Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana gejala-gejala Diabetes Mellitus (DM)? Apa faktor risiko DM? Bagaimana diagnosis DM?

Dan Bagaimana diabetes dikelola ? Bagaimana komplikasi diabetes? Tujuan kita mengetahui gejala,faktor risiko,diagnosis dan mengelola diabetes adalah untuk meningkatkan kualitas hidup diabetesi dan menghilangkan keluhan atau gejala,mempertahankan rasa nyaman dan bisa mengendalikan gula darah kita,utamanya untuk mencegah danmenghambat terjadinya komplikasi .Semua ini akan menurunkan angka kesakitan dan risiko kematian akibat diabetes. Studi terbesar dan erlama yang dilakukan di Inggris,yaitu United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) menunjukkan bahwa mengendalikan kadar gula darah dapat menurunkan risiko terjadinya komlikasi pada retina mata yang berakhir dengan kebutaan,komplikasi ginjal, dan komplkasi saraf. Dengan mengendalikan tekanan darah akan menurunkan risiko terjadinya stroke,kematian dan gagal jantung,komplikasi ginjal,retina. Menurunkan kolesterol akanmenguruangi risiko serangan jantung,stroke dan amputasi kaki.

Tanda-tanda Diabetes Melitus o o o o o o o o o Banyak kencing, minum dan makan. Berat badan turun dengan cepat tanpa sebab yang jelas Kesemutan Gatal di daerah kemaluan Keputihan Luka sukar/lama sembuhnya Bisul yang hilang timbul Penglihatan kabur Cepat lelah, mudah mengantuk dll.

Faktor Risiko DM Faktor risiko diabetes tipe 2 terbagi atas: 1.Faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti ras,etnik,riwayat keluarga dengan diabetes,usia > 45 tahun,riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4 kg,riwayat pernah menderita DM Gestasional,riwayat berat badan lahir rendah < 2,5 kg.

2. Faktor risiko yang dapat diperbaiki: berat badan lebih (indeks massa tubuh > 23kg/m2,kurang aktivitas fisik,hipertensi(>140/90 mmHg),dislipidemia (HDL <35 mg/dl dan atau trigliserida > 250 mg/dl,diet tinggi gula rendah serat. 3.Faktor risiko lain yang terkait dengan risiko diabetes: penderita sindrom ovarium poli-kistik,atau keadaan klinis lain yang terkait dengan ressitensi insulin,sindrom metabolik,riwayat toleransi glukosa terganggu/glukosa darah puasa terganggu,riwayat penyakit kardiovascular (stroke,penyempitan pembuluh darah koroner jantung,pembuluh darah arteri kaki).

Diagnosis Diabetes Melitus Kriteria diagnosis DM pada lansia tidak berbeda dengan kriteria pada populasi umumnya dimasyarakat. skrining terhadap kelompok umur diatas 40 tahun sangat penting agar DM tidak diketahui baru pada stadium lanjut pada lansia. Hal ini penting karena banyak penderita DM dewasa asimptomatik tanpa gejala atau keluhan. Kriteria diagnostik DM menurut PERKENI 2006 atau yang dianjurkan ADA (American Diabetes Association) yaitu bilatredapat salah satu atau lebih hasil pemeriksaan gula darah dibawah ini: 1. 2. 3. Kadar gula darah sewaktu (plasma vena) lebih atau sama dengan 200 mg/dl Kadar gula darah puasa (plasma vena) lebih atau sama dengan 126 mg/dl Kadar glukosa plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral (TTGO).

Penatalaksanaan Diabetes Melitus Untuk penatalaksanaannya perlu memperhatikan 4pilar utama yaitu: 1. Penyuluhan Penyuluhan ditujukan pada penderita DM, keluarga , pendamping / orang yang merawat penderita seharihari. Penyuluhan bagi pasien DM tidak hanya dilakukan oleh dokter yang menghimbau tetapi juga oleh segenap jajaran yang terkait seperti perawat penyuluh, ahli gizi,pekerjaan sosial. Disadari penyuluhan pada lansia tidak mudah apalagi bagi penderita yang suda hada gangguan pendengaran, kesukaran bicara, demensia, aktivitas fisik sudah Sangay menurun. Penyuluhan dapat diberikan individu atau dalam grup-grup Cecil sehingga lebih efektif.

2.

Perencanaan Makan Perencanaan makan pada lansia dikaitkan dengan tujuan mencapai berat badan ideal basal metabolismo index antara 22-25 pada laki-laki dan 18-24 pada wanita termasuk diet bila komplikasi-komplikasi sudah ada, pemberian serat yang cukup 23-25 gram perhari, pemberian vitamin dan mineral yang cukup.

Makanan terbagi dalam 3 porsi : makan besar pagi 20%, siang 30% dan sore 25% ditambah makan ringan total 10-15%. Komposisi makanan seimbang yang dianjurkan yaitu karbohidrat 60-70%, protein 10-15% dan lemak 20-25%. Jumlah kalori tentu disesuaikan yaitu kebutuhan basal 24-35 kalori / KGB ditambah aktivitas penderita 1030 % dari kalori basal.

3.

Latihan Jasmani Manfaat latihan jasmani pada lansia: Dapat meningkatkan sensitivitas insulin Memperbaiki kesegaran kardiovascular Memperkuat otot dan tulang Mengurangi obesitas Memperbaiki kadar gula darah Mengurangi kebutuhan obat Memperbaiki problem psikososial

4.

Obat Hipoglikemik Oral (OHO) Saat ini dikenal obat OHO yaitu: Golongan sulphoniluria (generasi 1,2,3) misalnya Daonil,DiamicronAmaryl Golongan biguanid, misalnya glucophage Golongan alphaglukosidase inhibitor misalnya Glucobay Thiazolidiones ,pioglitazone (Actos), rosiglitazone (Avandia) Glinid repaglinid, misalnya Novonorm Incretin/penghambat enzim DPP-4, sitagliptin (Januvia), vidagliptin (Galvus)

Obat insulin efek pendek, efek menengah dan efek panjang dan insulin campuran saat ini jarang dipakai karena adanya insiden insulin hipoglikemia yang tinggi pada lansia.

Komplikasi Seperti telah dibicarakan pada pendahuluan tulisan ini, DM pada lansia meningkatkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) bila dibandingkan dengan DM usia muda. Hal ini disebabkan karena meningkatnya komplikasi akut dan komplikasi kronik pada lansia dibandingkan dengan DM usia muda (Arshag D dan kawan-kawan 1999). Kematian meningkat pada lansia lebih sering akibat koma hipoglikemia, koma diabetic ketoasidosis dan hiperosmoler (kesadaran menurun akibat kekurangan atau kelebihan gula), stroke, infark miokard bila hiperglikemia tidak terkendali. Meningkatnya poliuria (kencing siering waktu malam) pada lansia dapat menimbulkan inkontinen sia urin, gangguan tidur, dehidrasi (kehilangan cairan tubuh ) dan meningkatnya resiko sering jatuh karena gangguan visus (penglihatan). Kadar gula yang selalu tinggi dan kronik dapat berakibat stroke, claudicatio intermiten, infark miocard dan impotent. Rasa sakit akibat neuropatik perifer dan gangguan kognitip. Komplikasi-komplikasi pada DM lansia dapat multiple, dan pada akhirnya komplikasi organis akan diikuti komplikasi psikososial yang akan mempersulit penatalaksanaan DM dan penyakit-penyakit lain yang di derita kelompok lansia ini.

Kesimpulan Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar Glukosa darah yang melebihi nilai normal pada keadaan puasa lebih atau sama dengan 126mg% atau gula darah sewaktu lebih atau sama dengan 200mg% atau pada TTGO lebih atau sama dengan 200mg% . Meningkatnya faktor resiko DM pada lansia akan lebih memudahkan timbulnya melalui mekanisme gangguan intolerancia glukosa yang lebih mengikat pada usia lanjut. Upaya mengatasi DM melalui penyuluhan, perencanaan makanan yang baik, melaksanakan latihan jasmani dan memakan OHO secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai