Anda di halaman 1dari 14

....

Hujan yang sangat deras, mengguyur Tokyo dan sekitarnya, hiruk pikuk langkah penduduk membuatku bingung, kemana arah yang harus ku tuju, aku benar-benar buta arah. Apakah harus ke kiri, atau ke kanan, mana ponsel ku lowbat lagi, sial sekali! Guyuran hujan ini semakin menggila, menghantam kepalaku, seperti gundukan pasukan perang yang ingin mengalahkan musuhnya, oh segini dinginnya kah hujan Tokyo??! Tau begini, aku tak perlu mengambil Beasiswa SMA Elit di sini! Tunggu, sepertinya aku mencatat alamat, orang yang akan mengasuhku, mungkin aku bisa ke sana, tapi. Naik apa?? Jalanan di sini sepi sekali, Taxi tak ada yang kosong, huft!! Aku harus berteduh jika tidak, bisa-bisa aku drop nantinya. Aku menunggu 30 menit, 1 jam 2 jam, Hujannya tak reda juga. Baiklah aku jalan saja. Maaf, aku boleh bertanya? aku mencoba bertanya kepada seseorang KAU MAU TANYA APA HAH??, AKU SEDANG SIBUK, BODOH!!! Aku kaget, setengah mati, aku di dorong hingga terjerembab ke genangan air, untunglah tak ada yang peduli, jika iya mungkin aku sudah di pandang dengan tatapan tak bersahabat, mengerikan!! Aku salah bertanya ternyata, huft lelah juga! Ku lihat-lihat lagi orang yang akan ku tanyai. Wanita paruh baya yang membawa barang belanjaan?? Ah, jangan pasti dia merasa kerepotan. Atau Pemuda yang sedang bergandengan tangan, di bawah payung bersama wanitanya?? Ku rasa, ini juga tak sopan, nanti aku dikira selingkuhannya, lagi. Lalu, kira-kira siapa yang harus kutanya?? Tiba-tiba kepalaku terasa teduh, seperti di payungi, oleh sese orang,aku berbalik, dan ternyata seorang wanita yang sedang menggendong seorang balita di pelukannya, ku rasa itu anaknya. Maaf, kau butuh bantuan tawarnya halus. Iya.. jawabku menyeringai. Aku melihatnya sesaat, bagaimana membantuku jika dia hanya membawa 1 payung?? Masa dia mau memberikannya padaku dan tidak memayungi anaknya? Ah sudahlah! Ayo, ikuti aku, ku antarkan kau dengan mobilku Tawarnya lagi Ba..baik, trima kasih kaget, tapi sedikit gembira, setidaknya aku tak mengeluarkan uang untuk membayar uang taxi. Aku tidak punya waktu untuk berpikir apakah ini juga merupakan salah satu modus kejahatan yang terkenal di jepang, atau apa sajalah.

Boleh aku tahu, kau mau kemana? Tanya wanita itu. Aku ingin, ke alamat ini!! Tunjukku segera padanya, sebuah kertas bertujuan amat yang ingin kudatangi. Pantass, kau baru pertama kali ke Tokyo?? Kasihan sekali, ku harap kau tak apaapa dia melihatku dengan tatapan tak tega, sial, memangnya aku anjing jalanan tak bertuan, huh!! Maaf nyonya, waktu anda tak lama lagi untuk menghadiri acara, tuan sudah menunggu anda di sana, lagi pula anda membawa anak nyonya Amey, pasti dia akan khawatir Oh, ya ampun benar juga, baikalah siapa namamu gadis manis? tanyanya girang. Kuchiki Otsuki Jawabku, singkat Itu bukan anak anda? Ku kira., maafkan aku Oh.. haha, taka pa-apa, apa aku terlihat lebih muda? Yah banyak yang berkata seperti itu padaku , ah kau membuatku senang haha, anakku kira-kira seumuran denganmu Ah, iya maaf .. ahah aku hanya bisa mengantarmu sampai ujung jalan ini, sisanya pastikan alamat rumah di kertasmu dengan yang ada di sekitarmu, oh.. maaf sekali Otsu-Chan, aku tak dapat meminjamkanmu payung ini sungguh, karena si kecil nanti kebasahan, kau bisa bertahan bukan? Jelasnya, menyesal. Tak apa, tak masalah, di beri tumpangan seperti ini saja aku sudah sangat berterima kasih, benar-benar sangat merepotkan, hingga membuat anda terlambat ke acara aku menundukkan kepalaku layaknya orang meminta maaf. Buat apa minta maaf, harusnya aku datang lebih cepat, aku yakin besok pasti kau demam katanya menyesal Maaf.. Maksud anda? tanyaku keheranan. Ah,, tidak lupakan saja,.. sudah sampai, hati-hatilah, oK Akupun keluar dari mobil, Baik, sekali lagi terima kasih sambil membungkukkan badan, dan sedikit melambaikan tangan di bawah guyran hujan.

Hujan masih deras, dan kertasku tambah basah. Sebelum kertasnya hancur karena terlalu lunak, sebaiknya ku temukan rumah itu, no 210, 210, mataku menyapu pandangan nomor rumah di sekitarku. Ah, Dapat! Wow, Rumah yang... Seperti istana, sungguh aku tak dapat membayangkan betapa megahnya rumah ini. Sesegera mungkin aku menekan bel rumah itu! Mau mencari siapa? kata penjaga di situ, sambil membawa payung. a..aku Kukichi Otsuki ingin bertemu pemilik rumah ini, aku ada perlu jawabku yakin Kukira sang pelayan akan memberikan payungnya padaku, eh ternyata tidak! Dasar, padahal akukan perempuan, sadar tidak sih!? Ada Perlu Apa? tanyanya lagi. A..Aku, siswi yang mendapat rekomendasi sekolah di Tokyo, dan katanya kediaman ini menerimaku untuk diasuhnya, dengan alasan tak ada anak perempuan! Oh, benarkah??, baik mari kuantarkan kedalam! mm Payung Pintaku baik, mendekatlah perintahnya. Benar-benar rumah yang tidak dapat di deskripsikan, keren sekali, Luas sekali, pasti jika aku bermain kejar-kejaran aku merasa lelah duluan! Tunggulah, akan ku panggilkan tuan muda Aku mengangguk, tanda aku mengerti. Sambil menunggu, ku lihat sekeliling rumah ini, mewah, dan sangat berkelas, Pasti tuan mudanya baik. Oh, kau orangnya, mana buktinya? Seseorang turun dengan wajah dingin, tibatiba saja bertanya seperti itu, dia menatapku seakan tak percaya, sialan, sombong sekali dia! Mm.. ini surat-suratnya, dapat anda lihat tawarku. Dia mengambilnya, membuka kertasnya sambil menaikkan alisnya ke atas.

Bagaimana, aku tidak bohong kan? tanyaku puas. Orang itu terus membolak-balik berkas-berkas yang ku bawa seakan tidak percaya. Mmm ternyata kau orangnya?? Hmm, secerdas apa dirimu sampai-sampai mendapat beasiswa di Tokyo. Cari rumah saja masih keliru, bodoh Aku shock. Katakatanya sangat kasar, ukh.. kalau bukan tuan rumah, sudah ku hajar hidungnya yang mancung itu. Manalagi, dia melihat ku dengan pandangan menjijikkan, oh sial. Tak ada yang tahu jawabku singkat, dengan sedikit menyunggingkan senyum hambar. Kukira, kau seorang pria, pria lemah dia mengatakan hal tersebut tanpa dipikirkan, kemana matanya sebenarnya. Apa maksudmu? Aku.. aku ini.. benar-benar perempuan menanyakan kejelasan yang sudah pasti tidak penting dan aku mulai meyakinkan dirinya bahwa aku seorang perempuan. Penampilanmu itu, seperti orang mendaki gunung! Baiklah, sekarang urus dirimu, dan jangan membuat kotor rumahku, oh,, jangan lupa, jangan bikin gaduh, kalau tidak mau ku usir, mmm satu lagi, selama tidak ada orang tuaku, kau jadi pembantuku dia memerintahku seolah-olah tanpa rasa berdosa, ekspresi macam apa itu, ahh sial mengapa aku bisa sampai diasuh orang pemilik rumah ini. Kenapa aku? Memangnya kau tidak punya pembantu lain apa? Dia sedang cuti melahirkan. Memangnya kau mau menggantikan dirinya melahirkan? Kerjamu saja.. aku yakin tidak akan beres, sudahlah terima saja! Lagi pula kau disini Cuma menumpang lagi-lagi dia tidak berpikir sebelum mengatakan hal itu, hal yang sangat tidak sopan. Sambil memeriksa kembali apakah surat-surat yang ku bawa kurang atau mungkin.. bahkan palsu, kurasa. baiklah terserah kau saja, jika itu yang membuatku bisa menyelesaikan studiku aku rasa tidak masalah Pedas skali perkataannya. Hey, antarkan dia ke kamarnya, dan beri tahu dia apa saja yang harus dia lakukan perintahnya pada pelayannya itu. Baik tuan muda,.. mari nona kuchiki

Aku pun mengikutinya, sambil berjalan dan mendengarnya berceloteh tentang apa saja yang harus aku kerjakan, sial aku kesini kan untuk sekolah, kenapa jadi pembantu begini?

(Womens P.O.V) Ah, itu benar-benar anak yang harus aku jemput, bodohnya aku ini. Mudah-mudahan saja dia menemukan rumahku dengan tepat, lagi pula ada Rey di rumah. Semoga saja Rey tidak berbuat jahat pada temannya itu. Ahhhhh aku benar-benar merasa bersalah. Nyonya kita sudah sampai mmm,yah baik..aku pergi dulu, tunggulah disini Baik Nyonya Sayang, kau kemana saja, kami semua menunggumu, lama sekali Suamiku tibatiba menggandengku, aku tahu dia sangat khawatir. Iya,,, maaf ada sedikit yang harus ku kerjakan, nanti akan ku jelaskan sayang, ngomong-ngomong dimana Amey? Wah, aku merasa bersalah mengajak anaknya bermain sampai seperti ini, haha baiklah, biar aku yang antarkan anak ini untuknya, kau tunggulah disini, jangan kemana-mana, dan jelaskan apa yang terjadi Aku hanya mengangguk pelan. Sambil menunggu suamiku kembali, aku memikirkan Otsu-chan apkah dia akan baik-baik saja. Aku baru tahu ternyata dia siswa itu, aku selalu berharap, Rey tidak mengeluarkannya dari rumah, mengingat kelakuan Rey yang sangat tidak mau tahu, ikut sifat siapa dia sebenarnya anak itu, aku? Suamiku? Kedua dari kami tak seperti itu.. hah, ya pamannya, ckck. Hei, apa yang kau pikirkan? suamiku membuyarkan lamunanku. Hei, kau tahu , aku terlambat tadi karena aku bertemu dengan anak perempuan yang harus kita jemput hari ini di bandara, dan aku menemuinya hujan-hujanan di tengah kota aku menjelaskannya dengan raut penyesalan yang amat dalam. Benarkah, oh iya aku juga sempat lupa, sial. Lalu dimana anak itu sekarang berada, kau beri tahu dia bahwa kita lah yang akan menjaganya selama bersekolah di Tokyo?

ah, tentu tidak, aku khawatir dia akan sangat kecewa, dan kurasa dia sudah ada di rumah syukurlah, tak apa-apa aku akan membantu untuk menjelaskannya , yang penting tidak terjadi apa-apa dengannya. Yang ku harapkan sih, Rey tidak melakukan hal-hal yang membuat gadis itu sakit hati Yakinnya sambil melirikku sedikit. Yah itu juga yang jadi puncak permasalahan sekarang (Rey P.O.V) Hujannya deras sekali,jadi mengingatkan hal-hal tentang dirinya . Ahh, padahal dia sudah meninggalkanku, Hana bodoh. Tok tok tok Tuan muda maaf, ada yang ingin bertemu dengan anda!

Tuan muda. Bunyi apa tadi, ada yang sedang mengetuk pintu kah?? Ah tidak mungkin, mungkin itu suara hujan yang membaur, eh tapi. Ah, dasar Miki.., Baik, aku segera turun Ada apa sih, miki? Tanyaku sambil melepas earphone ku. ada seorang gadis yang sedang mencari anda, tuan! Gadis? Malam-malam begini?? Hmmm baik.. . Ku lihat gadis yang dikatakan miki barusan, aku ragu apakah dia benar-benar seorang gadis atau bukan, penampilannya seperti orang mendaki saja, ckck. Tapi lucu sih, tampangnya yang polos situ. Setelah bicara panjang lebar dengannya, ku tarik kata-kataku bahwa dia orang yang polos, tapi sangat menyebalkan. Setiap perkataan yang dia keluarkan selalu berbau menantang, sial.

Inikah, siswi itu?? Lihat saja nanti. Karena ini rumahku, kubuat dia mengusir dirinya sendiri dari sini, huh!

Ku biarkan dia istirahat, mungkin besok dia akan sakit, dasar perempuan!!!

(Otsu P.O.V) Ah,,, terima kasih, sudah mengantarku aku sedikit tercekat karena tak tahu namanya, Miki, panggil aku miki tahannya, seketika sambil tersenyum. Ah,,, ya Miki-sama, kau baik sekali haha candaku garing.. Jangan begitu, kita ini seumuran ha??? Sungguh??? Pantas, tadi juga aku sempat berpikir, mana ada.. pelayan setampan uppsss Yah, aku kebablasan bicaranya, ah membuatku malu saja,sial! Tak masalah, kuanggap itu pujian dia melemparkan senyum terbaiknya, kurasa.. huft. Benar-benar mmmmaksudku tadi. Semuda kamu?? Haha. Kenapa kau memilih sebagi pelayan?? Aku bukan jadi pelayan gratis disini, aku juga sekolah sama sepertimu dan Rey, kemampuanku bahkan setingkat dengannya tawanya menyeringai, membuatku bingung saja. ah,, begitu kah??Bagaimana bisa?? Dan kau, ternyata berani juga memanggilnya tanpa embel-embel tuan,, hehe, jangan marah ya Bodoh-bodoh sangat bodoh, kenapa aku selalu mengeluarkan kata-kata yang membuat orang naik darah, sialan. Arrggghh, apa yang harus ku lakukan setelah ini? KAu jangan salah dulu, aku Miki sepupunya Rey, aku kalah main catur dari lakilaki aneh itu, padahal aku sudah yakin menang,ck dan taruhannya adalah harus

menjadi pelayan seharian, dan semua pelayan disini di istirahatkan olehnya sehari, kecuali yang melahirkan tadi jelasnya panjang lebar, dengan muka kesalnya. Hahahaha, ada ternyata orang-orang seperti ini, ku kira dia orang yang cool, ternyata tak lebih dari anak kecil. Sekarang kau boleh istirahat, selamat malam. Nona!! Miki diam sejenak. cih, jangan tertawakan aku! pffft. Baikalah, kau boleh turun jawabku cengengesan.. Ahh,, kurasa mandi air hangat akan lebih baik. Bisa-bisanya aku nyasar ke tempat yang sebesar ini, hanya untuk melanjutkan studiku saja! Tidak heranlah mereka mampu kok, tapi bagaimana dengan keadaan temantemanku disana???? Aku harap mereka baik-baik saja.

Hmmm, orang-orang di rumah ini, aneh-aneh tuan rumahnya ternyata mereka berdua, yang satu tampan, tapi kurasa orangnya dingin, kalau tidak salah Rey ya.. namanya Rey, hmmm tidak penting mengurusi manusia kutub seperti dia. Lebih asyik berteman dengan Miki, kurasa. Karena ada yang beda dari dirinya, selain itu juga baik, kurasa dia orang yang tepat untuk di ajari berbagai macam halhah malam ini, hujanlah terus,, hingga esok pagi, huft. Wowwwww. ( Miki P.O.V) Apa-apaan gadis ini, teriak-teriak, ckck, hah ! Padahal sudah malam, sebenarnya tidak terdengar oleh Rey sih itu cukup, nanti aku lagi yang kena marah. Pertama kali aku bertemu gadis ini, sepertinya ada yang lain, tapi apa ya??? Kata-kata yang keluar dari mulutnya selalu mengagetkanku. Pertama, minta payung hah, padahal sudah pasti aku akan memayunginya, tetapi dia menawarkan diri duluan, kedua, cara bicaranya pada Rey yang dingin itu, santai tidak seperti gadis lain yang sangat malu, berbicara kalimatnya seperti ada sebuah tantangan, di dalamnya. Hmm menarik, terakhir, kepolosannya dalam bertutur kata, tegas, sopan, namun jujur walau terdengar agak aneh. Hah, Dia itu bisa-bisanya bertemu sekali mengatai orang tampan, tapi memang benar bukan aku tampan ??? membuatku ingin tertawa saja.

== Aah... ternyata sudah pagi. Aku membuka flap Handphone ku, sedari tadi ternyata ada yang menelponku. Ah.. ternyata Dong Mall, ada apa Dong Mall pagi-pagi begini melepon?? Hmm.. setelah berpikir sebentar akhirnya kujawab juga terpon darinya. Yoboseo... Dong Mall-ssi, ada apa? Dalam keadaan masih setengah sadar aku memaksaan suaraku tidak terdengar seperti orang sempoyongan. Ah.. tentu, tenang saja.. kau tidak usah khawatir, sesampaiku di Tokyo aku mengetahui jalan.. ..tidak.. maksudku.. itu..., ck.. baiklah, mereka tidak menjemputku.. Tentu akau baik-baik saja, aku bersyukur terntaya orang Tokyo baik-baik, hmm aku menjawab dengan tawa sedikit dipaksakan, walaupun aku tau temanku itu tidak akan mengetahuinya, atau mungkin bisa merasakannya. Ne.. arasso... sampai nanti Ahhh, kangen rasanya, aku jadi ingin kembali ke Seoul. Park Shin Hyo apa kabarnya ya hihi, pasti anak itu semakin menjadi-jadi. Padahal baru kemarin sampai Tokyo sudah seperti ini. Sudah sejak 10 tahun yang lalu aku hidup di Korea, aku seorang kelahiran JepangKorea. Ayahku korea dan Ibuku orang jepang. Yah .. aku bersyukur sih, karena aku bisa menguasai 2 bahasa sekaligus, karena semenjak usia 5 tahun aku sempat di Jepang, setahun kepulanganku dari London aku tinggal di Jepang, kemudian setelah menginjak usia sekolah kami sekeluarka pindah ke Korea. Ibu memilih mengikuti ayah karena memang ayah sudah tidak bisa dimutasikan lagi ke tempat lain, awalnya kami akan tinggal di London, tetapi kata ayah ketika itu aku menolak, entahlah alasannya karena apa, tetapi aku bingung, mengapa aku sempat lahir di London?. Sekarang aku hidup sendiri, waktu itu mereka, orangtuaku sedang melakukan perjalan ke Amerika. Ketika kembai lagi, mereka mengalami kecelakaan pesawat yang hampir menewaskan seluruh penumpang, tentu saja mereka masuk dalam daftar korban kecelakaan itu. Waktu itu aku masih berusia 8 tahun, dan aku sudah bisa merasakan betapa sakitnya ditinggalkan orang yang aku sayangi. Duniaku seolah berubah seketika, aku bukan lagi Kuchiki yang dulu, aku hanyalah seorang Kuchiki tanpa siapapun. Sampai aku meneriman beasiswa ini pun aku tinggal bersama paman dan bibi ku di korea, sengguh mereka sangat baik, aku tidak bisa mendeskripsikan sebaik apa mereka padaku. Lamunanku tiba-tiba berpencar, ketika pintu kamarku terketuk, entahlah tapi itu mungkin seseorang. Tapi... terdengar seperti suara seorang pria.

iya.. sebentar, akan ku bukakan.. surakau seolah mengejar ketakutan untuk segera meraih gagang pintu itu. Ah.. ternyata Rey Bergegaslah, sarapan sudah siap , sudah waktunya untuk berangkat ke sekolah Sambil menunjuk-nunjuk meja makan dibawah, menandakan bahwa semuanya sedang menungguku, oh Aigoo. Aku tidak sadar sudah mengucapkan kata-kata yang tidak dimengerti oleh Rey. Matanya terbelalak, seolaholah merasa ada orang aneh di depannya. Aiguu atau Ai... ahh.. apapun yang kau katakan, cepatlah.. sesaat kemudian dia berlalu, dan berbalik lagi dan berkata Dasar anak-anak, Piyama beruang, damn.. apa yang dia katakan.. oh.. ya ampun, memangnya dia siapa sampai mengataiku halhal yang sangat menjengkelkan seperti itu, oh.. sial mengapa aku harus berhadapan dengan orang yang menjengkelkan pagi-pagi begini, ya tuhan.. apa salahku. Reys P.O.V Rey panggilakan, nona Otsuki untuk sarapan bersama kita tiba-tiba aku disuruh memanggilakn gadis aneh itu untuk sarapan. Hah.. untuk apa? Untuk apa memanggilnya ayah, seharusnya dia punya kesadaran, aku heran mengapa kalian begitu perhatian kepada gadis aneh itu? tanyaku ketus. Kau ini, hentikan.. bentak ayak pelan, Dia orang baru, tunjukan sedikit sikap yang sopan kepada gadis itu, hah.. lama-lama kau bisa membuat ayahmu ini menderita jantung, akibat ulahmu . tentu saja Perintah ayah tidak ada yang berani melanggar, begitu pun aku, aku hanya bisa menolak dengan basa basi. Sementara itu, isyarat mata yang di lakukan oleh ibu supaya aku bergegas memanggil gadis aneh itu. Sedangkan Miki hanya tersenyum geli melihatku. Keika aku sudah sampai di depan kamar gadis itu, dan ketika hendak mengetuk pintu aku mendengar gadis itu berbicara menggunakan bahasa.. bahasa yang tidak asing aku dengar tapi aku lupa bahasa apa itu, tentu saja aku tidak mengerti apa yang dibicarakan gadis itu. Mungkin, dia sedang menelpon atau ditelpon atau sama sajalah ..oleh seseorang. Kemudian tiba-tiba berhenti. Saat itu aku mengetuk pintu kamarnya pelan, tetapi tidak ada tanda-tanda derapan langkah kaki untuk membuka pintu, ku keraskan lagi ketukan pintunya, dan akhirnya pintu itu terbuka juga. Bergegaslah, sarapan sudah siap , sudah waktunya untuk berangkat ke sekolah . Kataku sambil menunjuk-nunjuk meja makan di bawah, menunjukkan bahwa semua sedang menunggu gadis ini, dan tiba-tiba dia mengatakan hal yang aneh lagi.. ini lebih aneh lagi... . Aku tidak salah dengar, tadi pagi aku sudah membersihkan

teingaku dengan benar, dia mengatakan... Ai..goo atau semacamnya, Ai...cinta? apaapaan gadis ini, bola mataku hampir keluar gara-gara itu, dan piyamanya yang aneh itu, oh.. tolonglah.. kau sudah dewasa mengapa menggunakan piyama beruang?? Yah, aku tahu dia sangat kesal tentunya dengan caraku melihatnya seperti itu. __ Dengan kesal aku menuruni tangga rumah ini. Ah.. ya tuhan mengapa rumah seindah ini tidak menciptakan manusia-manusia yang indah, oh.. aku harap grutuanku ini bisa sampai kepada anak yang bernama Rey itu, sial..sial. Otsuka-chan.. ohayo.. sambut seorang wanita paruh baya. Hmm.. sebentar sepertinya aku pernah melihat wanita itu, mm tapi dimana ya. Mungkin wajahku nampak bingung dan masih memutar replay kejadian kemarin, ketika aku sudah mengingatnya, ternyata wanita itu sudah mengatakannya duluan. Kau mungkin sudah lupa , kita sempat bertemu dijalan tangan wanita itu menunjuk bergantian padaku dan dirinya secara berulang-ulang disertai dengan seulas senyum, yang aku tahu itu pasti senyum terbaik yang dimilikinya. ah.. ya tentu saja, aku.. mana mungkin melupakan kebaikan anda jawabku riang, tapi,.. apa yang anda... pikiranku seakan-akan tercekat, untuk apa wanita ini ikut sarapan dengan kami semua, lalu siapa pria itu? Suaminya?, dan ada apa ini. Oh.. atau mungkin... lagi-lagi sebelum pikiranku bisa menjawabnya, Miki mengalihkan perhatian. Kami ini sekeluarga jawabnya singkat, dan sambil nyengir. Duduklah.. biar aku jelaskan Otsu chan kata wanita itu. Sarapanku pagi ini melahap beberapa kenyataan yang harus aku ketahui. Baiklah, mereka keluraga, pasangan kaya ini memiliki anak bernama Rey dan sepupunya Miki tinggal disini karena orang tuanya memang tinggal di Amerika. Shock?? Tentu saja. Tapi aku mencoba tenang, dan mencoba mengerti. Sebenarnya aku sudah menghiraukan masalah kecil perihal keterlambatan mereka menjemputku di Narita kemarin. Tetapi ku tarik pikiranku yang sepotong tadi itu, gara-gara badut kutub ini, membicarakan hal sembarangan. Ibu, buat apa minta maaf pada orang yang buta arah seperti dia. Aku saja tidak yakin surat bukti yang ditunjukkan padaku kemarin malam apakah asli atau tidak,

seperti biasa dia menjawab berbagai ucapan ibunya dengan tenang.. oh tidak lupa dengan menyunggingkan senyum sinisnya. Rey, jaga bicaramu.. Otsu-chan maafkan kami, Rey suka begitu.. tapi sebenarnya dia baik ohoho, benarkan sayang kata wanita itu sesekali merajuk menatap suaminya dan berpegangan tangan mesra diatas meja, tentu saja suaminya juga membalas kasih sayang istrinya pagi itu. Aku hanya mengangguk dan tersenyum, entah aku tak bisa mengatakan apa-apa lagi. Sesampai di sekolah, ternyata aku dan Miki tidak sekalas, malah sekelas dengan badut kutb itu. Cih, menjengkelkan. Hey, nanti jangan dekat-dekat padaku, anggap saja kita tidak begitu saling kenal, tiba-tiba dia mengatakan hal itu ketika kami berdua di tinggalkan Miki memasuki kelasnya. Apakah dia gila? Untuk apa aku mendekatinya, hey... kau kira ini seperti cerita komik-komik perempuan. Ah.. ingin sekali aku menjambak rambutnya itu. Tenang saja, kalau dipikir-pikir apa yang bisa ku dekati terhadap orang sepertimu hah? Aku melangkah kan kaki dengan cepat sambil menabrak bahunya sedikit. Oh... senang sekali aku mengatainya seperti itu, tapi kuharap dia tidak membalasku nanti. Kemudian aku membuka kelas, dan semua menatapku. Lalu kututup kembali. hey, bodoh.. bukan kelas itu... tapi yang ini rey menunjuk kelas sebelah yang dia masuki sambil tersenyum menang. Uhh... sangat memalukan, aku bergegas sambil menutup wajahku dengan tangan kananku. __ Semuanya tenang, kita kedatangan murid baru dari jauh... sahut seorang wali kelas, kurasa dia sudah lumayan cukup umur dikatakan berkeluarga. Sungguh, kelas itu sangat ramai, dan sambil menabuh meja disertai sorakan setiap murid, tidak dengan Rey, dia mencoba tetap tenang. Sedangkan aku, bersikap malas memangku kepalaku dengan tanagan kanan di kepalkan. silahkan maju Otsu-san sambut guru itu ramah. Seketika kemudian, aku maju dan semuanya diam, tenang. Sampai-sampai Rey menutup buku yang tadi ia baca. Perkenalkan namaku.. aku mengambil kapur, dan menuliskan namaku di depan papan tulis.. sambil menunjuknya dan berkata Kuchiki Otsuki kuucapkan dengan memsang wajah tenang. Kemudian aku melanjutkan.

Kalian bisa memanggil aku Otsuki kataku singkat Mengapa harus Otsuki? pertanyaan bodoh apa yang dilayangkan anak itu, ah.. sungguh menjengkelkan. Dari kedua kata itu kalian bisa memilihnya salah satu kupaksakan dengan seulas senyum. Hey, kau orang jepang? Mengapa mukamu seperti bukan orang jepang? wah, ternyata jeli sekali matanya, sesaat rey menatapku lekat-lekat, kurasa yah... dia penasaran. Terang saja ia penasaran aku kan belum mengenalkan diriku secara penuh tadi pagi. Hm,kau jeli juga, iya aku bukan orang jepang asli, aku kelahiran Korea-Jepang Aku mencoba tersenyum sedikit sambil menerawang udara luar, tanpa kusadari mereka semua menatapku dari atas sampai bawah. Aku memilih beasiswa sekolah di Tokyo karena kau tahu, di Tokyo perkembangan untuk mencapai studi terbaik bisa aku raih disini, selain itu aku ingin belajar mandiri aku mencoba menjawab yang memenuhi pertanyaan yang mungkin akan mereka lontarkan, dengan wajah aneh dan mulut terbuka yang mereka tunjukkan. O~chan, kau tinggal dimana? tanya seseorang lagi, oh bukan yang tadi melayangkan pertanyaan bodah tentang namaku. O~chan, panggilan apa lagi itu, ah... sudahlah, kurasa ia sudah menemukan nama yang tepat untukku. Aku menatap Rey sejenak, dan rey memalingkan wajah, kembali membaca bukunya. Aku tidak akan merahasiakan ini, tapi nanti kalian akan tahu juga, tenang saja jawabku santai, sambil memekik penglihatanku pada rey, dan menunjukkannya aku bukan seperti yang dipikirkan. Kurasa tatapannya kali ini bukan tatapan bersyukur karena tidak memberitahukan alamat rumahnya, juga bukan karena aku mengatakan bahwa nanti kalian akan tahu, ah.. entahlah. Sepulang sekolah, aku terpisah dengan Rey. Tetapi, ah jika aku tidak salah lihat itu Rey tidak jauh dari koridor yang aku lewati... dengan seorang wanita yang entahlah, mungkin sedang menyatakan cinta. Aku bersembunyi di balik tiang kelas lain takut mengganggu konsentrasi mereka berdua. Rey, maafkan aku kata wanita itu tersedu-sedu... wanita yang cantik, berambut panjang, ah.. wanita Tokyo yang sempurna. Untuk apa kau minta maaf, itu pilihanmu, aku sudah memikirkannya. Perasanku ternyata hanya pesaraan sesaat.. aku lebih bahagia kau bersama orang lain jawab rey

dengan penuh perasaan. Hah? Ada apa dengan badut itu, bisa juga dia mengatakan hal-hal sehalus itu walaupun yah.. tetap menyakitkan. Aku harap, kau bahagia lanjut Rey sambil tersenyum. Demi tuhan aku bersumpah, itu senyuman terbaik yang pernah ku lihat. Gadis yang hebat, dia bisa membuat badut itu.. benar-benar... ahh aku sedih mengatakannya, tetapi dia benar-benar tampan. Kemudian gadis itu berlalu sambil menangis terisak. Oh ya tuhan, ku tarik katakataku lagi, dasar badut kejam. Sambil meringis dan mengepalkan tangan kearah diri sendiri. Keluarlah, tidak perlu bersembunyi kata Rey tiba-tiba. Hey Beruang, sudah ku bilang keluar saja, jangan bersembunyi di balik sana, sebelum aku yang mendapatimu dan kau akan merasa lebih malu lanjutnya lagi. Kemudian aku memunculkan diri seolah-olah tidak mengetahui dan mendengar apaapa. Hai.... sapaanku seperti orang ketakutan, kemudian dia tersenyum ke arahku.

Anda mungkin juga menyukai