Audit Internal
Pekerjaan Lapangan
05
Ekonomi & Bisnis S-1 Akuntansi 32020 Indraguna Kusumabrata, MM,CA,CPSAK
Abstract Kompetensi
Menjelaskan apa yang menjadi tujuan, - Memahami tujuan dan strategi
metode dan strategi untuk melakukan pekerjaan audit untuk memperoleh
pekerjaan lapangan serta bagaimana bukti audit
penerapan teknik-teknik audit.
Pekerjaan Lapangan
Proses dan Tujuan Pekerjaan Lapangan
Audit Smart
Smart=Selective Monitoring and Assessment of Risks and Trends, yaitu mencerminkan
efektivitas sistem kontrol internal dan memudahkan dalam mengidentifikasi masalah-
masalah potensial, tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi-fluktuasi yang tidak normal.
A. Audit Fungsional
Audit fungsional (functional audit) adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga
akhir, melintasi lini organisasi. Audit ini bertujuan untuk menentukan seberapa baik fungsi-
fungsi dalam organisasi akan saling berinteraksi dan bekerja sama. Audit fungsional
memiliki kesulitan khusus karena luas dan cakupannya. Audit fungsional yang bernilai bagi
sebuah organisasi mencakup audit atas:
Pemesanan, penerimaan, pembayaran bahan baku dan perlengkapan.
Pengiriman langsung perlengkapan atau jasa ke departemen pengguna.
Penerapan perubahan pada produk.
Pengumpulan, pemisahan, dan penjualan barang sisa.
Pengendalian dan praktik keselamatan.
Program untuk mendeteksi konflik kepentingan.
Pengelolaan aset modal.
Formulasi anggaran.
Fungsi-fungsi pemasaran
Dalam melakukan audit fungsional, dan audit jenis lainnya, auditor internal harus selalu
menyadari apa yang diharapkan oleh manajemen senior dari auditor internal. Setiap
organisasi diarahkan dan dipimpin oleh keputusan manajemen. Keputusan yang baik
tergantung keputusan yang tepat. Dalam semua auditnya, auditor internal, sebagai
konsultan sekaligus mitra bagi manajemen, harus mengevaluasi informasi yang menjadi
dasar pengambilan keputusan oleh manajemen dan memastikan bahwa sistem control
berfungsi seperti yang diinginkan. Manajemen senior mengharapkan auditor memiliki
karakteristik berikut dalam penugasannya:
Menguasai teknik-teknik audit internal.
Mampu menetapkan sumber-sumber informasi faktual.
Memiliki kapasitas untuk secara mendalam menganalisis informasi yang diterima.
Setiap organisasi harus ditelaah produktivitasnya yaitu efisiensi dan efektivitas pengguna
sumber daya yang dipercayakan kepada manajer. Meningkatkan produktivitas merupakan
kunci bertahannya organisasi dalam lingkungan yang kompetitif.
Auditor harus menerapkan semua teknik mempengaruhi yang mereka miliki sejak
permulaan dan disepanjang penugasan, mereka harus membuat manajemen tetap
mengetahui informasi dan memperoleh rekomendasi pada tingkat akar rumput sebelum
menyajikannya ke manajemen.
Intinya, auditor internal ingin menetukan tiga hal dalam audit atas program. Dalam sektor
swasta pencapaian umumnya diukur dalam pendapatan dan keuntungan. Dalam sektor
publik auditor internal memperhatikan:
- Keluaran
Mencakup hal-hal seperti jasa yang diberikan, barang yangdiproduksi, dan biaya, dan
bantuan yang diberikan. Misalnya siswa-siswa yang diajar, kasus-kasus yang diproses.
- Manfaat atau Hasil
Manfaat mencerminkan dampak dari keluaran. misalnya, jumlah siswa yang diajar
merupakan pengeluaran. Tetapi, peningkatan tingkat pengetahuan, keahlian, motivasi,
dan aspirasi dari para siswa merupakan manfaat. Manfaat atau hasil lebih sulit
diukur disbanding keluaran namun jelas manfaat lebih relevan dalam mengevaluasi
suatu program.
- Dampak
Adalah efek dari suatu program terhadap suatu komunitas, masyarakat atau bahkan
dunia.
Audit Kontrak
Kontrak kontruksi atau operasi sering melibatkan uang dalam jumlah besar. Kontrak
kontruksi biasanya bukan merupakan bagian dari bisnis rutin organisasi. Kontrak operasi
bisa memberikan jasa ataupun operasi terprogram. Kontrak umumnya terdiri atas tiga
kategori:
a. Biaya Sekaligus (Lump-Sump)
Pada kontrak lump sum (harga tetap) kontraktor setuju melaksanakan pekerjaan dengan
harga tetap. Kadang kontrak mengandung klausul kenaikan, kemajuan pembayaran,
ketentuan insentif, dan penyesuaian atas biaya pekerjaan lapangan, jika biaya melebihi
yang disepakati biaya tambahan akan ditanggung oleh organisasi.
b. Biaya Tambahan (Cost-Plus)
Merupakan cara paling ekonomis untuk proyek kontruksi atau operasi,karena banyaknya
ketidakpastian dalam proyek-proyek ini. Kontrak-kontrak cost-plus tidak membutuhkan
perlindungan atas ketidakpastian. Biaya-biaya tak terduga bisa dimintakan penggantian
sejumlah biaya ditambah tarif tetap atau biaya ditambah tarif berdasarkan persentase
biaya. Jenis penggantian banyak dihindari organisasi karena adanya motivasi untuk
menaikkan biaya sehingga meningkatkan tarif. Beberapa kontrak cost-plus memberikan
biaya maksimum dan memisahkan setiap penghematan yang bisa dilakukan.
c. Harga Per Unit (Unit-Price).
Berguna jika suatu proyek membutuhkan pekejaan yang seragam dalam jumlah yang
besar.
Berikut beberapa risiko dan bidang risiko dalam perjanjian kontrak yang harus diperhatikan
auditor internal:
a. Dalam Kontrak Lump-Sum
- Persaingan yang tidak memadai.
- Perlindungan asuransi dan utang yang tidak memadai.
- Sertifikasi penyelesaian pekerjaan padahal sebenarnya belum selesai.
- Pengenaan biaya atas perlatan atau aktifitas yang tidak diterima.
- Ketentuan kenaikan.
- Perubahan spesifikasi atau harga.
- Otorisasi ata pekerjaan ekstra dan revisi pekerjaan.
- Pekerjaan tambahan, perubahan dan revisi yang sebenarnya sudahtercakup dalam
kontrak awal
- Biaya-biaya tidak langsung termasuk biaya-biaya tambahan.
- Isi perubahan pesanan termasuk tarif yang tidak sesuai.
- Inspeksi yang tidak memadai dibandingkan spesifikasi.
----
Daftar Pustaka
- Lawrence B Sawyer, Internal Audit, Edisi 5.