Anda di halaman 1dari 5

Audit Internal Misalnya tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan

dan pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses


I. DEFINISI pencatatan transaksi, dan penyusunan laporan keuangan
Internal audit adalah sebuah organisasi independen, dan perusahaan.
aktivitas obyektif jaminan konsultasi yang dirancang untuk
menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit Internal di Abad-abad Permulaan
Internal Auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan Sejarah audit internal menunjukkan bahwa profesi ini telah berkembang secara
aktivitas Internal Audit. sistematik, mengikuti perubahan yang terjadi di dunia usaha. Ilmu dan profesi
audit internal telah dimulai pada 3.500 Sebelum Masehi. Catatan sejarah
II. JENIS AUDIT mengenai peradaban Mesopotamia menunjukkan adanya tanda-tanda kecil
a. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu yang dibuat disamping angka-angka transaksi-transaksi keuangan. Tanda-tanda
pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang seperti titik, tanda silang, dan tanda “ü” yang ada pada saat itu merupakan
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang potret dari system verifikasi yang telah dijalankan. Seseorang menyiapkan
independen dengan maksud untuk memberikan opini laporan transaksi; orang lain akan memverifikasi (memeriksa) laporan tersebut.
mengenai kewajaran laporan keuangan secara Control internal, system verifikasi, dan konsep pembagian tugas kemungkinan
keseluruhan. telah dilakukan pada masa-masa itu. Sejarah mencatat bahwa masyarakat
b. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk Mesir, Cina, Persia, dan Yahudi pada abad-abad permulaan juga menerapkan
pemeriksaan yang hanya terbatas pada permintaan system yang sama.
auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Audit Internal di Abad-abad Pertengahan
dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan Pada abad ke 13 dimulai pencatatan keuangan melalui system pembukuan
keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap berpasangan (double entry) yaitu setiap transaksi dicatat pada sisi debit dan
penerimaan kas perusahaan. kredit. System ini memudahkan mengawasi arus kas masuk dan kas keluar
sehingga seorang auditor mudah untuk memeriksa keuangan perusahaan
III. KESAMAAN MENGENAI TANGGUNG JAWAB DAN maupun keuangan Negara.
PELAKSANAAN AUDIT OLEH AUDITOR INTERN DAN EKSTERN: Audit Internal di Masa Revolusi Industri
Persamaannya: Dimulai ketika terjadi revolusi industry di Inggris, dimana perusahaan-
 Sebagai auditor harus kompeten dan selalu objektif perusahaan mulai memperkerjakan akuntan untuk memeriksa catatan
dalam melaksanakan pekerjaan dan melaporkan hasil keuangannya melalui jurnal maupun laporan keuangan dan dokumen-
auditnya dokumen lainnya sebagai bahan bukti.
 Selalu menggunakan model resiko audit dalam Audit Internal di Tahun-tahun Belakangan Ini
menetapkan luasnya pengujian dan mengevaluasi hasil Orang-orang kaya Inggris mulai berinvestasi ke lintas Negara seperti Amerika
auditnya. Serikat dan mereka menginginkan verifikasi keuangan secara independent atas
investasinya melalui aduditor-auditor dari Inggris dengan memakai metode dan
IV. TUJUAN DAN TUGAS AUDIT INTERNAL prosedur audit yang bisa diterima oleh pihak-pihak yang terkait.
Pengauditan internal pada dasarnya membantu anggota Pencapaian Identitas Diri Auditor Internal
manajemen dalam meringankan tanggung jawabnya dengan Selama beberapa tahun, auditor eksternal terus memberikan pengaruh
aktivitas penelaahan, rangkaian, penilaian, dan analisa terhadap perkembangan audit Internal. Audit internal modern mulai muncul
informasi aktivitas perusahaan secara layak. pada tahun 1941 ketika Ikatan Auditor Internal-Institute Of Internal Auditors
Internal Audit berfungsi untuk alat bantu manajemen guna (IIA) dibentuk. Sejak saat itu para auditor internal memperluas ruang lingkup
menilai tingkat efektif dan keefisienan pengendalian internal audit untuk menilai semua aspek yang berkaitan dengan operasional
perusahaan, memberi saran ataupun rekomendasi serta perusahaan. Sejak saat itu profesi auditor internal menjadi setara dengan
memberikan nilai tambah untuk manajemen sebagai dasar auditor eksternal.
pengambilan keputusan atau tindakan berikutnya.
Perbedaan Antara Audit Internal dan Audit Eksternal
V. PRAKTEK AUDIT INTERNAL
Praktek audit internal meliputi 3 kategori pokok:
1) Audit Keuangan,
yang meliputi analisis aktivitas ekonomi perusahaan
yang diukur dan dilaporkan berdasarkan metode
akuntansi.
2) Audit Kepatuhan,
yang meliputi suatu review atas pengendalian keuangan
dan operasi, serta transaksi untuk menentukan tingkat
kepatuhan/kesesuaiannya dengan hukum, regulasi,
standar dan prosedur yang berlaku/ada.
3) Audit Operasional,
yang meliputi review secara komprehensif atas berbagai
fungsi dalam organisasi untuk menilai keekonomisan
dan efisiensi operasi, serta keefektifan dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

VI. INDEPENDENSI INTERNAL AUDIT


Sukrisno (2004:227), mengemukakan bahwa independensi
internal auditor antara lain tergantung pada:

1. Kedudukan Internal Audit Department (IAD)


tersebut dalam organisasi perusahaan, maksudnya
kepada siapa IAD bertanggung jawab.
2. Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional.

Jika ingin independen, departemen audit internal tidak boleh


terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan.
Redefenisi Internal Audit organisasi, terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat memenuhi
kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan pemegang saham. Penerapan
risk management dan risk based audit adalah salah satu contoh peran IA
The Institute of Internal Auditor (IIA) (1999) memberikan defenisi baru bahwa
sebagai katalis.
Internal Audit adalah suatu aktivitas independen dalam menetapkan tujuan dan
merancang aktivitas konsultasi (consulting activity) yang bernilai tambah (value
added) dan meningkatkan operasi perusahaan. Dengan demikian internal Intenal Audit Sebagai Seorang Katalist
auditing membantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan cara
pendekatan yang terarah dan sistematis untuk menilai dan mengevaluasi
Sebagai seorang katalist IA terlibat aktif dalam penilaian resiko yang terdapat
keefektifan manajemen resiko (risk management) melalui pengendalian
dalam proses bisnis perusahaan. Inilah yang disebut dengan risk based audit.
(control) dan proses tata kelola yang baik (governance processes).
Pendekatan risk based audit memerlukan keterlibatan IA dalam
mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko bisnis yang dihadapi
Defenisi tersebut dengan jelas merubah persepsi banyak orang mengenai perusahaan. Oleh karena itu diperlukan sikap proaktif dari IA dalam mengenali
internal audit selama ini. Perbedaan nyata dalam defenisi tersebut dijelaskan resiko-resiko yang dihadapi manajemen dalam mencapai tujuan organisasinya.
dalam tabel berikut: IA dapat menjadi mitra manajemen dalam meminimalkan resiko kerugian (loss)
serta memaksimalkan peluang (opportunity) yang dimiliki perusahaan.

Peran katalis internal audit tidak saja terbatas pada perbaikan dan memberikan
nasihat tetapi juga dapat berupa: Keterlibatan IA dalam system design &
development, review terhadap kompetensi SDM dalam suatu fungsi organisasi,
keterlibatan dalam penyusunan corporate planning, evaluasi kinerja,
budgeting, strategy formulation dan usulan perubahan strategi, dan lain
sebagainya.

Sangkin pentingnya penilaian risiko bisnis dalam organisasi perusahaan


sekarang ini, maka tak jarang fungsi risk management menjadi fungsi mandiri
di luar interal audit. Risk management yang melakukan assessment dan IA yang
melakukan test. Semakin baik kinerja internal audit dalam meminimalisir risiko
Paradigma Baru VS Paradigma lama maka akan semakin baik kinerja perusahaan secara keseluruhan. Itulah
sebenarnya yang diharapakan oleh semua stake holder perusahaan termasuk
Peran IA sebagai watchdog telah berlangsung lama sekitar tahun 1940-an, kita sebagai karyawan.
sedangkan peran sebagai konsultan baru muncul sekitar tahun 1970-an.
Adapun peran internal auditor sebagai katalist baru berkembang sekitar tahun Jadi, setelah uraian singkat saya ini, apakah persepsi kita terhadap IA masih
2000-an. Perbedaan pokok ketiga peran IA tersebut sebagai berikut : seperti yang dulu? Jika persepsi Anda sudah berubah, maka mari mulai
sekarang kita gandeng IA sebagai mitra kita dalam memaksimalkan kinerja
URAIAN WATCHDOG CONSULTANT CATALIST perusahaan.
Proses Audit kepatuhanAudit operasional Quality Assurance
(Compliance Audit) Fungsi Audit Internal
Fokus Adanya VariasiPenggunaan sumberNilai (Values)
(penyimpangan, daya (resources)
Sawyer (2005) mengemukakan bahwa internal audit memiliki berbagai fungsi
kesalahan atau
diantaranya :
kecurangan dll)
Impact Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang
1. Pengawasan pada seluruh aktivitas yang sulit ditangani oleh
pimpinan puncak.
Peran watchdog bertujuan untuk memastikan ketaatan/kepatuhan terhadap
2. Pengidentifikasian dan minimalisasi resiko.
ketentuan, peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan. Audit yang
3. Report Validation kepada manajer.
dilakukan adalah compliance audit dan apabila terdapat penyimpangan dapat
4. Mendukung dan membantu manajemen pada bidang-bidang teknis.
dilakukan koreksi terhadap sistem pengendalian manajemen. Peran watchdog
5. Membanti proses decision making.
biasanya menghasilkan saran/rekomendasi yang mempunyai impact jangka
6. Menganalisis masa mendatang (bukan untuk hal yang telah terjadi).
pendek, misalnya perbaikan sistem dan prosedur atau internal control.
7. Membantu manajer dalam mengelola perusahaan.

Peran IA sebagai konsultan diharapkan dapat memberikan manfaat berupa


Ruang Lingkup Audit Internal
nasehat (advice) dalam pengelolaan sumber daya (resources) organisasi
sehingga dapat membantu tugas para manajer operasional. Audit yang
dilakukan adalah operational audit/performance audit, yaitu meyakinkan Guy dkk mengemukakan ruang lingkup internal audit yang telah dialih
bahwa organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara bahasakan oleh Paul A. Rajoe. Pada penjelasannya ruang lingkup internal audit
ekonomis, efisien dan efektif (3E) sehingga dapat dinilai apakah manajemen adalah sebagai berikut :
telah menjalankan aktivitas organisasi yang mengarah pada tujuannya.
Rekomendasi yang dibuat oleh auditor biasanya bersifat jangka menengah. 1. Menganalisis keefektifan (Reliabilitas & Integrasi) informasi finansial
Aplikasi nyata peran ini dalam perusahaan adalah penerapan Control Self dan operasional serta alat yang dipakai untuk mengidentifikasi,
Assesment (CSA) yang telah berjalan baik di beberapa perusahaan besar hinga mengukur, mengelompokan, dan melaporkan informasi tersebut.
saat ini. 2. Melakukan pengamatan terhadap sistem yang ada dalam rangka
memastikan adanya kesesuaian antara kegiatan/aktivitas/program
Peran IA sebagai katalis berkaitan dengan quality assurance, sehingga IA yang dijalankan organisasi dengan kebijakan, peraturan, prosedur,
diharapkan dapat membimbing manajemen dalam mengenali risiko-risiko yang hukum, rencana yang berdampak signifikan pada kegiatan
mengancam pencapaian tujuan organisasi. Quality assurance bertujuan untuk organisasi.
meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan 3. Mengamati berbagai metode yang dipakai dalam menjaga
produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan customer. Dalam peran katalis, aset/harta perusahaan. Apabila dibutuhkan maka akan melakukan
IA bertindak sebagai fasilitator dan agent of change. Impact dari peran katalis verifikasi terhadap harta-harta tersebut.
bersifat jangka panjang, karena fokus katalis adalah nilai jangka panjang dari
4. Memberi penilaian terhadap efektifitas dan keekonomisan dalam 4.1. Hanya akan memberikan layanan sepanjang mereka memiliki
pemakaian sumber daya. pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan.
5. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan operasional atau 4.2. Harus melakukan audit internal sesuai dengan Standar Internasional
program organisasi/perusahaan apakah hasil yang diperoleh Praktik Profesional Audit Internal.
konsisten dan sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang telah 4.3. Akan terus-menerus meningkatkan kemampuan dan efektivitas serta
ditentukan sebelumnya. kualitas layanan mereka.

Prinsip
FALSAFAH COSO
Auditor internal diharapkan menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip
Makalah ini terfokus pada risiko auditor internal dan eksternal umumnya, audit
sebagai berikut:
laporan keuangan (LK) khususnya, dan lebih khususnya lagi pada risiko akuntan
1. Integritas
publik.
Integritas auditor internal membangun kepercayaan dan dengan demikian
Bagi COSO, pengukuran-penetapan risiko adalah kegiatan penting bagi
memberikan dasar untuk landasan penilaian mereka.
manajemen dan auditor internal korporasi, sehingga auditor internal harus
2. Objektivitas
paham proses dan sarana untuk identifikasi, penilaian, pengukuran dan
Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional tingkat tertinggi dalam
penetapan tingkat risiko (risk assessment) sebagai dasar menyusun prosedur
mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang
audit internal. COSO menyatakan bahwa setiap entitas menghadapi risiko
kegiatan atau proses yang sedang diperiksa. Auditor internal membuat
internal dari luar, bahwa risiko-risiko tersebut harus didentifikasi dan dinilai-
penilaian yang seimbang dari semua keadaan yang relevan dan tidak
diukur terfokus pada pengamanan sasaran strategis korporasi.
dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan mereka sendiri atau pun orang lain
Perubahan sosial-politik-ekonomi-industri-hukum dan perubahan kondisi
dalam membuat penilaian
operasional perusahaan teraudit mengandung risiko, manajemen perusahaan
3. Kerahasiaan
harus membentuk mekanisme untuk mengenali & menghadapi perubahan
Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang mereka
tersebut. Basis utama manajemen risiko adalah asesmen risiko. Untuk
terima dan tidak mengungkapkan informasi tanpa izin kecuali ada ketentuan
keberlangsungan usaha, asesmen risiko merupakan tanggungjawab
perundang-undangan atau kewajiban profesional untuk melakukannya.
manajemen yang bersifat integral dan terus menerus, karena manajemen tak
4. Kompetensi
dapat memformulasikan sasaran dengan asumsi sasaran akan tercapai tanpa
Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
risiko atau hambatan.
yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan audit internal.
Contoh risiko, bahaya, ancaman, atau hambatan mencapai sasaran korporasi
Aturan Perilaku
adalah :
1. Integritas  Pesaing meluncurkan produk baru
 Perubahan teknologi menyebabkan jasa atau produk tidak laku
Auditor Internal:  Manajer andalan tiba-tiba mengundurkan diri sebagai karyawan

1.1. Harus melakukan pekerjaan mereka dengan kejujuran, ketekunan, dan


 Formula rahasia dicuri dan dijual oleh karyawan kepada pesaing
tanggung jawab.  KKN menggerus laba dan membuat perusahaan keropos
PENGGUNA HASIL PENILAIAN-PENETAPAN RISIKO
1.2. Harus mentaati hukum dan membuat pengungkapan yang diharuskan oleh Analisis risiko digunakan untuk mengurangi risiko, makin kecil risiko maka makin
ketentuan perundang-undangan dan profesi. besar kemungkinan meraih sasaran korporasi. Berbagai yurisdiksi hukum
meminta setiap bank melakukan penilaian-risiko dan mengumumkan kondisi
1.3. Sadar tidak boleh terlibat dalam aktivitas ilegal apapun, atau terlibat dalam pengendalian internal kepada publik, auditor eksternal diwajibkan membuat
tindakan yang memalukan untuk profesi audit internal atau pun organisasi. atestasi tentang pernyataan bank tersebut & kondisi pengendalian internal
bank, untuk melindungi deposito publik. Otoritas Pasar Modal AS (SEC)
1.4. Harus menghormati dan berkontribusi pada tujuan yang sah dan etis dari meminta semua emiten membuat Laporan Penilaian Risiko sejak 1979 untuk
organisasi. melindungi kepentingan investor. SAS 55 AICPA menyatakan bahwa auditor
eksternal bertanggungjawab untuk memperoleh & memahami sistem
2. Objektivitas pengendalian audit laporan keuangan. Akuntan publik juga membuat asessmen
risiko terkait perencanaan audit LK, untuk mendeteksi risiko kegagalan auditor
Auditor Internal: mencapai sasaran audit, untuk menentukan metode pengujian yang tepat
menuju sasaran audit, antara lain perencanaan sampling dan penggunaan
2.1. Tidak akan berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apapun yang teknik audit secara tepat. Auditor internal harus selalu bertanya “Hal-hal apa
dapat mengganggu, atau dianggap dianggap mengganggu, ketidakbiasan saja yang mungkin tidak berjalan sesuai rencana?”, mengidentifikasi potensi
penilaian mereka. Partisipasi ini meliputi kegiatan-kegiatan atau hubungan- kesalahan, menengarai gejala ketidakwajaran segala sesuatu yang memberi
hubungan yang mungkin bertentangan dengan kepentingan organisasi. tanda-tanda bahaya atau tanda-tanda risiko. Auditor internal melakukan
asesmen risiko untuk meyakini bahwa sarana-pengendalian tertentu masih
2.2. Tidak akan menerima apa pun yang dapat mengganggu, atau dianggap berfungsi efektif.
dianggap mengganggu, profesionalitas penilaian mereka. PERENCANAAN ASESMEN RISIKO
Perencanaan audit internal harus berbasis pengetahuan akan risiko kegagalan
2.3. Harus mengungkapkan semua fakta material yang mereka ketahui yang, organisasi dalam mencapai tujuan. Perencanaan strategis perusahaan
jika tidak diungkapkan, dapat mengganggu pelaporan kegiatan yang sedang mencakupi pertimbangan risiko kegagalan organisasi. Manajemen risiko
diperiksa. berpengaruh pada perencanaan audit. Auditor melakukan evaluasi kendali
internal sebagai sarana penghindaran risiko.
3. Kerahasiaan PERLUASAN AUDIT BERBASIS RISIKO
Pada awalnya, kegiatan audit dimulai dengan observasi terhadap control
Auditor Internal: (pengendalian), analisis pengendalian, disusul kegiatan analisis risiko tiap jenis
3.1. Harus berhati-hati dalam penggunaan dan perlindungan informasi yang operasi korporasi tersebut dan analisis keselarasan aktivitas dengan sasaran
diperoleh dalam tugas mereka. korporasi.
3.2. Tidak akan menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau yang Perluasan Audit Berbasis Risiko mencakupi kegiatan identifikasi, pengukuran
dengan cara apapun akan bertentangan dengan ketentuan perundang- dan analisis risiko, lalu memilih aktivitas strategis terkait manajemen risiko sbb:
undangan atau merugikan tujuan yang sah dan etis dari organisasi. 1. Mengendalikan risiko, aktivitas pengurangan risiko, besar risiko,
jumlah risiko atau frekuensi terjadinya risiko
4. Kompetensi 2. Menerima risiko dan/atau risiko residual (setelah segala upaya
Auditor Internal: mitigasi risiko dilakukan)
3. Menghindari risiko, merancang ulang proses bisnis yang tak  Unsur pertimbangan dalam penetapan saldo akun.
berkonsekuensi risiko tertentu
4. Pembagian risiko, pembelahan risiko, memikul risiko beramai-ramai
 Besar suatu pos dalam neraca.
(risk sharing) atau transfer risiko ke unit organisasi lain (bagian lain)  Kerumitan kalkulasi tertentu.
atau pihak ketiga (di luar korporasi) yang lebih mampu mengelola- RISIKO INHEREN
mengendalikan risiko tersebut Risiko salah saji laporan keuangan terkait risiko bawaan karena jenis bisnis, jenis
AUDIT INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO industri, jenis operasi khas industri tersebut dan risiko salah saji karena
Tugas auditor internal antara lain adalah meng-audit risiko; melakukan evaluasi pengendalian internal lemah atau tidak ada.
risiko, mengusulkan pendirian manajemen risiko sambil menjelaskan manfaat Sebagai contoh:
manajemen risiko, atau menyatakan dukungan atas program manajemen 1. Valuasi piutang dagang, asersi keberadaan piutang dagang oleh
risiko. Auditor internal menerima instruksi & bagian peran audit internal dalam manajemen, terkait kecemasan auditor tentang going concern.
manajemen risiko dari Dewan Audit atau Komite Audit, agar secara independen 2. Kalkulasi beban pensiun, metode penyusutan aset tetap dan
auditor mengevaluasi manajemen risiko dan program memerangi risiko. kalkulasi beban penyusutan aset tetap
Auditor internal pada umumnya bersikap abstain untuk manajemen risiko 3. Kas lebih rentan pencurian dibanding persediaan.
departemen auditor internal sendiri, kecuali diminta Dewan Audit untuk 4. Perubahan teknologi menyebabkan aset tetap padat teknologi
melakukan self-assessment. harus di hapus-buku lebih cepat lantaran ketinggaalan teknologi.
RISIKO AUDIT LAPORAN KEUANGAN 5. Lapping banyak terjadi pada industri perbankan, dana pensiun,
Persoalan auditor eksternal sebagai berikut berlaku bagi auditor internal yang asuransi. KKN pada akun tabungan berjangka lebih banyak terjadi
mengaudit Laporan Keuangan; bahwa risiko auditor terbesar adalah tak pada demand deposit.
mengetahui (gagal untuk mengetahui) hal-hal yang seharusnya mengubah 6. Berbagai perusahaan memilih tak menggunakan pedoman sistem &
opini auditor terhadap Laporan Keuangan yang mengandung salah-saji secara prosedur (tertulis & kaku) untuk meningkatkan kreativitas dan
material. Auditor harus memertimbangkan sifat & kualitas manajemen, sifat layanan pelanggan.
industri, sifat operasi, dan bentuk atau sifat penugasan auditor eksternal. 7. Moral, standar etika, misalnya uang tip boleh diterima, itu rezeki
Sebagai contoh, sifat dan kualitas manajemen yang mengandung risiko audit anda, merupakan risiko budaya.
adalah RISIKO PENGENDALIAN
Risiko peengendalian mencakupi risiko salah saji laporan keuangan tak tercegah
 Keputusan manajemen ditangan satu orang, misalnya CEO
atau tak tertemukan pada bingkai waktu tertentu oleh struktur pengendalian
merangkap PS utama
internal, kebijakan atau prosedur. Berbagai control risk selalu ada karena
 Manajemen bersikap amat agresif terhadap pelaporan LK (laporan keterbatasan inheren dari struktur pengendalian internal. Bila kebijakan dan
keuangan, misalnya perusahaan publik dan bank butuh opini WTP prosedur tak berjalan efektif, maka auditor melakukan penilaian control risk
dari Audit Eksternal) sebanyak mungkin, dengan catatan bahwa biaya pengendalian risiko harus
 Mutasi manajemen amat tinggi lebih kecil dari manfaat pengendalian risiko. Pada umumnya, pengendalian
 Manajemen amat berkepentingan utk mencapai proyeksi laba inheren tak mampu membuat risiko menjadi 0%, diperangi atau dikurangi
dengan strategi-sistem-prosedur terkait control risk. Control risk dirancang utk
 Reputasi buruk manajemen di mata publik
menekan risiko-residual tersebut sedapat-dapatnya, lalu sisa risiko selanjutnya
Sebagai contoh, sifat Industri dan operasi yang mengandung risiko audit adalah
menjadi tugas strategi deteksi, sistem-prosedur deteksi penyimpangan, KKN
 Kemampulabaan entitas dibawah rerata kemampulabaan industri dan salah saji material.
sejenis RISIKO DETEKSI
 Laba tidak konsisten Risiko deteksi berbentuk risiko auditor tak mampu mendeteksi salah-saji-
 Kinerja amat dipengaruhi faktor eksternal material yang sebetulnya ada.
Risiko deteksi muncul karena
 Entitas berada dalam industri turun-daun
1. Auditor tak memeriksa 100% saldo akun-akun.
 Desentralisasi kekuasaan tidak dilengkapi penguatan pengendalian 2. Ketidakpastian, kesalahan merancang prosedur audit, salah terap
 Entitas kelihatannya tidak akan going concern prosedur audit, salah tafsir terhadap hasil audit.
Sebagai contoh, sifat penugasan audit yang mengandung risiko audit laporan HUBUNGAN ANTAR RISIKO
keuangan adalah Hubungan risiko terformula standar audit adalah bahwa audit risk = inherent
 Banyak perkecualian, banyak isu akuntansi risk X control risk X detection risk, dimana Detection Risk = Audit Risk/(Inherent
Risk X Control Risk), dan Inherent risk dan control risk terjadi di luar kekuasaan
 Banyak transaksi atau saldo sulit di audit
auditor.
 Banyak transaksi hubungan istimewa yang tidak lazim Auditor hanya dapat mengurangi detection risk, makin besar inherent risk dan
 Sejarah salah saji, sejarah temuan audit jenis-kesalahan-berulang. control risk, makin besar bukti audit (audit sampling, observasi dll) harus
Untuk mengurangi risiko, auditor wajib mendapatkan asersi LK berupa dikumpulkan. Sebagai catatan pemakalah, program audit untuk deteksi salah
pernyataan (semacam pernyataan jaminan) manajemen (management saji material mirip dengan fraud auditing, prosedur dirancang berbasis
representation) tentang (1) eksistensi, (2) kelengkapan, (3) hak dan kewajiban, kecurigaan salah saji, jumlah sample diperbanyak (sampai 100% atau full audit)
(4) evaluasi dan alokasi, (5) penyajian dan pengungkapan berbagai akun dan pada wilayah kecurigaan tersebut.
pos penting Laporan Keuangan. Inherent risk terkait pada
Sebagai misal, risiko audit pada tataran saldo akun catatan akuntansi, pos  Jenis bisnis, jenis industri
laporan keuangan dan kelompok transaksi sejenis adalah
 Jenis aktivitas, rantai nilai
 Salah saji akun tersebut
 Gaya manajemen
 Salah saji akun tersebut dalam kaitan dengan akun lain (inherent risk
 Iklim / atmosfer manajemen
atau control risk)
Sebagai misal, bagi BPKP sebagai internal auditor NKRI :
 Risiko bahwa auditor gagal menemukan salah buku dan atau salah
 Dua Pemda pada dasarnya mempunyai inherent risk serupa, karena
saji yang ada (detection risk).
keduanya adalah daerah otonom sederajat.
Pada standar auditing, pertimbangan auditor dalam evaluasi risiko saldo akun
dan jenis transaksi, misalnya adalah  Inherent risk menjadi berbeda karena : Pemda A mempunyai Kepala
Pemda yang kuat, bersih dan professional, mempunyai DPRD yang
 Dampak risiko-teridentifikasi pada laporan keuangan.
lemah, rakyat yang antusias memberi kritik dan membantu Pemda.
 Kerumitan isu akuntansi Pemda B mempunyai Kepala Pemda yang lemah, DPRD yang kuat,
 Frekuensi transaksi sulit-diaudit. dan rakyat yang apatis.
 Temuan salah-saji pada audit terdahulu.
 Kemungkinan salah apropriasi aset.
 Kualitas SDM proses-data. angkah-Langkah dalam pelaksanaan Audit Internal ISO 9001
Banyak perusahaan melihat proses Internal Audit sebagai bentuk kejahatan 5) Tindak lanjut atas Masalah atau Perbaikan yang ditemukan. Seperti banyak
yang diperlukan yang mereka butuhkan untuk bertahan dalam registrasi ISO standar manajemen mutu, tindak lanjut merupakan salah satu langkah penting.
9001. Paling-paling, mereka pikir itu adalah usaha duplikat dari registrar, tidak Jika masalah telah ditemukan dan tindakan lanjut perbaikan telah dilakukan,
menyadari bahwa Internal Audit bisa jauh lebih efektif karena terlihat pada lalu memastikan bahwa temuan tersebut telah diperbaiki dan itumerupakan
proses yang lebih sering dan lebih mendalam daripada registrar memiliki waktu kunci dari perbaikan. Jika improvement telah selesai dilakukan, kemudian
untuk. Paling buruk, Auditor Internal dilihat sebagai semacam kekuatan internal proses berikutnya adalah melihat berapa banyak proses telah meningkat dari
polisi bahwa yang terbaik adalah untuk melindungi diri terhadap dengan sebelumnya.
menyembunyikan data penting atau langsung menyesatkan dengan informasi
palsu.
Fokus pada perbaikan proses untuk mendapatkan hasil maksimal dari Internal
Audit
Langkah-langkah dalam Audit internal
Dengan menggunakan proses Internal Audit untuk fokus pada membantu untuk
Sebagai pemilik proses, proses Internal Audit dapat menjadi cara terbaik untuk meningkatkan proses, dan bukan hanya untuk menjaga kepatuhan, perusahaan
mendapatkan pandangan dari orang luar, yang dapat secara langsung melihat dapat melihat nilai lebih dari audit. perbaikan proses adalah salah satu elemen
proses Anda dan membantu mengidentifikasi area mana saja yang diperlukan kunci dari sebuah Sistem Manajemen Mutu ISO9001, dan harus menjadi salah
perbaikan, atau membantu Anda merampingkan proses untuk berjalan lebih satu motivator utama dari perusahaan yang ingin menerapkan dan memelihara
baik, lebih cepat atau lebih efisien. Berikut adalah lima langkah utama dalam SMM yang baik. Proses perbaikan tidak hanya membantu dengan efisiensi,
proses Audit Internal dan bagaimana langkah-langkah tersebut dapat tetapi menghemat waktu suatu
digunakan oleh pemilik proses internal dalam meningkatkan proses mereka.

1) Perencanaan Jadwal Audit. Bagian terpenting dari suatu proses Audit yang
baik adalah memiliki Jadwal Audit yang tersedia untuk membiarkan semua
orang tahu kapan setiap proses akan diaudit selama siklus yang akan datang
(biasanya jadwal tahunan). Jika Anda tidak memiliki rencana audit dan
melakukan audit secara mendadak, hal itu seperti memberikan kesan bahwa
manajemen “sudah tidak percaya lagi dengan karyawannya.” Dengan
menerbitkan jadwal audit, kesan yang disampaikan adalah bahwa auditor
datang untuk membantu pemilik proses untuk melakukan perbaikan. Hal ini
dapat memungkinkan pemilik proses untuk menyelesaikan perbaikannya
sebelum audit dilakukan, sehingga mereka mendapat informasi berharga
tentang hasil pelaksanaan perbaikan yang telah mereka lakukan, atau meminta
auditor untuk fokus membantu mengumpulkan informasi untuk melakukan
perencanaan improvement di area lainnya.

2) Perencanaan Proses Audit. Langkah pertama dalam perencanaan audit


adalah mengkonfirmasi dengan pemilik proses kapan audit akan dilakukan.
Rencana diatas lebih kepada pedoman seberapa sering proses akan diaudit dan
kapan kira-kira akan dilakukan, tetapi dengan mengkonfirmasi memungkinkan
auditor dan pemilik proses untuk berkolaborasi dalam menentukan waktu
terbaik dan secara bersama-sama meninjau proses yang ada. Auditor dapat
meninjau hasil audit sebelumnya dan melihat apakah ada tindak lanjut yang
diperlukan pada komentar atau masalah yang sebelumnya ditemukan, dan
ketika pemilik proses dapat mengidentifikasi daerah yang perlu perbaikan maka
auditor dapat melihat dan membantu pemilik proses untuk mengidentifikasi
informasi yang diperlukan. Sebuah rencana audit yang baik dapat memastikan
bahwa pemilik proses akan mendapatkan nilai tambah dari proses audit yang
dilakukan.

3) Melakukan Audit. Audit dimulai dengan pertemuan auditor dan pemilik


proses untuk memastikan bahwa rencana audit selesai dan siap. Maka ada
banyak jalan bagi auditor untuk mengumpulkan informasi selama audit:
meninjau catatan, berbicara dengan karyawan, menganalisis data dari proses
kunci atau bahkan mengamati proses secara langsung. Fokus dari kegiatan ini
adalah untuk mengumpulkan bukti bahwa proses ini berfungsi seperti yang
direncanakan dalam SMM, dan efektif dalam menghasilkan output yang
dibutuhkan. Salah satu hal yang paling berharga yang auditor dapat lakukan
untuk pemilik proses, tidak hanya untuk mengidentifikasi area-area yang tidak
berfungsi dengan baik, tetapi juga untuk menunjukkan proses mana saja yang
dapat berfungsi lebih baik jika dilakukan perubahan.

4) Pelaporan Audit. Pertemuan penutupan dengan pemilik proses adalah suatu


keharusan untuk memastikan bahwa aliran informasi tidak tertunda. Pemilik
proses ingin tahu apakah ada kelemahan yang perlu ditangani, dan juga untuk
mengetahui jika ada proses yang bisa di Improve. Ini harus diikuti dengan
catatan tertulis sesegera mungkin untuk memberikan informasi dalam format
yang lebih permanen untuk membuat tindak lanjut dari informasi tersebut.
Dengan mengidentifikasi tidak hanya area-area yang tidak sesuai dengan
proses, tetapi juga area positif dan area yang memiliki potensi untuk
improvement, pemilik proses akan mendapatkan nilai tambah yang lebih baik
dari Internal Audit yang dilakukan, dengan melakukan perbaikan proses dari
informasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai