Anda di halaman 1dari 43

Ida Lisa M.

Suryanto Riman Fajeri Shinta Jayanti Yonathan Laurendy

PENDAHULUAN
Pencemaran lingkungan terjadi akibat dari kegiatan pengelolaan SDA menjadi produk baru. Selain itu, penyebab pencemaran lainnya adalah peningkatan jumlah pemukiman penduduk, penggunaan kendaraan bermotor, maupun kebiasaan merokok masyarakat dan aktifitas lain yang dapat mencemari udara. Pencemaran udara ditandai dengan adanya bau tak sedap, debu, serta molekul-molekul lainnya seperti SOx, COx.

Pemanfataan teknologi dapat memberikan keuntungan bagi manusia, namun ada pula kerugiannya yaitu munculnya limbah yang menjadi permasalahan yang harus diselesaikan. Salah satu pendekatannya yaitu dengan menggunakan teknologi hijau (green technology).

Tujuan Pengelolaan Limbah Padat, yaitu menerapkan teknik yang berkaitan erat dengan timbulnya limbah padat, penyimpanan, transfer dan transport, pemrosesan dan pembuangan limbah. Hal tersebut di atas harus memenuhi aspek kesehatan, ekonomi, teknis, konservasi, estetika, dan pertimbangan lingkungan lain.

Limbah terdiri dari senyawa organik dan senyawa anorganik. Penggolongan limbah padat yaitu : 1. Limbah padat non B3 2. Limbah padat B3 3. Limbah padat dari rumah sakit (infeksius).

Pemrosesan limbah padat, yaitu dengan cara:

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Reduksi, Daur ulang, Perlakuan panas, Perlakuan biologi, Trasportasi limbah padat, serta Penguburan (landfill system).

DAMPAK PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN


Teknologi modern

- Perlu adanya sistem manajemen limbah padat - Mengurangi produksi limbah padat - Meningkatkan pemanfaatan kembali dan daur ulang limbah padat menjadi produk baru

MASALAH MANAJEMEN LIMBAH PADAT


Masalah manajemen limbah padat memiliki beberapa unsur, yaitu: Asal sumber (rumah tangga atau industri) Karakteristik (analisis kimia, analisis fisika) Penanganan dan pemisahan (senyawa organik dan anorganik) Pengumpulan, penyimpanan dan pemrosesan (daur ulang, pengomposan) Transfortasi dan pembuangan ke TPA

PENGUMPULAN, PEMROSESAN, DAN TRANSPORTASI LIMBAH PADAT


Pengumpulan limbah padat

Pemisahan dan pemrosesan

Pemanfaatan limbah padat

Transportasi limbah padat

PENGOMPOSAN LIMBAH PADAT


Bahan baku proses pengomposan yaitu: 1. Limbah organik rumah tangga 2. Limbah rumput laut 3. Limbah kayu 4. Limbah pangan 5. Limbah kertas 6. Limbah hasil pertanian

Diagram alir limbah padat untuk kompos

Limbah padat
Diangkut ke tempat pengumpulan Pemisahan secara manual Limbah padat tanpa logam dan plastik Screening Produk energi Limbah untuk kompos Kompos

PERLAKUAN PROSES PANAS LIMBAH PADAT

1. Gasifikasi, merupakan proses pembakaran limbah padat untuk memperoleh energi gas yang berisi gas CO, H2, dan hidrokarbon. 2. Pirolisis, merupakan proses pemanasan limbah padat secara gasifikasi distilasi kering tanpa adanya oksigen. 3. Insenerasi, merupakan proses pembakaran pada suhu tinggi yang mengubah limbah padat menjadi serbuk/abu.

LANDFILL SYSTEM

Landfill system merupakan proses pembuangan limbah padat dengan cara meyiapkan lahan yang kemudian limbah padat ditebarkan pada lubang lahan. Limbah padat senyawa organik diubah menjadi gas metana dan pupuk kompos.

Saat ini, landfill system dapat pula digunakan pada limbah B3. Namun perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik limbah kimia B3 yaitu: 1. Mudah meledak 2. Mudah terbakar 3. Reaktif 4. Korosif 5. Infeksius 6. Beracun 7. Berbahaya bagi kesehatan manusia yang dinyatakan dalam bentuk bahaya jangka pendek (akut) dan bahaya jangka panjang (kronis).

PEMADATAN DAN STABILISASI LIMBAH


Pemadatan dan stabilisasi bertujuan untuk mengkombinasikan limbah dengan bahan lain seperti semen. Stabilisasi limbah mampu mengurangi kelarutan limbah. Keuntungan yang diperoleh adalah isolasi limbah dari lingkungan dan mereduksi terjadinya pencemaran lingkungan. Kerugiannya adalah meningkatnya volume limbah yang terjadi.

BAHAYA KEBAKARAN

Bahaya kebakaran dan peledakan adalah kejadian yang sangat berbahaya di dunia industri karena dapat menimbulkan korban dan kerugian bagi perusahaan. Jenis zat yang mudah terbakar: 1. Bahan mudah terbakar (flammable) 2. Bahan yang dapat dibakar.
Bahan bakar + oksigen + sumber nyala
pembakaran

kebakaran

BAB VII
Gas Asap Pembakaran Batubara

Pendahuluan

Batubara belum banyak dimanfaatkan secara luas, walaupun memiliki potensi besar sebagai sumber energi. Cadangan batubara terbesar di Indonesia secara berturut terdapat di Sumatera, selanjutnya Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Batubara di Indonesia sebagian besar digunakan sebagai energi dan bahan bakar pada kegiatan industri.

Proses dan Limbah Batubara

Lanjutan
Proses pirolisis batubara dibedakan menjadi pirolisis pada suhu rendah dan suhu tinggi. Hasil distilasi batubara meliputi - Light oils - Middle oils - Heavy oils - Anthracene oil.

Batubara untuk Pusat Listrik Tenaga Uap dan Limbah Padat


Sifat Limbah Abu Terbang dan Abu Bawah
PP Nomor 19 Tahun 1994 Tentang limbah kimia B3 melampirkan : - Kegiatan PLTU meliputi limbah abu terbang dan abu bawah termasuk limbah kimia B3.

Penanganan : sistem filter kain tenun Efisiensi pemindahan partikulat abu terbang mencapai 99%

Abu Terbang Sebagai Bahan Baku Industri


E.g : Limbah padat abu terbang berpotensi sebagai bahan baku industri pembuatan batako dan genteng. Komponen abu terbang : - campuran abu terbang - karbon aktif - senyawa magnesia - bahan gelas reaktif (SiO3) - batu apung

Lanjutan

Kendala penggunaan abu terbang sebagai bahan baku industri dipengaruhi oleh sifat fisika dan komposisi kimianya yang tergantung jenis batubara, ketel uap dan ketinggian cerobong asap. Abu terbang banyak mengandung kontaminan belerang dan karbon.

Jenis-jenis Produk Berbasis Abu Terbang


Produk Batu Apung : untuk pengisi resin, pengisi bata ringan, pengisi cat dan sebagai bahan isolasi. Semen Abu Terbang, terdiri dari abu terbang, batu kapur dan bentronit : untuk pembuatan batako dan konstruksi rumah murah. Bata Abu Terbang : penggunaan energi jauh lebih sedikit dibanding bata merah lempung. Gips Limbah Abu Terbang : untuk pembuatan (NH4)2SO4

BAB IX
Instalasi Pengolahan Air Limbah

Pendahuluan

Pengolahan limbah industri khususnya limbah industri kimia melibatkan banyak unit proses & unit operasi teknik kimia yg menghasilkan produk air bebas kontaminasi. Limbah cair : limbah dlm wujud cair yg dihasilkan oleh kegiatan industri yg dibuang kelingkungan & diduga dpt mencemari lingkungan. Baku mutu (limbah cair indusri) : bts maksimal limbah cair yg diperbolehkan utk dibuang ke lingkungan.

Sumber & jenis pencemaran dalam limbah cair


Sumber pencemaran fisik misal suhu, nilai pH, warna bau dan total padatan tersuspensi. Sumber pencemaran senyawa kimia organik dan anorganik misal karbohidrat, protein,lemak, minyak, pelumas, BOD, COD, dll.

Klasifikasi dan Karakteristik Limbah Cair


Limbah cair dibedakan menurut asal limbah cair :

Limbah cair dr rmh tangga yg terdiri atas senyawa organik seperti sayur-mayur, buah2n dan senyawa anorganik spt gelas & kaleng. Limbah cair dr industri dg nilai BOD tinggi, rendah padatan terlarut, konsentrasi logam berat sangat tinggi/senyawa organik sngt tinggi dlm limbah cair. Limbah cair dr indusrti dgn nilai COD sngt tinggi namun nilai BOD rendah.

Parameter Pengolahan Limbah Cair

Limbah Cair masuk ke bioreaktor (influent)

Proses Pengolahan limbah cair dalam bioreaktor

Limbah Cair dibuang sesuai peraturan (Effluent)

Jenis-jenis perlakuan limbah cair

1. Praperlakuan, melibatkan perlakuan fisika dan kimia, yaitu saringan, ekualisasi, pemisahan minyak dan lemak, dan perlakuan proses kimia netralisasi asam/basa limbah cair. 2. Perlakuan primer melibatkan perlakuan fisika utk memindahkan padatan tersuspensi dan menurunkan nilai BOD. 3. Perlakuan sekunder melibatkan perlakuan biologi dan mikrobiologi utk mengurangi konsentrasi senyawa kimia organik dlm effuent. 4. Perlakuan tersier melibatkan tambahan perlakuan kimia utk memindahkan senyawa anorganik dlm mikroba patogen.

Sedimentasi Sedimentasi dibedakan jenis klarifikasi, yaitu 1. Klarifikasi primer : unit proses yg dirancang utk memindahkan zat padat tersuspensi dan padatan lain yg ada didasar bak atau tangki klarifikasis blm dlakukan perlakuan biologi utk senyawa organik terlarut. 2. Klarifikasi sekunder : unit proses yg drancang utk memindahkan senywa biomassa yg terbentuk selama proses biologi dan zat padat lain yg terbawa oleh limbah cair masuk ke unit proses biologi, dan mengentalkan lumpur biologi.

Perlakuan primer limbah cair


Perlakuan primer pd unit proses klarifikasi, sedimentasi maka limbah cair diklarifikasikan menjadi 3 jenis pencemaran yaitu : 1. Pencemaran logam berat perlu dproses dg oksidasi/reduksi kimia, kemudian diendapkan dan difiltrasi. 2. Pencemaran senyawa organik dproses dg cara oksidasi kemudian diadsorpsi 3. Pencemaran ammonia dproses melalui pengusiran ammonia.

Perlakuan sekunder limbah cair

Tujuannya utk melakukan kontak perlakuan limbah cair dg mikroba agar terjadi biodegradasi senyawa organik dlm limbah cair menjadi produk tanpa pencemar spt air, karbondioksida dan biomassa shgga dihasilkan limbah cair stabil.

Perlakuan sekunder dgn proses biologi limbah cair


Proses biologi limbah cair terdiri atas proses2 berikut : Proses aerobik Proses anaerobik Trickling filter rotary biological contact Stabilisasi kolam dan danau diaerasi Pemindahan ammonia dgn nitrifikasi

Perlakuan Tersier Limbah Cair


Perlakuan tersier diarahkan utk menghilangkan senyawa toksik dan meningkatkan kualitas effluent. Metode perlakuan yg digunakan meliputi: Filtrasi dengan media granula Adsorpsi Perlakuan kimia, dan Khlorinasi

Perlakuan Tersier Limbah Cair dengan Metode Ozonisai


Manfaat Ozonisasi
Pemanfaatan Ozon yaitu: mematikan virus dan bakteri patogen dlm air minum Menghilangkan pencemar pestisida dlm limbah cair memecah senyawa alkohol organik memecah senyaw amin meningkatkan efisiensi proses koagulasi mematikan mikroba patogen dlm kolam renang memutihkan dan menghilangkan bau tak sedap pada pabrik pulp dan kertas

Tujuan ozonisasi adalah mengeliminasi bakteri patogen dlm air maupun limbah cair. Ozonisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Nilai pH 2. suhu 3. senyawa organik 4. padatan terlarut 5. residu ozon 6. Waktu kontak antara ozon dgn air

Peranan Ozonisasi
Peranan ozonisasi dalam perlakuan air adalah: 1. Berfungsi sebagai disinfiktan bakteri 2. Mengendapkan logam berat 3. Kegiatan flokulasi 4. Pengendalian rasa, bau tak sedap dan warna air 5. Mendegradasi senyawa organik

Penerapan ozonisasi pada daur ulang air kolam renang


Pra-filtrasi air

Filtrasi air

Ozonisasi

Disinfektan

Filtrasi air

Pemanasan

Keterangan:

Kemungkinan perlakuan Arah aliran air Kemungkinan perlakuan ozon

Perlakuan Limbah Cair dengan Penyaringan Multimedia


1. Media Filtrasi Pasir Kuarsa 2. Media Filtrasi Karbon Aktif 3. Media Filtrasi Zeolit

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai