Anda di halaman 1dari 16

Prinsip Dasar Akuntansi

Berdasarkan materi ajar Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XII, dijelaskan bahwa
akuntansi memiliki 10 prinsip dasar sebagai pedoman untuk menyusun laporan
keuangan yang sesuai standar akuntansi. Berikut adalah daftarnya prinsip akuntansi:

1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)

Prinsip ini mengharuskan kita untuk melakukan pencatatan terhadap biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan suatu barang.

Nah, jadi dalam memahami prinsip ini, kita harus menghitung seluruh transaksi
keuangan, baik itu nilai barang, jasa, atau hal-hal lainnya yang diperlukan untuk
memperoleh barang tersebut, sampai siap untuk dipakai.

Contohnya nih, saat kamu beli AC, jangan dihitung harga AC-nya aja, tetapi kamu juga
harus memperhitungkan biaya lainnya, seperti biaya angkut dan biaya pemasangan
AC.

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)

Pendapatan adalah aliran harta yang masuk (aktiva) yang didapat dari penyerahan
barang/jasa. Aliran yang terjadi akibat transaksi unit usaha tersebut, dihitung pada
suatu periode tertentu.

Nah, prinsip akuntansi ini mengharuskan kita mencatat “harta” itu sebagai pendapatan.
Contohnya yaitu jika perusahaan kita mendapatkan 1 juta rupiah dari hasil penjualan
mobil. Itu artinya, selain diakui sebagai “harta”, 1 juta rupiah tersebut juga harus
dimasukkan ke dalam “pendapatan”.

Baca juga: Analisis Transaksi dan Pencatatannya dalam Persamaan Dasar


Akuntansi

3. Prinsip Mencocokkan (Matching Principle)

Setelah kita memahami prinsip biaya historis dan pengakuan pendapatan, kita bahas
prinsip ketiga, yakni prinsip pencocokan atau matching principle. Sesuai dengan
namanya yakni matching artinya mempertemukan atau mencocokkan. Prinsip dasar
akuntansi ini berkaitan dengan prinsip kedua yakni mempertemukan pendapatan.

Nah bedanya, pendapatan tersebut kita cocokkan dengan biaya yang harus dikeluarkan
saat bertransaksi. Tujuannya, untuk agar kita dapat mengetahui, apakah sebuah
perusahaan yang dihitung laporan keuangannya, dalam situasi untung atau rugi.

Jika pendapatan lebih besar dari beban, artinya perusahaan mendapatkan keuntungan.
Sebaliknya, jika pendapatan lebih kecil dari beban, berarti perusahaan menderita
kerugian.

Baca juga: 5 Macam Penggolongan Akun dalam Akuntansi Jasa


4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)

Siapa nih yang suka sebel kalo baca laporan keuangan, tapi formatnya berubah-ubah
dari periode satu, ke yang lainnya? Karna laporan keuangan akan diserahkan ke orang
lain, maka penting untuk menulis laporan keuangan yang mudah dipahami oleh
pembaca ya.

Salah satu hal penting yang harus diterapkan dalam membuat laporan keuangan yakni
konsistensi, yakni dalam hal metode dan standar yang digunakan dalam proses
akuntansi.

Metode dan standar yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara
konsisten. Misalnya, perusahaan kamu menggunakan sistem accrual basis. Nah,
seharusnya, sistem ini tidak boleh bergonta-ganti dengan sistem lain seenaknya karena
jika tidak konsisten, ini akan menyulitkan para pengguna informasi akuntansi untuk
membandingkan laporan keuangan pada periode yang berbeda.

5. Prinsip Pengungkapan Secara Lengkap (Full Disclosure)

Kenapa kita membuat laporan keuangan? Ya, sudah pasti agar orang lain bisa menilai
bahwa transaksi keuangan kita transparan dan bisa dinilai seutuhnya dengan objektif.

Prinsip ini mengharuskan penyajian informasi di laporan keuangan secara lengkap.


Kenapa? Karena para pemakai informasi akuntansi akan mengambil keputusan
berdasarkan laporan keuangan yang lengkap. Membuat laporan keuangan secara
lengkap sangat penting, karena bila tidak lengkap, akan timbul banyak pertanyaan
terkait kondisi keuangan perusahaan.

Baca juga: Mengetahui Daftar Pemakai Informasi Akuntansi

Intermezo! Bagi kamu yang lagi fokus berjuang mempersiapkan diri hadapi UTBK, yuk
gabung program #PelatnasUTBK dari Ruangguru. Dengan bergabung di dalam
#PelatnasUTBK, kamu juga bisa menerima program harian yang dirancang khusus oleh
tim Ruangguru untuk membantu persiapanmu, lho!
6. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)

Oke kita lanjut ke prinsip berikutnya, yakni prinsip entitas ekonomi. Maksud dari entitas
itu apa? Dalam bidang ekonomi, Entitas artinya sebuah badan atau unit yang
melaksanakan kegiatan usaha atau finansial untuk kepentingan diri sendiri.

Prinsip entitas ekonomi adalah sistem informasi ekonomi dari suatu perusahaan, harus
berdiri sendiri. Kita tidak boleh mencampurkan laporan keuangan akuntansi antara
perusahaan dengan pribadi maupun pihak lain.

Misalnya begini, Pak Tono memiliki sebuah perusahaan, dan usahanya tersebut
memiliki arus kas dengan transaksi keuangan tertentu. Sebagai pemilik perusahaan
tersebut, Pak Tono ingin mengetahui status keuangan perusahaannya melalui laporan
keuangan.

Maka dari itu, laporan keuangan tersebut, harus disusun secara terpisah dari hal-hal
yang berkaitan dengan transaksi pribadi milik Pak Tono, yang tidak berkaitan dengan
kegiatan usaha. Lalu, dari contoh ini, kira-kira apa manfaat prinsip entitas ekonomi bagi
akuntansi? Tujuan utamanya adalah agar kekayaan milik perusahaan, tidak tercampur
dengan kekayaan pribadi pemilik perusahaan tersebut.

7. Prinsip Periode Akuntansi

Untuk membuat laporan keuangan yang rapi, diperlukan juga pembatas penghitungan
yakni berupa jangka waktu aktivitas akuntansi. Jangka waktu pelaporan keuangan
perusahaan harus dibatasi oleh periode tertentu.

Prinsip periode akuntansi dibutuhkan, agar laporan keuangan menjadi jelas kurun
waktunya. Jangka waktu periode akuntansi ini juga bermacam-macam, bergantung
pada kesepakatan dan konsistensi antara laporan keuangan sebelumnya.

Satu periode pencatatan laporan keuangan bisa terjadi dalam kurun waktu satu bulan,
tiga bulan, 4 bulan, enam bulan, atau satu tahun. Misalnya, perusahaan yang
menggunakan periode akuntansi satu bulan, berarti dihitung saat menjalankan usaha
mulai dari 1 Januari sampai 1 Februari.

Baca juga: 7 Karakteristik Yang Mempengaruhi Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

8. Prinsip Satuan Moneter

Prinsip dasar akuntansi selanjutnya, yakni prinsip satuan moneter. Sesuai dengan
peraturan keuangan yang berlaku pada suatu negara, setiap transaksi yang akan
dicatat dalam akuntansi harus menggunakan satuan moneter, guys!

Maksudnya dari satuan moneter adalah, satuan uang atau mata uang yang digunakan
dalam penghitungan laporan keuangan. Apakah menggunakan rupiah, dollar, atau mata
uang lainnya. segala bentuk pencatatan transaksi harus dinyatakan dalam bentuk
satuan mata uang. Misalnya, mata uang rupiah.

9. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern)

Saat kita mendirikan usaha, sudah pasti kita menginginkan agar usaha tersebut terus
berjalan dan mendapatkan keuntungan, bukan? Sama halnya dengan akuntansi, salah
satu prinsip akuntansi yang harus dipegang yakni suatu entitas ekonomi tersebut harus
terus berjalan.

Prinsip ini menganggap bahwa sebuah usaha ekonomi akan terus berjalan secara
berkesinambungan, kecuali ada peristiwa khusus yang bisa menghentikannya.

Baca juga: Tahapan Pengikhtisaran Akuntansi pada Perusahaan Jasa

10. Prinsip Materialitas

Nah, sekarang kita sudah sampai ke prinsip akuntansi terakhir, yakni prinsip
materialitas. Hal utama dalam prinsip materialitas adalah mengakui adanya pengukuran
dan pencatatan akuntansi secara material atau bernilai. Artinya, suatu informasi
akuntansi punya nominal dan bisa dijual.

Informasi tertentu, apabila memiliki nilai nominal atau dapat memengaruhi para
penggunanya dalam pengambilan keputusan, maka informasi tersebut memiliki nilai
materialitas.

Baca juga: Apa Saja Tahap Pencatatan Akuntansi Perusahaan Jasa?

Nah, itu tadi 10 prinsip dasar akuntansi yang harus kamu ketahui dalam sistem informasi
akuntansi. Prinsip akuntansi ini tentunya penting dan harus diperhatikan demi menjaga
standar dan kualitas informasi akuntansi itu sendiri.

Gimana, sudah siap untuk membuat laporan keuangan-mu sendiri? Kalau masih belum
yakin, bisa banget nih cek-cek materi tentang akuntansi lainnya di bagian Ekonomi
Kelas 12 di aplikasi Ruangguru! Ada ribuan video belajar beranimasi yang bisa kamu
simak penjelasannya di ruangbelajar!
Teman-teman, ada yang bisa jawab nggak, apa pengertian dari akuntansi?

Ilmu hitung-hitungan? Ilmu keuangan? Ilmu pencatatan?

Hampir betul, tapi kurang lengkap, nih! Jadi, menurut American Accounting
Association (AAA) yang dimaksud dengan akuntansi adalah suatu
proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi pihak
pemakai informasi.

Nah, ilmu akuntansi ini ternyata sudah ada di dunia sejak zaman sebelum masehi, lho!
Tapi, titik tolak perkembangan ilmu akuntansi baru terjadi pada tahun 1494 di Italia.
Sejarah Ilmu Akuntansi
Pada tahun 1494 di Italia, seorang ahli ilmu matematika dan seni bernama Luca
Pacioli mempublikasikan sebuah buku berjudul “Summa de arithmetica geometria
proportioni et proportionalita”. Dalam buku tersebut, Luca Pacioli membahas tentang
aritmatika, geometri, dan proporsi.

Terus, apa hubungannya nih, buku tersebut sama ilmu akuntansi? Nah, dalam buku
tersebut, Luca Pacioli juga menuliskan tentang konsep Double Entry System, yang
kemudian menjadi konsep dasar ilmu akuntansi. Pada konsep Double Entry System,
dijelaskan bahwa setiap transaksi keuangan harus dicatat pada dua sisi yang berbeda,
yaitu sisi Debere dan Credere. Debere artinya kewajiban, yang diletakkan di sisi kiri.
Sedangkan Credere artinya kepercayaan, yang diletakkan di sisi kanan. Kalau sekarang,
kita mengenal istilah Debere sebagai Debit dan Credere sebagai Kredit.

Konsep Double Entry System ini kemudian menjadi pondasi pencatatan dan pelaporan
keuangan yang dipakai oleh seluruh dunia bahkan hingga saat ini. Konsep ini pula yang
berhasil membawa Luca Pacioli dinobatkan sebagai Bapak Akuntansi Dunia. Itulah
alasan mengapa titik tolak perkembangan ilmu akuntansi terjadi pada tahun 1494 di
Italia.

Perbedaan Sistem Akuntansi


Seiring perkembangan zaman dan terjadinya revolusi industri, sistem akuntansi pun
juga mulai mengalami perkembangan. Dari perkembangan ini, kita bisa mengenal dua
sistem akuntansi, yaitu sistem Kontinental dan sistem Anglo Saxon. Apa ya, perbedaan
keduanya? Perhatikan di tabel berikut, ya!

Perbedaan Sistem Akuntansi


Sistem Kontinental Sistem Anglo Saxon
 Sumber hukum: peraturan perundang-  Sumber hukum: putusan hakim atau
undangan pengadilan
 Memiliki 3 jenis laporan keuangan  Memiliki 6 jenis laporan keuangan
 Bagan akun disusun dari yang paling  Bagan akun disusun dari yang paling
tetap sampai yang paling likuid likuid sampai yang paling tetap
 Nilai harta tetap selalu turun setelah
 Nilai harta tetap bisa naik atau turun digunakan karena terdapat beban
setelah digunakan penyusutan
 Berkembang di Italia, Spanyol, Portugal,  Berkembang di Inggris, Amerika Serikat,
Perancis, Jerman, Belanda Kanada, Australia, Selandia Baru

Kalau Indonesia menggunakan sistem akuntansi yang mana, nih? Sistem akuntansi
yang digunakan Indonesia tidak terlepas dari pengaruh penjajahan yang dialami
Indonesia.

Pada tahun 1596, Belanda pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia dan mendirikan
VOC sebagai perusahaan dagang. Nah, karena pada saat itu VOC menggunakan
sistem akuntansi Kontinental, maka hal ini mempengaruhi sistem akuntansi yang
digunakan oleh Indonesia, sehingga Indonesia juga menggunakan sistem yang sama
yaitu sistem Kontinental. Sistem pembukuan bercorak Kontinental ini digunakan oleh
Indonesia sampai masa penjajahan Jepang, bahkan sampai masa kemerdekaan.

Baca juga: Yuk, Belajar Dasar Komunikasi Bisnis!

Kemudian, pada tahun 1960, saat investor asing yang berasal dari Amerika Serikat
mulai masuk ke Indonesia, barulah sistem akuntansi yang digunakan di Indonesia mulai
beralih ke sistem Anglo Saxon.

Kegiatan Akuntansi
Berdasarkan pengertian akuntansi yang tadi sudah kita bahas di awal, akuntansi
memiliki beberapa kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan informasi keuangan.
Kegiatan akuntansi terdiri atas pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan.
1. Pencatatan (Recording)

Kegiatan mencatat transaksi perusahaan ke dalam jurnal.

2. Penggolongan (Classifying)

Kegiatan mengelompokkan transaksi ke dalam buku besar.

3. Peringkasan (Summarizing)

Kegiatan meringkas transaksi yang sudah digolongkan ke perkiraan buku besar ke


dalam neraca saldo.

4. Pelaporan (Reporting)
Kegiatan menyusun laporan keuangan yang digunakan para pemakainya sebagai dasar
pengambilan keputusan.

Baca juga: Ini Dia Materi Administrasi Transaksi, Lengkap!

Sifat-Sifat Akuntansi
Akuntansi memiliki beberapa sifat, antara lain sebagai berikut:

1. Akuntansi Sebagai Ideologi

Akuntansi adalah alat atau media untuk melegitimasi keadaan dan struktur sosial,
ekonomi, dan politik kapitalis.
2. Akuntansi Sebagai Bahasa

Akuntansi berperan sebagai bahasa perusahaan yang dapat mengkomunikasikan suatu


perusahaan yang dilaporkannya.

3. Akuntansi Sebagai Realitas Ekonomi

Akuntansi dianggap dapat memberikan gambaran realitas ekonomi perusahaan pada


saat ini.

4. Akuntansi Sebagai Catatan Historis

Akuntansi berperan sebagai sarana untuk memberikan gambaran sejarah organisasi dan
transaksi yang dilakukan perusahaan dengan lingkungannya di masa lalu.

5. Akuntansi Sebagai Teknologi

Akuntansi harus diolah menjadi teknologi agar dapat dipakai untuk memberikan manfaat
pada upaya pencapaian tujuan sosial yang ditentukan.

6. Akuntansi Sebagai Komoditas

Akuntansi berperan menghasilkan komoditas berupa informasi keuangan yang


digunakan pada proses pengambilan keputusan.

7. Akuntansi Sebagai Pertanggungjawaban

Akuntansi digunakan sebagai media untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan


suatu perusahaan.

8. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi

Akuntansi dapat diolah menjadi suatu sistem yang menghubungkan data dengan para
penerima informasi melalui kanal komunikasi.
Akuntansi Perbankan: Pengertian, Prinsip,
Dan Manfaatnya
Mahasiswa ekonomi mungkin tidak perlu ditanya terkait akuntansi perbankan. Karena mereka
sudah mempelajarinya saat kuliah dan mungkin malah menjadi konsentresi studi yang mereka
ambil.

Akan tetapi bagi kalangan awam istilah ini terkesan baru baginya. Jangankan prinsipnya,
pengertian akuntansi perbankannya saja tidak akan mereka ketahui. Nah, karena alasan
pengetahuan di atas, kami akan menjelaskan tentang pengertian akuntansi jenis ini lengkap
beserta prinsipnya.

Pengertian Akuntansi Perbankan


Sebelum mengartikan akuntansi perbankan, harus dimaknai terlebih dahulu istilah akuntansi.
Supaya pengambilan definisinya lebih mudah.

Akuntansi adalah kegiatan mencatat, menganalisis, serta melakukan pelaporan yang terkait
dengan keuangan dan transaksi keuangan. Terkait pengertian ini, antara akuntansi perusahaan
dengan akuntansi perbankan memiliki persamaan.

Karena transaksi keuangan perusahaan dengan perbankan berbeda, maka dibuatlah pengertian
yang lebih detail terkait dengan akuntansi. Yang mana untuk transaksi keuangan perusahaan
disebut akuntansi perusahaan. Sedangkan catatan transaksi keuangan perbankan disebut
akuntansi perbankan.

Pengertian akuntansi perbankan sendiri adalah kegiatan pencatatan, analisa serta pelaporan
transaksi keuangan yang terjadi pada sebuah bank. Pengertian ini harus dibedakan karena arus
masuk kas dan keluar antara perbankan dengan perusahaan berbeda. Karena itu, format laporan
transaksi antara bank dengan perusahaan juga berbeda. Yang mana untuk bank sudah diatur oleh
PAPI atau Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia.

Baca juga : Akuntansi Biaya: Pengertian, Fungsi, Jenis, Dan Penerapannya di Bisnis

Prinsip Akuntansi Perbankan


Setelah dijelaskan pengertian akuntansi perbankan, selanjutnya kami akan menjabarkan prinsip-
prinsip perbankan. Ini dia prinsip yang dimaksud:

1. Pencatatan Biaya Berbasis Akrual


Biaya masuk setiap hari ke bank. Itu artinya terjadi transaksi terus menerus setiap hari.
Sedangkan biaya dana merupakan transaksi biaya terbesar di bank. Untuk nominal atau besaran
biayanya ditentukan oleh berapa lama dana tersebut digunakan nasabah.

Selain biaya dana juga ada transaksi biaya operasional bank. Istilahnya adalah biaya prepaid
expense dan deffered changes. Biaya ini terus berkembang dan meningkat setiap waktu. Oleh
karena itu diperlukan pencatatan khusus yang disebut pencatatan berbasis akrual.

2. Pencatatan Pendapatan Berbasis Cash

Prinsip dasar yang kedua adalah pencatatan pendapatan berbasis cash. Sebagian besar
pendapatan bank diambil dari kredit nasabah. Sedangkan nominalnya ditentukan oleh berapa
lama kredit digunakan.

Untuk pencatatan transaksi kredit, pihak bank tidak menerapkan prinsip akuntansi berbasis
akrual. Karena risikonya terlalu besar. Oleh sebab itu, dimunculkan prinsip yang kedua yaitu
pencatatan pendapatan berbasis cash.

Di dalam prinsip pencatatan pendapatan berbasis cash, komisi tidak dicatat apabila belum
diterima dalam bentuk tunai. Berarti komisi belum dianggap pendapatan bank tetapi masih
dianggap sebagai tagihan bank.

Prinsip ini diberlakukan untuk mencegah pihak bank mengalami risiko yang lebih besar.
Terutama yang berhubungan dengan kredit macet dan semacamnya.

Baca juga : Pantau Keuangan Bisnis saat #dirumahaja dengan Accurate Online

Manfaat Akuntansi Perbankan


Akuntansi perbankan adalah aktivitas yang harus diterapkan oleh bank agar pencatatan transaksi
lebih rapi dan transparan. Selain itu, akuntansi perbankan juga memiliki manfaat yang lainnya.
ini dia manfaat-manfaat tersebut:

1. Menyajikan Informasi Keuangan

Manfaat akuntansi perbankan yang pertama adalah menyajikan informasi keuangan. Karena
dengan adanya pencatatan apalagi analisis tentu ada data yang bisa dilaporkan. Nah, data-data
keuangan inilah yang bisa dijadikan sebagai informasi perbankan.

Informasi keuangan perbankan sendiri memang harus selalu ada. Karena ini yang nantinya akan
menjadi gambaran seberapa kuat finansial yang ada di bank. Selain itu, informasi ini juga
dibutuhkan terkait dengan audit keuangan perbankan. Karena alasan inilah, akuntansi keuangan
perbankan harus benar-benar diterapkan. Bahkan petugasnya sekalipun harus benar-benar ahli di
bidang tersebut.
2. Sebagai Data Untuk Membuat Keputusan

Akuntansi perbankan dijalankan oleh bank untuk mendapatkan data yang akan dijadikan sebagai
sarana untuk membuat keputusan atau kebijakan. Karena dari data-data itulah kondisi dana dan
pendapatan bank bisa terbaca dengan jelas dan detil.

Jika ada kegiatan pencatatan transaksi biaya di suatu bank, otomatis semua transaksi yang terjadi
terekam dengan baik. Tidak hanya itu, kegiatan analisis maupun pembuatan laporan juga
membuat data-data keuangan semakin lengkap. Wajar jika keputusan didasarkan pada informasi
tersebut.

Jika membaca manfaat ini, tentu kegiatan akuntansi perbankan sangat perlu untuk dilakukan
pada setiap Bank. Itupun jika ingin keputusan yang diambil tidak salah sasaran.

Baca juga : Pengertian Laporan Laba Rugi, Jenis, Fungsi, dan Contohnya

3. Sebagai Alat Pengendali Keuangan

Manfaat akuntansi perbankan yang ketiga adalah sebagai alat pengendali keuangan. Jika ada
pencatatan transaksi keuangan, tentu akan kelihatan seberapa kuat finansial yang dimiliki bank.

Jika ternyata finansial memburuk tentu ada tindakan pengendalian keuangan agar pemburukan
tidak terlalu lama. Paling tidak untuk mencegah bank mengalami likuidasi (pailit) atau bangkrut.

Karena alasan ini, seharusnya petugas akuntansi atau pembukuan dipilih dari orang yang benar-
benar ahli. Karena penghitungannya harus cermat dan minim kesalahan. Jika banyak kesalahan
tindakan pengukurannya juga pasti salah. Ini berbahaya apalagi sampai terjadi finansial yang
memburuk malah dianggap aman karena hitungan yang tidak tepat.

4. Mempermudah Proses Evaluasi Moneter

Dengan adanya akuntansi keuangan proses evaluasi moneter akan lebih mudah. Karena di sana
juga ada analisis keuangan sekaligus pelaporan dari hasil analisis tersebut. Proses evaluasi
moneter sendiri sangat penting untuk dilakukan. Apalagi bank adalah lembaga yang menjadi
rujukan pemerintah untuk mengetahui kondisi moneter nasional terkini.

Dampaknya adalah kebijakan bisa dikeluarkan dengan cepat jika kondisi moneter memburuk.
Indonesia pernah mengalami sejarahnya di tahun 1998. Yang mana negeri ini dilanda krisis
moneter yang cukup parah.

Jika dilihat dari penjelasan ini, aktifitas akuntansi perbankan adalah satu aktifitas yang bisa
dijadikan tolak ukur kebijakan moneter di tingkat nasional. Karena dari laporan yang dibuat akan
muncul kebijakan-kebijakan terkait.

5. Menyediakan Titik Tumpu Alokasi Keuangan


Dengan adanya akuntansi keuangan tentunya segala transaksi dana dan biaya bank akan tercatat.
Dari situ akan terlihat celah yang bisa dijadikan dasar kebijakan terkait dengan alokasi keuangan.

Misal jika setelah dicatat ternyata arus kas sangat positif, maka kebijakan alokasi baru bisa
dimasukkan seperti penambahan bonus pegawai, kenaikan gaji dan selainnya. Sebaliknya jika
pasca pencatatan ternyata terlalu banyak kredit macet, mungkin alokasinya untuk menambal
kredit macet tersebut.

Akuntansi keuangan bisa dijadikan titik tumpu alokasi keuangan apabila pencatatan dinyatakan
sempurna. Jika masih belum lebih baik dilakukan penghitungan ulang. Karena risikonya cukup
besar, jika alokasi keuangan dialihkan pada sesuatu yang keliru.

Baca juga : Mengetahui Perbedaan Rasio Rentabilitas Dan Profitabilitas

6. Mencegah Bank dari Pailit

Manfaat akuntansi perbankan yang terakhir adalah mencegah bank dari pailit. Karena kondisi
keuangan sudah diketahui di awal sehingga langkah kebijakan bisa diambil dengan cepat
sebelum kolaps.

Karena hal itulah akuntansi keuangan perbankan perlu diterapkan. Apalagi bank adalah lembaga
perekonomian yang menjadi tonggak berdirinya suatu negara. Jika bank hancur akibat pencatatan
yang tidak rapi, tentu ekonomi bangsa juga runtuh.

Kesimpulan
Itulah penjelasan singkat tentang pengertian dan semua hal tentang akuntansi perbankan yang
berlaku di Indonesia. Standar berbeda berlaku pada pencatatan keuangan perbankan, dan jenis
menggunkan 2 prinsip akuntansi yang berbeda dalam operasinya. Akrual dan berbasis kas.

Akuntansi memang penting bagi setiap usaha, tidak terkecuali pada bisnis kecil yang Anda
miliki. Jadikanlah proses akuntansi pada bisnis Anda menjadi lebih optimal dengan software
akuntansi berbasis cloud seperti Accurate Online.

Software akuntansi cloud memiliki banyak kelebihan, seperti bisa digunakan kapan saja dan
dimana saja, tidak perlu dilakukan penginstalan, dan sistem Anda akan terbarui secara otomatis.
Accurate Online sendiri adalah software akutnansi berbasis cloud yang sudah digunakan oleh
lebih dari 300 ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai