Anda di halaman 1dari 1

Membongkar Mitos Lebaran Oleh: Suhadi Rembang Mengapa orang miskin cenderung rajin mengetuk pintu-pintu rumah orang

kaya untuk meminta maaf di hari lebaran, menjadi tematik menarik untuk diobrolkan. Terlebih lagi, orang-orang miskin merasa bertambah salah, jika tidak sungkem dikaki orang kaya. Rasa bersalahpun juga menimpa orang kaya. Orang kaya merasa bersalah, jika saat orang miskin datang kerumah, rumahnya kosong. Apa yang menandaskan perilaku si miskin dan si kaya di saat lebaran ini? Puasa adalah rukun Islam, adapun lebaran adalah hari perayaan Islam. Adalah puasa (ramadhan) bukanlah semata-mata untuk hidup di hari lebaran. Puasa adalah rukun Islam yang wajib dijalankan oleh umat Islam. Aroma puasa, jelas meneguhkan perilaku ketaatan pribadi seseorang. Sehingga puasa tidak ada hubungannya dengan campur tangan si miskin dan si kaya. Sedangkan lebaran adalah perayaan yang pegelarannya terdapat campur tangan kemiskinan dan kekayaan. Mereka yang miskin, lebaran dirayakan dengan ukuran si miskin. Mereka yang kaya, lebaran akan dirayakan dengan ukuran si kaya. Pagelaran perayaan lebaran tentu saja harus diukur dengan ukuran emik, bukan etik. Lagi-lagi, urusan meminta maaf tidak hanya urusan si miskin. Begitu juga, urusan memaafkan tidak hanya milik orang kaya. Memaafkan adalah urusan etika, adapun meminta maaf adalah kuajiban bagi mereka yang punya salah. Mereka yang punya salah tapi tidak minta maaf, adalah perilaku salah. Dan mereka yang tidak memaafkan seseorang yang meminta maaf, adalah perilaku yang tidak dibenarkan secara etika. Kemudian urusan miskin dan kaya adalah urusan siasat. Mereka yang memiliki siasat kaya, pasti akan kaya. Sebaliknya, mereka yang punya siasat miskin, pasti akan miskin. Dalam rumus kesetaraan hidup, yang kaya adalah yang mengambil sebagian hak orang miskin. Dan yang miskin adalah yang memberikan sebagian hak bagi si kaya. Lantas mengapa mereka yang selama ini selalu memberikan kekayaan kepada si kaya, pada saat lebaran merasa berdosa jika tidak meminta maaf kepada si kaya? Mengapa si miskin selama ini tidak populer menjadi rumah yang perlu dikunjungi oleh si kaya yang sepantasnya meminta maaf kepada si miskin? Jelas, bahwa urusan berkunjungnya si miskin ke rumah si kaya di saat lebaran, tidak urusan meminta maaf. Jelas ada urusan lain dalam tradisi berkunjung di hari lebaran ini, lantas apa? bersambung ... Winong-Pati, 19 Agustus 2012

Anda mungkin juga menyukai