Anda di halaman 1dari 32

1.

Secara pengertian, mengajar memiliki arti transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, sedangkan membelajarkan tidak mensyaratkan adanya interaksi langsung sehingga seseorang atau sesuatu dapat menyebabkan orang lain belajar dengan melalui media cetak, media komunikasi lain atau dirinya sendiri. Perbedaan esensi dari mengajar dan membelajarkan dilihat dari beberapa faktor antara lain: a. Dari Sudut Pandang Fungsi Siswa Mengajar Siswa lebih pasif karena proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru. Siswa dijejal dengan pelajaranpelajaran yang diberikan oleh guru karena siswa dianggap seperti objek yang butuh banyak ilmu. Siswa mengalami ketergantungan kepada guru karena sumber belajar hanya dari guru Contoh: siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan tidak mendapat kesempatan untuk berdiskusi Contoh: Siswa mendapat pengantar dari guru, kemudian siswa aktif dalam diskusi sehingga siswa bebas mengembangkan potensi dirinya masing-masing Membelajarkan Siswa lebih aktif dan kreatif karena proses pembelajaran lebih didominasi oleh siswa. Siswa lebih aktif mencari sumber pembelajaran untuk mengembangkan potensi yang ada pada siswa.

b. Dari Sudut Pandang Fungsi Guru, dan Mengajar Guru sebagai sumber ajar yang mendominasi proses balajar karena siswa dianggab sebagai objek Membelajarkan Guru sebagai fasilitator dan motivator terjadinya proses belajar siswa, karena siswa diposisikan

pembelajaran yang membutuhkan banyak ilmu.

sebagai subjek pembelajaran yang mempunyai potensi dan siap untuk dikembangkan.

Contoh: Guru hanya menerangkan materi-materi kepada siswa tanpa mengperdulikan respon dan tanggapan dari siswa.

Contoh: guru hanya memberikan materi pengantar dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas

c. Dari Sudut Pandang Fungsi Sumber Belajar Mengajar Sumber belajar terbatas pada guru dan pada sumber yang diberikan oleh guru. Contoh: sumber balajar yang digunakan oleh siswa hanya terbatas pada buku teks yang diberikan oleh guru Membelajarkan Sumber belajar bisa didapatkan dari berbagai sumber asalkan dapat mendukung proses pembelajaran. Contoh: Sumber belajar yang digunakan oleh siswa tidak terbatas pada apa yang diberikan oleh guru, mereka bebas memilih dan menggunakan sumber belajar yang relevan.

2. Jika dilihat dari fungsinya, RPP memili fungsi sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu jika dilihat dari anatomi, RPP disusun secara sistematis berdasarkan indikator keberhasilan dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dipilih. Dari tujuan pembelajaran tersebut kemudian dirumuskan dan disusun materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Setelah materi pembelajaran disusun maka kemudian disusun metode pembelajaran yang cocok digunakan, pemilihan metode pembelajaran berdasarkan pada hasil yang akan dicapai dan kondisi pembelajaran. Setelah metode disusun baru kemudian disusun kegiatan

pembelajaran setiap pertemuan. Dengan penyusunan RPP yang sistematis, diharapkan proses pembelajaran tiap pertemuannya sudah disiapkan secara matang sehingga apa yang akan diajarkan kepada siswa menjadi jelas tujuannya. Selain itu proses pembelajaran akan lebih optimal karena guru akan lebih siap dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dari fungsi dan anatomi RPP tersebut dapat disimpulkan bahwa RPP dari awal penyusunanya memang sudah disusun secara sistematis berdasarkan tujuan pembelajaran yang diinginkan dalam setiap kompetensi dasar. Sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa RPP sebagai representasi upaya memfalisitasi terjadinya proses pembelajaran yang optimal dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik ditinjau dari siswa maupun guru. Namun kenyataan yang ada di SMK sekarang belum sesuai dengan apa yang diinginkan dari penyusunan RPP itu sendiri. RPP hanya disusun sebagai pelengkap dan syarat administrasi dari proses pembelajaran. Dalam penyusunan RPP sendiri di SMK masih sering dijumpai kesalahan-kesalahan dalam penyusunannya. Adapula sekolah yang menyimpan RPP yang telah dibuat, padahal seharusnya RPP tersebut disampaikan kepada siswa atau wali murid agar mereka mengetahui apa saja yang akan mereka pelajari dan dapatkan selama menempuh kegiatan pembelajaran. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat dilihat dari sampel RPP yang didapatkan dari observasi dan wawancara langsung di SMK. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemilihan metode pembelajaran yang digunakan, evaluasi yang kurang baik, dan indikator yang tidak dapat diukur. Selain itu, sebagian besar RPP yang telah disusun tidak dipublikasikan kepada peserta didik maupun wali murid sehingga terkesan penyusunan RPP hanya sebagai pelengkap administrasi dalam proses pembelajaran.

3. Dalam pengembangan kurikulum terdapat lima tahapan, yaitu: a. Pengembangan kurikulum level ideal adalah yaitu tahapan pengumpulan aspirasi yang perlu diperhatikan, disaring, ditata serta dikemas dalam sosok yang tepat oleh semua pihak yang terlibat dalam urusan pendidikan formal, mulai dari pengembang kurikulum dan pengelola pendidikan

sampai dengan guru sebagai fasilitator pembelajaran yang merupakan ujung tombak pelaksana di lapangan. b. Pengembangan kurikulum level formal adalah tahapan pengembangan yang inti kegiatan di dalamnya mencakup seluruh kegiatan pengembangan atau perencanaan, biasanya disajikan dalam bentuk pedoman umum pelaksanaan seperti dokumen resmi kurikul. c. Pengembangan kurikulum level instruksional adalah tahapan yang inti kegiatan di dalamnya mencakup skenario pembelajaran yang bertujuan atas ketercapaian tujuan pembelajaran. Didalam level inipula terdapat Silabus dan RPP. d. Pengembangan kurikulum level operasional adalah tahapan yang inti kegiatan didalamnya mencakup bagaimana transaksi pembelajaran berlangsung, bagaimana terjadi transfer ilmu antara guru dan murid, bagaimana terjadi proses pembelajaran, dan terjadinya perubahan pola pikir setelah siswa mendapat transfer ilmu pengetahuan. e. Pengembangan kurikulum level eksperensial adalah suatu tahapan yang inti kegiatan di dalamnya meliputi seluruh kegiatan evaluasi, baik evaluasi kegiatan pembelajaran, evaluasi program, maupun evaluasi kurikulum yang dilaksanakan. Wujud Ideal Dalam bentuk ide dan gagasan Fungsi Sebagai wadah aspirasi yang diperhatikan, disaring, dan ditata untuk merumuskan stategi pembelajaran. Formal Kurikulum (KTSP), SK, dan KD Sebagai pedoman umum pelaksanaan pembelajaran. Membentuk rumusan visi, misi pendidikan. Instruksional Silabus dan RPP Sebagai wadah perumusan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran, serta

merumuskan strategi pembelajaran yang cocok dengan kondisi siswa, sekolah dan lingkungan. Operasional Kegiatan Pembelajaran Sebagai aksi nyata dalam mewujudkan tujuan pembelajaran dan sebagai sarana pembelajaran siswa. Eksperensial Kegiatan Evaluasi Untuk menghimpun informasi dan hasil penilaian yang hasilnya akan dipergunakan untuk menilai keberhasilan pembelajaran, menyempurnakan rencana pembelajaran dan bahkan menyempurnakan kurikulum.

4. Terjadinya kemandulan dalam pelaksanaan inovasi pembelajaran dikarenakan pada pengembangan kurikulum level operasional yang merupakan kegiatan pembelajaran cenderung guru lebih aktif dari pada siswa, sehingga ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi dirinya sendiri akan terbelenggu. Meskipun pada level instruksional sudah disusun dengan sebagus mungkin, namun kenyataannya pada level operasional masih belum sesuai harapan. Kegiatan pembelajaran dipandang sebagai suatu kewajiban menyampaikan ilmu sebanyak-banyaknya kepada murid, bukan dipandang sebagai proses untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensi dirinya dan memanfaatkan media pembelajaran lain. Biasanya strategi pembelajaran diambil secara turun temurun sehingga inovasi untuk menyusun kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan yang dibutuhkan siswa terlupakan. Pada level eksperensial yang seharusnya digunakan untuk melaksanakan evaluasi pembelajaran namun pelaksanaannya kurang maksimal dan lebih menitik beratkan pada standart nilai bukan pada standart proses. Soal-soal yang digunakan juga sebagian besar kurang fokus dan memaksa siswa untuk hafal, bukan membuat siswa untuk mengerti.

Penyimpangan pada level operasional dapat dilihat dari kegiatan belajarmengajar yang lebih didominasi oleh guru, siswa dianggab seperti gelas kosong yang butuh isi sebanyak-banyaknya sehingga siswa tidak mempunyai ruang untuk melakukan inovasi. Penyampaian materi pembelajaran juga terkesan monoton sehingga siswa merasa bosan dan tidak bersemangat untuk belajar. Pada level eksperensial, penyimpangan tersebut dapat kita lihat pada pertanyaan-pertanyaan yang lebih mengarah pada hafalan materi, bukan menanyakan pendapat yang mengarah pada pemahaman konsep. Selain itu tak jarang soal-soal yang diberikan tidak fokus dan mendukung ketercapaian indikator kesuksesan pembelajaran yang ingin dicapai.

5. Telaah kurikulum formal, a. Standart kompetensi yang dipilih :


014. Menggunakan Peralatan Pembanding dan/atau alat ukur dasar

b. Analisis latar belakanng SMK

Kurikulum SMK lebih menekankan pada pencapaian kompetensi, sehingga penyusunan strategi pembelajaran pada RPP harus lebih ditekankan pada kegiatan pembelajaran yang aktif dan pencapaian ketrampilan siswa. Kendala yang sering ditemukan dalam kegiatan pembelajaran di SMK adalah keterbatasan sarana dan prasarana sehingga perlu disusun strategi pembelajaran yang dapat memanfaatkan ketersediaan median semaksimal mungkin untuk menutupi keterbatasan saran dan prasarana.

c. Pengembangan Silabus

SILABUS

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kode Kompetensi Alokasi Waktu
KOMPETENSI DASAR 1. Menjelaskan cara penggunaan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar INDIKATOR Mampu menjelaskan jenis dan fungsi peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar. Mampu memilih peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar

: : : : : :

SMK Negeri.. Pengukuran X/1 Menggunakan Peralatan Pembanding dan/atau alat ukur dasar 014 KK 02 38 x 45 Menit
MATERI PEMBELAJARAN Pengenalan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar. Pengenalan fungsi dan penggunakan berbagai peralatan pembanding dan/atau alat KEGIATAN PEMBELAJARAN Identifikasi dan klasifikasi alat pembanding dan/atau alat ukur dasar. Diskusi cara menggunakan alat ukur dasar Presentasi cara menggunakan alat ukur dasar PENILAIAN ALOKASI WAKTU TM Tes tertulis Diskusi kelompok Tugas individu 10 PS PI SUMBER BELAJAR Buku paket (Gunadi.2008.A

NILAI KARAKTER Religius Bertanggung jawab Kerja keras Percaya diri Menghargai karya dan prestasi orang lain

lat Ukur dan Teknik Pengukuran,


Direktorak Pembinaan Sekolah Mengah Kejuruan. www.bse.keme ndiknas.go.id)

sesuai dengan keperluan pekerjaan dengan benar. 2. Menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar Mampu menyeleksi peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar sesuai hasil yang dibutuhkan. Religius Bertanggung jawab Kerja keras Percaya diri

ukur dasar sesuai dengan keperluan pekerjaan. Pemilihan alat ukur yang sesuai untuk melakukan pembandingan/p engukuran dengan menggunakan prosedur operasi standar. Prosedur dan cara menggunakan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar. Cara membaca berbagai alat pembanding dan/atau alat ukur dengan ketelitian tertentu. Melaksanakan pemilihan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar agar mencapai hasil yang dibutuhkan. Mendiskusikan teknik pengukuran yang sesuai dan benar. Melaksanakan pengukuran dengan tepat sampai ke skala paling kecil pada alat ukur. Merumuskan teknik pengukuran yang sesuai dan benar. Tes tertulis Tes unjuk kerja individu Diskusi Kelompok 6 14 (28)

Modul Pengukuran Buku paket (Gunadi.2008.A

lat Ukur dan Teknik Pengukuran,


Direktorak Pembinaan Sekolah Mengah Kejuruan. www.bse.keme ndiknas.go.id) Modul Pengukuran

Menguasai dan Menghargai menggunakan karya dan teknik prestasi orang pengukuran yang lain benar sesuai dengan fungsinya. Dapat mengukur dengan tepat sampai ke skala paling kecil pada alat ukur sesuai dengan tingkat ketelitiannya.

3. Memelihara peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar.

Mampu melakukan perawatan dan penyimpanan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar sesuai dengan prosedur dan ketentuan pabrik Dapat mengatur dan meng-set alat ukur menurut spesifikasi sesuai prosedur operasi standar .

Religius Bertanggung jawab Kerja keras Percaya diri Menghargai karya dan prestasi orang lain

Perawatan dan penyimpanan alat pembanding dan/atau alat ukur dasar sesuai dengan standar pabrik. kalibrasi alat pembanding dan/atau alat ukur dasar.

Melaksanakan perawatan rutin & penyimpanan alat sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat/prosedu r operasi standar. Diskusi cara kalibrasi dan perbaikan berbagai alat pembanding dan/atau alat ukur dasar.

Tes tertulis Diskusi Kelompok Tes unjuk kerja individu

Buku paket (Gunadi.2008.A

lat Ukur dan Teknik Pengukuran,


Direktorak Pembinaan Sekolah Mengah Kejuruan. www.bse.keme ndiknas.go.id) Panduan manual peralatan pembanding dan/atau alat ukur standart produsen,

Mitotoyo manual book.

Keterangan : TM : Tatap Muka PS : Praktik di Sekolah (2 jam praktik di sekolah setara dengan 1 jam tatap muka) PI : Praktik di Industri (4 jam praktik di DU/DI setara dengan 1 jam tatap muka)

Rasionalisasi penyusunan Silabus: Identitas ditulis lengkap dengan mencantumkan identitas sekolah, identitas mata pelajaran dan alokasi waktu pembelajaran. Standart kompetensi dan Kompetensi dasar diambil dari standart isi yang ada pada kurikulum. Indikator disusun sebagai tolak ukur ketercapaian tujuan pembelajaran sehingga disusun terlebih dahulu serta dapat diukur. Nilai karakter disisipkan pada setiap kegiatan pembelajaran untuk menumbuhkan karakter mulia pada siswa. Karakter religius dapat disisipkan dalam kegiatan berdoa sebelum memulai dan menutup kegiatan pembelajaran. Karakter bertanggung jawab dapat disisipkan dalam kegiatan tugas kelompok dan individu agar siswa memiliki rasa tanggung jawab untuk mengerjakan dan belajar dari berbagai sumber. Kerja keras dapat disisipkan dalam kegiatan praktikum dan penyelesaian tugas yang menuntuk siswa untuk bekerja keras dalam menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan. Percaya diri dapat disisipkan dalam kegiatan presentasi kelompok dan individu di dalam kelas, dengan demikian maka siswa akan terlatih untuk percaya diri sehingga berani menyampaiakan pendapat dan aktif dalam diskusi kelompok. Menghargai karya dan prestasi orang lain dapat dicerminkan dari kegiatan tanya jawab baik dan diskusi, dengan menghargai pendapat dan argumen dari orang lain maka siswa akan terlatih menghargai orang lain. Materi pembelajaran disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjadi alat dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kegiatan pembelajaran disusun untuk menimbulkan pengalaman belajar kepada siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih berkesan dan difahami oleh siswa. Harapan dari penyusun kegiatan pembelajaran ini lebih mengarah pada pencapaian ketrampilan pada siswa sehingga lebih menuntut siswa lebih aktif.

10

Penilaian tertulis diguanakan untuk mengevaluasi ranah kognitif, diskusi kelompok digunakan untuk mengevaluasi ranah afektif siswa dan tes unjuk kerja digunakan untuk mengevaluasi khususnya ranah psikomotik. Alokasi waktu dipilih berdasarkan karakteristik dari pembelajaran pengukuran dan alokasi waktu sekolah yang diambil dari kalender akademik selama satu semester. Pengukuran termasuk kompetensi kejuruan yang penting dikuasai oleh siswa dan mendapatkan jatah jam pelajaran yang besar dalam struktur kurikulum.

Sumber belajar diambil dari berbagai sumber yang dapat mendukung terjadinya proses pembelajaran pengukuran, sember ajar yang tercantum di atas hanya merupakan sumber ajar minimal yang harus dimiliki siswa dan tidak menutup kemungkinan siswa dapat mengambil berbagai sumber belajar lain yang releven dan dapat mengembangkan ptensi yang ada dalam diri siswa. Pengambilan sumber belajar ditulis secara jelas dengan harapan siswa dapat dengan mudah mencari dan mendapatkan sumber belajar tersebut.

11

d. Pengembangan Silabus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan ke Alokasi Waktu Standar Kompetensi

: SMK Negeri ................ : Pengukuran : X/I : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 : 20 x 45 menit : Menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar

Kompetensi Dasar

: Menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar

Indikator

: 1. Mampu menyeleksi peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar sesuai hasil yang dibutuhkan. 2. Menguasai dan menggunakan teknik pengukuran yang benar sesuai dengan fungsinya. 3. Dapat mengukur dengan tepat sampai ke skala paling kecil pada alat ukur sesuai dengan tingkat ketelitiannya.

I.

Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengidentifikasi penggunaan masing-masing alat ukur dasar sesuai dengan hasil yang dibutuhkan 2. Siswa dapat menggunakan alat ukur dasar dengan benar sesuai dengan fungsi masing-masing alat ukur 3. Siswa dapat membaca alat ukur dasar menggunakan gambar sesuai dengan ketelitian 4. Siswa dapat menggunakan mistar baja, busur derajat, vernier caliver, dan mikrometer dengan ketelitian 0,1 s.d 0,001 mm

12

II.

Materi Pembelajaran 1. Pemilihan alat ukur yang sesuai untuk melakukan

pembandingan/pengukuran dengan menggunakan prosedur operasi standar. 2. Prosedur dan cara menggunakan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar. 3. Cara membaca berbagai alat pembanding dan/atau alat ukur dengan ketelitian tertentu.

III.

Nilai Karakter 1. Religius (Berdoa subelum dan sesudah pelajaran) 2. Bertanggung jawab (Bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok dan individu dan mencari sumber belajar lain yang relevan) 3. Kerja keras (Semangat untuk menyelesaikan tugas) 4. Percaya diri (Berani dan aktif dalam menyampaikan pendapat dalam diskusi) 5. Menghargai karya dan prestasi orang lain (menghargai pendapat orang lain dalam kegiatan diskusi kelompok)

IV.

Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Praktikum 4. Kerja kelompok 5. Penugasan individu

V.

Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan 1 (Minggu ke 7) Kegiatan Awal (10) Berdoa terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran Guru memotivasi pentingnya menggunakan alat ukur yang tepat sesuai dengan benda yang diukur Membagi kelas menjadi 4 kelompok 13

Tanya jawab berkaitan dengan menggunakan alat ukur Kegiatan Inti (60) Siswa mempelajari materi jenis-jenis pengerjaan dan benda kerja yang menggunakan mistar baja dan busur derajat Siswa mempelajari contoh benda kerja yang menggunakan mistar baja dan busur derajat Tanya jawab berkaitan penggunaan mistar baja dan busur derajat untuk mengukur benda kerja Kerja kelompok, dibagi menjadi 4 kelompok untuk menganalisis syarat penggunaan alat ukur dan mengelompokkan penggunaan mistar baja dan busur derajat Mendiskusikan hasil kerja kelompok dan presentasi hasil kerja kelompok Kegiatan Akhir (20) Siswa melakukan evaluasi hasil Kerja Kelompok Guru menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang Berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

2. Pertemuan 2 (Minggu ke 8) Kegiatan Awal (10) Berdoa terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran Guru memotivasi pentingnya menggunakan alat ukur yang tepat sesuai dengan benda yang diukur Membagi kelas menjadi 4 kelompok Tanya jawab berkaitan dengan menggunakan alat ukur Kegiatan Inti (60) Siswa mempelajari materi jenis-jenis pengerjaan dan benda kerja yang menggunakan vernier caliver dan mikrometer Siswa mempelajari contoh benda kerja yang menggunakan vernier caliver dan mikrometer Tanya jawab berkaitan penggunaan vernier caliver dan mikrometer untuk mengukur benda kerja

14

Kerja kelompok, dibagi menjadi 4 kelompok untuk menganalisis syarat penggunaan alat ukur dan mengelompokkan penggunaan vernier caliver dan mikrometer Mendiskusikan hasil kerja kelompok dan presentasi hasil kerja kelompok Kegiatan Akhir (20) Siswa melakukan evaluasi hasil Kerja Kelompok Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang Berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

3. Pertemuan 3 (Minggu ke 9) Kegiatan Awal (10) Berdoa terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran Guru memotivasi pentingnya menggunakan alat ukur yang tepat sesuai dengan benda yang diukur Tanya jawab berkaitan dengan menggunakan alat ukur Kegiatan Inti (60) Menyampaikan kembali materi jenis-jenis pengerjaan dan benda kerja yang menggunakan mistar baja, busur derajat , vernier caliver dan mikrometer Tanya jawab berkaitan penggunaan mistar baja, busur derajat , vernier caliver dan mikrometer Memberikan tugas individu secara tertulis untuk menganalisis syarat penggunaan alat ukur dan mengelompokkan penggunaan masing-masing alat ukur Mendiskusikan hasil kerja individu Kegiatan Akhir (20) Siswa melakukan evaluasi hasil Kerja individu Tindak lanjut pada kompetensi tertentu yang masih belum

mencapai KKM Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang Berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

15

4. Pertemuan 4 (Minggu ke 10) Kegiatan Awal (10) Berdoa terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran Guru memotivasi pentingnya cara menggunakan alat ukur dengan benar dan sesuai prosedur Membagi kelas menjadi 4 kelompok Tanya jawab berkaitan dengan cara menggunakan alat ukur Kegiatan Inti (60) Siswa mempelajari materi cara menggunakan mistar baja, dan busur derajat Mendemontrasikan cara dan prosedur penggunaan mistar baja dan busur derajat Siswa mencoba menggunakan mistar baja dan busur derajat untuk mengukur benda kerja (balok dan benda kerja bersudut) Membetulkan hal-hal yang masih menjadi kendala / kesulitan pada waktu mengukur benda kerja (balok dan benda kerja bersudut) Tanya jawab berkaitan penggunaan mistar baja dan busur derajat untuk mengukur benda kerja Kerja kelompok, dibagi menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok melaksanakan pengukuran satu benda kerja Mendiskusikan hasil kerja kelompok tentang hasil pengukuran Presentasi hasil kerja kelompok Kegiatan Akhir (20) Siswa melakukan evaluasi hasil Kerja Kelompok Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang Berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

5. Pertemuan 5 (Minggu ke 11) Kegiatan Awal (10) Berdoa terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran Guru memotivasi pentingnya cara menggunakan alat ukur dengan benar dan sesuai prosedur 16

Tanya jawab berkaitan dengan cara menggunakan alat ukur Kegiatan Inti (60) Menyampaikan kembali materi cara penggunaan mistar baja, dan busur derajat Tanya jawab berkaitan penggunaan mistar baja, dan busur derajat Siswa melaksanakan praktik individu pengukuran benda kerja menggunakan mistar baja, dan busur derajat Mendiskusikan hasil kerja individu tentang hasil pengukuran Kegiatan Akhir (20) Siswa melakukan evaluasi hasil Kerja individu Tindak lanjut pada kompetensi tertentu yang masih belum

mencapai KKM Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang Berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

6. Pertemuan 6 (Minggu ke 12) Kegiatan Awal (10) Berdoa terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran Guru memotivasi pentingnya cara menggunakan alat ukur dengan benar dan sesuai prosedur Membagi kelas menjadi 4 kelompok Tanya jawab berkaitan dengan cara menggunakan alat ukur Kegiatan Inti (60) Siswa mempelajari materi cara menggunakan vernier caliver dan mikrometer Mendemontrasikan cara dan prosedur penggunaan vernier caliver dan mikrometer Siswa mencoba menggunakan Vernier caliver dan mikrometer untuk mengukur benda kerja Tanya jawab berkaitan penggunaan vernier caliver dan mikrometer untuk mengukur benda kerja Kerja kelompok, dibagi menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok melaksanakan pengukuran satu benda kerja 17

Membetulkan hal-hal yang masih menjadi kendala / kesulitan pada waktu mengukur benda kerja Mendiskusikan hasil kerja kelompok tentang hasil pengukuran Presentasi hasil kerja kelompok Kegiatan Akhir (20) Siswa melakukan evaluasi hasil Kerja Kelompok Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang Berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

7. Pertemuan 7 (Minggu ke 13) Kegiatan Awal (10) Berdoa terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran Guru memotivasi pentingnya cara menggunakan alat ukur dengan benar dan sesuai prosedur Tanya jawab berkaitan dengan cara menggunakan alat ukur Kegiatan Inti (60) Menyampaikan kembali materi cara penggunaan vernier caliver dan mikrometer Tanya jawab berkaitan penggunaan vernier caliver dan mikrometer Siswa melaksanakan praktik individu pengukuran benda kerja menggunakan vernier caliver dan mikrometer Mendiskusikan hasil kerja individu tentang hasil pengukuran Kegiatan Akhir (20) Siswa melakukan evaluasi hasil Kerja individu Tindak lanjut pada kompetensi tertentu yang masih belum

mencapai KKM Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang Berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

8. Pertemuan 8 (Minggu ke 14) Kegiatan Awal (10)

18

Berdoa terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran Guru memotivasi pentingnya cara membaca skala alat ukur sesuai dengan skala ketelitian masing-masing alat ukur dengan benar Membagi kelas menjadi 4 kelompok Tanya jawab berkaitan dengan skala ketelitian alat ukur Kegiatan Inti (60) Siswa mempelajari materi cara membaca skala mistar baja, dan busur derajat sesuai dengan ketelitian alat ukur yang digunakan Mendemontrasikan cara membaca mistar baja, dan busur derajat dengan skala ketelitian yang berbeda Tanya jawab berkaitan cara membaca skala alat ukur berdasarkan skala ketelitian masing-masing mistar baja, dan busur derajat Kerja kelompok, dibagi menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok melaksanakan pengukuran satu benda kerja dengan ketelitian alat ukur yang berbeda Membetulkan hal-hal yang masih menjadi kendala / kesulitan pada waktu mengukur benda kerja Mendiskusikan hasil kerja kelompok tentang hasil pengukuran Presentasi hasil kerja kelompok Kegiatan Akhir (20) Siswa melakukan evaluasi hasil Kerja Kelompok Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang Berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

9. Pertemuan 9 (Minggu ke 15) Kegiatan Awal (10) Berdoa terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran Guru memotivasi pentingnya cara membaca skala alat ukur sesuai dengan skala ketelitian masing-masing alat ukur dengan benar Membagi kelas menjadi 4 kelompok 19

Tanya jawab berkaitan dengan skala ketelitian alat ukur Kegiatan Inti (60) Memberikan materi cara membaca skala vernier caliver dan mikrometer sesuai dengan ketelitian alat ukur yang digunakan Mendemontrasikan cara membaca vernier caliver dan mikrometer dengan skala ketelitian yang berbeda Tanya jawab berkaitan cara membaca skala alat ukur berdasarkan skala ketelitian masing-masing vernier caliver dan mikrometer Kerja kelompok, dibagi menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok melaksanakan pengukuran satu benda kerja dengan ketelitian alat ukur yang berbeda Membetulkan hal-hal yang masih menjadi kendala / kesulitan pada waktu mengukur benda kerja Mendiskusikan hasil kerja kelompok tentang hasil pengukuran Presentasi hasil kerja kelompok Kegiatan Akhir (20) Siswa melakukan evaluasi hasil Kerja Kelompok Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang Berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

10. Pertemuan 10 (Minggu ke 16) Kegiatan Awal (10) Berdoa terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran Guru memotivasi pentingnya cara membaca skala alat ukur sesuai dengan skala ketelitian masing-masing alat ukur dengan benar Tanya jawab berkaitan dengan skala ketelitian alat ukur Kegiatan Inti (60) Menyampaikan kembali materi cara membaca skala alat ukur sesuai dengan ketelitian alat ukur yang digunakan Tanya jawab berkaitan cara membaca skala alat ukur berdasarkan skala ketelitian masing-masing alat ukur

20

Melaksanakan praktik individu pengukuran benda kerja menggunakan mistar baja, busur derajat, vernier caliver dan mikrometer Mendiskusikan hasil kerja individu tentang hasil pengukuran Kegiatan Akhir (20) Siswa melakukan evaluasi hasil Kerja individu Tindak lanjut pada kompetensi tertentu yang masih belum

mencapai KKM Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang Berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

VI.

Alat , Bahan dan sumber belajar 1. Alat 1.1. Mistar baja 1.2. Busur derajat 1.3. Vernier caliver 1.4. Mikrometer

2. Bahan 2.1. Balok pejal 20x30x80 mm 2.2. Elemen mesin bersudut 37, 52, dan 74 derajat 2.3. Silinder D luar = 60 mm, d1 dalam = 42 mm, dan d2 dalam = 38 mm 2.4. Poros bertingkat D1 = 83 mm, D2 = 76 mm, D3 = 51mm, dan D4 = 36 mm

21

3. Sumber Belajar 3.1. Buku paket (Gunadi.2008.Alat Ukur dan Teknik Pengukuran, Direktorak Pembinaan Sekolah Mengah Kejuruan, www.bse.kemendiknas.go.id) 3.2. Modul pengukuran 3.3 Panduan manual peralatan pembanding dan/atau alat ukur standart produsen, Mitotoyo manual book.

VII. Penilaian 1. 2. 3. Tes tertulis Diskusi kelompok = 25% = 30%

Tes unjuk kerja individu = 45%

22

Lampiran a. Materi Pembelajaran, Sumber: Gunadi.2008.Alat Ukur dan Teknik Pengukuran, Direktorak Pembinaan Sekolah Mengah Kejuruan, www.bse.kemendiknas.go.id 1. Pemilihan alat ukur yang sesuai untuk melakukan pembandingan/ pengukuran dengan menggunakan prosedur operasi standar. 1.1 Mistar Baja Mistar baja merupakan pengukur yang paling sederhana tetapi paling tidak akurat dari semua jenis alat ukur. Mistar tersebut paling sering digunakan untuk ukuran yang tidak presisi. Umumnya mistar baja terbuat dari sepotong campuran baja yang dikeraskan dan digerinda. Skala yang akuratnya dicetak pada kedua sisi dari satu permukaan. Graduasi skala terbesarnya berjarak 10 mm (1 cm), graduasi menengahnya berjarak 5 mm dan graduasi skala terkecilnya berjarak 1 mm. Mistar biasanya digunakan untuk mengukur dimensi panjang dengan ketelitian 1 mm.

Gambar 1. Mistar Baja 1.2 Busur Derajat Busur sudut/derajat (Protractor ) digunakan untuk menandai/mengukur suatu sudut atau kemiringan benda kerja. Alat lain yang juga dapat digunakan yaitu kombinasi set (vernier, Protractor).

Gambar 2. Busur Derajat

23

1.3 Vernier Caliver Vernier caliper digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, panjang, tebal dan mengukur kedalaman dengan ketelitian sampai dengan 0,01 mm atau 0,01 inch.

Gambar 3. Vernier Caliver

1.4 Mikrometer Mikrometer adalah alat ukur yang sangat teliti. Alat ini dapat mengukur sampai satu per seratus millimeter (0,01 mm). Ukuran micrometer ditentukan oleh kemampuannya mengukur jarak minimum dan jarak maksimum. Ukurannya dietsa pada rangka. Biasanya, perbedaan antara minimum dan maksimum adalah duapuluh lima (25) millimeter. Rentang ukuran micrometer yang diperlukan dalam kegiatan di bengkel otomotif adalah dari nol (0 mm) sampai dua ratus millimeter (200 mm). Mikrometer digunakan untuk pengukuran yang sangat teliti jarak antara dua permukaan yang halus yang saling bertolak belakang, misalnya, ketebalan lembaran penyangga (shim washer) atau diameter jurnal poros engkol.

Gambar 4. Mikrometer

24

2. Prosedur dan cara menggunakan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar. 2.1 Mistar Baja Cara menggunakan mistar baja cukup mudah, tetapi memiliki ketelitian yang kecil. Adapun langkah untuk melakukan pengukuran dengan mistar baja sebagai berikut: Pilih skala pengukuran yang dipakai, apakah mm atau inchi. Mistar baja diletakkan diatas benda yang akan diukur kemudian titik nol mistar dihimpitkan dengan ujung benda yang akan diukur, sedangkan ujung benda yang satunya menunjukkan angka pada mistar yang berarti mewakili panjang benda tersebut. 2.2 Busur Derajat Untuk menggunakan busur derajat, harus melalui prosedur sebagai berikut: Tempatkan lengan busur pada permukaan benda kerja. Putar busur derajat hingga sejajar dengan permukaan benda kerja yang satunya. Amati dan catat sudut hasil pengukuran.

2.3 Vernier Caliver Untuk menggunakan jangka sorong, harus mengikuti prosedur berikut: Mengendorkan sekrup pengunci Menggeser rahang tidak tetap menjauhi rahang tetap. Memasukkan benda kerja di antara kedu rahang jangka. Menahan ujung rahang tetap menempel pada benda kerja. Menggeser rahang tidak tetap ke sisi benda kerja lainnya. Menekan rahang yang dapat bergeser ke arah benda kerja sekaligus mengunci sekrup pengunci. Mengamati dan mencatat hasil pembacaan pada sekala tetap dan sekala geser. 2.4 Mikrometer Prosedur menggunakan mikrometer:

25

Pegang benda yang akan diukur dengan kuat dengan tangan kiri. Masukkan benda kerja yang akan diukur de dalam celah kedua ujung ukur, menyetel kedua ujung ukur sesuai ukurn benda. Putar skala putar searah putaran jarum jam dengan jari jempol dan jari telunjuk. Terus memutar sekala putar sampai terasa ada tekanan. Memutar sedikit sekala putar maju-mundur sampai terasa tekanan yang merata pada kedua ujung ukur. Menarik benda dari celah kedua ujung ukur. Menarik benda dari celah kedua ujung ukur. Mengamati dan mencatat ukuran nominal (ukuran nol) micrometer yang tertera di ranka

3. Cara membaca berbagai alat pembanding dan/atau alat ukur dengan ketelitian tertentu. 3.1 Busur Derajat

Seperti gambar diatas, menunjukkan bahwa benda kerja memiliki sudut kemiringan 70.

26

3.2 Vernier Caliver Jika skala vernier digerakkan ke kanan sampai angka 1 lurus dengan garis pada skala utama seperti gambar di samping, hasilnya terdapat celah 0,1 mm.

Seperti gambar di samping, nilai di depan koma diambil dari penunjukkan angka 0 vernier, yaitu 25 mm sedangkan angka di belakang koma diambil dari titik dimana kedua garis skala vernier dan skala utama bertemu yaitu 7 jadi pembacaan adalah 25,7 mm. 3.3 Mikrometer Jarak strip di atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak strip di bawah garis adalah 0,5 mm. Dan nilai 1 strip pada thimble adalah 0,01 mm. Nilai hasil ukur ialah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.

Contoh dan Test Pengukuran 27

Pembacaan skala di atas garis : 7,00 mm Pembacaan skala di bawah garis : 0,50 mm Pembacaan skala thimble : 0,15 mm Hasil ukur = 7,65 mm

b. Contoh soal tes tulis 1. 2. Jelaskan 2 kegunaan dari alat ukur mistar baja ! Digunakan untuk apa saja busur derajat pada pekerjaan mesin ? sebutkan minamal 2 fungsi ! 3. Jelaskan kegunaan dari alat ukur Vernier Caliver dan sebutkan 2 contoh penggunaannya ! 4. Jelaskan 2 kegunaan alat ukur mikrometer dan sebutkan 2 contoh penggunaannya ! 5. Jelaskan perbedaan penggunaan mistar baja, busur derajat, vernier caliver dan mikrometer jika dilihat dari fungsinya! Kunci Jawaban: 1. Mistar baja digunakan untuk (1) Mengukur panjang benda kerja, (2) mengukur panjang plat baja 2. Pada pengerjaan mesin, busur derajat digunakan untuk (1) mengukur sudut kemiringan benda kerja (2)menseting kemiringan pisau mesin 3. Vernier Caliver digunakan untuk mengukur panjang dan kedalam benda kerja dengan ketelitian 0,1 mm. Contoh penggunaan Vernier Caliver adalah (1) mengukur kedalaman screw (2) mengukur panjang per mesin 4. Mikrometer digunakan untuk mengukur diameter benda kerja dengan ketelitian 0,01mm. Contoh penggunaan mikrometer adalah (1) mengukur diameter rol bantalan (2) mengukur diameter mata bor

28

5. Secara umum mistar baja digunakan untuk mengukur panjang dengan ketilitian 1mm, busur derajat digunakan untuk mengukur sudut benda, vernier caliver digunakan untuk mengukur panjang dan kedalaman benda dengan ketelitian 0,1mm dan mikrometer digunakan untuk mengukur diameter dan tebal benda dengan ketelitian 0,01mm. a. Tes unjuk kerja 1 Alat Ukur Bahan : Mistar baja dan busur derajat : - Balok pejal 20x30x80 mm - Elemen mesin <1 = 37, <2 = 52, dan <3 = 74 derajat No. 1. 2. Obyek ukur Balok Elemen mesin P / 1 L/2 T/<3

Kesimpulan :................................................................................................................................ b. Tes unjuk kerja 2 Alat Ukur Bahan : Vierner caliver dan mikrometer : - Silinder lobang bertingkat 3 - Poros bertingkat 4 No. 1. Obyek ukur Silinder lobang bertingkat 3 2. Poros bertingkat 4 D1 D2 D3 D4

Kesimpulan:........................................................................................................

29

c. Tes unjuk kerja 3 Alat Ukur : Mistar baja dan busur derajat dengan ketelitian berbedabeda Bahan : - Balok pejal 20x30x80 mm - Elemen mesin <1 = 37, <2 = 52, dan <3 = 74 derajat Skala ketelitian 1 No. Obyek ukur P / 1 1. 2. Balok Elemen mesin L/2 T/<3 P / 1 L/2 T/<3 Skala ketelitian 2

Alat Ukur

: Mistar baja, busur derajat, Vierner caliver dan mikrometer dengan ketelitian berbeda-beda

Bahan

: - Silinder lobang bertingkat 3 - Poros bertingkat 4 Skala ketelitian 1 Skala ketelitian 2 D4 D1 D2 D3 D4

No.

Obyek ukur D1 D2 D3

1.

Silinder lobang bertingkat 3

2.

Poros bertingkat 4

Kesimpulan:........................................................................................................

30

Rasionalisasi penyusunan RPP: Identitas ditulis lengkap dengan mencantumkan identitas sekolah, identitas mata pelajaran dan alokasi waktu pembelajaran. Standart kompetensi dan Kompetensi dasar diambil dari standart isi yang ada pada kurikulum. Indikator disusun sebagai tolak ukur ketercapaian tujuan pembelajaran sehingga disusun terlebih dahulu serta dapat diukur. Materi pembelajaran disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjadi alat dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Didalam RPP materi pembelajaran dilampirkan dengan harapan dapat menjadi patokan dalam melaksanakan pembelajaran dan mencadi acuan dalam mencari sumber belajar yang lain. Nilai karakter disisipkan pada setiap kegiatan pembelajaran untuk menumbuhkan karakter mulia pada siswa. Karakter religius dapat disisipkan dalam kegiatan berdoa sebelum memulai dan menutup kegiatan pembelajaran. Karakter bertanggung jawab dapat disisipkan dalam kegiatan tugas kelompok dan individu agar siswa memiliki rasa tanggung jawab untuk mengerjakan dan belajar dari berbagai sumber. Kerja keras dapat disisipkan dalam kegiatan praktikum dan penyelesaian tugas yang menuntuk siswa untuk bekerja keras dalam menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan. Percaya diri dapat disisipkan dalam kegiatan presentasi kelompok dan individu di dalam kelas, dengan demikian maka siswa akan terlatih untuk percaya diri sehingga berani menyampaiakan pendapat dan aktif dalam diskusi kelompok. Menghargai karya dan prestasi orang lain dapat dicerminkan dari kegiatan tanya jawab baik dan diskusi, dengan menghargai pendapat dan argumen dari orang lain maka siswa akan terlatih menghargai orang lain. Metode pembelajaran dipilih ceramah, tanya jawab, praktikum, kerja kelompok, dan penugasan individu dengan tujuan siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, menguasai ketrampilan yang dibutuhkan dan menutupi kelemahan-kelemahan yang ada.

31

Kegiatan pembelajaran disusun dengan memposisikan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga siswa akan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran sendiri juga disisipkan nilai-nilai karakter didalamnya dengan harapan dapat mengasah nilai karakter dari masing-masing siswa.

alat dan bahan yang digunakan merupakan kebutuhan minimum yang harus dipenuhi ketika akan melakukan kegiatan pembelajaran pengukuran. Pada sumber belajar yang dipilih, ditentukan sumber belajar minimal yang harus dipenuhi oleh siswa dan tidak menutup kemungkinan siswa dapat mencari sumber belajar lain yang dapat mengembangkan potensi dirinya.

e. Silabus dan RPP yang telah disusun berdasarkan kondisi dan kendala yang ada di SMK sehingga cocok digunakan dan diaplikasikan pada SMK. Indikator yang disusun juga mengarahkan siswa agar memiliki ketrampilan yang sesuai dengan standart kompetensi SMK. Metode pembelajaran yang diterapkan lebih menekankan pada pencapaian kompetensi siswa dan dalam setiap kegiatan pembelajaran disispkan nilai karakter dengan harapan dapat mengasah nilai-nilai karakter siswa. Sumber belajar yang digunakan juga ditulis secara jelas sehingga dapat menjadi acuan siswa dalam mencari sumber belajar. Dalam kegiatan penilaian, siswa dievaluasi baik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

32

Anda mungkin juga menyukai