Anda di halaman 1dari 5

Ringkasan Materi Kuliah

Akuntansi Keperilakuan
“Fiksasi Fungsional dan Data”

Dosen Pengampu :
Komang Widiantari, S.E., MSi

Oleh :
Kelompok 6
Kadek Dela Adriana Putri (119211169)
Ni Kadek Giri Swanawati (119211176)
Ida Ayu Putu Diah Puspita (119211177)
Ida Ayu Putu Dyah Medianasuari (119211204)
Tanti Meta Jaya Santia (119211209)
Luh Putu Febby Andiani (119211210)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL
2022
A. Pengertian Fiksasi

Fiksasi merupakan keadaan di mana mental seseorang menjadi terkunci, hal


tersebut disebabkan karena individu yang bersangkutan tidak mampu untuk
mengendalikan kognisi (kepercayaannya mengenai sesuatu yang diperoleh dari proses
berpikir mengenai seseorang atau sesuatu).

B. Jenis-Jenis Fiksasi
a) Fiksasi Fungsional (Functional Fixation)
Fiksasi fungsional dalam ilmu psikologi berfokus pada objek yang digunakan
untuk menyesuaikan tugas-tugas sederhana. Fiksasi fungsional ini dapat terjadi dari
pengaruh pengalaman masa lalu terhadap perilaku individual dalam proses
penyelesaian masalah. Pengalaman masa lalu yang dapat mempengaruhi perilaku
individual tidak selamanya bersifat positif, fungsional yang memberikan efek negatif
dari pengalaman masa lalu. seperti yang digambarkan oleh Duncker (1945)
mengenai konsep fiksasi Murray (1991) menyatakan bahwa "hipotesis fiksasi
fungsional" adalah penggunaan suatu objek dalam menyelesaikan satu tugas.
b) Data Fiksasi dalam Akuntansi
Dalam sudut pandang akuntansi, fiksasi berkaitan dengan data sebagai lawan dari
objek (Ashton, 1976). Oleh karena itu, ketika individu-individual terfiksasi oleh
pengalaman masa lalu, maka mereka tidak dapat mengubah kebiasaan dalam
mengambil keputusan pada saat merespon adanya perubahan proses informasi
akuntansi yang mereka terima (ljiri et al., 1966). Sebagai contoh: dalam sebuah
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan fungsi laba. Perubahan metoda
penilaian persediaan akan mengubah sifat dan makna laba bersih (net-income). Jika
pengambil keputusan gagal untuk mengubah kebiasaan mereka dalam mengambil
keputusan akibat adanya perubahan metoda, maka dapat dikatakan bahwa mereka
terfiksasi.

C. METODE MENDETEKSI BIAS FIKSASI


Berdasarkan beberapa hasil penelitian dapat ditemukan adanya metoda untuk mendeteksi
apakah individu-individual terfiksasi dalam membuat keputusan ketika mereka
dihadapkan dalam situasi di luar kebiasaan mereka. Metoda untuk mendeteksi terjadinya
fiksasi dapat dijelaskan berikut ini.
1. Memberikan suatu penugasan eksperimen kepada subjek (pembuat keputusan) untuk
menyelesaikan tugas yang mensyaratkan penggunaan sebuah objek untuk sebuah
fungsi khusus. Hasilnya menyatakan bahwa penggunaan sebelumnya menghalangi
kemampuan subjek untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi alternatif.
2. Memberikan alternatif atau pilihan kepada subjek. Menyajikan sebuah Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa subjek yang ditunjukkan cara tugas eksperimental
kepada subjek yang memiliki lebih dari satu solusi. penggunaan sebelumnya
kemungkinan akan menggunakan alat yang berkaitan dengan cara tersebut untuk
menyelesaian tugas

D. METODA MENGURANGI BIAS FIKSASI


Di samping metoda untuk mendeteksi apakah individu-individual terfiksasi dalam
membuat keputusan, berikut juga dijelaskan beberapa metoda untuk mengurangi
terjadinya fiksasi. antara lain diuraikan berikut ini. Metoda untuk mengurangi bias
fiksasi
a) Menstimulasi pembelajaran (learnings).
Livingstone (1967) menyatakan bahwa laporan akuntansi multi informasional
akan menstimulasi pembelajaran dan akan mengurangi fiksasi fungsional
(functional fixation). Beberapa mengimplementasikan pembelajaran dengan
memberikan kuliah dan latihan terhadap suatu penugasan tertentu dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian.
b) Intelegensia (intelligent).
Intelegensia merupakan metoda mengeliminasi bias fiksasi dengan
mempertimbangkan kecerdasan. Kecerdasan dapat mempengaruhi kemampuan
pembuat keputusan dalam memperhitungkan secara akurat pilihan optimal dari
informasi yang tersedia dalam suatu fenomena tertentu

E. TEORI YANG MENDASARI FIKSASI


a. Teori Prospek (Teori Prospek)
Dalam kaitannya dengan fenomena fiksasi, teori prospek dapat menjelaskan
bagaimana pilihan-pilihan dievaluasi dalam proses pembuatan keputusan. Teori
Prospek menyatakan bahwa keuntungan (gain) dan kerugian (loss) dievaluasi secara
terpisah relatif terhadap neutral reference point. Reference point merupakan status
quo yang seseorang telah terbiasa dan pada umumnya dipengaruhi oleh norma
budaya, ekspektasi, dan level personal. Teori prospek memprediksi bahwa
individual cenderung menghindari risiko (risk-averse) ketika mengevaluasi pilihan
yang berada di atas reference point (domain gain) dan cenderung bersikap
mengambil risiko (risk-seeking) ketika mengevaluasi pilihan yang berada di bawah
reference point (domain loss).
b. Teori Pembingkaian (Framing Theory)
Teori framing merupakan suatu fenomena yang menjelaskan bahwa pengambil
keputusan akan memberikan respon dengan cara yang berbeda pada masalah yang
sama jika disajikan dalam format yang berbeda. Tversky dan Kahneman (1981)
menyatakan bahwa bahasa yang digunakan dapat mempengaruhi judgmen
seseorang ketika membuat suatu keputusan. Persepsi bahwa bahasa dapat
mempengaruhi seseorang dapat dimanipulasi melalui kata-kata dalam suatu
pertanyaan ataupun pernyataan.
c. Teori Atribusi (Attribution Theory)
Atribusi dalam fenomena fiksasi merupakan suatu simpulan yang berkaitan
dengan penyebab individual berperilaku tertentu. Atribusi dapat dibedakan berdasar
sumber potensial yaitu sumber internal dan sumber eksternal. Perilaku yang
disebabkan karena orang (individu) disebut sumber internal. Sumber internal dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu dispositional, intentional, dan unintentional.
Dispositional adalah perilaku yang merefleksikan personaliti, intentional merupakan
perilaku yang dipilih dan unintentional adalah perilaku yang tidak dipilih
(aksidental).
d. Teori Interferensi (Interference Theory)
Teori interferensi muncul dari dua kemungkinan luaran (outcome) transfer of-
training. Transfer-of-training menjelaskan fenomena fiksasi bahwa ketika individual
mempelajari dua tugas yaitu tugas A dan tugas B, kemudian diminta untuk
melaksanakan tugas A maka pengaruh transfer-of-training terhadap individual
tersebut adalah transfer dapat mempermudah pembelajaran tugas yang kedua yaitu
tugas B. Pengaruh transfer kemungkinan dapat juga mempunyai efek hambatan
(inhibitory effect) yang dapat mengganggu pembelajaran tugas ke dua dan
penguasaan tugas kedua dapat membantu atau menghalangi kinerja berikutnya dari
tugas yang pertama.

Anda mungkin juga menyukai