Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong : 390/100.000 persalinan hidup. Sekitar 3 10% : pendarahan anterpartum (karena plasenta previa atau solusio plasenta), pendarahan postpartum, kepala janin dan ruang panggul yang tak seimbang, ruptura uteri serta malpresentasi letak janin.
Plasenta previa ditemukan kira-kira dengan frekuensi 0,3 0,6% dari seluruh persalinan. Di Negara-negara berkembang berkisar antara 1 2,4%, sedangkan di RS. Cipto Mangunkusumo terjadi 37 kasus plasenta previa antara 4781 persalinan.
Definisi
Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi sebagian atau seluruh dari ostium uteri internum
Klasifikasi
Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta
yang menutupi seluruh ostium uteri internum Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dar ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2cm dianggap plasenta letak normal
Epidemiologi
Plasenta previa >> kehamilan dengan paritas
tinggi, dan pada usia > 30 tahun. Insiden plasenta previa berkisar 1,7% sampai dengan 2,9%. Di Negara maju insidensinya lebih rendah yaitu < dari 1%, hal ini kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya wanita hamil paritas tinggi.
Faktor Resiko
Operasi sesar sebelumnya. Resiko meningkat
empat kali atau lebih. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi. Riwayat tindakan medis yang dilakukan pada uterus, seperti dilatasi dan kuretase atau aborsi medisinalis.
Multiparitas dan jarak kehamilan. Secara teori plasenta yang baru berusaha mencari tempat selain bekas plasenta sebelumnya. Usia ibu hamil. Usia > 35 tahun 3 kali lebih berisiko
Chorion leave persisten.
minum alkohol. Pada perempuan perokok dijumpai insidensi plasenta previa lebih tinggi 2 kali lipat.
rahim sehingga mempersempit permukaan bagi penempelan plasenta. Riwayat plasenta previa sebelumnya, berisiko 12 kali lebih besar.
Etiologi
Mungkin secara kebetulan saja blastokista
menimpa desidua di daerah segmen bawah rahim tanpa latar belakang lain yang mungkin. Vaskularisasi desidua yang tidak memadai (proses radang atau atrofi) Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah sesar, kerokan, miomektomi,
Pada perokok , hipoksemia akibat karbon mono-oksida hasil pembakaran rokok menyebabkan plasenta menjadi hipertrofi
akan mendekati atau menutupi ostium uteri internum. Plasenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda dan eritroblastosis fetalis bisa menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah rahim menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum
Patofisiologi
Pada usia kehamilan yang lanjut, melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim,
maka plasenta yang berimplantasi di situ akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan membuka (dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi itu akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan intervillus dari plasenta.
Plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum perdarahan terjadi lebih awal. Pada plasenta previa parsialis atau letak rendah, perdarahan baru terjadi pada waktu mendekati atau mulai persalinan.
Perdarahan pertama, terjadi pada kehamilan
di bawah 30 minggu tetapi lebih separuh kejadiannya pada umur kehamilan 34 minggu ke atas.
Manifestasi klinis
Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari
biasanya berulang darah biasanya berwarna merah segar. Bagian terdepan janin tinggi (floating). sering dijumpai kelainan letak janin. Pendarahan pertama (first bleeding) : tidak banyak dan tidak fatal, reccurent bleeding biasanya lebih banyak. Janin biasanya masih baik.
Penatalaksanaan
Perawatan konservatif : TBJ < 2500 gram atau umur kehamilan < 37 minggu. syarat : DJJ baik dan perdarahan sedikit atau berhenti. Perawatan aktif : Perdarahan aktif Perkiraan berat bayi > 2000 gram Gawat janin Anemia dengan Hb < 6 g%, janin hidup, perkiraan berat
Perawatan konservatif
Observasi ketat di kamar bersalin selama 24 jam Keadaan umum ibu diperbaiki, bila anemia transfusi PRC
perawatan dan tirah baring selama 2 hari, bila tidak ada perdarahan dapat mobilisasi.
setiap 6 jam.
dilakukan mobilisasi penderita dipulangkan dengan nasehat : Istirahat Dilarang koitus Segera masuk Rumah Sakit bila terjadi perdarahan lagi Kontrol tiap minggu
Komplikasi
Komplikasi dari plasenta previa termasuk
seksio sesarea, abrusio plasenta, perdarahan post partum, malpresentasi janin, kematian ibu akibat perdarahan uterus dan disseminated intravascular coagulation (DIC)
Prognosis
Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa
dewasa ini lebih baik jika dibandingkan dengan masa lalu. Butler dan kawan-kawan (2001) mendapatkan bahwa wanita dengan plasenta previa memeiliki kadar serum alphafetoprotein yang dapat meningkatkan resiko perdarahan pada trimeseter tiga dan kelahiran preterm (Cunningham FG et al. 2003).
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Usia Pekerjaan Agama Suku Alamat
: : : : : :
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Keluar darah dari jalan lahir Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien rujukan RSUD Dompu dengan G1P0A0H0 T/H/IU dengan Plasenta Previa Totalis. Pasien mengeluh keluar darah banyak dari jalan lahir sejak pukul 16.00 WITA (5/7/2012), berwarna segar, tidak bergumpal, lendir (-), tanpa disertai nyeri. Darah merembes terus menerus sampai pasien menghabiskan 4 pembalut. FM (+)
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, ataupun asma disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat keluarga memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma, maupun penyakit berat lainnya disangkal. Riwayat Alergi : Alergi terhadap obat-obatan dan makanan disangkal.
Riwayat Obstetri : 1. Ini HPHT Taksiran Persalinan Riwayat ANC ANC terakhir Riwayat USG Riwayat KB Rencana KB
: : : : : : :
STATUS GENERALIS
Keadaan umum Kesadaran Tanda Vital TD
: Baik : E4V5M6
(-), gallop (-) Paru : vesikuler +/+, ronki (-), wheezing (-) Abdomen : bekas luka operasi (-), striae gravidarum (+) Ekstremitas : edema - / - , akral hangat + / +
STATUS OBSTETRI
: : : : : : : :
kepala punggung di sebelah kanan bokong 5/5 30 cm 2790 gram (-) 12-12-13 (148 x/menit)
VT : Tidak dilakukan
Inspekulo :
(-), Fluksus (+), flour (-) Vagina: rugae (+), erosi (-) OUE: darah merembes melalui OUE Porsio: ukuran normal, licin, warna
kemerahan, permukaan erosi (-), massa (-), cavum douglas menonjol (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb
9,0 g/dl 2,91 x 106/L 36,3 % 10,38 x 103/L 334 x 103/L (-)
DIAGNOSIS
G1P0A0H0 UK 36-37 minggu T/H/IU letsu
TINDAKAN
Observasi kesejahteraan ibu dan janin Observasi PPV Konsul Supervisor : Pro SC dan Supervisor
Acc SC KIE keluarga pasien Mempersiapkan SC : Pasang DC, Tes sensitifitas Ampisilin, Injeksi Ampisilin 2 gr IV
BAYI LAHIR
Jenis persalinan Indikasi Lahir tanggal, jam
WITA Jenis kelamin APGAR Score Lahir Berat Panjang Kelainan kongenital Anus
: SCTP : Plasenta Previa Totalis : 06/07/2012, pukul 12.30 : : : : : : : Laki-laki 7-9 Hidup 2800 gram 50 cm (-) (+)