Anda di halaman 1dari 3

HEMBADABADAHEM karya Rizaldo Gonzales

ADEGAN 1 (Musik serasi gerak kegelisahan akan kondisi alam yang mulai hancur. semua mengadu pada Tuhan) Hakim: Bumi ini semakin panas dan kritis Erwin: kita harus bertanggung jawab Hakim:ya, ini adalah tanggung jawab bersama Erwin: ini adalah sebuah amanah

Tokoh 1 (asa) Kehancuran adalah suatu kondisi yang menyeret manusia ke jurang ketakberdayaan. Ketenangan menjelma menjadi ketakutan tak terperikan. Kematian telah bertahta di depan kita. Bila kondisi ini terus dibiarkan derita dan keperihan tak akan menemukan ujungnya YAMBARE RANNAAAAAAA YAMBARE RANNA koor : AAA..AAAAA.AAAAAAAAAA Tokoh 2 Abdi : ya, luka bumi dan jeritnya yang makin pedih ini adalah tanda-tanda yang semestinya kit baca dengan nuraniah.sedang langit menyembunyikan cakrawala murung di wajah semesta Deden: jangan biarkan burung-burung pulang tak tahu dimana sarangnya,jangan biarkan pohonpohon kehilangan akarnya solikin : Jangan biarkan malam menebarkan nyeri, hujan kehilangan air mata, karena bulan mengecup luka bintang-bintang demam menggigil berselimtu kelam

Tokoh 3 Fitri : Bumi disini remuk Bumi disini menganga ,luka,perih,nyeri, Koor: ya, tak ada yang hijau, ya tak ada yang damai, terancam dan terus terancam Rahmi: Pohon mencari ibunya Yulia: akar mencari ibunya Yudia: sungai kehilangan hulunya Koor: ia terjepit di tengah peradaban dan tertimbun gedung-gedung yang menebarkan derita Fitri : Lihatlah anak-anak burung yang jatuh dari sarangnya. Bumi menyapihnya dengan air yang beku Tokoh 2 Koor: Mengapa air jadi beku? Koor: Karna akar tak mampu hamil dan melahirkan air dengan normal, karna air dilahirkan secara sesar! Koor: HEMBADABADAHEM.HEMBADABADAHEM.HEMBADABADA HEM.. Asa: ooooooooodaun,ranting,dahan pohon dan akar.berilah kami air walau setetes agar bumi tidak haus, agar burung bias terbang, agar sungai kembali menemukan ibunya, agar danau tidak lumpuh sehingga mengalir lancer menuju samudera.

ADEGAN 2 Tokoh Adat: (membaca mantra,diiringi tarian ritual) Hiang tarus dicincing Mamang Tarus dirapai iiiilaah. indung diambun, indung di tilam jiuk bapang batarang intan, batarang amas batarang di alam satarang-tarangnya (tabuhan terus bertalu dan mantera hembadabadahem) Tokoh Adat: jangan kau permainkan air, bila kau tidak ingin dipermainkan air jangan kau permainkan angin ,bila kau tidak ingin dipermainkan angin jangan kau permainkan api, bila kau tidak ingin dipermainkan api jangan kau permainkan tanah, bila kau tidak ingin dipermainkan tanah Adegan 3 (dari kejauhan terdengar gema) Gemuruh angin, gemuruh ombak,gemuruh laut,gemuruh pohon,gemuruh bukit,gemuruh gunung,mengancam kehidupan makhluk dimuka bumi,petaka didepan kita. (HEAL the WORLD dinyanyikan membentuk love, menyanyikan 3 kali naik sambil tangan dibuka) Tokoh Adat: Disini kami tanam pohon kemanusiaan agar berakar, menjadi kearifan , menyuburkan daun-daun yang menghembuskan kesabaran dan ketawakalan, disini kami hidup,disini kami mati, tak ada yang hidup jika tak ada yang mati, tak ada yang mati jika tak ada yang hidup, menempatkan keseimbangan diantara keduanya adalah bentuk yang berwajah keadilan,disini kami ingin hidup,disini kami ingin mati.disini kami hidup,disini kami mati,disini kamiiiiiiii hiiiiiiiduuuup disini kamiii matiiiiiiiiii..

Anda mungkin juga menyukai