Anda di halaman 1dari 2

TEORI KONTIJENSI DESAIN ORGANISASI

Satu cara yang paling sering digunakan dalam pengendalian kegiatan organisasi adalah dengan
menstrukturisasi kegiatan organisasi tersebut, dengan memberi otoritas dan pertanggung-jawaban
untuk berbagai tugas bagi manajer yang ada dan kelompok pegawai. Namun kesulitan yang biasanya
muncul adalah perhatian manajer yang hanya terfokus pada bagiannya saja.

Manajer pusat pertanggungjawabkan bisa diberi target yang jelas tentang tentang tugasnya.
Penelitian empiris menyarankan bahwa manajer diminta bertanggungjawab atas tugas yang tidak
terbatas hanya pada bagiannya, dimana mereka bisa melakukan pengendalian yang lebih baik. Banyak
prosedur akuntansi, harga transfer harus telah ditentukan sebelumnya agar tegah adanya friksi,
sehingga ukuran tingkat keuntungan seluruh bagian bisa diukur.

Proses perlengkapan berupa integrase diperlukan untuk mengkoordinasikan kegiatan sub-unit


yang berbeda dan dalam hal ini, sistem akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam
proses tersebut. Teori kontijensi struktur organisasi ini dapat dilacak dari temuan-temuan awal seperti
Burns & Stalker (1961), Woodward (1958) yang di sempurnakan oleh Thompson (1967). Penelitian-
penelitian yang pernah dilakukan dimaksudkan untuk mencari berbagai variable kontijensi yang diyakini
memiliki pengaruh penting tentang bagiamana suatu organisasi harus membuat struktur organisasi.

TEORI KONTIJENSI AKUNTANSI MANAJEMEN

Teori kontijensi akuntansi manajemen ini menunjukan suatu upaya dalam penentuan sistem
pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat keadaan yang ada pada suatu organisasi.
Beberapa variable yang perlu dipertimbangkan adalah:

 LINGKUNGAN, Satu hal yang medasar dari sistem pengendalian manajemen ini adalah adanya
pengaruh dari lingkungan dimana suatu organisasi tersebut beroperasi
 TEKNOLOGI, Sifat dari suatu proses produksi suatu produk ataupun jasa biasanya ditentukan
juga oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
 UKURAN ORGANISASI, Ukuran organisasi merupakan factor yang mempengaruhi baik itu
struktur maupun kesesuaian pengendalian dalam organisasi.
 STRATEGI, Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem
akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemennya.

UKURAN DAN PENGHARGAAN KINERJA

Dalam membetuk ukuran kinerja, maka beberapa indikator kinerja yang perlu diperhatikan
adalah:

 Tujuan organisasional adalah kompleks dan tidakbisa dikurangi dengan mudah menjadi satu-
satunya ukuran yang terintegrasi bagi kinerja keseluruhan, walaupun tingkat keuntungan sering
digunakan sebagai salah satu tujuan organisasi.
 Jika ukuran kinerja bertingkat digunakan, bebrapa hal tentang kebutuhan pengurutan atau
kepentingan harus dikomunikasikan.
 Beberapa tugas perlu kerjasama antar manajer mislanya sistem harga transfer
 Bebrapa aspek kinerja tidak bisa diukur secara kuantitatif, ini mungkin sangat penting, walaupun
kecenderungan yang ada adalah ukuran kuantitatif lebih banyak digunakan dari pada ukuran
kualitatif

PENGGUNAAN INFORMASI DALAM PENGHARGAAN KINERJA

Pengaruh yang paling tampak dalam penggunaan informasi akuntansi bagi perilaku manajerial
terjadi pada saat penggunaan evaluasi kinerja. Penggunaan informasi akunatansi yang tidak tepat dalam
pengukuran kinerja sering menghasilkan perilaku yang tidak baik, dan bisa berakibat negative. Satu
contoh manipulasi yang dilakukan adalah pada anggaran perbaikan dan pemeliharaan. Biasanya
perubahan sulit mengendalikan karena anggaran yang ditetapkan biasanya fleksibel.

GAYA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI

Dalam hal anggaran ada perbedaan antara anggaran yang statis dan fleksibel. Anggaran statis
melibatkan manajer senior yang mengawasi bawahannya secara ketat dalam memenuhi anggrana
biayanya. Sebaliknya dengan anggaram fleksibel masih masih mempertimbangkan kelayakan
pencapaian anggaran, namun manajer senior hendaknya diberkan penjelasan yang masuk akal atas
kelebihan pengeluaran.

Studi yang dilakukan oleh Briers dan Hirst dalam mengamati situasi dimana penganggaran dan
informasi ditunjukan sebagai dasar evaluasi kinerja yang lebih layak ditemukan bahwa, gaya evaluasi
statis tidak membawa ke konsekuensi yang baik. Studi selanjutnya menyarankan bahwa manajer
hendaknya dievaluasi dengan memperhatikan juga pendekatan subyetif jika unit tersebut menghadapi
tingkat ketidakpastian yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai