Kelompok 3
1. Nirwana
2. Miftahul Jannah
3. Asdar Rahman
terjadinya selisih yang merugikan. Jika dilihat secara umum maka penyebab-penyebab
terjadinya selisih adalah sebagai berikut:
Adanya hari libur nasional yang menyebabkan penambahan waktu jam lembur.
Adanya kerusakan peralatan (mesin-mesin) pada saat produksi sedang banyak.
Adanya kesalahan dalam pembuatan produk sehingga produk perlu diperbaiki dan
membutuhkan biaya tambahan lagi.
Adanya keterlambatan penggunaan bahan baku yang akan digunakan dalam proses
produksi sehingga banyak waktu mengganggur.
Adanya karyawan yang sakit dan digantikan dengan karyawan lain sehingga terjadi
penambahan upah lembur.
Ada atau tidaknya pekerjaan lembur.
Karyawan yang baru diterima tidak dibayara sesuai upah lembur.
Adanya kenaikan atau penurunan pangkat yang menyebabkan perubahan tarif upah.
Bahan baku yang dipakai dalam perusahaan seringkali terdiri atas berbagai macam
jenis dan mutu. Dalam perusahaan-perusahaan tertentu, sering kali terdapat kemungkinan
untuk mengubah komposisi bahan baku yang dipakai dengan tujuan untuk merendahkan
biaya, dengan mutu dan kuantitas hasil produk yang tetap memuaskan. Penurunan biaya juga
dapat dilakukan dengan perbaikan hasil bahan baku yang dipakai. Daalm perusahaan
semacam ini, manajemen memerlukan analisis selisih komposisi dan hasil bahan baku.
Jika spesifikasi bahan baku menurut standar telah ditentukan dan komposisi jenis bahan
bakuyang digunakan dalam proses produksi telah ditetapkan, maka bila terjadi
penyimpangan antara komposisi standar dengan komposisi sesungguhnya bahan yang
dipakai, penyimpangan ini disebut selisih komposisi. Dalam perusahaan tertertentu,
seperti perusahaan tekstil, karet dan perusahaan kimia, yang produknya harus memenuhi
3
b. selisih hasil
Hasil dapat didefinisikan sebagai jumlah produk utama yang dihasilkan dari pengolahan
sejumlah bahan baku tertentu. Jika untuk menghasilkan 10 satuan produk dibutuhkan 20
kg bahan baku, maka persentase hasil dalam hal ini adalah 50% (10/20 x 100%). Jika
persentase hasil sesungguhnya menyimpang dari standar, maka penyimpangan ini disebut
selisih hasil.
4. Pengelomppokkan Variansi
1) Varians Bahan Baku
Varians atau selisih bahan baku, terdiri dari:
a. Selisih harga bahan baku (material price variance )
Rumus:
Material price variance =(Harga ssg– harga st )x kuantitas pembelian
b. Selisih bauran/komposisi bahan baku (material mixvariance )
Rumus:
Material mix variance =((kuantitas ssg x harga st)– (total kuantitas ssg xrata2 input*))
*Rata2 input = Total Biaya BB : total unit input
c. Selisih Hasil bahan baku (material yield variance )
Rumus:
Material yield variance=((Total kuantitas ssg x rata2 input)– (Produksi ssg xrata2
output*))
Rata2 Output = Total Biaya BB : total unit output
d. Selisih kuantitas bahan baku (material quantity variance )
Rumus:
5
D. Contoh Soal:
Diketahui standar untuk 20.000 produk x adalah sebagai berikut:
Data sesungguhnya:
A: 10.750 Kg @ Rp 1.350
B: 16.250 Kg @ Rp 780
Jika untuk mengubah 25.000 Kg input menjadi 20.000 Kg output memerlukan 40 jam TKL
dengan tarif Rp 4.500 per jam. Atau tariff standar
per liter adalah Rp 9 per liter (dihitung dari (40 jam : 20.000) X Rp 4.500) jam standar per
7
liter adalah 0,002 jam. Total jam aktual 35 jamdengan tarif aktual Rp 4.700 FOH dibebankan
berdasarkan tarif jam kerja langsung Rp 5.000 per jam atau Rp 10 per Kg (dihitung dari (Rp
40 ; 20.000) x Rp 5.000). Tarif FOH variable standar adalah Rp 3.000 per jam dan FOH tetap
Rp 100.000. FOH sesungguhnya adalah Rp 210.000
c. Selisih efisiensi
= (jam ssg x tarif FOH) – (jam st x tarifFOH)
= (35 x Rp 5.000) – (43,2 x Rp 5.000)
= Rp 175.000 – Rp 216.000
= Rp 41.000 (M)
DAFTAR PUSTAKA
Polimeni, Ralph S., kk. 1988. “Akuntansi biaya: konsep dan aplikasi untuk pengambilan
keputusan manajerial”. Edisi 3. Diterjemahkan oleh: Saragih, Frederikson. Jakarta:
Erlangga.