Anda di halaman 1dari 7

Praktikum 1

1. Uraikan secara matematik konstanta transformasi: a, jika transformasinya tidak ideal! Jawab: Untuk transformator ideal berlaku rumus : V1 = e 1 dan V2 = e 2

a
Untuk transformator tak ideal :

V2 e2 V1 e1

V1 . I 1 > V 2 . I 2 P1 > P2 Dengan adanya rugi-rugi daya, maka: V1 = e1 + I1 . Z1 V2 = e 2 konstanta transformasi atau a yaitu :

a
2.

V2 e2 V1 e1 I1.Z1

Jelaskan mengenai prinsip kerja autotransformator beserta gambarnya! Jawab:

Gambar skema autotransformator variabel Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali). 3. Hitung parameter rangkaian R EQ dan X EQ ,jika : a. b. Ditinjau dari sisi primer Ditinjau dari sisi sekunder

Jawab : a. Ditinjau dari sisi primer


p

R EQp = R + a R s

X EQp = X p + a X s b. Ditinjau dari sisi sekunder R EQs = R p / a X EQs = X p / a 4.


2

+ Rs +Xs

Sebutkan dan jelaskan rugi-rugi pada transformator ! Jawab

Rugi Arus Eddy Inti transformator memiliki fluks magnetik yang berubah-ubah menurut waktu. Ada dua cara mengurangi arus eddy pada transformator. Pertama menggunakan bahan dengan permeabelitas yang tinggi tetapi mempunyai konduktivitas rendah. Ferit adalah salah satu contoh bahannya. Untuk besi tuang, nilai mendekati 300 mho/m, tetapi ferit mempunyai nilai 10
2

mho/m. Kedua kita dapat

mengurangi rugi arus eddy dengan menggunakan inti disusun dari laminasi-laminasi. Atau dengan kata lain, keeping-keping baja yang berbentuk bujur sangkar berongga yang dilapisi oleh oksida atau isolasi yang dipernis dan kemudian dilekatkan menjadi satu sehingga memebntuk inti magnet. Susunan semacam ini dapat mengurangi arus eddy, dimana arus eddy selalu mengalir tegak lurus terhadap fluks magnet. Rugi-rugi pada lilitan kumparan (rugi-rugi I2R), dan rugi-rugi besi/inti Rugi-rugi ini menyebabkan temperature lilitan dan inti naik sehingga daya terkonveksi menjadi panas. Rugi-rugi tembaga berpengaruh terhadap arus beban dan rugi-rugi inti berpengaruh terhadap tegangan yang dihasilkan.

PRAKTIKUM 2 Daya Aktif untuk input trafo P1 = V1 . I1 . cos 1, dimana cos 1 = cos 37o = 0,8 Daya Aktif untuk output trafo P2 = V2 . I2 . cos 2, dimana cos 2 = cos 37o = 0,8 Daya Reakif untuk input trafo Q1 = V1 . I1 . sin 1, dimana sin 1 = sin 37o = 0,6 Daya Reaktif untuk output trafo S2 = V2 . I2 . sin 2, dimana sin 2 = sin 37o = 0,6 Daya Semu untuk input trafo S1 = V1 . I1 Daya Semu untuk output trafo S2 = V2 . I2 Efisiensi Trafo : Efisiensi : =

P2 100 % P1

1. Bagaimana menentukan polaritas transformator yang mempunyai satu kumparan primer dan satu kumparan sekunder ? Jawab : Cara menentukan polaritas dari suatu transformator yang mempunyai satu kumparan primer dan satu kumparan sekunder akan saya ungkapkan dengan dua cara yaitu: a. menurut teori Penentuan polaritas kumparan trafo sudah saya bahas sebelumnya pada dasar teori Laporan Praktikum II ini di halaman 7 dan 8, dan mengambil referensi buku Dasar Tenaga Listrik tulisan Zuhal pada halaman 46 dan buku Dasar Tenaga Listrik tulisan Yon Rijono pada halaman 43-45. Pada penentuan polaritas kumparan trafo bila berdasarkan teori maka dapat ditentukan dengan dua macam sambungan, yaitu: - sambungan additive - sambungan substractive Sambungan additive Bentuk sambungan additive ditunjukkan pada gambar 2.9
V0

V1

V2 V1 Vtot= V1 + V2 V2

Gambar 2.9 Sambungan Additive dan Baterry sambungan seri

Pada sambungan additive (perhatikan tanda dot pada masing-masing kumparan) diatas: V0 = V 1 + V 2 Untuk menentukan tanda dot pada masing-masing kumparan, perhatikan sambungan seri dari dua buah battery pada gambar 2.5

sambungan substarctive Gambar 2.10 merupakan sambungan substractive untuk sambungan substractive diperoleh V0 = V 1 + V 2
V0

V1

V2

V1 Vtot= V1 - V2

V2

b.

merangkaikan alat secara langsung Cara lainnya yang saya ungkapkan adalah dengan merangkaikan alatnya secara langsung: 1. susun rangkaian seperti pada gambar 2.2 pada modul praktikum 2. hidupkan switch PS 189 dan atur keluarannya menjadi nol 3. tutup pengaman dan hidupkan switch TT 179 4. naikkan keluaran PS 189 sampai 120 V dan periksa tegangan yang terbaca pada V 2 kira-kira 60 V 5. ubah hubungan voltmeter V2 dari DE ke FG, hidupkan switch dan periksa V2 kira-kira 60 V 6. ubah hubungan voltmeter V2 dari FG ke DF, hidupkan switch dan periksa V2 adalah 0 V. Hal ini memperlihatkan bahwa sekundernya mempunyai tegangan keluaran yang sama dan polaritas berbeda.

PRAKTIKUM 4 1. Buktikan IY = Jawab :


ZB

1 I 3
Z1 Z3

i1 V1 ZA i2 ZC

i0 V0

i0 V1 i1 Z2 V0

Transformasi Persamaan untuk rangkaian : Loop I ZAi1 - ZAi2 = V1 Loop II ZBi2 + ZA(i2-i1) + ZC(i2-i0) = 0 Loop III ZCi0 ZCi2 = V0 Dalam bentuk matrik : ZA -ZA 0 -ZA ZA+ZB+ZC -ZC 0 -ZC ZC i1 i2 i0 = (1) (2) (3)

Transformasi Y

Vi 0 V0

Z = ZAZBZC Zinput =

Z AZ B ZC Z AZ B Z = Z C (Z A Z B ) Z A Z B 11

(4) (5)

Zoutput =

Z AZ B ZC Z B ZC Z = Z A (Z B Z C ) Z B Z C 33
Z AZ B ZC Z ZB = Z AZC 13

Ztransfer =

(6)

Persamaan untuk rangkaian Y : Loop I Z1i1 Z2(i1-i0) = V1 Loop II Z3i0 Z3(i0-i1) = V0 Dalam bentuk matriks Z1+Z2 -Z2 Z2 Z2+Z3 i1 = i0 V0 Vi (8) (7)

Z = Z1Z2 + Z1Z3 + Z2Z3 Zinput =

Z1 Z 2 Z1 Z 3 Z 2 Z 3 Z = Z2 Z3 11
Z1 Z 2 Z1 Z 3 Z 2 Z 3 Z = Z1 Z 2 22 Z 12
=

(9)

Zoutput =

(10)

Ztransfer =

Z1 Z 2 Z1 Z 3 Z 2 Z 3 Z2

(11)

Untuk Pembuktian ini praktikan hanya mengambil Ztransfer nya saja. Persamaan untuk hubung dan Y diperoleh : Ztransfer = Ztransfer Y

ZB =

Z1 Z 2 Z1 Z 3 Z 2 Z 3 Z2

(12)

ZB = Z Misalkan harga semua impedansi untuk hubung Y adalah ZY, Sehingga : Z1 = Z2 = Z3 = Z Y maka persamaan 12 menjadi : Z =

ZY ZY ZY ZY ZY ZY ZY

Z =

3( ZY ) 2 ZY

Z = 3Z Y

V VY =3 Z ZY
Sehingga : I = 3 IY , IY =

1 I 3

(Terbukti)

2. Jelaskan macam-macam pengasutan ? Jawab : a. Pengasutan Langsung Digunakan pada motor induksi dengan kapasitas kecil ataupun dengan pertimbangan besar arus asut yang tinggi dan kejutan mekanisnya tidak akan mengganggu terhadap jaringan listrik dan mesin itu sendiri. b. Pengasutan Dengan Saklar Star Delta Digunakan pada motor-motor induksi tiga fasa yang berkapasitas besar. Tujuannya adalah untuk menghindari adanya kejutan arus asut yang besar.

c. Pengasutan Dengan Kumparan Hambat Stator Menggunakan kumparan hambat yang dihubungkan dengan kumparan stator, kumparan hambat ini cukup untuk satu tahap pengasutan. Perhatikan gambar berikut :
R S T

K1 K2 Kumparan Hambat Pengaman Termis

Terminal R, S, dan T dihubungkan dengan sumber daya terminal U, V, dan W dihubungkan dengan terminal stator. Proses kerjanya : Saklar K1 ditutup (terhubung) dan motor mendapat supply daya jaringan listrik. Apabila kumparan stator telah mendapat tegangan penuh, maka saklar K2 akan menutup dan saklar K1 akan terlepas (membuka). d. Pengasutan Dengan Oto Transformator Perhatikan gambar berikut ini :
R S T

K1 K2 OtoTransformator Pengaman Termis

K3

Saat pengasutan, saklar K1 dan K3 dihubungkan. Setelah pengasutan selesai maka saklar K3 dibuka lebih dahulu. Dengan ini pengasutan dapat dilakukan tanpa pemutusan aliran supply daya listrik. Sedangkan transformator asut biasa digunakan oto-transformator yang memiliki beberapa titik peubah sadap (tap changer).

Anda mungkin juga menyukai