian
keimanan, d) Harta sebagai bekal ibadah.
 Pemilikan harta dapat dilakukan antara lain melalui

usaha (a’mal) atau mata pencaharian (ma’isyah)


yang halal dan sesuai dengan aturan Alloh.
 Dilarang mencari harta, berusaha, atau bekerja yang

dapat melupakan tujuan akhirat


 Dilarang menempuh usaha yang haram
Macam-macam Harta
Pembagian harta menurut ulama fikih ada beragam
yang tergantung pada konteksnya. Berikut
perinciannya menurut Hasan (2003:61):
Kebolehan pemanfaatannya Harta yang halal untuk dimanfaatkan dan tidak halal
menurut syara’, untuk dimanfaatkan.

Jenisnya Harta tidak bergerak dan bergerak.

Pemanfaatannya Menghabiskan dan tidak menghabiskan benda


tersebut.

Status/kedudukannya Harta yang dimiliki, harta yang tidak dimiliki, dan harta
yang dilarang untuk dimiliki.

Bisa/tidaknya harta dibagi Harta yang bisa dibagi dan ada yang tidak bisa dibagi

Berkembang tidaknya harta Harta asal dan harta buah/hasil.

Kepemilikannya Harta milik pribadi dan harta milik masyarakat

Dilihat dari segi ada tidaknya di pasar. Maksudnya di sini keberadaan informasi
harganya di pasar. Pada beberapa situasi, ada benda yang spesifik misalnya bangunan
yang harga pasarnya tidak ditemukan dengan mudah sehingga memerlukan jasa
Cara memperoleh harta
 Secara umum cara memperoleh harta terbagi menjadi 4 bagian:
 Bekerja
 Karena pemberian: waris, hibah, wakaf
 Kepemilikan karena undang-undang atau karena hukum. Seperti
apabila orang merusak barang milik orang lain, maka dia wajib
membayar denda, ganti rugi, dll
 Luqathah (barang temuan)

 Menurut Pasal 18 kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, benda dapat


diperoleh dengan cara: Pertukaran, Pewarisan, Hibah, Jual beli,
Luqathah (barang temuan), Wakaf, dan cara lain yang dibenarkan
menurut syariah
Indikator Kapitalime Sosialisme Islam
Sifat Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan Allah pemilik
mutlak oleh mutlak oleh mutlak, manusia
manusia manusia – terbatas
pemerintah
Hak Pemanfaatan Manusia Bebas Manusia Bebas Pemanfaatan oleh
memanfaatkannya memanfaatkannya manusia
mengikuti
ketentuan Allah
Prioritas Hak milik individu Hak milik kolektif/ Hak milik individu
Kepemilikan dijunjung tinggi sosial dijunjung dan kolektif diatur
tinggi oleh Agama

Peran Iindividu Individu bebas Negara yang Terdapat


Dan Negara memanfaatkan mengatur kewajiban
sumber daya pemanfaatan individu-
sumber daya masyarakat –
negara secara

Anda mungkin juga menyukai