Anda di halaman 1dari 7

Chapter 2

Konsep Dasar dan Prinsip Akuntansi

Pengertian Akuntansi
Akuntansi berhubungan erat dengan kehidupan yang tidak jauh dari masalah uang-
bagaimana cara mencatat dan menggunakannya sangatlah penting untuk diketahui, tidak
hanya buat pribadi, melainkan pula untuk perusahaan. Belajar tentang prinsip-prinsip
akuntansi di mulai dari pencatatan hingga pelaporan dalam perusahaan.

Menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA):


Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran dengan cara dan
nilai uang yang signifikan, transaksi dan peristiwa yang setidaknya sebagian bersifat
keuangan dan menafsirkan hasilnya.

Menurut Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel:


Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi catatan dan mengkomunikasikan
peristiwa ekonomi suatu organisasi kepada pengguna yang berkepentingan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa akuntansi merupakan seni pencatatan dan pengklasifikasian dari
peristiwa ekonomi yang diperuntukkan untuk orang-orang berkepentingan.

Fungsi Akuntansi
Akuntansi berarti sebuah aktivitas atau proses dengan fungsi, yaitu adalah mengidentifikasi,
mencatat, mengklasifikasikan, mengolah dan menyajikan data yang berhubungan dengan
laporan keuangan atau transaksi agar mudah dimengerti dalam mengambil keputusan yang
tepat.
1. Akuntansi membantu untuk merencanakan pertumbuhan
Melalui pencatatan akuntansi dibutuhkan transaksi historis untuk merencanakan
pertumbuhan suatu perusahaan—ketika telah mencatat dan melaporkan dengan
benar, maka dapat merencanakan pertumbuhan dan perusahaan.
2. Akuntansi sangat penting untuk mengamankan pinjaman
Contohnya, jika suatu perusahaan ingin mengajukan pinjaman kepada bank. Maka,
bank tersebut akan meminta laporan keuangan dari perusahaan.
3. Untuk mendapatkan investor atau menjual suatu perusahaan
Pada saat ingin menjual perusahaan atau mencari investor, tentunya “mereka” (pihak
pembeli dan investor) akan meminta laporan keuangan. Laporan keuangan yang tepat
akan memberikan nilai yang tepat pula untuk harga perusahaan.
Prinsip Dasar Akuntansi
Merupakan prinsip dasar yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
akuntansi. Salah satu contoh, yaitu kegiatan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
bisnis atau perusahaan.

Terdapat 10 prinsip dasar di dalam akuntansi, di antaranya:

1. Prinsip Entitas Ekonomi


Bahwa perusahaan dan pemiliknya berdiri secara terpisah. Jadi, harta dari
perusahaan dan harta dari pemilik harus dilaporkan secara terpisah.
2. Prinsip Periode Akuntansi
Bahwa dalam setiap laporan keuangan terdapat tutup buku—yaitu bahwa ada satu
periode yang ditetapkan untuk melakukan closing (penutupan) buku dalam setiap
pelaporan di suatu perusahaan.
3. Prinsip Satuan Moneter
Untuk melaporkan keuangan atau mencatat transaksi, dibutuhkan satuan moneter
yang umumnya digunakan, yaitu mata uang. Di Indonesia menggunakan rupiah, di
luar negeri seperti Amerika Serikat menggunakan dolar Amerika.
4. Prinsip Kesinambungan usaha
Bahwa pencatatan tidak boleh berhenti, harus terus berlanjut hingga pada saat bisnis
akan tutup atau berhenti beroperasi.
5. Prinsip Biaya Historis
Pencatatan nilai di dalam laporan keuangan sesuai dengan catatan dari invoice (faktur
atau tagihan) berdasarkan nilai transaksi.
6. Prinsip Pengungkapan Penuh
Laporan keuangan harus diungkapkan secara penuh, contohnya jika ada penjelasan
yang mungkin tidak dapat dijelaskan di dalam laporan keuangan, maka dapat
mencantumkan catatan kaki atau lampiran. Pada intinya laporan keuangan harus
diungkapkan secara penuh.
7. Prinsip Pengakuan pendapatan
Pendapatan diakui Ketika adanya kepastian mengenai kenaikan volume dan
pendapatan yang akan kita terima.
8. Prinsip Mempertemukan
Di dalam laporan keuangan memiliki prinsip untuk mempertemukan biaya dan
pendapatan. Hal ini bertujuan untuk menghitung laba bersih dari perusahaan.
9. Prinsip Konsistensi
Menerapkan secara konsisten prinsip yang telah digunakan dari awal. Contoh, Ketika
telah melakukan satu prinsip, selanjutnya harus menerapkan prinsip tersebut. Begitu
pula dengan metode pencatatan, Ketika telah menerapkan metode pencatatan akrual,
mulai dari awal sampai akhir harus menggunakan prinsip atau metode tersebut.
10. Prinsip Materialitas
Pencatatan dan pengukuran dari transaksi dapat bernilai material atau tidak akan
mengambil suatu keputusan, jika dilakukan suatu pencatatan. Jika melakukan suatu
kesalahan, pilihannya apakah mencatat uang atau hanya melakukan koreksi terhadap
hal tersebut.

Prinsip dasar akuntansi harus diterapkan seluruhnya, sebab jika salah satu prinsip diabaikan,
maka hal tersebut akan memengaruhi akuntabilitas dari laporan keuangan. Seperti jika
mengabaikan Prinsip Materialitas—penting untuk melihat besar atau tidaknya transaksi yang
berlansung—prinsip materialitas mengenai nominal, jika ternyata salah satu mencatat atau
bahkan mengabaikan transaksi yang nilainya besar maupun transaksi salah, bahkan terjadi
fraud (penipuan)—jika mengabaikan salah satu prinsip maka akan memengaruhi akuntabilitas
laporan keuangan.

Mengabaikan Prinsip periode Akuntansi. Maka, akan memengaruhi prinsip lainnya seperti
Prinsip Mempertemukan. Sedangkan, Prinsip Mempertemukan, yaitu biaya dan pendapatan
untuk melaporkan laba rugi membutuhkan satu periode akuntansi yang tepat, telah ditetapkan
dari perusahaan untuk menghitung laba rugi. Jadi, prinsip dasar akuntansi memengaruhi satu
dengan yang lainnya.

Pihak yang membutuhkan laporan keuangan di perusahaan terdapat dua, yaitu pihak internal
dan eksternal. Perusahaan terbuka dari pihak eksternal seperti komisaris atau pemilik saham
membutuhkan laporan keuangan, tujuannya untuk menilai pertumbuhan maupun menilai
apakah perusahaan masih layak untuk dipertahankan.

Pihak internal seperti manajemen membutuhkan laporan keuangan, tujuannya untuk


mempertanggungjawabkan setiap keputusan yang diambil kepada pemilik perusahaan.

Bidang yang membutuhkan laporan keuangan—laporan keuangan atau akuntansi tidak hanya
dibutuhkan untuk perusahaan terbuka, melainkan pula UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan
menengah) atau perusahaan-perusahaan kecil.
Di dalam perusahaan kecil, seorang pemilik harus menilai apakah perusahaan atau usaha ini
tetap layak untuk dipertahankan. Jika perusahaan untung atau mengalami laba, pemilik harus
memikirkan bagaimana membuat perusahaan terus tumbuh.

Mungkin pemilik dapat melakukan ekspansi perusahaan (lebih besar atau luas) atau pemilik
dapat melakukan “penyebaran” (pembukaan cabang), melihat cash flow dan keuntungan
dapat terus berlipat jika melakukan penyebaran tersebut.

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan sebuah standar atau landasan baku dalam
praktik akuntansi yang digunakan di Indonesia. Pembuatan standar baku akuntansi dilakukan
dan disusun serta diterbitkan oleh sebuah Dewan Standar Akuntansi oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Standar baku mengatur proses pembuatan, penyusunan dan penyajian
laporan keuangan di Indonesia.

Jenis standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia:

1. PSAK-IFRS (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial


Reporting Standards)
PSAK-IFRS digunakan di Indonesia untuk perusahaan-perusahaan Tbk (terbuka) atau
yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penggunaan IFRS karena
merupakan strandar akuntansi secara internasional atau International Financial
Reporting Standards (IFRS). Jadi, perusahaan-perusahaan Tbk (terbuka) harus
menggunakan standar ini untuk melaporkan laporan keuangan.
2. SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik)
Digunakan utnuk perusahaan-perusahaan yang tidak mencatatkan laporan keuangan
atau tidak mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
ETAP merupakan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jadi, diperuntukkan bagi
perusahaan yang dikelola secara pribadi atau perusahaan PT (Perseroan Terbatas)
yang hanya dimiliki satu-dua atau dimiliki keluarga—umumnya menggunakan SAK-
ETAP.
Terdapat perbedaan dari PSAK-IFRS dan SAK-ETAP salah satunya yaitu pada saat
mencatatkan aset. Laporan keuangan yang lebih sederhana disusun menggunakan SAK-
ETAP, di dalam jenis ini tidak ada penilaian pada aset tetap dan aset tidak berwujud.

Sedangkan dari laporan laba rugi, jika berbasis PSAK-IFRS merupakan laporan laba rugi
komperhensif dan utnuk SAK ETAP hanya menggunakan laba rugi.

3. PSAK-Syariah (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-Syariah)


PSAK-Syariah digunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berbasis secara
syariah, perbedaan dengan standar lainnya, yaitu standar ini disusun oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI). Jadi, untuk pelaksanaan secara syariah disusun oleh Dewan
Majelis Ulama Indonesia.
4. Standar Akuntansi Pemerintah
Standar Akuntansi Pemerintah digunakan utnuk pelaporan keuangan dari
pemerintahaan, standar ini disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah
(KSAP). Jadi, pemerintah memiliki standar akuntansinya sendiri dalam melaporkan
laporan keuangan.

Kesimpulannya, penyusunan laporan keuangan di Indonesia harus menggunakan standar


akuntansi yang telah ditetapkan. Di Indonesia terdapat jenis dari standar akuntansi keuangan
yang telah dilalui, masing-masing jenis tandar digunakan untuk kepentingan yang berlainan.
Pembahasan tentang dasar dari akuntansi, serta prinsip yang digunakan dari pelaksanaannya
sebagai seorang akuntan tidak diperbolehkan untuk mengabaikan prinsip-prinsip dasar
akuntansi.
Assignment

1. Manakah di bawah ini yang paling menggambarkan pengertian akuntansi?


A. Akuntansi adalah suatu pencatatan serta penggunaan yang tepat untuk
menentukan langkah-langkah selanjutnya
B. Akuntansi hanya berhubungan dengan keuntungan dan kerugian dari suatu
perusahaan
C. Akuntansi yaitu suatu pencatatan yang berfokus pada kas keluar dan kas masuk
untuk menentukan lompatan-lompatan perusahaan
D. Semua benar

2. Manakah di bawah ini yang merupakan bagian dari fungsi akuntansi?


A. Akuntansi membantu untuk merencanakan pertumbuhan
B. Akuntansi sangat penting untuk mengamankan pinjaman
C. Untuk mendapatkan investor atau menjual perusahaan
D. Semua benar

3. Sebutkan 10 prinsip dasar di dalam akuntansi?


Jawaban:
 Prinsip Entitas Ekonomi
 Prinsip Periode Akuntansi
 Prinsip Satuan Moneter
 Prinsip Kesinambungan Usaha
 Prinsip Biaya Historis
 Prinsip Pengungkapan Penuh
 Prinsip Pengakuan Pendapatan
 Prinsip Mempertemukan
 Prinsip Konsistensi
 Prinsip Materialitas

Anda mungkin juga menyukai