Anda di halaman 1dari 3

(4) Kembalian – Prosedur Ak Dasar Kas

Kembalian & Potongan Tunai


Kembalian / return untuk suatu perioda yang timbul akibat barang cacat / rusak dicatat dengan
membalik jurnal yang telah dibuat pada saat penjualan dengan jumlah rupiah pengembalian.
Adanya hak mengembalikan juga tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat penjualan
jika memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan FASB berikut.
a. Harga jual cukup pasti (substantially fixed) / dapat ditentukan pada tanggal penjualan.
b. Pembeli sudah membayar kepada penjual.
c. Kewajiban membayar oleh pembeli tidak berubah dalam hal terjadi pencurian / kerusakan
fisis produk.
d. Pembeli benar-benar ada secara substantive.
e. penjual tidak mempunyai kewajiban yang material untukmelakukan tindakan di masa
datang yang secara langsung menjadikan pembeli mampu menjual produk bersangkutan.
f. jumlah rupiah kembalian dapat ditaksir secara layak.
Potongan tunai adalah potongan yang ditawarkan penjual melalui terma penjualan. Adanya
potongan tunai penjualan sama sekali tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat
penjualan.

Kos Purna-jual
Penyesuaian untuk kos purna-jual merupakan bagian dari pengukuran laba yang tepat. prosedur
yang umum dilakukan untuk mengantisipasi kos semacam itu adalah mendebit jumlah rupiah
taksiran kos kegiatan dan mengkredit jumlah rupiah yang sama ke dalam suatu akun cadangan
melalui penyesuaian akhir tahun.

Kerugian Piutang
Masalah kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakuan yang sama seperti kos purna-jual.
Kerugian piutang yang ditaksir tersebut dapat disajikan dalam kelompok biaya dalam statemen
laba-rugi sebagai biaya penjualan yang bersangkutan dengan pengumpulan piutang / dapat juga
sebagai pengurang langsung pos pendapatan.

Transaksi Penjualan
Secara teknis transaksi penjualan adalah transaksi pertukaran aset secara aktual. Penjualan
dikatakan telah terjadi secara teknis jika produk (dan resiki yang melekat) telah ditransfer ke
pembeli dan sebagai penghargaan penjual mendapatkan kas. Sehingga, kriteria realisasi telah
terpenuhi saat penjualanhana kalau telah terjadi transfer barang tak bersyarat (unconditional
transfer of goods).

E. Pada Saat Kas Terkumpul


Pengakuan pendapatan pada saat kas terkumpul merupakan pengakuan pendapatan berdasarkan
asas kas. Dengan cara ini, pendapatan diakui sejumlah kas yang diterima pada saat kas diterima /
terkumpul (sampai akhir periode) dan baru kemudian menentukan biaya yang berkaitan dengan
pendapatan atas dasar kas tersebut.

Jasa Dikonsumsi Dalam Jangka Pendek


Satuan jasa yang diserahkan dan dilakukan dalam waktu yang relative pendek maka saat
penerimaan kas dari konsumen biasanya terjadi hampir bersamaan saat penyerahan jasa. Ini
berarti penyerahan jasa / penerimaan kas dapat dijadikan pemicu untuk pengukuran & pengakuan
pendapatan.

Jada Dikonsumsi Dalam Jangka Panjang


Terdapat kemungkinan besar akan terjadi perbedaan yang mencolok antara jumlah rupiah
pendapatan yang diakui dalam suatu periode atas dasar penyerahan jasa dan jumlah rupiah
pendapatannyayang diakui dalam periode yang sama atas dasar penerimaan kas.

Argumen Pendukung
Validitas pengakuan pendapatan secara proporsional dengan penerimaan kas didasarkan atas 3
pertimbangan yang saling berkaitan yaitu :
a. Seluruh atau sebagian piutang yang timbul bukan merupakan aset yang mempunyai daya
beli murni (dapat dibelanjakan).
b. Makin lama jangka waktu untuk mengangsur makin besar kemungkinan piutang tidak
akan tertagih
c. Kos purna-jual, terutama kos penagihan dan pengumpulan piutang, biasanya lebih tinggi
dibandingkan dengan kos purna-jual untuk penjualan kredit biasa (jangka pendek).

Alasan Penyanggah
Paton dan Littleton (1970) menegakan bahwa pengakuan pendapatan dasar kas kurang dapat
didukung dengan berbagai alasan berikut :
 Tagihan (piutang) yang timbul akibat penyerahan jasa pada dasarnya mempunyai
kedudukan yuridis yang sama dengan piutang timbul dari penjualan barang.
 Belum tentu bahwa kemungkinan kegagalan untuk menerima pelunasan piutang dalam
perusahaan jasa lebih besar dari pada perusahaan dagang, sehingga mengharuskan
perusahaan jasa mengakui pendapatan atas dasar kas yang diterima.

Prosedur Akuntansi Dasar Kas


Paton dan Littleton (1970) menggambarkan prosedur akuntansi untuk mencapai penandingan
yang tepat di bawah ini :
1) Pada saat kontrak penjualan angsuran dan pengiriman seluruh barang perusahaan
mencatat sebagai berikut :
Pengiriman barang – dasar kas…………….xxx
Sediaan barang dagangan………………xxx
2) Bila perusahaan menerima uang muka/angsuran, penerimaan tersebut dicatat sebagai
berikut :
Kas………………………………………xxx
Penjualan – dasar kas…………………..xxx
3) Pada akhir perioda harus diperhitungkan kos produk yang dapat dibebankan secara tepat
(sebagai biaya) ke pendapatan dasar kas tersebut.
Misalnya nilai kontrak penjualan angsuran adalah sebesar Rp 100.000.000 dan kas yang
telah diterima untuk suatu perioda adalah Rp 40.000.000 (40%). Jurnal yang harus dibuat
pada akhir tahun adalah :
Kos barang terjual – dasar kas (40% x Rp 60.000.000)…..24.000.000
pengiriman barang – dasar kas………………………..............24.000.000
4) Kalau ternyata pada akhir perioda terdapat penjualan yang sudah diterima kasnya tetapi
barang belum dikirim maka kos barang tersebut harus ditaksir dan ditambahkan kekos
barang terjual dasar kas.
Misalnya pada akhir suatu perioda perusahaan telah menerima angsuran Rp 20.000.000
tetapi barang dengan kos taksiran Rp 12.000.000 belum dikirim. Jurnal yang harus dibuat
pada akhir perioda adalah :
Kos barang terjual – dasar kas………………………….12.000.000
Utang pengiriman barang – dasar kas………………………12.000.0000

Anda mungkin juga menyukai