Anda di halaman 1dari 8

BAB 8 FIKSASI

Nadya Putri Yuliawandika


B12.2020.04257
DEFINISI FIKSASI
Makna fiksasi dalam akuntansi maupun dalam ilmu psikologi pada dasarnya sama yaitu berhubungan
dengan penyelesaian tugas.

Ijiri et al, (1966) mengidentifikasi fiksasi (fixation) sebagai suatu kondisi yang didalamnya pembuat
keputusan tidak dapat menyesuaikan proses keputusannya ketika terdapat perubahan proses
akuntansi (seperti dalam perubahan metode FIFO menjadi LIFO).

Individual dikatakan terfiksasi apabila mereka gagal dalam mengubah kebiasaan di masa lalu untuk
mengambil keputusan akibat adanya perubahan metoda.
JENIS-JENIS FIKSASI
Fiksasi Fungsional (Functional Fixation)
Fiksasi fungsional (functional fixation), dalam ilmu psikologis berfokus pada objek yang digunakan untuk
menyesuaikan tugas-tugas sederhana. Fiksasi fungsional ini dapat terhadi dari pengaruh pengalaman
masa lalu terhadap perilaku individual dalam proses penyelesaian masalah. Berikut ini contoh ilustrasi
fiksasi fungsional.

Ilustrasi Fiksasi Fungsional


Tongkat - Tongkat berfungsi untuk panduan berjalan bagi orang tua atau tuna netra.
- Orang yang terfiksasi tidak mau tahu bahwa tongkat juga memiliki fungsi lain,
misalnya untuk memukul, untuk tiang bendera dan sebagainya.

Laba - Laba berfungsi untuk pembuatan capital budgeting.


- Orang yang terfiksasi tidak mau tahu / tidak tahu bahwa laba juga memiliki fungsi lain
misalnya untuk product pricing, estimasi aliran kas dan sebagainya.
Data Fiksasi dalam Akuntansi
Interpretasi yang berbasis psikologi dapat menjelaskan bahwa penggunaan satu data dalam akuntansi
akan memicu pengambil keputusan untuk mencari penggunaan data lain atau fungsi lain dari laba
atau net-income selain berfungsi untuk keputusan capital budgeting. Berikut ini merupakan contoh
ilustrasi fiksasi data.

Ilustrasi Fiksasi Data


Laba A dihasilkan - Dalam fenomena ini, dinyatakan bahwa perubahan nilai laba yang
dengan metoda LIFO diakibatkan adanya perubahan metoda penilaian persediaan memiliki
  makna yang berbeda.
- Jika pengambil keputusan tidak mengubah kebiasaan dalam membuat
Laba A’ dihasilkan keputusan setelah terjadi perubahan metoda penilaian persediaan, maka
dengan metode FIFO dapat diartikan bahwa individual tersebut mengalami fiksasi data.
METODE MENDETEKSI BIAS FIKSASI
a. Memberikan suatu penugasan eksperiman kepada subjek (pembuat keputusan) untuk
menyelesaikan tugas yang mensyaratkan penggunaan sebuah objek untuk sebuah fungsi
khusus.
b. Memberikan alternatif atau pilihan kepada subjek.

METODE MENGURANGI BIAS FIKSASI


a. Menstimulasi pembelajaran (learnings).
b. Intelegensia (intelligent), merupakan metode mengeliminasi bias fiksasi dengan
mempertimbangkan kecerdasan.
TEORI YANG MENDASARI FIKSASI
a) Teori Propek (Prospect Theory), menyatakan bahwa keuntungan (gain) dan kerugian (loss)
dievaluasi secara terpisah relatif terhadap neutral reference point. Teori prospek memprediksi
bahwa individual cenderung menghindari risiko ketika mengevaluasi pilihan yang berada diatas
reference point (domain gain) dan cenderung bersikap mengambil risiko ketika mengevaluasi
pilihan yang berada di bawah reference point (domain loss).

b) Teori Pembingkaian (Framing Theory), merupakan suatu fenomena yang menjelaskan bahwa
pengambil keputusan akan memberikan respon dengan cara yang berbeda pada masalah yang
sama jika disajikan dalam format yang berbeda. Efek framing dalam kaitannya dengan
fenomena fiksasi terutama berkaitan dengan cara penyajian informasi akuntansi, cara
pengumpulan data, cara pemrosesan informasi serta proses judgemen dalam pembuatan
keputusan.
c) Teori Atribusi (Attribution Theory), atribusi dalam fenomena fiksasi merupakan suatu simpulan
yang berkaitan dengan penyebab individual berperilaku tertentu. Atribusi dibedakan menjadi
dua berdasarkan sumber potensial, yaitu sumber internal merupakan perilaku yang disebabkan
karena orang (individu). Sumber internal dibedakan menjadi tiga, yaitu dispositional,
intentional, dan unintentional. Serta, sumber eksternal merupakan perilaku yang disebabkan
oleh situasi. Atribusi terdiri atas empat tahap menurut Gilbert dan Malone (1995), yaitu
situation perception, behavioral expectation, behavioral perception, dan attribution.

d) Teori Interfensi (Interference Theory), teori interfensi muncul dari dua kemungkinan luaran
(outcome) transfer-of-training. Transfer-of-training menjelaskan fenomena fiksasi bahwa ketika
individual mempelajari dua tugas yaitu tugas A dan tugas B, kemudian diminta untuk
melaksanakan tugas A maka pengaruh transfer-of-training terhadap individual tersebut adalah
transfer dapat mempermudah pembelajaran tugas yang kedua yaitu tugas B.
RELEVANSI PENELITIAN BIAS FIKSASI DALAM BRIA
Contoh-contoh riset yang menunjukkan relevansi bias fiksasi dalam fenomena praktik akuntansi.

a. Ashton (1976) menguji adanya bias fiksasi dihubungkan dengan kemampuan pembuat keputusan
dalam menyesuaikan adanya perubahan metoda akuntansi dari full costing ke variable costing atau
sebaliknya.
b. Lipe dan Salterio (2000) mengaitkan fenomena fiksasi dengan implementasi balanced scorecard.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana keterbatasan kognitif manajer dapat memberikan
efek negatif terhadap organisasi dalam mendapatkan keuntungan penuh dari informasi balanced
scorecard.
c. Luft dan Shiels (2001) menjelaskan terjadinya bias fiksasi dalam menggunakan informasi pengeluaran
tak berwujud (intangibles expenditure) untuk mempresiksi laba masa depan. Tujuan dari studi ini
adalah untuk menjelaskan apakah kesempatan belajar mampu mengeliminasi terjadinya bias fiksasi.
d. Dilla dan Steinbart (2005) menguji apakah pembuat keputusan yang telah mengikuti pelatihan dan
mempunyai pengalaman dalam mendesain balanced scorecard akan menggunakan ukuran umum dan
unik ketika mengevaluasi kinerja dan mendistribusi bonus.

Anda mungkin juga menyukai