Anda di halaman 1dari 19

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bisnis utamanya membeli barang dari

pemasok dan menjual lagi ke konsumen tanpa mengubah wujud barang tersebut.
. Karakteristik perusahaan dagang adalah barangnya konkrit, memiliki persediaan barang
dagang, dapat disimpan, dan dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian kecil.
Transaksi khususnya penjualan dan pembelian biasanya disertai dengan syarat
pembayaran dan penyerahan barang dagang.
Akun-akun khusus di perusahaan dagang meliputi Penjualan, Potongan Penjualan, Retur
Penjualan dan Pengurangan Harga, Pembelian, Retur Pembelian, Potongan Pembelian dan
Pengurangan harga, Persediaan Barang Dagangan, Beban Angkut pembelian dan Beban
Angkut penjualan.
Analisis transaksi untuk transaksi khusus di perusahaan dagang menggunakan aturan
debet dan kredit.
Pada dasarnya akuntansi perusahaan jasa sangat dekat dengan kehidupan di lingkungan
sehari-hari. Ketika kita beraktivitas ekonomi, secara praktis sebenarnya kita sering
berhubungan dengan aktivitas perusahaan jasa yang berkaitan dengan kebutuhan kita dan
dalam upaya efisiensi terhadap aktivitas ekonomi kita. Untuk mencari keuntungan yang
maksimal setiap perusahaan senantiasa berupaya menekan biaya serendah mungkin,
dengan menghasilkan produk yang berkualitas. Untuk mencapainya perlu adanya analisis
melalui hitung keuangan. Dalam upaya mendapatkan keuntungan yang maksimal maka
sebuah perusahaan jasa harus mengadakan pencatatan dengan baik melalui cara yang
telah diterapkan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa. Siklus akuntansi perusahaan jasa
terdiri atas, posting ke buku besar, menyusun neraca saldo, menyusun jurnal penyesuaian,
menyusun kertas kerja atau neraca lajur, menyusun laporan keuangan, dan menyusun jurnal
penutup. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) materi akuntansi
perusahaan jasa adalah penerapan siklus akuntansi perusahaan jasa yang diawali dengan
pencatatan bukti transaksi, dan diakhiri dengan penyusunan laporan keuangan yang terdiri
atas neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. Bahan ajar ini dimanfaatkan
untuk perlengkapan Diklat Guru Akuntansi SMA Jenjang Dasar, khususnya Diklat di PPPG
IPS dan PMP Malang. Bahan ajar ini penulisannya didasarkan pada standar isi akuntansi
yang tercantum di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Setelah berakhirnya
kegiatan Diklat Guru Akuntansi SMA Jenjang Dasar ini, diharapkan peserta lebih mampu
membelajarkan akuntansi khususnya akuntansi perusahaan jasa, pada siswanya dengan
baik sesuai yang dikehendaki oleh KTSP.
Fungsi utama akuntansi adalah mencatat secara sistematis semua transaksi keuangan yang
terjadi dalam bisnis. Hal ini melibatkan pencatatan setiap pemasukan, pengeluaran, dan
perubahan keuangan lainnya agar dapat digunakan sebagai dasar untuk analisis dan
pelaporan.
Konsep dasar akuntansi adalah hal-hal dasar yang membangun informasi akuntansi. Konsep
dasar akuntansi sangat dibutuhkan untuk mempelajari bagaimana pengelolahan data
keungan dalam organisasi atau perusahaan, Dengan konsep dasar tersebut pengolahan
data keuangan bisa dijamin dengan baik
1 Pengertian Siklus Akuntansi Siklus akuntansi merupakan suatu proses akuntansi
sistematis dan bertahap yang dilakukan dengan tujuan untuk memproses berbagai bukti
transaksi keuangan dan mengolahnya menjadi sebuah laporan atau informasi akuntansi
pada sebuah entitas dalam suatu periode waktu tertentu. Menurut pendapat Dina Fitria
(2014:28) yang dimaksud dengan siklus akuntansi adalah sebuah tahapan kegiatan
akuntansi yang meliputi pencatatan, pengelompokan, peringkasan data keuangan yang
sudah diproses sebelumnya dan pelaporan yang dimulai saat terjadinya transaksi dalam
sebuah entitas. Sementara itu, Rahman Pura (2013:18) menjelaskan bahwa siklus akuntansi
adalah rangkaian kegiatan dan tahapan akuntansi yang dilakukan secara sistematis mulai
dari pencatatan akuntansi hingga penutupan pembukuan. 7 2.1.2 Tahapan Siklus Akuntansi
Siklus Akuntansi terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu : 1. Analisa
Transaksi Tahap pertama adalah menganalisa setiap transaksi yang terjadi pada sebuah
entitas dalam satu periode yang dapat mempengaruhi posisi keuangan sebuah entitas. 2.
Pencatatan Transaksi Tahap kedua adalah mencatat transaksi yang sudah dianalisa ke
dalam jurnal secara berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi. 3. Pembuatan
Buku Besar Tahap ketiga adalah memindahkan transaksi yang sudah dicatat di dalam jurnal
ke dalam buku besar sesuai dengan daftar susunan – susunan rekening buku besar. 4.
Pembuatan Neraca Saldo Tahap keempat adalah membuat neraca saldo dengan
memindahkan saldo – saldo yang terdapat di buku besar sehingga bisa terlihat saldo yang
sama antara debet dan kredit. 5. Pembuatan Jurnal Penyesuaian Tahap kelima adalah
membuat jurnal penyesuaian apabila ada transaksi yang belum dicatat pada akhir periode
akuntansi atau ada hal lain yang perlu disesuaikan. 8 6. Pembuatan Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian Tahap keenam adalah membuat neraca saldo setelah penyesuaian dengan
memasukkan seluruh saldo yang telah disesuaikan. 7. Pembuatan Laporan Keuangan
Tahap ketujuh adalah membuat laporan keuangan seperti laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, laporan arus kas dan neraca sesuai dengan data pada neraca saldo
setelah penyesuaian. 8. Pembuatan Jurnal Pentutup Tahap kedelapan adalah membuat
jurnal penutup yang berfungsi untuk menutup akun nominal seperti pendapatan, beban dan
deviden menjadi nol.
Persamaan Dasar Akuntansi adalah rumus dasar yang digunakan dalam pembukuan
perusahaan. Rumus ini menyatakan bahwa aset perusahaan sama dengan kewajiban
ditambah ekuitas pemilik. Dalam rumus matematisnya, Persamaan Dasar Akuntansi dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Aset = Kewajiban + Modal Pemilik
Rumus ini mencerminkan bahwa semua sumber daya atau aset yang dimiliki oleh
perusahaan harus didanai oleh sumber dana yang berasal dari kewajiban perusahaan dan
ekuitas pemilik. Ini menciptakan keseimbangan antara apa yang dimiliki oleh perusahaan
dan apa yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak lain.
Komponen Dalam Persamaan Dasar Akuntansi
Pengertian lebih mendalam dari setiap komponen persamaan ini adalah sebagai berikut:
1. Aset (Assets) Aset adalah salah satu komponen utama dalam Persamaan Dasar
Akuntansi. Aset adalah semua sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu entitas bisnis
yang memiliki nilai ekonomi. Ini bisa berupa uang tunai, properti, inventaris, investasi, atau
piutang. Dalam konteks Persamaan Dasar Akuntansi, aset merupakan bagian dari apa yang
dimiliki oleh entitas bisnis.
2. Kewajiban (Liabilities) Kewajiban adalah komponen kedua dalam Persamaan Dasar
Akuntansi. Kewajiban adalah kewajiban finansial yang dimiliki oleh suatu entitas bisnis
terhadap pihak ketiga. Ini bisa berupa utang, pinjaman, atau kewajiban lainnya. Kewajiban
merupakan bagian dari apa yang harus dibayar oleh entitas bisnis.
3. Modal Pemilik (Owner’s Equity) Modal Pemilik adalah komponen ketiga dalam
Persamaan Dasar Akuntansi. Modal Pemilik mewakili jumlah yang diinvestasikan oleh
pemilik entitas bisnis dalam bisnis tersebut. Ini juga mencakup laba atau kerugian yang
dihasilkan oleh bisnis dari operasinya. Modal Pemilik adalah perbedaan antara aset dan
kewajiban, yang mencerminkan ekuitas pemilik dalam bisnis.
Rumus Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi terdiri dari tiga unsur utama:
1. Aktiva (A): Ini mencakup semua sumber daya yang dimiliki perusahaan. Aktiva dapat
berupa uang tunai, properti, perlengkapan, piutang, dan banyak lagi.
2. Kewajiban (K): Kewajiban mencakup semua utang yang harus dibayarkan
perusahaan kepada pihak lain. Ini bisa berupa utang bank, utang kepada pemasok,
atau utang lainnya.
3. Modal (M): Modal adalah investasi awal pemilik atau pemegang saham dalam
perusahaan. Ini mencakup semua investasi pemilik yang digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan.
Rumus persamaan dasar akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut:
A=K+M
Dalam rumus ini, total aktiva (A) selalu harus sama dengan total kewajiban (K) ditambah
modal (M) perusahaan. Itu sebabnya persamaan ini sering disebut sebagai “persamaan
dasar” – karena ia adalah landasan untuk semua pencatatan akuntansi.
Pentingnya Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Ini adalah fondasi
dari sistem akuntansi dan memiliki beberapa fungsi kunci:
1. Memantau Kesehatan Keuangan Persamaan ini memungkinkan perusahaan untuk
memantau kesehatan keuangan mereka. Dengan menjaga keseimbangan antara aset,
kewajiban, dan ekuitas, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka memiliki dana yang
cukup untuk memenuhi kewajiban mereka.
2. Menghindari Kesalahan Persamaan dasar akuntansi membantu dalam mengidentifikasi
kesalahan dalam pencatatan keuangan. Jika total aset tidak seimbang dengan total
kewajiban dan ekuitas, itu menandakan adanya kesalahan yang perlu diperbaiki.
3. Mengukur Kinerja Persamaan ini juga digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan.
Dengan membandingkan aset dengan kewajiban dan ekuitas dari periode ke periode,
perusahaan dapat melihat apakah mereka mengalami pertumbuhan atau penurunan.
Prinsip-Prinsip Penting dalam Persamaan Dasar Akuntansi
Dalam aplikasi Persamaan Dasar Akuntansi, terdapat beberapa prinsip penting yang harus
diperhatikan. Prinsip-prinsip ini meliputi:
1. Konservatisme Prinsip konservatisme mengharuskan perusahaan untuk mencatat
kerugian potensial saat itu, tetapi keuntungan potensial hanya dicatat jika sudah pasti. Ini
memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan tidak terlalu mendekati optimisme, yang
dapat mengaburkan kenyataan keuangan sebenarnya.
2. Konsistensi Prinsip konsistensi memerlukan bahwa perusahaan harus mengikuti aturan
dan metode yang konsisten dalam pembukuan mereka. Ini penting agar laporan keuangan
dapat dibandingkan dari tahun ke tahun, memungkinkan analisis yang lebih baik.
3. Realisasi Pendapatan Pendapatan harus dicatat saat telah direalisasikan. Ini berarti
pendapatan harus terkait dengan layanan atau produk yang telah disediakan oleh
perusahaan dan pembayaran telah diterima.
Penerapan Persamaan Dasar Akuntansi
Penerapan persamaan dasar akuntansi melibatkan serangkaian langkah yang kompleks
dalam menyusun laporan keuangan. Ini mencakup pencatatan setiap transaksi,
mengklasifikasikannya, dan kemudian menyusun laporan keuangan. Di bawah ini, kita akan
melihat bagaimana persamaan ini diterapkan dalam praktik.
Langkah 1: Pencatatan Transaksi
Setiap kali terjadi transaksi keuangan, baik itu pembelian, penjualan, atau pembayaran,
perusahaan harus mencatatnya. Misalnya, ketika perusahaan membeli inventaris senilai
$10.000 dengan uang tunai, transaksi ini dicatat sebagai peningkatan aset (inventaris)
sebesar $10.000 dan pengurangan kas sebesar $10.000.
Langkah 2: Mengklasifikasikan Transaksi
Transaksi kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori yang tepat, yaitu aset, kewajiban,
atau ekuitas. Dalam contoh di atas, peningkatan inventaris adalah peningkatan aset,
sementara pengurangan kas adalah pengurangan aset.
Langkah 3: Menyusun Laporan Keuangan
Setelah semua transaksi tercatat dan diklasifikasikan, perusahaan menyusun laporan
keuangan, termasuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Persamaan dasar
akuntansi digunakan dalam menyusun neraca, yang mencerminkan keseimbangan aset,
kewajiban, dan ekuitas.
Persamaan Dasar Akuntansi adalah rumus dasar yang digunakan dalam pembukuan
perusahaan. Rumus ini menyatakan bahwa aset perusahaan sama dengan kewajiban
ditambah ekuitas pemilik. Dalam rumus matematisnya, Persamaan Dasar Akuntansi dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Aset = Kewajiban + Modal Pemilik
Rumus ini mencerminkan bahwa semua sumber daya atau aset yang dimiliki oleh
perusahaan harus didanai oleh sumber dana yang berasal dari kewajiban perusahaan dan
ekuitas pemilik. Ini menciptakan keseimbangan antara apa yang dimiliki oleh perusahaan
dan apa yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak lain.
Komponen Dalam Persamaan Dasar Akuntansi
Pengertian lebih mendalam dari setiap komponen persamaan ini adalah sebagai berikut:
1. Aset (Assets) Aset adalah salah satu komponen utama dalam Persamaan Dasar
Akuntansi. Aset adalah semua sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu entitas bisnis
yang memiliki nilai ekonomi. Ini bisa berupa uang tunai, properti, inventaris, investasi, atau
piutang. Dalam konteks Persamaan Dasar Akuntansi, aset merupakan bagian dari apa yang
dimiliki oleh entitas bisnis.
2. Kewajiban (Liabilities) Kewajiban adalah komponen kedua dalam Persamaan Dasar
Akuntansi. Kewajiban adalah kewajiban finansial yang dimiliki oleh suatu entitas bisnis
terhadap pihak ketiga. Ini bisa berupa utang, pinjaman, atau kewajiban lainnya. Kewajiban
merupakan bagian dari apa yang harus dibayar oleh entitas bisnis.
3. Modal Pemilik (Owner’s Equity) Modal Pemilik adalah komponen ketiga dalam
Persamaan Dasar Akuntansi. Modal Pemilik mewakili jumlah yang diinvestasikan oleh
pemilik entitas bisnis dalam bisnis tersebut. Ini juga mencakup laba atau kerugian yang
dihasilkan oleh bisnis dari operasinya. Modal Pemilik adalah perbedaan antara aset dan
kewajiban, yang mencerminkan ekuitas pemilik dalam bisnis.
Rumus Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi terdiri dari tiga unsur utama:
1. Aktiva (A): Ini mencakup semua sumber daya yang dimiliki perusahaan. Aktiva dapat
berupa uang tunai, properti, perlengkapan, piutang, dan banyak lagi.
2. Kewajiban (K): Kewajiban mencakup semua utang yang harus dibayarkan
perusahaan kepada pihak lain. Ini bisa berupa utang bank, utang kepada pemasok,
atau utang lainnya.
3. Modal (M): Modal adalah investasi awal pemilik atau pemegang saham dalam
perusahaan. Ini mencakup semua investasi pemilik yang digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan.
Rumus persamaan dasar akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut:
A=K+M
Dalam rumus ini, total aktiva (A) selalu harus sama dengan total kewajiban (K) ditambah
modal (M) perusahaan. Itu sebabnya persamaan ini sering disebut sebagai “persamaan
dasar” – karena ia adalah landasan untuk semua pencatatan akuntansi.
Pentingnya Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Ini adalah fondasi
dari sistem akuntansi dan memiliki beberapa fungsi kunci:
1. Memantau Kesehatan Keuangan Persamaan ini memungkinkan perusahaan untuk
memantau kesehatan keuangan mereka. Dengan menjaga keseimbangan antara aset,
kewajiban, dan ekuitas, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka memiliki dana yang
cukup untuk memenuhi kewajiban mereka.
2. Menghindari Kesalahan Persamaan dasar akuntansi membantu dalam mengidentifikasi
kesalahan dalam pencatatan keuangan. Jika total aset tidak seimbang dengan total
kewajiban dan ekuitas, itu menandakan adanya kesalahan yang perlu diperbaiki.
3. Mengukur Kinerja Persamaan ini juga digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan.
Dengan membandingkan aset dengan kewajiban dan ekuitas dari periode ke periode,
perusahaan dapat melihat apakah mereka mengalami pertumbuhan atau penurunan.
Prinsip-Prinsip Penting dalam Persamaan Dasar Akuntansi
Dalam aplikasi Persamaan Dasar Akuntansi, terdapat beberapa prinsip penting yang harus
diperhatikan. Prinsip-prinsip ini meliputi:
1. Konservatisme Prinsip konservatisme mengharuskan perusahaan untuk mencatat
kerugian potensial saat itu, tetapi keuntungan potensial hanya dicatat jika sudah pasti. Ini
memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan tidak terlalu mendekati optimisme, yang
dapat mengaburkan kenyataan keuangan sebenarnya.
2. Konsistensi Prinsip konsistensi memerlukan bahwa perusahaan harus mengikuti aturan
dan metode yang konsisten dalam pembukuan mereka. Ini penting agar laporan keuangan
dapat dibandingkan dari tahun ke tahun, memungkinkan analisis yang lebih baik.
3. Realisasi Pendapatan Pendapatan harus dicatat saat telah direalisasikan. Ini berarti
pendapatan harus terkait dengan layanan atau produk yang telah disediakan oleh
perusahaan dan pembayaran telah diterima.
Penerapan Persamaan Dasar Akuntansi
Penerapan persamaan dasar akuntansi melibatkan serangkaian langkah yang kompleks
dalam menyusun laporan keuangan. Ini mencakup pencatatan setiap transaksi,
mengklasifikasikannya, dan kemudian menyusun laporan keuangan. Di bawah ini, kita akan
melihat bagaimana persamaan ini diterapkan dalam praktik.
Langkah 1: Pencatatan Transaksi
Setiap kali terjadi transaksi keuangan, baik itu pembelian, penjualan, atau pembayaran,
perusahaan harus mencatatnya. Misalnya, ketika perusahaan membeli inventaris senilai
$10.000 dengan uang tunai, transaksi ini dicatat sebagai peningkatan aset (inventaris)
sebesar $10.000 dan pengurangan kas sebesar $10.000.
Langkah 2: Mengklasifikasikan Transaksi
Transaksi kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori yang tepat, yaitu aset, kewajiban,
atau ekuitas. Dalam contoh di atas, peningkatan inventaris adalah peningkatan aset,
sementara pengurangan kas adalah pengurangan aset.
Langkah 3: Menyusun Laporan Keuangan
Setelah semua transaksi tercatat dan diklasifikasikan, perusahaan menyusun laporan
keuangan, termasuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Persamaan dasar
akuntansi digunakan dalam menyusun neraca, yang mencerminkan keseimbangan aset,
kewajiban, dan ekuitas.
Dalam akuntansi akun juga disebut perkiraan. Akun atau perkiraan adalah formulir
(media) yang digunakan untuk mencatat dan menggolonggolongkan transaksi-
transaksi yang sejenis. Formulir ini dapat dibuat dalam bentuk lembaran, kartu atau
buku. Kumpulan perkiraan-perkiraan yang saling berhubungan dan merupakan satu
kesatuan, misalnya semua perkiraan yang digunakan dalam sebuah perusahaan,
disebut buku besar. Agar pengertian akun dapat lebih dipahami, di bawah ini akan
dijelaskan kaitannya dengan persamaan akuntansi. Untuk itu, akuntansi yang
digunakan Bengkel Usman (Tabel 3-1) ditulis kembali seperti di bawah ini: A k t i v a =
Kewajiban + Modal Kas + Perlengkapan + Peralatan = Utang Bank + Utang Dagang +
Modal Usman
Dalam persamaan akuntansi di atas, transaksi-transaksi yang terjadi di Bengkel
Usman, sebetulnya juga telah digolong-golongkan, yaitu ke dalam pospos: Kas;
Perlengkapan; Peralatan; Utang Bank; Utang dagang; dan Modal Usman. Seperti telah
ditunjukkan dalam Bab 3, semua transaksi dicatat dalam pos-pos ini melalui
persamaan akuntansi. Oleh karena akun juga merupakan media untuk mencatat dan
menggolong-golongkan perkiraan tersendiri. Jadi untuk Bengkel Usman akan ada
akun: Kas; Perlengkapan; Peralatan; Utang Bank; Utang Dagang; dan Modal Usman.
Akun-akun inilah yang digunakan untuk mencatat dan menggolong-golongkan
transaksi.
B. Bentuk Akun Bentuk perkiraan yang paling sederhana terdiri atas tiga bagian,
yakni: (1) Nama akun; (2) Sisi debit; dan (3) Sisi kredit. Bentuk akun seperti terlihat di
bawah ini disebut dengan perkiraan bentuk T, oleh karena adanya persamaan dengan
huruf T.
C. Akun Dua Kolom Apabila digambarkan dengan lebih baik, bentuk akun seperti
terlihat di atas akan tampak sebagai berikut:
D. Akun Empat Kolom Bentuk standar perkiraan dua kolom membedakan secara tegas
antara sisi debit dan sisi kredit. Oleh karena inilah, maka bentuk T digunakan pada
permulaan pelajaran akuntansi. Dalam praktek. ada kecenderungan untuk membuat
akun yang menyediakan kolom untuk saldo akun tersebut (yang dapat menggantikan
akun bentuk T).
E. Klasifikasi Akun Perkiraan digunakan untuk menggolongkan transaksi-transaksi
usaha. Penggolong-golongan transaksi berarti bahwa transaksi-transaksi yang
mempunyai sifat yang sama (sejenis) harus dilaporkan sebagai satu kesatuan.
usaha, utang bank, utang gaji, utang bunga, utang pajak, wesel hipotek atau utang
hipotek dan utang obligasi. Akun modal mencakupi Modal Tuan X dan Prive Tuan X.
Akun prive digunakan untuk mencatat pengambilan-pengambilan uang yang dilakukan
oleh pemilik dan digunakan untuk keperluan pribadinya. Akun Laba-Rugi dalam
persamaan akuntansi dijelaskan bahwa transaksi-transaksi pendapatan dan beban
usaha dicatat sebagai penambahan dan pengurangan modal. Dalam akun-akun yang
terpisah. Akun-akun pendapatan dan beban sering disebut dengan akun-akun rugi
laba atau akun nominal. Pendapatan dapat berasal dari bermacam-macam kegiatan,
misalnya penjualan barang, pemberian jasa, penyewaan aktiva, peminjaman uang atau
kegiatan-kegiatan lain dalam rangka usaha dan dengan tujuan memperoleh laba.
Akun-akun yang termasuk dalam klasifikasi ini dapat diberi nama penjualan, upah
jasa, pendapatan jasa, pendapatan bunga atau pendapatan sewa. Jika suatu
perusahaan mempunyai beberapa jenis pendapatan, masingmasing dicatat dalam
akun yang terpisah. Beban yang terjadi untuk memperoleh pendapatan juga dapat
bermacam-macam. Luasnya pengelompokan dan banyaknya akun beban berada
antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Hal ini tergantung pada sifat
dan besarnya perusahaan. Contoh akun beban adalah beban gaji, beban
perlengkapan, beban listrik, air, telepon, beban penyusutan, beban bunga, beban
sewa, dan beban serba-serbi.
Pengertian Kas Kecil
Pengertian kas kecil adalah dana yang digunakan untuk biaya operasional perusahaan
maupun hal lainnya yang sifatnya mendadak dan jumlahnya tidak besar.
Walaupun uang di dalam kas kecil jumlahnya relatif sedikit perusahaan harus tetap
melakukan pencatatan terhadap segala jenis transaksi tersebut. Biasanya pencatatan
ini nantinya akan dimasukan dalam buku kas kecil.
Sebuah perusahaan biasanya akan menetapkan jumlah dana yang akan disimpan
dalam kas kecil pada satu periode, hal ini bertujuan agar dana tersebut dapat lebih
mudah dikendalikan.
Karakteristik Kas Kecil
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa fungsi kas kecil adalah untuk
keperluan transaksi kecil. Secara umum karakteristik kas kecil adalah transaksi kecil
yang terjadi setiap harinya mulai awal jam operasional hingga akhir jam operasional.
Selain itu, karakteristik kas kecil lainnya meliputi:
 Pemegang kas kecil dalam perusahaan disebut sebagai kasir kas kecil.
 Karakteristik kas kecil berikutnya adalah digunakan untuk membiayai transaksi
kecil dan rutin setiap waktunya.
 Selanjutnya, karakteristik kas kecil adalah jumlahnya telah ditentukan oleh
pihak manajemen. Setiap perusahaan akan menetapkan jumlah yang berbeda
sesuai kebutuhan operasional perusahaan tersebut.
 Terakhir, dana kas kecil akan disimpan dalam petty cash box.
Fungsi dan Tujuan Kas Kecil
Meski kas kecil memiliki jumlah yang sedikit, ternyata fungsi kas kecil untuk
menunjang kebutuhan bisnis Anda cukup banyak. Berikut beberapa fungsi kas kecil
adalah:
1. Menghindari terjadinya alokasi pembayaran Pertama, fungsi kas kecil adalah untuk
menghindari adanya kesalahan alokasi pembayaran. Tidak mungkin perusahaan
mengeluarkan biaya besar pada transaksi kecil atau sebaliknya. Karena setiap
transaksi dipetakan dalam buku yang berbeda.
Artinya, jika transaksi tersebut merupakan transaksi kecil maka akan masuk ke dalam
buku kas kecil. Sedangkan apabila termasuk transaksi besar maka masuk pembukuan
yang berbeda.
2. Mempercepat peraturan incidental. Fungsi kas kecil berikutnya adalah terkait
dengan kegiatan pengambilan keputusan sebuah perusahaan. Dalam menjalankan
sebuah perusahaan Anda pasti akan menghadapi persoalan yang membutuhkan
penyelesaian secara cepat. Sehingga atasan biasanya akan mengeluarkan kebijakan
insidental.
Dengan adanya pembagian buku kas kecil dan buku kas besar, pra analisis kebijakan
insidental atau kebijakan mendadak tersebut akan menjadi lebih mudah.
3. Membuat pekerjaan karyawan lebih ringan Ketiga, fungsi kas kecil adalah untuk
meringankan pekerjaan karyawan. Karena dengan adanya buku kas kecil, pemetaan
dana yang dikeluarkan menjadi lebih jelas. Artinya, analisis untuk bahan laporan juga
akan membuat pekerjaan karyawan lebih mudah.
Selain itu, fungsi kas kecil mempermudah pelaporan segala transaksi kepada relasi
bisnis ataupun atasannya.
4. Solusi bagi masalah perlengkapan dalam perusahaan Terakhir, fungsi kas kecil
adalah untuk menangani masalah pembiayaan perlengkapan di dalam perusahaan.
Sebab biasanya biaya perlengkapan dalam perusahaan relatif lebih kecil dibanding
biaya yang lain.
Karena nominal pembiayaan yang kecil, tentu buku yang digunakan untuk mencatat
transaksi pun adalah buku kas kecil.
Metode Kas Kecil
Metode kas kecil mencakup tahapan-tahapan pengelolaan dalam penggunaan dana.
Secara garis besar, metode kas kecil dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Imprest Fund System (Metode Tetap)
Metode kas kecil yang pertama adalah metode tetap. Metode kas kecil ini membuat
pembukuan kas kecil dengan jumlah rekening sama atau tetap.
Ciri-ciri metode tetap antara lain:
 Pemegang kas kecil adalah orang yang mengumpulkan bukti penggunaan dana
kas kecil.
 Pengisian dana kas kecil dilakukan melalui penarikan cek dimana cek tersebut
memiliki jumlah sama dengan dana yang telah digunakan. Sehingga jumlah kas
kecil kembali ke jumlah semula.
Selanjutnya, langkah-langkah dalam metode tetap, yaitu:
 Pemegang kas kecil akan diberi sejumlah uang yang nantinya digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan dalam waktu tertentu.
 Setelah dana kas kecil habis, kasir akan mengisi kembali sesuai dengan jumlah
nominal pengeluaran.
2. Fluctuating Fund System (Metode Berubah-ubah)
Metode kas kecil yang kedua adalah metode berubah-ubah. Metode kas kecil satu ini
melakukan pengisian dan pengendalian jumlah dana kas secara berubah-ubah (sesuai
dengan kebutuhan).
Berikut adalah ciri-ciri metode kas:
 Pembentukan dan pengisian kembali dananya dicata di debit dalam akun kas
kecil.
 Besar dana yang disediakan menyesuaikan kegiatan dari divisi yang
menggunakan dana.
 Bukti pengeluaran kas kecil yang dicatat dalam buku kas kecil adalah transaksi
penggunaan kredit akun kas kecil.
Komponen dalam Kas Kecil
Sekalipun jumlahnya kecil, namun sebaiknya pencatatan dalam kas kecil dilakukan
secara tepat dengan memasukan komponen-komponen berikut ini.
1. Cek adalah dokumen yang digunakan untuk melakukan pembayaran melalui
pencairan dana oleh bank, kepada orang atau badan yang tercantum dalam cek.
2. Bukti kas keluar adalah dokumen yang berfungsi untuk mempermudah
pencantuman pengeluaran kas ke dalam catatan keuangan.
3. Bukti pengeluaran kas kecil merupakan bentuk pertanggungjawaban atas
pemakaian dana kas kecil. Dimana dalam pembukuan kas wajib melampirkan bukti
bukti ini.
4. Permintaan pengeluaran kas kecil adalah dokumen permohonan pencairan dana
kepada pihak pemegang kas kecil. Sedangkan bagi pihak pemegang kas kecil,
dokumen ini nantinya akan digunakan sebagai dokumen bukti pengeluaran.
5. Permintaan pengisian kembali kas kecil adalah dokumen yang dibuat oleh
pemegang kas kecil kepada bagian utang agar menyediakan bukti kas keluar.
Manfaat Kas Kecil
Kas kecil sudah menjadi suatu keharusan dalam pengelolaan keuangan sebuah
perusahaan karena manfaatnya sebagai berikut..
1. Meningkatkan layanan pada pelanggan adalah untuk meningkatkan pelayanan pada
pelanggan. Misalnya, dalam agenda tertentu diperlukan penyediaan konsumsi.
Dengan adanya kas kecil, pelayanan konsumsi dari suatu perusahaan akan
memuaskan.
2. Mengeluarkan dana mendesak perusahaan. Misalnya, suatu divisi perusahaan
sedang membutuhkan dana cepat dalam pemenuhan tugasnya, maka kas kecil dapat
menjadi solusinya. Karena dalam mengeluarkan dana besar akan membutuhkan waktu
dalam prosesnya.
3. Memudahkan pencatatan keuangan bagi akuntan , manfaat kas kecil adalah
mempermudah pencatatan keuangan bagi akuntan. Karena dalam pencatatannya
sudah dikategorikan, maka untuk menganalisis data-data tersebut akan jauh lebih
mudah.
Cara Mengelola Kas Kecil
Berikut langkah-langkah mengelola kas kecil, yaitu:
 Menetapkan batas saldo kas kecil, Anda dapat menggunakan metode kas kecil
yang sudah dijelaskan di atas.
 Menentukan kasir kas kecil atau orang yang bertanggung jawab dalam
pendistribusian uang kas kecil.
 Pengisian kembali kas kecil sesuai dengan batas saldo yang telah ditetapkan.
Jika saldo kas kecil minim, maka kasir harus mengajukan permohonan
pengisian kembali pada Financial Controller.
 Penggunaan kas kecil. Kasir hanya bisa melakukan pembayaran atas pembelian
yang sudah disetujui oleh Financial Controller. Kasir juga harus membuat bukti
pengeluaran yang ditandatangani oleh penerima dana. Kemudian transaksi
dibukukan.
Contoh kas Kecil
Sesuai pengertiannya, kas kecil adalah dana pengeluaran rutin namun jumlahnya
relatif sedikit. beberapa contoh kas kecil di antaranya ialah membayar biaya
pengadaan seminar, biaya pembelian karangan bunga, pembelian alat tulis kantor, dan
masih banyak lagi.
Nah, itu dia informasi mengenai pengertian kas kecil, fungsi, metode, komponen serta
langkah-langkah mengelolanya. Jika ingin menciptakan manajemen keuangan yang
baik, penting untuk memperhatikan segala unsurnya.
Pengertian Rekonsiliasi Bank
Singkatnya, rekonsiliasi bank adalah sebuah analisis pencatatan informasi atas
perbedaan jumlah saldo antara rekening koran dengan kas saldo perusahaan. Dengan
adanya perhitungan ini, maka diharapkan terdapat penyesuaian laporan keuangan di
akhir periode pembukuan.
Umumnya, penyebab rekonsiliasi bank adalah karena adanya perbedaan antara
catatan perusahaan dengan bank. Secara teknis, nantinya perusahaan akan menerima
rekening koran oleh pihak bank secara rutin. Dengan harapan nantinya, perusahaan
dapat mengecek ulang kebenaran dan kecocokan atas saldo akhir kas rekening.
Bisa disimpulkan bahwa rekonsiliasi bank adalah sebuah bentuk verifikasi untuk
pencocokan data saldo sebuah perusahaan dengan catatan keuangan terkait dari
pihak bank. Oleh karena itu, proses ini sangat penting dilakukan apabila terjadi
perbedaan data saldo.
Sudah bukan rahasia umum lagi kalau setiap perusahaan pasti akan menyimpan
dananya di sebuah bank. Pasalnya, catatan keuangan dari pihak bank dianggap lebih
jelas dan aman serta bisa menjadi bukti di setiap transaksi.
Biasanya, rekonsiliasi bank akan dilakukan minimal selama sekali dalam setiap akhir
bulan dengan mengirimkan laporan bank perusahaan yang berisikan saldo awal kas
serta transaksi lainnya dalam satu bulan.
Mengapa Rekonsiliasi Bank Diperlukan?
Buat Anda yang bertanya-tanya mengapa rekonsiliasi bank adalah hal penting dan
diperlukan, karena proses ini merupakan sebuah cara untuk memastikan adanya
kesamaan catatan informasi diperoleh antara perusahaan dengan pihak bank.
Dengan adanya proses ini, maka diharapkan catatan laporan perbankan dan
perusahaan akan menjadi lebih rapi serta akurat dalam periode tertentu. Tak hanya itu,
tujuan rekonsiliasi bank adalah sebagai pusat kendali atau kontrol di setiap
pembayaran tunai dan non tunai suatu perusahaan.
Di samping itu, tujuan adanya rekonsiliasi bank adalah untuk memeriksa ketelitian di
dalam setiap pencatatan rekening kas perusahaan dengan pihak bank. Dengan begitu,
kedua belah pihak akan menjadi lebih transparan dalam mengetahui informasi
keuangan, baik itu nominal penerimaan atau pengeluaran.
Komponen di dalam Rekonsiliasi Bank
Adapun beberapa komponen dalam rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut:
1. Deposit in transit atau setoran dalam proses
Komponen ini memiliki artian saat uang tunai atau cek telah diterima dan dilakukan
pencatatan oleh perusahaan, namun nyatanya belum dicatat oleh pihak bank. Apabila
hal ini terjadi, biasanya setoran tidak akan muncul di laporan keuangan bank.
Dengan permasalahan seperti itu, maka kasus tersebut bisa dimasukkan ke dalam
rekonsiliasi bank. Deposit in transit juga berlaku apabila pihak perusahaan sudah
mengirimkan dana namun statusnya masih tertunda dari bank.
2. Outstanding check atau cek beredar
Komponen ini merupakan cek yang belum cair namun telah dicatat oleh pihak
perusahaan. Hal ini biasanya terjadi karena proses pencairan belum diselesaikan.
Dengan begitu, maka data tidak akan bisa muncul di laporan keuangan bank.
3. Non sufficient fund check atau cek kosong
Sesuai dengan namanya, komponen ini merupakan cek yang tidak diterima oleh bank
karena saldo tak mencukupi atau non sufficient. Apabila terdapat kasus ini, maka
pihak bank akan mengeluarkan nota debit dengan jumlah dishonored atau
ketidakjujuran.
Setelahnya, saldo di rekening perusahaan akan dikurangi. Begitu juga apabila pihak
perusahaan ingin melakukan proses cek ini, maka mereka wajib mengeluarkan biaya
pemrosesan ini.
Bentuk Rekonsiliasi Bank
Adapun bentuk-bentuk rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut:
1. Bentuk Rekonsiliasi Bank Vertikal (Report Form)
Bentuk pertama dari rekonsiliasi bank adalah report form. Bentuk ini sering dikenal
dengan sebutan staffel di mana informasi-informasi di dalamnya diatur secara
bertingkat. Selain itu, terdapat kolom khusus untuk mengisi catatan rekonsiliasi saldo
kas berdasarkan catatan dari perusahaan.
2. Bentuk Rekonsiliasi Bank Skontro (Account Form)
Bentuk selanjutnya dari rekonsiliasi bank adalah account form. Bentuk ini memiliki
perbedaan dari sebelumnya, di mana yang satu ini disusun secara horizontal dan
sebelah-menyebelah. Di bagian kiri berisikan data saldo catatan perusahaan serta
bagian kanan yaitu data untuk rekonsiliasi saldo kas rekening koran dan begitupun
sebaliknya.
3. Bentuk Rekonsiliasi Bank 4 Kolom
Bentuk rekonsiliasi bank ini sebenarnya terdiri dari 5 kolom. Namun, hanya 4 kolom
saja yang berisi nominal mutasi. Oleh karena itu, disebut dengan bentuk rekonsiliasi
bank 4 kolom.
4. Bentuk Rekonsiliasi Bank 8 Kolom
Sesuai dengan namanya, bentuk ini memiliki 8 kolom. Meskipun jumlah totalnya
adalah 9, namun hanya 8 kolom yang berisi nominal mutasi bentuk rekonsiliasi ini.
Prosedur dalam Melakukan Rekonsiliasi Bank
Adapun cara membuat rekonsiliasi bank adalah dengan mengikuti langkah berikut:
1. Melakukan perbandingan terlebih dahulu antara saldo kas di buku besar
perusahaan dengan rekening koran bank.
2. Selanjutnya, catat transaksi dari pihak bank.
3. Cari tahu atau telusuri transaksi yang masih diproses.
4. Buat lembar kerja rekonsiliasi dan hitung selisihnya.
5. Lakukan penelusuran dan pengecekkan ulang.

Itu tadi merupakan penjelasan singkat mengenai apa itu rekonsiliasi bank. Mulai dari
pengertian, tujuan, fungsi, hingga contoh-contohnya. Dengan begitu, proses
rekonsiliasi merupakan hal penting.
Di dalam akuntansi, syarat pembayaran adalah aturan pembayaran yang diberlakukan
oleh pemasok pada pelanggan mereka.
Ketentuan pembayaran diberlakukan untuk memastikan bahwa pembayaran diterima
oleh pemasok dalam jangka waktu yang wajar.
Ketentuan diskon mungkin akan dipergunakan untuk mempercepat pengumpulan
uang tunai.
Pelanggan besar dapat menggunakan daya belinya untuk memaksa pemasok
menyetujui persyaratan yang lebih menguntungkan pelanggan, seperti jangka waktu
yang lebih lama untuk membayar pemasok, atau aturan yang longgar untuk
pengembalian barang.
Manfaat Pemberlakuan Syarat Pembayaran
Bisnis dapat memperoleh berbagai keuntungan dengan menggunakan pemberlakuan
syarat pembayaran. Beberapa manfaat syarat tersebut antara lain:
Penjualan yang Meningkat
Ketika sebuah bisnis menawarkan persyaratan pembayaran kepada pelanggan, itu
dapat membantu menghasilkan lebih banyak penjualan karena memungkinkan
pelanggan tersebut untuk membeli lebih banyak dari biasanya.
Anda juga biasanya menawarkan persyaratan tanpa bunga. Misalnya, jika pelanggan
memiliki masalah arus kas, mereka dapat memesan dan menerima barang atau jasa
tanpa harus segera membayarnya.
Menawarkan persyaratan diskon juga dapat mendorong penjualan. Jika pelanggan
tahu bahwa mereka dapat membayar faktur mereka sebelum tanggal jatuh tempo
terakhir, mereka mungkin melunasi utang sebelum jatuh tempo untuk mendapatkan
manfaat diskon.
Selain mendorong pelanggan yang sudah ada untuk melakukan pembelian atau
pemesanan dalam jumlah yang lebih besar, hal ini dapat membantu menarik
pelanggan baru yang mau melakukan pembelian secara kredit.
Saat menggunakan persyaratan pembayaran, jelaskan secara jelas mengenai
mekanisme pembayaran dan tenggat waktu pelunasan pelanggan Anda untuk
memastikan mereka mengerti dan dapat memenuhi kesepakatan.
Keunggulan Kompetitif
Menawarkan persyaratan pembayaran merupakan hal yang umum untuk beberapa
industri, sehingga bisnis yang tidak menawarkannya mungkin akan dirugikan
dibandingkan dengan pesaing mereka.
Untuk meningkatkan keunggulan kompetitif Anda dalam industri semacam itu, Anda
dapat mempertimbangkan untuk memberikan ketentuan diskon bersih.
Jika Anda bekerja di industri di mana syarata pembayaran tidak selalu digunakan oleh
semua orang, memutuskan untuk menawarkannya dapat membantu memberi Anda
keunggulan kompetitif.
Konsep ini membantu Anda tampil lebih fleksibel bagi pelanggan saat ini dan calon
pelanggan karena Anda memberi mereka waktu tambahan untuk melakukan
pembayaran berdasarkan kebutuhan atau kemampuan mereka.
Sehingga, bisnis Anda menyediakan jalur pembelian yang menawarkan kemudahan
bagi pelanggan. Jika mereka yakin lebih mudah untuk memesan atau membeli sesuatu
dari Anda, kemungkinan besar mereka akan memilih Anda daripada yang lain.
Loyalitas Pelanggan Meningkat
Pada umumnya, persyaratan pembayaran menawarkan lebih banyak fleksibilitas
kepada pelanggan Anda, sehingga ini dapat membantu Anda mempertahankan bisnis
dan loyalitas mereka.
Anda dapat lebih meningkatkan loyalitas dengan memberi mereka manfaat lain,
seperti memberikan diskon atau menawarkan harga yang kompetitif untuk penawaran
Anda.
Membiarkan pelanggan membayar secara kredit juga membangun rasa percaya
dengan mereka karena Anda percaya bahwa mereka akan membayar Anda kembali
secara penuh dalam tenggat waktu tertentu.
Selain itu, pelanggan loyal Anda juga bisa merekomendasikan bisnis Anda dan
layanannya kepada anggota jaringan mereka yang membutuhkannya.
Ketika seseorang mendapat rekomendasi dari seseorang yang mereka percayai, itu
dapat mendorong mereka untuk memesan dari Anda.
Pemasaran dari mulut ke mulut seperti situasi ini sangat efektif dan berharga, karena
Anda tidak mengeluarkan uang untuk menarik pelanggan baru.
10 Jenis Syarat Pembayaran dan Faktur yang Harus Anda Ketahui
1. Terms of Sale
Ini adalah syarat pembayaran yang telah Anda dan pembeli setujui. Persyaratan ini
mencakup seperti biaya, jumlah, pengiriman, metode pembayaran, dan kapan
pembayaran diharapkan atau jatuh tempo. Ini juga merupakan komponen penting dari
setiap faktur .
Sederhananya, ini adalah persetujuan bersama antara pembeli dan penjual agar tidak
ada potensi kesalahpahaman atau perbedaan pendapat karena kedua belah pihak
mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dan mereka puas dengan
persyaratannya.
Syarat penjualan sangat penting dalam perdagangan internasional karena mencakup
kapan pengiriman terjadi, siapa yang bertanggung jawab atas bea dan pajak
internasional, dan faktor lain yang telah ditetapkan oleh peraturan kamar dagang
internasional.
2. Payment in Advance
Payment in advance lazim disebut dengan istilah pembayaran di muka. Bukan hal
yang aneh bagi pemilik bisnis untuk meminta pembayaran di muka untuk produk atau
layanan mereka.
Misalnya, seorang desainer grafis lepas mungkin memerlukan uang muka 50%
sebelum memulai sebuah proyek. Uang muka melindungi penjual dari risiko penipuan
pembayaran dan untuk menutupi biaya sendiri.
3. Immediate Payment
Istilah ini juga terkait dengan istilah Cash on Delivery (COD) atau Payable on Receipt,
berarti pembayaran harus dilakukan pada saat yang sama dengan pengiriman produk
atau layanan.
Jika klien tidak segera melakukan pembayaran — baik dengan kartu kredit, cek
elektronik, transfer kawat, atau pembayaran layanan online — penjual berhak untuk
mengambil kembali produknya.
Meskipun istilah ini bermanfaat bagi pemilik bisnis karena mempercepat proses
pembayaran , modelpembayaran ini tidak begitu populer di antara beberapa klien dan
pelanggan karena mereka takut tidak memiliki uang tunai untuk membayar tagihan.
4. Net 7, 10, 30, 60, 90
Syarat pembayaran ini menyiratkan bahwa pembayaran harus memiliki jatuh tempo
dalam 7, 10, 30, 60, atau 90 hari setelah tanggal faktur atau pembelian.
Misalnya, jika faktur tertanggal 10 Juni dan Anda menggunakan salah satu syarat
pembayaran yang paling sering digunakan, Net 30, maka pembayaran harus dilakukan
sebelum 9 Juli.
Apabila pelanggan membayar lebih dari tanggal 9 Juli, biasanya akan dikenakan
dendan keterlambatan.
5. 2/10 Net 30
Istilah seperti “Net 30” mengharuskan klien atau pelanggan untuk melakukan
pembayaran dalam waktu 30 hari.
Namun, jika mereka melakukan pembayaran dalam waktu sepuluh hari, mereka akan
menerima diskon 2%. Tentu saja, Anda dapat mengubah persyaratan ini sesuka Anda.
Misalnya, Anda dapat memberikan insentif dengan menawarkan diskon 5% jika faktur
dibayar dalam waktu seminggu.
Selain istilah Net 30, bisnis juga lazim menggunakan syarat pembayaran EOM
atau end of month. Ini artinya pelanggan harus melakukan pembayaran paling lambat
di akhir bulan setelah terjadinya transaksi.
Untuk semakin memperjelasn syarat pembayaran ini, berikut tabel contoh yang sering
digunakan di dalam bisnis.

Persyaratan Potongan
Kredit Penjelasan Pembayaran

Pelanggan harus membayar dalam 10 hari setelah


n/10 terjadinya transkasi Tidak ada

Pelanggan harus membayar dalam 30 hari setelah


n/30 terjadinya transkasi Tidak ada

n/EOM Pelanggan harus membayar pada akhir bulan Tidak ada

Pelanggan harus membayar dalam 30 hari setelah


terjadinya transkasi. Namun, jika pelanggan bisa
membayar maksimal 10 hari setelah transaksi, maka
1/10, n/30 mereka berhak menerima diskon 1% 1%

Pelanggan harus membayar dalam 30 hari setelah


terjadinya transkasi. Namun, jika pelanggan bisa
membayar maksimal 10 hari setelah transaksi, maka
2/10, n/30 mereka berhak menerima diskon 2% 2%

Pelanggan harus membayar dalam 60 hari setelah


terjadinya transkasi. Namun, jika pelanggan bisa
membayar maksimal 10 hari setelah transaksi, maka
1/10, n/60 mereka berhak menerima diskon 1% 1%

Ambil diskon 2% jika membayar dalam 10 hari, jika


2/10, n/60 tidak bayar dalam 60 hari 2%

Tentunya, ketentuan besaran syarat pembayaran bersifat fleksibel dan bisa dirubah
sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Perlu Anda ingat, bahwa ketidakpatuhan pelanggan terhadap persyaratan pembayaran
dapat pemasok untuk berhenti menawarkan persyaratan kredit kepada pelanggan
tersebut.
6. Line of Credit Pay
Opsi pembayaran ini memberi klien kesempatan untuk menyelesaikan tagihan mereka
dari waktu ke waktu, biasanya setiap bulan atau setiap tiga bulan. Dengan kata lain, ini
memungkinkan pelanggan untuk membeli produk atau layanan secara kredit .
Ini lebih umum digunakan di antara perusahaan besar dan bukan bisnis kecil-
menengah karena persyaratan pembayaran ini berisiko besar dan bisa berpengaruh
terhadap kelancaran arus kas.
7. Quotes & Estimates
Ini hanyalah harga yang dimaksudkan untuk barang atau jasa Anda. Angka kasarnya
ini biasanya digunakan ketika klien membandingkan harga .
Meskipun ini bukan jumlah akhir yang akan Anda tagihkan kepada klien, ini tetap
harus mencakup hal-hal penting tentang faktur seperti harga produk atau layanan
Anda, perincian terperinci tentang cara Anda menentukan harga, dan jadwal waktu
kapan barang atau jasa akhir akan dikirimkan.
Sebagian besar platform faktur memungkinkan Anda untuk dengan mudah mengubah
penawaran atau perkiraan Anda menjadi faktur.
8. Recurring Invoice
Ini disebut juga sebagai faktur berulang adalah faktur untuk transaksi yang seing
dilakukan secara berulang. Biasanya, ini dilakukan pelaku bisnis kepada pelanggan
yang sudah menjadi langganan tetap.
Faktur berulang menjamin arus kas untuk bisnis Anda, membuat prakiraan menjadi
mudah, dan menghemat waktu Anda karena tidak harus menagih klien setiap bulan.
Pembayaran bulanan ini menghapus beberapa ketidakpastian dan membuat hidup
Anda lebih mudah.
9. Interest Invoice
Apa akibatnya jika klien tidak membayar tagihan tepat waktu ? Salah satu solusi yang
paling umum adalah membebankan bunga atau biaya pada faktur. Ingat, saat
menghitung bunga atas keterlambatan pembayaran, Anda hanya membebankan
jumlah hari pembayaran lewat jatuh tempo.
Misalnya , jika Anda membebankan tingkat bunga 6% dan faktur untuk $1.500
terlambat 20 hari, maka Anda membagi 20 dengan 365. Kemudian kalikan hasilnya
dengan 0,06 dan terakhir kalikan angka itu dengan 1.500. Biaya bunga akan menjadi
$4,93 untuk periode 20 hari.
Dengan mengingat hal itu, faktur bunga bukan hanya pengingat pembayaran yang
telah jatuh tempo, itu adalah faktur yang berisi biaya bunga yang relevan dan tanggal
pembayaran untuk menyelesaikan pembayaran.
Kirim ulang faktur ini setiap bulan dan sesuaikan perhitungannya sehingga bisa
diketahui banyaknya hari yang lewat jatuh tempo.
10. Invoice Factoring
Bagaimana jika klien belum membayar faktur Anda dan Anda sangat membutuhkan
uang tunai? Anda dapat mempertimbangkan anjak piutang.
Di sinilah Anda menyerahkan faktur Anda ke perusahaan anjak piutang atau invoice
factoring. Dimana Anda akan menjual faktur kepada bisnis lain.
Bisnis yang Sering Menggunakan Syarat Pembayaran
Setiap bisnis dapat memilih untuk menawarkan persyaratan pembayaran. Berikut
beberapa contohnya:
Bisnis Freelance
Freelancer menyediakan layanan atau barang berdasarkan kontrak.
Misalnya, seorang seniman grafis lepas mungkin dipekerjakan untuk membuat logo
untuk bisnis kecil. Sebagai wiraswasta profesional, mereka dapat menetapkan harga
sendiri dan membuat perjanjian pembayaran saat menerima pekerjaan.
Freelancer dapat menggunakan istilah net untuk membuat tenggat waktu bagi orang-
orang yang mengontrak mereka untuk bekerja, seperti net 30.
Menggunakan istilah net membantu freelancer memastikan bahwa mereka menerima
pembayaran dengan jadwal yang teratur, sehingga memudahkan mereka untuk
melacak dan mengelolanya.
Bisnis B2B
Organisasi bisnis-ke-bisnis (B2B) menjual produk dan layanan ke bisnis lain. Layanan
atau produk mereka sering membantu organisasi mengoperasikan atau melakukan
tugas tertentu.
Misalnya, perusahaan mungkin menjual platform yang memungkinkan bisnis
menjadwalkan, memantau, dan menganalisis posting media sosial.
Bisnis B2B sering menawarkan persyaratan bersih, terutama kepada klien mereka
yang lebih kecil.
Seperti yang sudah disebutkan, persyaratan bersih memberi bisnis kecil lebih banyak
fleksibilitas dalam melakukan pembelian karena mereka menerima lebih banyak waktu
untuk membayar faktur mereka.
Bisnis B2B dapat menggunakan konsep ini untuk menarik klien ini dan meningkatkan
penjualan mereka.
Pemasok
Pemasok menjual barang ke bisnis dalam jumlah besar dan mereka dapat
memproduksi sendiri barang tersebut atau membelinya dari produsen.
Misalnya, pemasok makanan menjual produk ke restoran dan mereka menggunakan
bahan-bahan ini untuk membuat makanan di menu mereka.
Ketika pelanggan membuat pesanan massal dari pemasok, mereka menerima faktur
transaksi.
Faktur ini mungkin termasuk jangka waktu bersih, seperti 30 hari, memberikan tenggat
waktu bagi pelanggan untuk melakukan pembayaran mereka.
Baca juga: 42 Istilah Akuntansi dalam Bisnis yang Wajib Anda Ketahui
Contoh Soal Syarat Pembayaran
Contoh soal 1
PT. Aman membeli persediaan seharga Rp. 20.0000.000 dengan syarat 3/10, n/30.
Jelaskan termin pembayaran ini!
Jawaban:
Termin pembayaran 3/10, n/30, artinya PT. Aman akan memperoleh potongan sebesar
3% apabila mampu membayar maksimal 10 hari setelah terjadinya transaksi.
Sedangkan waktu maksimal pelunasan utang adalah 30 hari setelah transaksi.
Apabila PT. Aman bisa membayar kurang dari 10 hari, maka PT. Aman mendapatka
potongan sebesar: 3% x Rp. 20.0000.000 = Rp. 600.000-,
Sehingga PT. Aman membayar utang sebesar: Rp. 20.000.000 – Rp. 600.000 = Rp.
19.400.000-,
Contoh Soal 2
Pada tanggal 13 Januari 2022, PT. Aneka membeli peralatan sebesar Rp. 5.000.000-,
dengan syarat n/EOM. Jelaskan termin tersebut!
Jawaban:
Termin n/EOM artinya PT. Aneka harus melakukan pembayaran utang maksimal di
akhir bulan yakni tanggal 31 Januari 2022 sebesar Rp. 5.000.000-,
Kesimpulan

Syarat pembayaran merupakan hal yang sudah tak asing lagi bagi bisnis.
Dengan menggunakan termin ini, baik penjual maupun pembeli akan sama-sama
saling diuntungkan.
Untuk memudahkan pengelolaan tagihan pembayaran, Anda perlu
menggunakan software akuntansi seperti Kledo.
Kledo mempunyai fitur invoice dan purchasing yang akan memudahkan Anda dalam
pembuatan faktur, pengelolaan utang dan piutang, sehingga manajemen arus
kas bisnis Anda bisa berjalan dengan baik.
JURNAL UMUM
A. Pengertian Jurnal adalah buku yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan
secara kronologis. Beberapa perusahaan ada yang menggunakan berbagai jenis jurnal
(jurnal khusus), tetapi beberapa perusahaan menggunakan bentuk jurnal umum.
Untuk bahasan ini akan digunakan bentuk jurnal umum.
. Jurnal umum untuk transaksi-transaksi Salon Fitria selama bulan Desember 2005
tampak seperti dalam tabel berikut. Kolom “Ref” dalam jurnal umum ini baru akan diisi
dengan nomor kode akun masing-masing pada saat dilakukan pemindahbukuan
(posting) ke buku besar.
Kegunaan Jurnal Penutupan Akun-akun pendapatan dan beban adalah akun-akun
sementara yang digunakan untuk menghitung laba atau rugi selama suatu periode.
Laba atau rugi ini kemudian akan dipindahkan ke akun modal. Agar dapat digunakan
untuk pencatatan periode berikutnya, akun-akun tersebut harus bersaldo nol. Untuk
itu perlu dibuatkan jurnal penutupan. Akun prive juga merupakan akun sementara.
Akun ini digunakan untuk mencatat penarikan modal yang dilakukan dalam periode
yang bersangkutan. Pada akhir tahun akun itu juga harus ditutup dan dipindahkan ke
akun modal, melalui jurnal penutupan.
B. Tahap Jurnal Penutupan Untuk membuat jurnal penutupan diperlukan satu akun
baru yang dapat digunakan untuk mengikhtisarkan data yang terdapat dalam akun-
akun pendapatan dan beban. Akun ini disebut ikhtisar laba/rugi. Ada empat akun
jurnal penutupan, yaitu: 1. Jurnal penutupan untuk akun pendapatan. 2. Jurnal
penutupan untuk akun beban. 3. Jurnal penutupan untuk akun ikhtisar laba/rugi. 4.
Jurnal penutupan untuk akun prive.
C. Penutupan Pendapatan Saldo normal akun pendapatan adalah saldo kredit.
Misalnya, akun: Pendapatan Jasa Salon pada Salon Fitria, bersaldo kredit sebesar Rp
2.600.000,00 Jurnal penutupan untuk akun pendapatan dibuat dengan mendebet
semua akun pendapatan sebesar masing-masing saldo akhirnya. Akun: Ikhtisar
Laba/Rugi di kredit dengan jumlah dari saldo akhir pendapatan tersebut. Dengan
jurnal penutupan ini akun pendapatan akan bersaldo nol.
1. Pajak dan Kewajiban Pajak
Pajak adalah dana yang dikenakan oleh pemerintah untuk mendanai berbagai program
dan layanan publik. Kewajiban pajak adalah jumlah yang harus dibayarkan oleh
individu atau bisnis kepada pemerintah sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku.

Anda mungkin juga menyukai