Anda di halaman 1dari 8

Nama : Mifta Hul Jannah

NIM : A031171310
PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
Dasar Hukum
Dasar hukum pemungutan Pajak daerah dan Retribusi Daerah adalah Undang undang
No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pengertian Pajak daerah


Bebarapa pengertian atau istilah yang terkait dengan Pajak Daerah antara lain:
1. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada
Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
3. Badan, adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik
yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komondite, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk
apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, organisasi lainnya,
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga
dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
4. Subjek Pajak, adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak.
5. Wajib Pajak, adalah orang pribadi atau , badan, meliputi pembayar pajak, pemotong
pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah

Jenis Pajak dan Objek Pajak daerah


Pajak Daerah dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Pajak Provinsi, terdiri dari
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Air permukaan dan
e. Pajak Rokok
2. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari:
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
g. Pajak Parkir
h. Pajak Air Tanah
i. Pajak Sarang Burung Walet
j. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Khusus untuk daerah yang setingkat dengan daerah provinsi tidak terbagi dalam daerah
kabupaten/kota otonom, seperti daerah khusus ibu kota jakarta, jenis pajak yang dapat
dipungut merupakan gabungan dari pajak untuk daerah provinsi dan pajak untuk daerah
kabupaten/kota

Tarif Pajak Pajak Daerah


1. Tarif untuk pajak kendaraan bermotor pribadi ditetapkan sebagai berikut.
a. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling rendah 1% (satu persen)
dan paling tinggi 2% (dua persen)
b. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor kedua dan seterusya tarif dapat ditetapkan
secara progresif paling rendah 2% (dua persen) dan paling tinggi sebesar 10%
(sepuluh persen)

2. Tarif pajak kendaraan angkutan umum, ambulan, pemadam kebakaran, sosial


keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan, Pemerintah/TNI/Polri, Pemerintah
Daerah dan kendraan lain yang ditetapkan dengan peraturan dearah, ditetapkan paling
rendah sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dan paling tinggi 1% (satu persen)
3. Tarif kendaraan bermotor alat – alat besar ditetapkan paling rendah 0,1% (nol koma
satu persen) dan paling tinggi 0,2 (nol koma dua persen)
4. Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan paling tinggi masing masing
sebagai berikut.
a. Penyerahan pertama sebesar 20% (dua puluh persen)dan
b. Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1% (satu persen)

5. Khusus untuk kendaraan bermotor dan alat alat berat dan alat alat besar yang tidak
menggunakan jalan umum tarif ditetapkan paling tinggi sebagai berikut.
a. Penyertaaan pertama sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen) dan
b. Penyerahan kedua sebesar 0,075% (nol koma nol tujuh puluh lima persen)

6. Tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor ditetapkan paling tinggi sebesar 10%
(sepuluh persen). Khusus tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor untuk bahan
bakar kendaaan umum dapat ditetapkan paling sedikit 50% (lima puluh persen) lebih
rendah dari dari tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor untuk kendaraan pribadi
7. Tarif pajak air permukaan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen)
8. Tarif pajak rokok ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari cukai rokok
9. Tarif pajak hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen)
10. Tafir pajak restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen)
11. Tarif pajak hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35% (tiga puluh lima persen)
12. Tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25% (dua puluh lima persen)
13. Tarif pajak penerangan jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10 (sepuluh persen)
14. Tarif pajak mineral bukan logam dan batuan ditetapkan paling tinggi sebesar 25%
(dua puluh lima persen)
15. Tarif pajak parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30% (tiga puluh persen)
16. Tarif pajak air tanah ditetapkan paling tinggi sebesar 20% (dua puluh persen)
17. Tarif pajak sarang burung walet ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen)
18. Tarif pajak bumi dan bangunan pedesaaan dan perkotaan ditetapkan paling tinggi
sebesar 0,3% (nol koma tiga persen)
19. Tarif bea perolehan hak atas tanah dan bangunan ditetapkan paling tinggi sebesar 5%
(lima persen)

Pajak tersebut diatas ditetapkan dengan peraturan daerah


Tata Cara Pemungutan Pajak
Pemungutan pajak dilarang diborongkan. Setiap wajib pajak membayar pajak terutang
berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh wajib pajak berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban
perpajakan berdasarkan penetapan kepala daerah dibayar dengan menggunakan surat
ketetapan pajak daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota
perhitungan
Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan
menggunakan surat pemberitahuan pajak daerah (SKPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar (SKPDKB), dan/atau surat ketetapan pajak daerah kurang bayar tambahan
(SKPDKBT)

Kadaluwarsa Penagihan Pajak


Hak untuk melakukan penagihan pajak menjadi kadaluwarsa setelah melampaui waktu
5 (lima) tahun terhitung sejak tertunggaknya pajak, kecuali apabila wajib pajak melakukan
tindak pidana dibidang perpajakan daerah

Pengertian Retribusi Daerah


Beberapa pengertian atau istilah yang berkaitan dengan retribusi daerah antara lain:
1. Retribusi daerah, yang selanjutnya disebut retritbusi adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khsuus disediakan
dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi maupun
badan
2. Jasa, adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang
menyebabkan barang, fasilitas atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinimkmati orang
pribadi atau badan.
3. Jasa umum, adalah jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk tujuan
kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau
badan
4. Jasa usaha, adalah jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut
prinsip prinsip komersial kerana pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor
swasta
5. Perizinan tertentu, adalah kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka
pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan
ruang, serta penggunaan sember daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan

Objek Retribusi Daerah


Yang menjadi objek retribusi daerah adalah
1. Jasa umum
2. Jasa usaha dan
3. Perizinan tertentu

Retribusi jasa umum


Retribusi yang dikenakan atas jasa umum digolongkan sebagai retribusi jasa umum.
Objek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah
daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan.
Jenis retribusi jasa umum adalah:
1. Retrisbusi pelayanan kesehatan
2. Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
3. Retribusi pergantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil
4. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat
5. Retribusi pelanayan parkir ditepi jalan umum
6. Retribusi pelayanan pasar
7. Retribusi pengujian kendaraan bermotor
8. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran
9. Retribusi penggantian biaya cetak peta
10. Retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus
11. Retribusi pengolahan limbah cair
12. Retribusi pelayanan Tera/Tera ulang
13. Retrubusi pelayanan pendidikan dan
14. Retribusi pengendalian Menara Telekomunikasi
Retribusi jasa usaha
Retribusi yang dikenakan atas jasa usaha digolongkan sebagai retribusi jasa usaha.
Objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan
menganut prinsip komersial yang meliputi:
1. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum
dimanfaatkan secara oftimal dan/atau
2. Palayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh
pihak swasta

Jenis retribusi jasa usaha adalah:


1. Retribusi pemakaian kekayaan daerah
2. Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan.
3. Retribusi tempat pelelangan
4. Retribusi terminal
5. Retribusi tempat khusus parkir
6. Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa
7. Retribusi rumah potong hewan
8. Retribusi pelayanan kepalabuhanan
9. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga
10. Retribusi penyebrangan di air dan
11. Retribusi penjualan produk usaha daerah

Retribusi perizinan tertentu


Retribusi yang dikenakan atas perizinan tertentu digolongkan sebagai retribusi
perizinan tertentu. Objek retribusi perizinan tertentu adalah pelanan perizinan tertentu oleh
pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan
dan pengawasan atau kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang ,
prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan. Jenis jenis retribusi perizinan tertentu adalah:
1. Retribusi izin mendirikan bangunan
2. Retribusi izin gangguan
3. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol
4. Retribusi izin trayek dan
5. Retribusi izin usaha perikanan
Subjek Retribusi Daerah
1. Retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati
pelayanan jasa umum yang bersangkutan
2. Retribusi jasa usaha adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan /menikmati
pelanan jasa usaha yang bersangkutan
3. Retribusi perizinan tertentu adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin
tertenu dari pemerintah daerah

Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi

1. Retribusi jasa umum, ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang
bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektifitas pengendalian
atas pelayanan tersebut. Yang dimaksud dengan biaya disini meliputi biaya operasi
dan biaya pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal
2. Retribusi jasa usaha, didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang
layak, yaitu untuk keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut
dilakukan secara efisien dan beriorentasi pada harga pasar
3. Retribusi perizinan tertentu, didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau
seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin disini meliputi penerbitan dokumen
izin, pengawasan dilapangan, penegakan hukum, penatausahaan, dan biaya dampak
negatif dari pemberian izin usaha tersebut

Tata Cara Pemungutan Retribusi


Retribusi dipungut dengan menggunakan surat ketetapan retribusi daerah (SKRI) atau
dokumen lain yang dipersamakan berupa karcil, kupon dan kartu langganan. Dalam hal wajib
retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang bayar, dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang
yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan surat tagihan retribusi
daerah (STRD). Penagihan retribusi tentang sebagaimana didahului dengan surat teguran.
Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan dengan peraturan daerah.

Pemanfaatan Retribusi
Pemanfaatan dari penerimaan masing masing jenis retribusi diutamakan untuk
mendanai kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan retribusi ditetapkan dengan peraturan
daearah

Kadaluwarsa Penagihan Retribusi


Hak untuk melakukan penagihan retribusi menjadi kadaluwarsa setelah melampaui
waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi kecuali jika wajib retribusi
melakukan tindak pidana dibidang retribusi.

Anda mungkin juga menyukai