Anda di halaman 1dari 2

Kritik Terhadap Alokasi

Salah satu elemen penting kerangka konseptual dalam akuntansi konvensional adalah
matching concept. Matching concept merupakan sebuah konsep yang pada dasarnya
menggambarkan pengurangan beban terhadap pendapatan layaknya hubungan usaha dan
hasil. Konsep ini melihat bahwasanya proses bisnis adalah aliran biaya yang kemudian
bermuara pada laporan laba-rugi. Salah satu tugas penting seorang akuntan adalah
menentukan berapa biaya yang sudah dapat diakui sebagai beban. Meski demikian menurut
Sprouse, matching concept membuat laporan laba-rugi menjadi lebih unggul daripada laporan
posisi keuangan. Hal ini membuat laporan posisi keuangan seakan-akan berkurang
kegunaannya bagi para pembuat kebijakan. Hal inilah kemudian yang membuat badan
pembuat peraturan pada beberapa tahun belakangan ini berfokus pada definisi dan pengakuan
aset dan liabilitas untuk memastikan bahwa laporan laba-rugi tidak lebih unggul dibanding
laporan posisi keuangan.
Konsep alokasi juga dikritik oleh seorang ahli bernama Thomas. Thomas berpendapat
bahwasanya apa yang dilaporkan oleh seorang akuntan dalam laporan keuangan tidaklah
benar-benar menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Menurut Thomas, alokasi tidak
dibenarkan kecuali memenuhi tiga kriteria berikut:
Additivity. Total dari keseluruhan alokasi haruslah sama dengan nilai aset yang
dialokasikan.
Unambiguity. Sebuah metode alokasi harus berbeda nilainya dari metode alokasi yang
lainnya.
Defensibility. Seorang akuntan harus dapat memberikan alasan dan argumen yang
jelas mengenai alasan ia memilih sebuah metode alokasi.
Thomas berargumen bahwasanya alokasi dalam akuntansi tidak memenuhi ketiga kriteria
tersebut, terutama pada kriteria defensibility. Seorang akuntan dapat saja berargumen
mengenai metode alokasi apa yang ia gunakan, namun pada dasarnya pemilihan sebuah
metode alokasi adalah sebuah keputusan oleh pihak perusahaan: baik manajemen maupun
akuntan sendiri.
Akuntan mendukung dan mempertahankan konsep alokasi karena dua alasan, yaitu:
1. Alokasi beban menggambarkan biaya yang telah dikeluarkan berkaitan dengan jasa
yang telah dikerjakan oleh sebuah perusahaan.
2. Alokasi memberikan kemudahan bagi para pembaca laporan keuangan.
Jika akuntan memberikan argumen pertama, Thomas bersikeras bahwasanya akuntan
harus dapat memperlihatkan bukti alokasi beban tersebut adalah valid dan benar-benar tepat
menggambarkan biaya yang telah dikeluarkan ketika memberikan sebuah jasa. Namun pada
banyak hal, akuntan tidak dapat memberikan perhitungan yang benar-benar tepat. Sementara
pada argument kedua, Thomas berpendapat bahwasanya alokasi beban yang disampaikan
oleh akuntan dalam laporan keuangan mau tidak mau harus dipercaya oleh pembaca laporan
keuangan, meski hal tersebut belum tentu benar-benar menggambarkan biaya yang
sesungguhnya untuk memberikan sebuah jasa.
Pembelaan Terhadap Alokasi
Eckel mendukung pandangan Thomas bahwasanya pemilihan sebuah metode alokasi
dalam akuntansi adalah diskresi dari pihak perusahaan itu sendiri. Namun perlu dipahami
bahwasanya tujuan dari pemilihan sebuah metode alokasi biaya bukanlah untuk dapat
dipertahankan oleh akuntan alasan kenapa ia memilih metode tersebut. Tujuan dari alokasi
biaya dalam akuntansi konvensional adalah hanya untuk dapat menentukan laba ataupun rugi
pada sebuah periode dengan mengurangkan beban terhadap pendapatan.
Pada sisi lain, Zimmerman membuktikan bahwasanya konsep alokasi biaya sangat
berguna untuk internal sebuah perusahaan. Zimmerman menggambarkan bahwasanya alokasi
biaya adalah gambaran dari hasil sebuah kebijakan oleh seorang manager, sehingga dapat
dijadikan bahan motivasi kinerja bagi manajemen tersebut.

Anda mungkin juga menyukai