Anda di halaman 1dari 2

Filosofi Dasar Ekonomi Islam

Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu “oikos” yang
berarti “keluarga, rumah tangga” dan “nomos” yang berarti “praturan, hukum” kemudian bila
digabung bermakna “aturan rumah tangga”. Sedangkan kata “Islam” berasal dari bahasa Arab
yang terdiri dari 3 akar kata yaitu “sin” yang berarti “alam”, “lam” yang berarti Allah, dan
“mim” yang berarti ibadah, kemudian bila digabung menjadi “sinlammim” bermakna “alam
dicipta Allah untuk ibadah”.

[3:19] Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat
Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

[3:85] Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

Sedangkan berdasarkan kata jadian “salama” bermakna “keselamatan, kedamaian”.


Sehingga jika digabungkan maka kata “Ekonomi Islam” secara harfiah berarti “aturan rumah
tangga untuk keselamatan”. Di dalam filosofinya Ekonomi Islam terkandung tiga hal yaitu
Ontologi Ekonomi Islam, Epistemologi Ekonomi Islam, dan Aksologi Ekonomi Islam
(Mochamad Aziz, 2009).
Latar belakang keilmuan Ekonomi Islam disebut sebagai Ontologi Ekonomi Islam yaitu
berupa alasan mendasar adanya Ekonomi Islam. Sesuai dengan sistem kehidupan yang ada
pada diri manusia, keluarga, lingkungan, dan alam semesta maka elemen dasar penciptaan
terdiri dari 3 unsur yaitu manusia, Allah, dan ibadah. Kemudian perpaduan 3 hal ini membentuk
alasan besar penciptaan yaitu Islam, sehingga ontology dari Ekonomi Islam adalah Islam.
Sesuai dengan firman Allah tersebut bahwa sistem atau Din yang diciptakan Allah itu hanya
Islam. Sehingga sistem ekonomi yang ada seharusnya juga mengikuti aturan dalam sistem
Islam. (Mochamad Aziz, 2009).
Islam dalam Ekonomi Islam merupakan konsep besar sebagai suatu sistem yang
menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang menjadi epistemology dari
keilmuan Ekonomi Islam yang sedang berkembang yaitu kafah. Ekonomi Islam yang kafah
muncul sebagai konsep dasar ekonomi dengan batasan Islam sebagai suatu sistem.
Konsep Ekonomi Islam yang kafah didukung oleh Quran Surat Al-Baqarah [2] ayat 208
bahwa tujuan dari Ekonomi Islam dapat dijalankan oleh orang-orang yang beriman dan
dilakukan secara sistematis dan menyeluruh atau kafah yang berarti dimulai dari Islam sebagai
kerangka dasar kehidupan yang di dalamnya mengandung makna bahwa manusia diciptakan
Allah untuk ibadah. Kemudian dikembangkan ke berbahai aspek termasuk ekonomi
(Mochamad Aziz, 2010).
Kerangka dasar Islam dari konsep yang menyeluruh berupa kaafah ini perlu
diterjemahkan ke dalam penerapan berekonomi secara makro dan mikro ekonomi.
Implementasi dari kedua hal tersebut dijabarkan dalam bentuk aksiologi yaitu keseimbangan
sistem ekonomi yang terdiri dari 2 hal misalnya antara penawaran dan permintaan. Secara
analogis, gambaran tentang keseimbangan antara 2 hal dalam Al-Quran disebutkan sebagai
hubungan antara hal yang baik dan hal yang buruk (Mochamada Aziz, 2010).

Anda mungkin juga menyukai