Anda di halaman 1dari 9

5. macam pertumbuhan non neoplastik dan patofisiologinya a.

hiperplasi hiperplasi ditandai oleh bertambahnya jumlah sel dalam suatujaringan atau alat tubuh. Hihperplasi hanya dapat terjadi pada jaringan atau alat tubuh yang tersusun oleh sel yang memiliki kemampuan membelah secara mitosis dalam masa pasca embrionik. Contohnya adalah sel neuron dan sel otot bergaris (otot skelet). Hal ini karena program genetic dalam sel tersebut tidak memungkinkan untuk masuk ke fase M dalam siklus pembelahan sel. Sel ini dapat mensisntesis organel dan DNA dan mengalami hipertrofi tetapi terhenti pada fase G2, dengn demikian tidak dapat membelah. Hiperplasi dapat terjadi dalam keadaan fisiologi maupun patologi. Hiperplasi fisiologi dibedakan menjadi: - hiperplasi hormonal : hiperplasi hormonal tampak pada proliferasi kelenjar payudara wanita semasa pubertas dan selama kehamilan dan laktasi. , juga pada sel otot polos uterus hamil yang mengalami hiperplasi dan juga hipertrofi sebagai jawaban atas peningkatan kadar steroid ovarium yang beredar selama masa kehamilan. - hiperplasi kompensasi hiperpalsi terkompensasi tampak pada ginjal yang tersisa., bila ginjal tersebut diangkat atau rusak karena penyakit. Pembesaran ginjal adalah akibta bertambah ukuran tiap-tiap nefron yang terutama disebabkan oleh hyperplasia sel epitel tubulus dan pembesaan glomelurus. Adapaun hiperplasi patologik contohnya adalah: - hiperplasi endometrium ; biasanyamerupakan akibatstimulus estrogen yang berlebihan, yang dapat disebabkan karena disfungsi ovarium dengan ketidakseimbangan antara sintesis estrogen dan progesterone , neoplasma ovarium yang menghasilkan estrogen atau pemakaian obat-obat estrogenic dalam jangka waktu yang lama. - hiperplasi tiroid; dijumpai pada penyakit tiroiditis primer yang juga dikenal sebagai penyakit Graves. Dalam keadaan ini Imunoglobulin yang merangsang kelenjar tiroid muncul oleh sebab yang tidak terduga, dan terikat pada reseptor hormone tirotropik di sel asinus kelenjar tiroid, jadi menyerupai kerja stimulus hormone hipofisis. - hiperplasi epidermis ; terlihat pada iritasi kronik atau lecet kulit dan pada kulit yang meliputi kalus.

Hiperplasi mempunyai 2 makna klinik. 1. dapat menimbulkan penyakit klinik (misalnya perdarahan endometrium, hiperfungsi tiroid) 2. Dapat meningkatkan resiko terjadinya neoplasi, akan tetapi kurang bila dibandingkan dengan metaplasi dan displasi. b. metaplasi Metaplasi ialah bentuk pertumbuhan abnormal sel yang terkendali. Metaplasi hakekatnya ditandai dengan adanya substitusi yang bersifat adaptif suatu macam sel dewasa atau sel yang telah mengalami diferensiasi penuh menjadi suatu sel dewasa jenis yang lain. Metaplasi dapat terjadi baik pada sel epitel maupun pada sel-sel jaringan ikat. Pada sel epitel biasanya berupa substitusi epitel permukaan kolumnar dengan sekresi mukus menjadi epitel berlapis skuamosa.pola metaplasi ini dapat dilihat pada kentung empedu, trakea, bronkus dan bronkiolus, kelenjar endoserviks dan duktus ekskretorius kelenjar dalam tubuh, bila pada tempat-tempat tersebut terjadi radang atau iritasi kronik. Metaplasi jaringan ikat dapat dijumpai setelah terjadi jejas pada jaringan lunak/. Parut yang timbul kadang-kadang diikuti oleh metaplasia fibroblast menjadi osteoblas dann dapat terbentuk tulang pada daerah jejas. Metaplasia penulangan sejenis dapat dilihat pada jejas traumatic otot yang menibulkan lesi yang disebut miositis osifikans. Metaplasi epitel hamper selalu reversible, tetapi metaplasi jaringan ikat ang membentuk tulang biasanya irreversible dan meninggalkan bekas menetap pada tempat jejas yang terdahulu. Tujuan metaplasi sebenarnya adalah menggambarkan proses adaptasi atau dampak perlindungan. Akan tetapi di pihak lain perubahan ini juga menimbulkan kerugian. Perubahan metaplasi ini selalu bersifat teratur dan selalu menghasilkan susunan epitel yang benar-benar menyerupai epitel skuamosa normal. Tetapi kadang-kadang terutama bila terjadi iritasiatau radang kronik yang menetap, epitel metaplastik ini menjadi agak tidak teratur, perubahan yang sedemikian ini disebut metaplasi atipik. Metaplasi skuamosa atipik epitel bronkus yang didapati pada perokok sigaret yang merupakan pendahulu karsinoma bronkogenik sel skuamosa.

c. displasi

A. Definisi Neoplasma Neoplasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya, dan tidak berguna bagi tubuh. Dalam klinik, istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan, yang dapat disebabkan baik oleh neoplasma maupun oleh radang, atau perdarahan. Neoplasma membentuk tonjolan, tetapi tidak semua tonjolan disebabkan oleh neoplasma (Tjarta dkk, 1973). Sel- sel neoplasma berasal dari sel- sel yang sebelumnya adalah sel- sel normal, namun menjadi abnormal akibat perubahan neoplastik (Price dan Wilson, 2006).

B. Faktor Risiko dan Predisposisi Terjadinya Carcinoma Faktor predisposisi terjadinya carcinoma: a. Faktor geografik dan lingkungan Karsinogen lingkungan banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Contohnya seperti sinar matahari, dapat ditemukan terutama di perkotaan, atau terbatas pada pekerjaan tertentu. Hal tertentu dalam makanan dilaporkan mungkin merupakan faktor predisposisi. Termasuk diantaranya merokok dan konsumsi alkohol kronik. b. Usia Secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring pertambahan usia. Hal ini terjadi akibat akumulasi mutasi somatik yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma ganas. Menurunnya kompetensi imunitas yang menyertai penuaan juga mungkin berperan. c. Hereditas Saat ini terbukti bahwa pada banyak jenis kanker, terdapat tidak saja pengaruh lingkungan, tetapi juga predisposisi herediter. Bentuk herediter kanker dapat dibagi menjadi tiga kategori. Sindrom kanker herediter, pewarisan satu gen mutannya akan sangat meningkatkan risiko terjangkitnya kanker yang bersangkutan. Predisposisinya memperlihatkan pola pewarisan dominan autosomal. Kanker familial, kanker ini tidak disertai fenotipe penanda tertentu. Contohnya mencakup karsinoma kolon, payudara, ovarium, dan otak. Kanker familial tertentu

dapat dikaitkan dengan pewarisan gen mutan. Contohnya keterkaitan gen BRCA1 dan BRCA2 dengan kanker payudara dan ovarium familial.

Sindrom resesif autosomal gangguan perbaikan DNA. Selain kelainan prakanker yang diwariskan secara dominan, sekelompok kecil gangguan resesif autosomal secara kolektif memperlihatkan cirri instabilitas kromosom atau DNA (Kumar dkk, 2007). Faktor- Faktor Risiko Karsinoma Payudara diantaranya mencakup usia, lokasi geografis, ras, status sosioekonomi, status perkawinan, paritas, riwayat menstruasi, riwayat keluarga, bentuk tubuh, penyakit payudara lain, terpajan radiasi, dan kanker primer kedua (Price dan Wilson, 2006).

Berdasarkan etiologinya, patogenesis karsinogenesis dapat disebabkan oleh 1) Karsinogen kimiawi, 2) Virus, 3) Karsinogen fisik, 4) Hormon, dan 5) Kokarsinogen, berupa: Diet, Umur, Keturunan, Rangsang menahun, dan Trauma (Tjarta dkk, 1973). C. Patogenesis Terjadinya Carcinoma (Karsinogenesis) Model klasik karsinogenesis membagi proses menjadi 3 tahap: inisiasi, promosi, progresi. Inisiasi adalah proses yang melibatkan mutasi genetik yang menjadi permanen dalam DNA sel. Promosi adalah suatu tahap ketika sel mutan berproliferasi. Progresi adalah tahap ketika klon sel mutan mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas seiring berkembangnya tumor, sel menjadi lebih heterogen akibat mutasi tambahan. Selama stadium porgresif, massa tumor yang meluas mendapat lebih banyak perubahan yang memungkinkan tumor mnginvasi jaringan yang berdekatan, membentuk pasokan darah sendiri (angiogenesis), penetrasi ke pembuluh darah, dan bermetastasis untuk membentuk tumor sekunder (Price dan Wilson, 2006). Dalam kondisi fisiologis normal, mekanisme sinyal sel yang memulai proliferasi sel dapat dibagi menjadi langkah- langkah sebagai berikut: (1) factor pertumbuhan, terikat pada reseptor khusus pada permukaan sel; (2) reseptor factor pertumbuhan diaktifkan yang sebaliknya mengaktifkan beberapa protein transduser; (3) sinyal ditransmisikan melewati sitosol melalui second messager menuju inti sel; (4) factor transkripsi inti yang memulai pengaktifan transkripsi asam deoksiribonukleat (DNA).

Ketika keadaan menguntungkan untuk pertumbuhan sel, sel terus melalui fase replikasi sel, Siklus sel tersebut dibagi menjadi empat fase: G1 (gap 1), S (sintesis), G2 (gap 2), dan M (mitosis). Sel tidak aktif yang terdapat dalam keadaan tidak membelah disebut G 0.

Proses dasar yang sering terdapat pada semua neoplasma adalah perubahan gen yang disebabkan oleh mutasi pada sel somatik. Ada empat golongan gen yang memainkan peranan penting dalam mengatur sinyal mekanisme faktor pertumbuhan dan siklus sel itu sendiri, yaitu protoonkogen, gen supresi tumor, gen yang mengatur apoptosis, dan gen yang memperbaiki DNA. Protoonkogen, berfungsi untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan normal dan pembelahan sel. Sel yang memperlihatkan bentuk mutasi dari gen ini disebut onkogen dan memiliki kemungkinan yang besar untuk berkembang menjadi ganas setelah pembelahan sel dalam jumlah yang terbatas. Gen- Gen Supresor Tumor, berfungsi untuk menghambat atau mengambil kerusakan pada pertumbuhan sel dan siklus pembelahan. Mutasi pada gen supresor tumor menyebabkan sel mengabaikan satu atau lebih komponen jaringan sinyal penghambat, memindahkan kerusakan dari siklus sel dan menyebabkan angka yang tinggi dari pertumbuhan yang tidak terkontrolkanker. Neoplasia adalah akibat dari hilangnya fungsi kedua gen supresor tumor. Gen supresor tumor Rb yang menyandi protein pRb penting untuk mengontrol siklus sel (master brake) pada titik pemeriksaan G1-S, sedangkan gen TP53 (yang mengkode untuk protein p53) adalah emergency brake di titik pemeriksaan G1-S namun biasanya tidak dalam perjalanan replikasi normal. Tapi bila terjadi kerusakan DNA, p53 akan memengaruhi transkripsi untuk menghentikan siklus sel (melalui ekspresi p21). Jika kerusakan terlalu berat, maka p53 merangsang apoptosis. Contoh lain gen supresor tumor adalah BRCA1 dan BRCA2 yang berkaitan dengan kanker payudara dan ovarium. Gen- Gen yang Mengatur Apoptosis. Kerja gen ini mengatur apoptosis, dengan menghambat apoptosis, mirip dengan gen bcl-2, sedangkan yang lain meningkatkan apoptosis (seperti sebagai bad atau bax). Gen- Gen Perbaikan DNA. Mutasi dalam gen perbaikan DNA dapat menyebabkan kegagalan perbaikan DNA, yang pada gilirannya memungkinkan

mutasi selanjutnya pada gen supresor tumor dan protoonkogen untuk menumpuk. (Price dan Wilson, 2006).

D. Klasifikasi Neoplasma Dalam penggunaan istilah kedokteran yang umum, neoplasma sering disebut sebagai tumor. Dalam onkologi (ilmu yang mempelajari tentang tumor), tumor dikategorikan jinak (benigna) dan ganas (maligna). Tumor ganas secara kolektif disebut juga sebagai kanker (Kumar dkk, 2007).

Karakteristik Jinak Ganas Diferensiasi/ anaplasia Berdiferensiasi baik; struktur mungkin khas jaringan asal Sebagian tidak memperlihatkan diferensiasi disertai anaplasia; struktur sering tidak khas Laju pertumbuhan Biasanya progresif dan lambat Tidak terduga dan mungkin cepat atau lambat. Invasi local Biasanya kohesif dan ekspansif, massa berbatas tegas yang tidak menginvasi atau menginfiltrasi jaringan normal di sekitarnya Invasi lokal, menginfiltrasi jaringan normal di sekitarnya; kadang- kadang mungkin tampak kohesif dan ekspansif tetapi dengan jarak mikroskopik Metastasis Tidak ada Sering ditemukan; semakin besar dan semakin kurang berdiferensiasi tumor primer, semakin besar kemungkinan metastasis

(Kumar dkk, 2007). Klasifikasi neoplasma umumnya dipakai berdasarkan gambaran histologik. Untuk tumor jinak dinamai dengan menambahkan akhiran oma pada nama sel tempat tumor itu berasal. Tumor ganas dinamai seperti tumor jinak dengan tambahan dibelakangnya. Tumor ganas yang berasal dari jaringan mesenchym disebut sarcoma. Misalnya, tumor ganas jaringan ikat disebut fibro-sarcoma. Tumor ganas yang berasal dari ketiga lapis benih disebut carcinoma. Tumor ganas yang membentuk kelenjar seperti yang terlihat pada gambaran mikroskopik disebut adenocarcinoma dan pembagian lebih lanjut berdasarkan asal alat tubuhnya. (Tjarta dkk, 1973). (Detail klasifikasi dilampirkan)

Klasifikasi Histologik Tumor Jaringan I. A. 1. 2. 3. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. a. Sumsum tulang b. Jaringan limfoid C. 1. D. 1. Melanoblas Papiloma Adenoma Mola hydatidosa Pigmented Jaringan Saraf Neuroglia Epithelium Otot Pembuluh Pembuluh Jaringan Otot seran Jaringan Jaringan Jaringan Tulang ikat Epitel Epitel Epitel villus chorialis permukaan Asal Tumor Jinak Tumor Ganas Simple Epitel skwamosa kelenjar (placenta) Mesoderm (fibroblas) miksomatosa lemak rawan Tulang polos lintang darah limfe hemopoietik

Fibroma Myxoma Lipoma Chondroma Osteoma Leiomyoma Rhabdomyoma Hemangioma Lymphangioma Tidak dikenal Glioma (jarang) Nevus pigmentosus Carcinoma Adenocarcinoma Choriocarcinoma Fibrosarcoma Myxosarcoma Liposarcoma Chondrosarcoma Osteogenic Leiomyosarcoma Rhabdomyosarcoma Hemangiosarcoma Lymphangiosarcoma Leukemia Myeloma Lymphoma multiple malignum sarcoma

- Penyakit Hodgkin Giloma Melanoma II. A. 1. Sel totipoten Kista dermoid (Teratoma kistik) Teratoma Teratocarcinoma Teratosarcoma (Tjarta dkk, 1973) Jaringan Sarcoma sel

Lymphosarcoma retikulum

malignum Compound Embrional

solidum

Anda mungkin juga menyukai

  • Workshop Terpadu
    Workshop Terpadu
    Dokumen1 halaman
    Workshop Terpadu
    Yayan Sang Cumme
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen13 halaman
    Makalah
    Yayan Sang Cumme
    Belum ada peringkat
  • Reff Yoghurt PDF
    Reff Yoghurt PDF
    Dokumen5 halaman
    Reff Yoghurt PDF
    Wira Pratiwi Pinem
    Belum ada peringkat
  • Halaman
    Halaman
    Dokumen7 halaman
    Halaman
    Yayan Sang Cumme
    Belum ada peringkat
  • Tugas Filsafat
    Tugas Filsafat
    Dokumen2 halaman
    Tugas Filsafat
    Yayan Sang Cumme
    Belum ada peringkat
  • Mula
    Mula
    Dokumen1 halaman
    Mula
    Yayan Sang Cumme
    Belum ada peringkat
  • Tugas Agronomi Tanaman Obat
    Tugas Agronomi Tanaman Obat
    Dokumen14 halaman
    Tugas Agronomi Tanaman Obat
    Yayan Sang Cumme
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Banding
    Diagnosis Banding
    Dokumen7 halaman
    Diagnosis Banding
    Yayan Sang Cumme
    Belum ada peringkat