NIM : A031171310
TAFSIR JUZ 6
BISNIS
QS. Al-Maidah ayat 1
MANAJEMEN
Surah An-Nisa ayat 176
هّٰللا
ُت َف َل َها ِنصْ ف ٌ ْس َل ٗه َو َل ٌد وَّ َل ٗ ٓه ا ُ ْخ َ ك َلي َ ك قُ ِل ُ ُي ْف ِت ْي ُك ْم فِى ْال َك ٰل َل ِة ۗا ِِن امْ رُؤٌ ا َه َل َ ۗ َيسْ َت ْف ُت ْو َن
ْك َۗو ِان َ الثلُ ٰث ِن ِممَّا َت َر
ُّ ْن َف َل ُه َما ِ ك َوه َُو َي ِر ُث َهٓا ِانْ لَّ ْم َي ُكنْ لَّ َها َو َل ٌد ۚ َف ِانْ َكا َن َتا ْاث َن َتي َ ۚ َما َت َر
هّٰللا هّٰللا
ُ ْن ُي َبيِّنُ ُ َل ُك ْم اَنْ َتضِ لُّ ْوا ۗ َو ِ ۗ َكا ُن ْٓوا ا ِْخ َو ًة رِّ َجااًل َّون َِس ۤا ًء َفل َِّلذ َك ِر م ِْث ُل َح ِّظ ااْل ُ ْن َث َيي
ِب ُك ِّل َشيْ ٍء َعلِ ْي ٌم
Artinya :
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi
fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak
tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu)
seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh
harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan
itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika
mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian
seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan
(hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Penjelasan :
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa kita lihat bagaimana “ilmu manajemen” Allah
SWT dalam mengatur pembagian warisan dengan cara yang seadil-adilnya dan tentunya
sesuai dengan proporsi masing-masing ahli waris. Penentuan besarnya hak masing-masing
ahli waris oleh Allah SWT tentu dipertimbangkan dari berbagai sisi untuk menghindari
kemungkinan adanya perselisihan di antara para ahli waris.
Cara Allah SWT dalam hal pembagian hak tentu bisa kita tiru untuk diterapkan dalam
kehidupan kita, termasuk dalam hal manajemen bisnis. Misalnya, untuk pihak-pihak yang
melaksanakan akad kerjasama seperti musyarakah dimana pembagian keuntungan harus
sesuai dengan kesepakatan sedangkan, pembagian kerugiaannya berdasarkan besarnya
proporsi modal yang dimiliki. Hal ini tentu dilakukan untuk memberikan keadilan di antara
pihak-pihak yang melakukan akad tersebut dan agar tidak ada pihak yang merasa terzalimi.
PEMASARAN
QS. Al-Maidah ayat 2
PRODUKSI
QS. Al-Maidah ayat 1
ص ِّد ِه ْم َعنْ َس ِبي ِْل هّٰللا ِ َك ِثيْرً ۙا َ ت َل ُه ْم َو ِب ُ َف ِب
ٍ ظ ْل ٍم م َِّن الَّ ِذي َْن َها ُد ْوا َحرَّ مْ َنا َع َلي ِْه ْم َطي ِّٰب
ْ َّت ا ُ ِحل
اس ِب ْالبَاطِ ِل َۗواَعْ َت ْد َنا ل ِْل ٰكف ِِري َْن ِم ْن ُه ْمِ َّواَ ْخ ِذ ِه ُم الرِّ ٰبوا َو َق ْد ُنه ُْوا َع ْن ُه َواَ ْكل ِِه ْم اَ ْم َوا َل ال َّن
َع َذابًا اَلِ ْيمًا
Artinya :
“Karena kezaliman orang-orang yahudi, Kami haramkan bagi mereka makanan yang
baik-baik yang (dahulu) pernah dihalalkan; dan karena mereka sering menghalangi (orang
lain) dari jalan Allah (4:160), dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh
mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara tidak
sah (batil). Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka azab yang pedih
(4:161).”
Penjelasan :
Surah An-Nisa ayat 160-161 ini mengisahkan akibat dari perbuatan-perbuatan tercela
yang dilakukan oleh orang Yahudi, yaitu di dunia diharamkan kepada mereka makanan-
makanan yang baik yang dahulunya dihalalkan bagi mereka dan di akhirat disediakan bagi
mereka siksa yang amat pedih. Hal ini karena pada zaman dahulu bangsa Yahudi sesudah
mereka bertaubat dari menyembah anak sapi, setiap mengerjakan sesuatu dosa, maka
perbuatan itu diharamkan, meskipun semula perbuatan tersebut dihalalkan, ini sebagai bentuk
hukuman/pengajaran bagi mereka, agar tidak berbuat dzalim lagi. Akan tetapi mereka tetap
saja berdusta kepada Allah SWT.
Bentuk kedzaliman lain yang dilakukan oleh bangsa Yahudi adalah mereka
mengambil harta riba dari orang lain dan memakannya dengan meyakini bahwa riba itu halal.
Dalam kitab Taurat yang sebagian isinya sudah diubah penjelasan yang menyebutkan bahwa
riba itu halal, jika diambil dari orang lain (bukan orang Yahudi). Apabila diambil dari sesama
Yahudi adalah haram hukumnya. Selain itu, mereka juga memakan harta-harta manusia
dengan jalan yang bathil, seperti menerima suap, melakukan korupsi, berkhianat, dan
sebagainya.
Saat ini, juga sudah banyak kita temukan perilaku-perilaku seperti yang dijelaskan
pada surah An-Nisa ayat 160-161. Salah satunya yaitu mengenai riba yang paling banyak kita
temukan terutama di perbankan. Namun, meskipun banyak dari kita yang sudah mengetahui
bahwa hukum riba tersebut haram, rupanya belum cukup untuk membuat kita takut akan
dampak yang akan ditimbulkan dari melakukan sesuatu yang sudah jelas sangat dibenci oleh
Allah SWT. Contoh yang paling sederhana bisa kita lihat dari kurangnya minat nasabah
untuk menabung di bank syariah, karena berfikir bahwa bank syariah tidak ada bedanya
dengan bank konvensional. Selain itu, kita juga bisa melihat bagaimana perilaku manusia saat
ini yang rela melakukan segala cara untuk mewujudkan keinginannya, walaupun dengan
cara-cara yang tidak benar (bathil). Dalam hal ini, yang paling sering kita lihat adalah
maraknya tindak pidana korupsi yang justru banyak dilakukan oleh kalangan pejabat yang
notabene adalah orang-orang yang berpendidikan.
Berdasarkan beberapa sumber yang penulis baca, ternyata orang yang melakukan
praktik riba memang cenderung akan selalu berpikir egois dan mengedepankan hawa
nafsunya. Selain itu, orang yang senang melakukan praktik riba selalu memiliki pandangan
bahwa tujuan akhir dari hidupnya hanyalah ingin memperoleh harta sebanyak-banyaknya
tanpa memperdulikan itu halal atau haram. Oleh karena itu, merupakan sebuah kewajiban
bagi kita semua untuk terus saling mengajak dalam berbuat kebaikan.
KONSUMSI
QS. Al-Maidah ayat 3