Reacquisition of Shares
• Treasury shares : saham beredar yang dibeli kembali dan dimiliki perusahaan untuk sementara
waktu.
• Treasury shares adalah saham yang sebelumnya sudah pernah diterbitkan dan dibayar penuh.
• Alasan perusahaan membeli kembali saham yang beredar:
1. Efisiensi pajak.
2. Meningkatkan Earning per Share dan Return on Equity.
3. Menyediakan saham untuk employee stock compensation atau memenuhi keperluan
merger.
4. Mencegah pengambilalihan atau untuk mengurangi jumlah pemegang saham.
5. Menciptakan pasar untuk saham.
• Pada dasarnya treasury shares sama dengan saham biasa yang belum diterbitkan (unissued)
karena tidak memiliki hak suara, preemptive right, hak mendapatkan deviden, ataupun hak
mendapatkan aset saat likuidasi.
• Saham Treasuri bukan merupakan aset tetapi sebagai pengurang aset bersih (net assets) ->
Contra Account dari Equity.
• Peminjaman uang untuk mendanai pembelian kembali semua saham yang beredar dalam
rangka go private perusahaan disebut leveraged buyout (LBO).
Purchase of Treasury Shares
Akuntansi untuk pembelian treasury shares:
1. Cost Method -> treasury shares dicatat sebesar harga perolehan kembali dan dilaporkan
sebagai pengurang ekuitas. (Lebih sering digunakan)
2. Par/Stated Value Method à treasury shares dicatat sebesar nilai nominal saham dan dilaporkan
sebagai pengurang share capital.
Sale of Treasury Shares
Above Cost: laba yang terjadi dicatat sebagai Share Premium-Treasury.
Below Cost: rugi yang terjadi ditutup terlebih dahulu dengan Share Premium-Treasury, dan
sisa rugi yang masih ada akan mengurangi Retained Earnings.
Keduanya akan menambah total assets dan equity.
• Laba penjualan treasury shares tidak boleh dicatat Gain on Sale of Treasury Shares, karena:
1. Gain on Sale hanya timbul dari penjualan aset, dan treasury shares bukan aset
perusahaan.
2. Laba atau rugi dari transaksi saham dengan pemegang
Retiring Treasury Shares
• Jika treasury shares tidak akan diterbitkan kembali, perusahaan dapat melakukan penghentian
dari peredaran (retirement).
• Akibatnya : pembatalan treasury share dan pengurangan jumlah lembar saham yang diterbitkan
(issued)
• Treasury share yang dihentikan dari peredaran memiliki status authorized dan unissued share.
• Semua akun yang terkait dengan Treasury shares yang dihentikan dari peredaran harus
dihapuskan (Share Capital-Ordinary, Share Premium-Ordinary, Treasury Shares)
DIVIDEND POLICY
• Sangat sedikit perusahaan yang membagikan dividen dengan jumlah yang sama dengan
retained earnings yang tersedia, dengan alasan :
1. Perjanjian hutang denan beberapa kreditur mengharuskan perusahaan menahan sebagian
atau seluruh dari laba, dalam bentuk asset, sebagai perlindungan atas kemumgkinan rugi
2. UU mensyaratkan pembatasan laba sebesar harga beli treasury shares sebelum
pengumuman dividen
3. Menahan sejumlah asset, dan bukan dibagikan sebagai dividen, untuk membiayai
pertumbuhan perusahaan atau ekspansi. Sering disebut sebagai pembiayaan internal,
menginvestasikan laba, “membajak (plowing)” laba kembali kedalam usaha.
4. Melancarkan pembayaran dividen setiap tahunnya dengan mengakumulasikan laba pada
tahun tahun yang menguntungkan dan menggunakan akumulasi laba tersebut sebagai dasar
untuk membagikan dividen pada tahun yang tidak menguntungkan
5. Untuk membangun penahan (cushion/buffer) terhadap kemungkinan rugi atau kesalahan
dalam perhitungan laba.
Financial Condition and Dividend Distributions
Dalam membagikan dividen, perusahaan harus mempertimbangkan bukan hanya aspek legal
tetapi juga kondisi ekonomi dan likuiditas perusahaan.
Dana yang tersedia dalam aktiva lancar terkadang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melunasi
kewajiban lancarnya.
Sebelum pengumuman dividen dilakukan, manajemen harus mempertimbangkan ketersediaan
dana untuk membayar dividen
Types of deviden
1. Cash dividends
2. Property dividends
3. Liquidating dividends
4. Share dividens
Semua dividen, kecuali share dividends, mengurangi total ekuitas perusahaan.
- Tiga tanggal terkait dividen:
1. Tanggal pengumuman (date of declaration): perusahaan mengakui dan mencatat adanya
kewajiban.
2. Tanggal pencatatan (date of record): tidak ada jurnal, perusahaan hanya mendata ulang daftar
nama pemegang saham.
3. Tanggal pembayaran (date of payment): perusahaan menghapus kewajiban dan membayarkan
dividen yang diumumkan
Cash Dividends
Dividen yang paling lazim dibagikan
Dewan direktur yang akan mengumumkan cash dividends.
Dividen tunai yang diumumkan merupakan suatu kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu
dekat à termasuk kewajiban lancar.
Tidak ada pengumuman ataupun pembagian dividen tunai untuk treasury shares.
Property Dividends
Dividen yang dibagikan adalah aset non kas, bisa dalam bentuk persediaan, real estate, atau
investasi.
Saat diumumkan, properti yang akan diberikan harus dinilai kembali pada nilai wajarnya, dan
perusahaan mengakui laba atau rugi dari selisih antara nilai wajar dan nilai terbawa properti
tersebut saat diumumkan.
Liquidating Dividends
Pembagian dividen yang tidak berasal dari retained earnings tetapi merupakan pengembalian
sebagian modal setoran kepada pemegang saham.
Cash Dividends à pengembalian atas investasi (Return
on Investment) yang akan mengurangi retained earnings.
Liquidating Dividends à pemulangan investasi (Return of Investment) yang akan mengurangi
jumlah yang dibayarkan oleh pemegang saham.
Share Dividends and share splits
Share dividends
Penerbitan saham oleh perusahaan kepada pemegang saham secara merata.
Par value, bukan fair value, yang digunakan untuk mencatatdividen saham.
Dividen saham tidak akan mempengaruhi aset atau utang.
Jurnal yang dibuat merupakan reklasifikasi ekuitas.
Ordinary share dividend distributable dilaporkan di bagian ekuitas sebagai penambahan
terhadap share capital— ordinary.
Share Splits
Untuk menurunkan harga pasar saham.
Tidak ada jurnal yang dibuat untuk mencatat share split.
Par value akan berkurang dan jumlah saham akan bertambah.
Dilutive securities
Instrument keuangan yang termasuk sekuritas delutif : Share options, convertible securities, dan
preference share -> sekuritas yang dapat menurunkan laba perusahaan.
Convertible bonds
Obligasi yang dapat dikonversi menjadi sekuritas lain dalam periode waktu tertentu setelah penerbitan
disebut convertible bonds.
Dua alasan perusahaan menerbitkan sekuritas convertible :
1. Meningkatkan modal ekuitas tanpa memberikan suatu pengendalian kepemilikan lebih dari
yang dibutuhkan.
2. mendapatkan pembiayaan hutang dengan tingkat bunga yang lebih rendah.
Accounting for Convertible Debt
Convertible debt merupakan compound instrument à IFRS: instrumen ini harus dipisah menjadi
komponen liability dan equity untuk tujuan akuntansi à metode with-and-without.
Penerapan with-and-without approach:
1. First, tentukan total fair value of convertible debt with both the liability and equity component
(sebesar kas yang diterima saat penerbitan).
2. Second, tentukan liability component dengan menghitung net present value dari arus kas di
masa datang yang didiskontokan dengan tingkat bunga pasar.
3. Finally, selisihkan komponen utang yang diestimasi (di langkah kedua) dengan nilai wajar
convertible debt (di langkah pertama) untuk memperoleh equity component.
Induced Conversion
Perusahaan penerbit dapat menawarkan “pemanis/ sweetener” (dapat berupa uang atau saham
biasa) untuk mendorong investor melakukan konversi (induce conversion).
Tujuannya: mengurangi biaya bunga atau meningkatkan debt to equity ratio
Dicatat sebagai beban pada periode terjadinya sebesar nilai wajarnya.
Convertible preference shares
memberikan opsi kepada investor untuk merubah saham preferen menjadi saham biasa.
Convertible preference shares dilaporkan sebagai bagian dari equity.
Perbedaan dengan Convertible Bond:
Convertible bond -> compound instrument
Convertible preference shares ->equity component
Tidak ada pengakuan laba atau rugi pada saat saham preferen dikonversi atau dibeli kembali à
merupakan transaksi dengan pemegang saham.
Share warrants
Warrants surat keterangan yang memungkinkan pemegangnya untuk mendapatkan lembar saham pada
harga tertentu dalam periode yang telah ditetapkan.
Perbedaan dengan sekuritas konvertibel:
Warrants
Investor harus membayar sejumlah uang pada saat menggunakan
warrant untuk mendapatkan saham.
Convertible Securities
Investor tidak perlu mengeluarkan tambahan dana saat melakukan
konversi untuk mendapatkan saham.
Penerbitan warrants dilakukan karena salah satu situasi berikut:
1. Jika perusahaan ingin menerbitkan sekuritas dengan jenis yang berbeda, warrant dapat
diberikan untuk membuat sekuritas yang diterbitkan, seperti obligasi atau saham preferen,
menjadi menarik.
2. Jika perusahaan menerbitkan tambahan saham biasa, warrant dapat diberikan kepada
pemegang saham yang ada sebagai bukti adanya preemptive right.
3. Perusahaan dapat memberikan warrant (share options) sebagai kompensasi untuk eksekutif
dan karyawan perusahaan.
Jenis jenis warrant :
1. Warrant -> investor
2. Share right -> shareholder (old)
3. Share option -> karyawan/perusahaan (sebagai bonus atau kompensasi)
Share Warrants Issued with Other Securities
Pada dasarnya share warrants merupakan opsi jangka panjang untuk
membeli saham biasa pada harga yang telah ditetapkan.
Umumnya, umur warrant sekitar 5 - 10 tahun.
Share warrants yang diterbitkan bersama sekuritas lain:
1. Dapat berdiri sendiri (detachable) -> warrant dapat dipisahkan dari sekuritas yang diterbitkan
bersamanya dan dijual sebagai sekuritas yang terpisah.
2. Tidak dapat berdiri sendiri (non-detachable) -> warrant tidak dapat dipisahkan dari sekuritas
yang diterbitkan bersamanya
Penerbitan hutang bersama share warrant -> compound instrument -> alokasikan ke masing-
masing komponen dengan metode with or without.
Rights to Subscribe to Additional Shares
Share Rights - hak (preemptive privilege) yang dimiliki pemegang saham yang ada untuk membeli
tambahan saham yang diterbitkan perusahaan sesuai dengan porsi kepemilikan mereka.
Pemegang saham dapat membeli tambahan saham tersebut dengan harga dibawah current
market value.
Perusahaan membuat memorandum entry pada saat menerbitkan share right.
Jika share right digunakan oleh pemegang saham à membuat jurnal penerbitan saham biasa
Share Option - memberikan kepada karyawan kunci sebuah opsi untuk membeli saham biasa
perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama periode waktu tertentu sebagai salah satu bentuk
kompensasi dari perusahaan.
Program kompensasi yang efektif haruslah dapat:
1. Mendasarkan kompensasi pada kinerja perusahaan dan karyawan.
2. Memotivasi karyawan untuk menghasilkan prestasi kerja yang lebih baik.
3. Membantu mempertahankan karyawan yang prestasinya baik tetapi juga memungkinkan untuk
menerima karyawan baru yang memiliki potensi.
4. Memaksimalkan keuntungan setelah pajak yang diterima karyawan dan meminimalkan biaya
setelah pajak perusahaan.
5. Menggunakan kriteria prestasi kerja yang sangat tergantung pada karyawan yang
bersangkutan.
Share option plans
- Determining expense
Besarnya beban kompensasi dihitung berdasarkan nilai wajar opsi yang “dapat memberikan hak”
(to vest/ to earn the rights to) pada saat opsi tersebut diberikan kepada karyawan
- Allocating Compensation Expense
Beban kompensasi diakui pada periode dimana karyawan memberikan jasanya (the service
period).
Share compensation
Adjustment. Setelah total kompensasi telah diukur pada saat opsi diberikan, dapatkah diubah?
tergantung pada apakah penyesuaian disebabkan oleh service condition atau market condition.
service condition:
1. Mengharuskan karyawan untuk memenuhi ketentuan periode waktu pemberian jasa
sebelum menerima share option.
2. Beban kompensasi boleh disesuaikan (As a change in estimate) dengan mendebit share
premium-share option dan mengkredit compensation expense
market condition:
1. Penggunaan share option bergantung pada kondisi kinerja, seperti
kenaikan harga pasar saham biasa perusahaan.
2. Tidak dilakukan penyesuaian, karena kondisi pasar sudah tercermin dalam penentuan nilai
wajar pada saat opsi diberikan.
Restricted Shares
Restricted-share plans: Pemberian saham kepada karyawan, dimana saham tersebut tidak boleh
dijual, dialihkan, atau digadaikan sampai vesting muncul.
Major Advantages:
1. Tidak pernah menjadi tidak berharga.
2. Menghasilkan dilusi yang lebih rendah kepada pemegang saham saat ini.
3. Sejalan antara insentif karyawan dan insentif perusahaan.
Employee Share-Purchase Plans
Mengijinkan semua karyawan untuk membeli saham perusahaan pada harga diskon untuk
jangka waktu yang tidak terlalu lama.
Tujuan: menjaga modal ekuitas atau untuk memperluas kepemilikan saham biasa perusahaan
diantara karyawan
Merupakan kompensasi dan dicatat sebagai beban selama service period.
Disclosure of Compensation Plans
Company with one or more share-based payment arrangements must disclose:
1. Sifat dan luas perjanjian pembayaran berbasis saham.
2. Penentuan nilai wajar barang dan jasa yang diterima, atau nilai wajar equity instrument yang
diberikan.
3. Pengaruh transaksi pembayaran berbasis saham terhadap laba (rugi) bersih dan posisi
keuangan perusahaan.
Basic EPS
Earnings per share - penghasilan yang diperoleh setiap lembar
saham : hanya untuk saham biasa.
Umumnya dilaporkan di laporan laba rugi : di bawah laba bersih.
Jika pada laporan laba rugi terdapat discontinued operations, laporkan EPS dari continuing
operations dan dari laba bersih
1. Simple Structure : Hanya saham biasa, tidak ada potentially dilutive securities à basic
EPS.
2. Complex Structure : Terdapat potentially dilutive securities yang memiliki pengaruh
dilutive terhadap EPS.
3. “Dilutive” berarti kemampuan untuk menurunkan nilai EPS.
Preference Share Dividends
Dividen saham preferen tahun ini dikurangkan dari laba bersih (dan income from continuing
operations) untuk mendapatkan
Jika perusahaan mengumumkan deviden saham preferen dan terjadi rugi à tambahkan deviden tersebut
ke rugi untuk menghitung loss per share.
Jika kumulatif dan perusahaan mengumumkan tidak ada deviden untuk tahun ini à
kurangkan/tambahkan jumlah deviden yang seharusnya untuk tahun ini saja dari laba (rugi) bersih.
Weighted-Average Ordinary Shares Outstanding
Jumlah rata-rata tertimbang lembar saham yang beredar dipengaruhi oleh: 1) penerbitan atau pembelian
kembali saham biasa, dan 2) share dividends dan share splits.
Penerbitan dan perolehan kembali saham biasa
• Aset bersih (net assets) perusahaan mengalami perubahan, dan perubahan ini akan
mempengaruhi pendapatan perusahaan.
• Jumlah rata-rata tertimbang lembar saham yang beredar (weighted average number of shares
outstanding) dihitung berdasarkan fraction dari periode-periode dimana jumlah lembar saham
biasa beredar mengalami perubahan.
Share dividends dan share splits
• Jika perusahaan melakukan share dividends atau share splits saham beredar sebelum terjadinya
share dividends atau share splits harus dilaporkan/dinyatakan ulang untuk menghitung jumlah
rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar.
• Share dividends dan share splits tidak menambah ataupun mengurangi aset bersih (net assets)
perusahaan (tidak mengubah total investasi pemegang saham) tetapi ada tambahan saham
yang diterbitkan, karenanya jumlah rata- rata tertimbang harus dilaporkan/dinyatakan ulang
(restated).
• Jika terjadi share dividends atau share splits setelah akhir tahun tetapi sebelum laporan
keuangan diterbitkan à restate jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar.
Diluted Earnings per Share
• Struktur modal dikatakan kompleks jika ada sekuritas konvertibel, opsi, waran, atau right
lainnya -> jika dikonversi atau digunakan akan menurunkan EPS -> terdapat sekuritas dilutif
(yaitu sekuritas yang jika dikonversi atau digunakan, menurunkan EPS).
• Laporan basic EPS dan diluted EPS -> bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai
laporan keuangan mengenai situasi yang akan terjadi (basic EPS) dan juga mengestimasi
“kemungkinan terburuk” yang bias terjadi terhadapa laba per saham (diluted EPS)
• Perusahaan tidak melaporkan Diluted EPS jika semua sekuritas dalam struktur modalnya
antidilutive -> sekuritas antidilutif (yaitu sekuritas yang jika dikonversi atau
digunakan, menaikkan EPS atau mengurangi loss per share).
Diluted EPS akan memasukkan pengaruh dari semua potential dilutive ordinary shares yang masih
beredar di tahun berjalan. Perusahaan tidak akan melaporkan diluted EPS jika semua sekuritas di
dalam struktur modalnya adalah antidilutive
Pengaruh dilutif dari konversi potensial terhadap EPS diukur dengan if-converted method.
Metode tersebut untuk convertible bond mengasumsikan:
1. konversi terjadi pada awal tahun berjalan atau pada saat penerbitan sekuritas konvertibel, dan
2. Menghapus bunga yang terkait, net of tax.
Convertible Bond:
Laba bersih akan disesuaikan dengan menambahkan kembali beban bunga (setelah pajak) yang
terkait.
Jumlah lembar saham biasa yang beredar ditambah dengan Jumlah lembar saham yang telah
diterbitkan pada saat konversi.
Convertible Preference Share:
Tidak ada pengurangan yang perlu dilakukan dari laba bersih untuk dividen preferen (tidak ada
pengaruh pajak untuk dividen saham preferen).
Jumlah lembar saham biasa yang beredar ditambah dengan jumlah lembar saham yang telah
diterbitkan pada saat konversi.
Jika rate konversi atas sekuritas dilutif berubah dalam satu periode dimana sekuritas tersebut beredar
à gunakan rate yang paling dilutif untuk menghitung Diluted EPS.
Other Factors
Jika rate konversi atas sekuritas dilutif berubah dalam satu periode dimana sekuritas tersebut beredar
à gunakan rate yang paling dilutif untuk menghitung Diluted EPS.
Untuk Convertible Preference Shares, perusahaan tidak mengurangi dividen preferen dari net income
saat menghitung pembilangnya (numerator). Hal ini dikarenakan, untuk menghitung EPS, diasumsikan
convertible preference shares telah dikonversi menjadi saham biasa yang beredar (outstanding).
Diluted EPS – Options and Warrants
Menggunakan treasury-share method, dengan asumsi:
1. opsi dan waran digunakan pada awal tahun (atau pada tanggal penerbitannya), dan
2. Hasil penggunaannya digunakan untuk membeli kembali saham biasa yang beredar (treasury
share).
Contingently Issuable Shares
Didefinisikan sebagai saham biasa yang dapat diterbitkan dengan mendapatkan sedikit atau
tidak mendapatkan kas jika kondisi tertentu dalam contingent share agreement terpenuhi.
Jumlah contingent shares yang dimasukkan dalam perhitungan diluted EPS didasarkan pada
jumlah saham yang akan diterbitkan seakan-akan akhir periode merupakan akhir periode
kontinjensi.
Antidilution Revisited
Sekuritas antidilutive harus dikeluarkan dari perhitungan diluted EPS, dan sekuritas anti
dilutive tidak dapat digunakan untuk meng offset sekuritas dilutive
Perusahaan sebaiknya menentukan terlebih dahulu sekuritas yang bersifat dilutif dan antidilutif
sebelum menghitung diluted EPS.
EPS presentation and disclosure
Perusahaan harus menyajikan basic EPS dan diluted EPS untuk income from continuing operations,
discontinued operations, dan net income.
Yang perlu diungkapkan: jumlah income (numerator) dan rekonsiliasinya; jumlah shares
(denominator) dan rekonsiliasinya; instrumen yang berpotensi dilutif di masa depan yang tidak
dimasukkan dalam perhitungan diluted EPS karena bersifat antidilutif pada periode ini; penjelasan
mengenai transaksi saham biasa (potensial) yang terjadi setelah periode pelaporan yang dapat
mengubah jumlah saham biasa (potensial) yang beredar secara signifikan pada akhir periode jika
transaksi tersebut terjadi sebelum akhir periode pelaporan.
Share-Appreciation Rights (SARs):
Perusahaan memberikan kepada eksekutif suatu hak untuk menerima kompensasi yang
sebanding dengan share appreciation.
Share appreciation à harga pasar saham pada tanggal exercise dikurangi harga yang telah
ditentukan sebelumnya.
Share appreciation dapat dibayarkan dalam bentuk kas, saham, atau kombinasi keduanya.
Akuntansi untuk share-appreciation rights tergantung pada pengklasifikasiannya, apakah
sebagai ekuitas atau liabilitas.
Diklasifikasikan sebagai equity awards jika pada tanggal exercise, eksekutif menerima saham
à pada grant date, tentukan nilai wajar dari SAR lalu alokasikan ke compensation expense
selama service period eksekutif
Diklasifikasikan sebagai liability awards jika pada tanggal exercise, eksekutif menerima kas. Perlakuan
akuntansinya:
1. Ukur nilai wajar SAR pada grant date lalu di-accrue selama service period.
2. Ukur kembali nilai wajar SAR pada setiap periode pelaporan dan lakukan penyesuaian terhadap
biaya kompensasi setiap periode atas perubahan nilai wajar secara prorata.
3. Pada saat service period telah lewat, tentukan compensation expense setiap periode yang berikutnya
dengan melaporkan perubahan harga pasar sebagai penyesuaian atas compensation expense.