Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Dalam Islam dakwah merupakan panggilan kewajiban yang tidak ditentukan oleh struktur sosial, jabatan atau perbedaan warna kulit melainkan bagi seluruh manusia yang mengaku dirinya muslim. Kewajiban berdakwah juga harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian masing-masing orang (subyek), artinya setiap orang tidak harus melakukan kegiatan dakwah seperti layaknya seorang penceramah atau mubaligh, tetapi berdasarkan kemampuan dan keahlian masing-masing. Seorang seniman bisa berdakwah melalui karya seninya, bahkan seorang dokter bisa berdakwah dengan mengobati pasiennya. Bicara tentang dakwah yang kreatif dan inovatif, maka tidak ada salahnya jika membahas kesenian sebagai alternatif lain dalam berdakwah, diantaranya lagu-lagu popular sebagai hiburan atau kesenangan yang digandrungi di seluruh dunia, pria wanita, tua muda sampai anak-anak.1 Cabang seni yang paling popular adalah seni musik, dimana seni musik sedikit banyak berpengaruh dalam kehidupan manusia, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh negatif, artinya seni musik bisa membuka mata hati manusia untuk melakukan sesuatu hal yang baik, seperti ketika seseorang dalam keadaan yang sulit, patah semangat, dan gelisah, musik dapat menghibur dan membangkitkan semangat. Sebaliknya musik juga bisa membawa kerusakan,

Yusuf Al-Qardlawy. Nasyid Versus Musik Jahiliyah. (Kairo: Mujahid Press, Cet 1, Pen. Tim Pen LESPISI (H. Achmad Fulex Bisyri, Lc, H. Awan Sumarna, Lc, H. Anwar Musthafa, 2001), hlm. 33

seperti musik-musik yang biasa diputar di diskotik, dimana tempat itu adalah tempat yang sering membawa manusia kepada maksiat.2 Sejak awal perkembangan Islam, kesenian memiliki peranan penting dalam dakwah Islamiyah, terutama seni bahasa dan seni suara. Al-Qur'an sendiri telah memberi isyarat tentang pentingnya seni didalam berdakwah. Allah menciptakan al-Qur'an dalam bahasa Arab yang maha balaghah, yang mahaseni yang luar biasa uslub dan maknanya sehingga tidak dapat ditiru oleh manusia.3 Syair lagu merupakan karya sastra yang disenangi oleh masyarakat. Hal itu dikarenakan syair lagu mempunyai daya pikat dari segi keindahan bahasa, tema dan susunan kalimat juga rangkaian musiknya. Unsur seni yang dimiliki oleh sebuah syair lagu akan mampu menggugah jiwa seseorang karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai rasa keindahan. Oleh karena itu unsur seni yang ada pada syair atau alunan lagu merupakan faktor yang menentukan. Adapun syair-syair dalam kesenian Hadrah semuanya itu mengandung pesan dakwah. Kesenian Hadrah lebih mengentengahkan konsep cinta dan kasih sayang sesama manusia. Sidi Gazalba, menyatakan Islam menyuruh manusia beragama untuk berbuat baik, menghargai kesenian, menyuruh hidup bermasyarakat dan bertaqwa. Karena Islam merupakan fitrah, dan seni adalah fitrah manusia, dengan sendirinya seni masuk dalam ajaran Ad-Dien. Kebudayaan adalah kehidupan, kehidupan itu Tuhanlah yang memberikannya. Kesenian adalah

2 3

http://www.musikdebu.com/seni A. Hasjmy. Dustur Dakwah Menurut Al-Qur'an. (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm. 274

cabang kebudayaan, jadibidang kehidupan. Karena itu fitrah kesenian juga berasal dari Tuhan.4 Ciptaan-ciptaan seni banyak yang lahir oleh rangsangan rasa agama. Dan rasa agama yang menjelma, menggerakkan rasa seni untuk mencipta. Kandungan isinya sangat padat dan isinya menarik pembacanya, jika al-Qur'an dibaca dengan lagu tertentu dapat membuka hati seseorang, karena itu Nabi Muhammad SAW menganjurkan membaca al-Qur'an dengan suara yang indah.5 Melihat perkembangan dakwah Islamiyah, banyak ditemukan cara berdakwah yang menggunakan media syair lagu. Pada dasarnya media ini merupakan cara yang praktis menghibur hati masyarakat. Begitu juga syair lagu dapat difungsikan sebagai filter bagi masyarakat, yakni dengan memanfaatkan media syair lagu, maka penyajian informasi-informasi keagamaan dapat disisipkan didalamnya. Hal ini menjadikan syair lagu mempunyai manfaat yang lebih besar dibanding dengan tujuan semula yang hanya merupakan produk dari hasil karya seni seseorang. Oleh Karena itu bagi penyelenggara dakwah pemanfaatan media seperti ini dapatlah kiranya dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan misi-misi dakwah Islamiyah. Berawal dari kenyataan tersebut, Penulis ingin meneliti keseniah Hadrah tersebut dalam skripsi dengan judul Pesan Dakwah Dalam Syair Kesenian Hadrah Selempang Merah Terhadap Generasi Muda di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Ketertarikan penulis karena kesenian ini sangat digandrungi oleh masyarakat Kuala Tungkal terutama generasi muda, hampir disemua kelurahan
4
5

Sidi Gazalba. Islam Integrasi Ilmu dan Kebudayaan. (Jakarta: Tinta Mas, 1976), hlm. 173 Oemar Amin Hoesin. Kultur Islam. (Jakarta: Bulan Bintang, 1975,) hlm. 407

dalam kota kuala tungkal memiliki kesenian Hadrah dengan nama dan pengurus masing-masing dan selalu tampil dalam even-even tertentu. Seperti hiburan rakyat, peringatan HUT RI, acara resmi dan sebagaimya. Dalam konteks dakwah Islamiyah di Indonesia, syair-syair lagu yang digunakan sebagai media dakwah merupakan fenomena yang sudah berlangsung lama. Fenomena-fenomena tersebut antara lain ditandai oleh gending-gending jawa, Hadrah, rebana, musik-musik sunda, melayu serta pop dan sebagainya. Dan penulis mengira syair yang bernuansa keagamaan, seperti syair dalam kesenian Hadrah bisa menjadi media dakwah

B.

Pokok Pokok Masalah Berdasarkan keterangan latar belakang diatas, ada beberapa pokok permasalahan yang penulis rumuskan dalam penelitian ini, adalah: 1. Bagaimana deskripsi syair-syair Kesenian Hadrah Selempang Merah

Kuala Tungkal. 2. Apa pesan dakwah yang terdapat dalam syair-syair kesenian Hadrah

Selempang Merah terhadap generasi muda di Kuala Tungkal. 3. Bagaimana gaya ekspresi pesan syair dakwah disampaikan oleh

kesenian Hadrah Selempang Merah terhadap generasi muda di Kuala Tungkal.

C.

Batasan Masalah

Batasan masalah dianggap perlu penils berikan disini dengan maksud untuk memperjelas kajian yang diteliti. Berdasarkan judul penelitian ini yaitu mengenai pesan dakwah yang terdapat pada lagu/syair Hadrah Selempang Merah Kuala Tungkal, maka penulis menitik beratkan penelitiannya pada syair/lagu yang diciptakan atau dibuat oleh grup Hadrah Selempan Merah sedangkan syair/lagu yang diambil dari syalawat-syalawat, berjanzi dan lain sebagainya hanya sebagai tambanahan saja.

D. 1.

Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian ini menjadi lebih terarah secara jelas, maka perlu ditetapkan tujuannya yakni hendak melakukan suatu induksi-konseptualisasi yaitu: a. Ingin mengetahui bagaimana deskripsi kesenian Hadrah

Selempang Merah Kuala Tungkal. b. Ingin mengetahui apa pesan-pesan dakwah yang terdapat

dalam syair-syair kesenian Hadrah Selempang Merah Terhadap Generasi Muda di Kuala Tungkal. c. Ingin mengetahui bagaimana gaya ekspresi pesan dakwah

yang disampaikan oleh Kesenian Hadrah Selempang Merah Terhadap Generasi Muda di Kuala Tungkal.

2.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan tersebut dapat diungkapkan bahwa penelitian ini diharapkan memberikan manfaat (kontribusi) baik secara teoritis maupun secara praktis, antara lain : a. Untuk Mengetahui bagaimana deskripsi kesenian Hadrah

Selempang Merah Kuala Tungkal. b. Untuk Mengetahui Apa pesan-pesan dakwah yang terdapat

dalam syair-syair Kesenian Hadrah Selempang Merah Terhadap Generasi Muda di Kuala Tungkal. c. Untuk mengetahui bagaimana gaya ekspresi pesan syair

dakwah disampaikan oleh Kesenian Hadrah Selempang Merah Terhadap Generasi Muda di Kuala Tungkal.

E.

Kerangka Teoritis 1. Pesan-Pesan Dakwah Proses komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar bagi manusia sebagai mahluk sosial. Dalam proses komunikasi tersebut mencakup sejumlah komponen atau unsur, salah satu komponen atau unsur tersebut adalah pesan. Pesan adalah keseluruhan dari pada apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi keluhan, keyakinan, himbauan, anjuran dan sebagainya.6 Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan
6

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Rosda Karya, 2002), hlm. 6

pernyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang dipergunakan, antara lain kial, yakni gerakan anggota tubuh, gambar, warna, dan sebagainya. Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir, atau menganggukkan kepala adalah kial yang merupakan lambang untuk menunjukkan perasaan atau pikiran seseorang. Gambar, apakah itu foto, lukisan, sketsa, karikatur, diagram, grafik, atau lain-lainnya, adalah lambang yang biasa digunakan untuk menyampaikan pernyataan seseorang. Demikian pula warna, seperti pada lampu lalu lintas: merah berarti berhenti, kuning berarti siap, dan hijau berarti berjalan; kesemuanya itu lambang yang dipergunakan polisi lalu lintas untuk menyampaikan intruksi kepada para pemakai jalan. Diantara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan seseorang mengenai hal-hal, selain yang kongkret juga yang abstrak, baik yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Tidak demikian kemampuan lambang-lambang lainnya. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah didalam usaha mecoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan ini dapat bersifat informatif, persuasif, dan coersif :7

a.

Informatif Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan
7

A. W. Widjaja, Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat), Bumi Aksara, Hlm. 14-15

informatif lebih berhasil daripada pesan persuasive misalnya pada kalangan cendikiawan. b. Persuasif Bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi itu adalah atas kehendak sendiri, misalnya pada waktu diadakan lobby, atau pada waktu istirahat makan bersama. c. Coersif : Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dari penyampaian pesan secara ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan diantara sesamanya dan pada kalangan publik. Coersif dapat berbentuk perintah, instruksi dan sebagainya. Untuk merumuskan pesan agar mengena, pesan yang

disampaikan harus tepat, ibarat kita membidik dan menembak, maka peluru yang keluar haruslah tepat kena sasarannya. Pesan yang mengena harus memenuhi syarat-syarat:8 1) Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik, serta

sesuai dengan kebutuhan kita. 2) Pesan itu dapat menggunakan bahasa yang tepat dimengerti

kedua belah pihak.

Ibid, hlm. 15

3)

Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi

penerima serta menimbulkan kepuasan. Pendapat lain mengatakan syarat-syarat pesan harus memenuhi:9 1) Umum Berisikan hal-hal yang umum dan mudah dipahami oleh komunikan/audience, bukan soal-soal yang cuma berarti atau hanya dipahami oleh seseorang atau kelompok tertentu. 2) Jelas dan gamblang Pesan yang disampaikan tidak samar-samar. Jika mengambil perumpamaan hendaklah diusahakan contoh yang senyata mungkin, agar tidak ditafsirkan menyimpang dari yang kita kehendaki. 3) Bahasa yang jelas Sejauh mungkin hindarkanlah menggunakan istilah-istilah yang tidak dipahami oleh si penerima atau pendengar. Gunakanlah bahasa yang jelas dan sederhana yang cocok dengan komunikan, daerah dan kondisi dimana kita berkomunikasi, hati-hati pula dengan istilah atau kata-kata dari bahasa daerah yang dapat ditafsirkan lain oleh komunikan.

4) Positif Secara kodrati manusia selalu tidak ingin mendengar dan melihat halhal yang tidak menyenangkan dirinya. Oleh karena itu setiap pesan agar diusahakan dalam bentuk positif.
9

Ibid, hlm. 15-16

10

5) Seimbang Pesan yang disampaikan oleh karena kita membutuhkan selalu yang baik-baik saja atau jelek-jelek saja. Hal ini kadangkadang berakibat senjata makan tuan, cenderung ditolak atau tidak diterima oleh komunikan. 6) Penyesuaian dengan keinginan komunikan Orang-orang yang menjadi sasaran dari komunikasi yang kita lancarkan selalu mempunyai keinginan-keinginan tertentu, oleh sebab itu pesan-pesan yang disampaikan harus dapat disesuaikan dengan keinginan-keinginan komunikan tersebut. Berbeda dengan komunikasi pada umumnya, komunikasi Islam mempunyai ciri khusus, yakni pesan-pesan yang ada dalam komunikasi tersebut bersumber dari Alquran dan hadis. Dengan sendirinya komunikasi Islam (Islami) terikat pada pesan khusus, Yakni dakwah, karena Alquran adalah petunjuk bagi seisi alam dan juga merupakan (memuat) peringatan, warning dan reward bagi manusia yang beriman dan berbuat baik (Surat Al-Ashr).10 Artinya bahwa dalam komunikasi Islam itu terdapat pesan-pesan dakwah. Pesan-pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al Quran dan Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tentang hablum minallah atau muaamallah maal Khaliq, hablum minan-nas atau muamallah maalkhalqi, Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu.11
10
11

A. Muis, Komunikasi Islami, (Bandung: Rosda Karya, 2001), hlm. 66 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), Hlm....

10

11

Model komunikasi Islam yang pesannya bersumber pada Alquran dan Hadis Nabi, tentulah pesan itu bersifat imperatif atau wajib hukumnya untuk dilaksanakan, karena merupakan pesan kebenaran berdasarkan firman Allah SWT. dan Hadis Nabi. Pesan tidak boleh merupakan sensasi, kebohongan, kefasikan, pelintiran kata-kata dan kebohongan publik (public lies). Meskipun demikian komunikasi Islam disamping sangat mengutamakan etika (ahlakul karimah) juga mementingkan metode persuasi. Hal itu dapat dilihat antara lain didalam Surat An-Nahl ayat 125 dan surat Al-Ashr ayat 3. Didalam surat Al-Ashr Tuhan mengingatkan kepada manusia, bahwa orang-orang yang tidak berada dalam kerugian setiap waktu, hanyalah yang beriman, berbuat baik dan saling menasihati tentang kebenaran dan perlunya kesabaran. Didalam Surat An-Nahl manusia diperintahkan untuk saling mengajak kejalan Tuhan dengan kebijaksanaan, saling memberi penerangan yang baik, bertukar pikiran, berdiskusi dengan cara yang lebih baik.12 Berkaitan dengan pesan-pesan yang bersumber pada Alquran dan Hadis, dalam dakwah, pesan-pesan itu masuk dalam unsur materi dakwah. Materi dakwah adalah semua ajaran yang datangnya dari Allah SWT yang dibawa oleh Rosulullah SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia yang berada di muka bumi.

12

A. Muis, Op.cit, hlm. 89

11

12

Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang ingin dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu : Masalah aqidah, Masalah syariah dan Masalah budi pekerti (ahlakul karimah): 2. Tinjauan Tentang Dakwah a. M. Thoha Yahya Omar dalam bukunya M. Aminuddin Sanwar, mengartikan dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.13 b. Menurut A. Hasymi, dakwah Islamiyah yaitu mengajak orang untuk meyakini dan mengamalkan aqidah syari'ah Islamiyah yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri.14 c. Menurut M. Hafi Anshari, definisi dakwah Islamiyah adalah semua aktifitas manusia muslim didalam berusaha merubah situasi kepada situasi yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT, dengan disertai kesadaran dan tanggung jawab baik kepada dirinya sendiri, orang lain, dan terhadap Allah SWT.15 d. Menurut Dr. H. Hamzah Yakup mengartikan dakwah Islam sebagai usaha mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.16
13

M. Aminuddin, Sanwar. Pengantar Studi Ilmu Dakwah, (Semarang: FD IAIN Walisongo, 1985),

hlm. 3
14

15 16

Ibid M. Hafi, Anshari. Pemahaman dan Pengamalan Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 11

Hamzah, Yakup, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV. Diponegoro, 1986), hlm. 13

12

13

Dari berbagai pengertian tersebut diatas, walaupun terdapat berbagai perbedaan pendapat dalam cara merumuskannya, namun intinya

mengandung maksud dan pengertian yang sama, maka dari pengertian tersebut dapat diambil inti pengertian sebagai berikut: 1) Bahwa proses dakwah harus mengandung unsur, sifat mengajak menyeru, dan seterusnya sampai pada ketaatan kepada Allah. 2) Dakwah dilaksanakan dan diterima secara sadar, bukan paksaan dan terencana. 3) Usaha yang dilakukan adalah mengajak ummat manusia ke jalan Allah, memperbaiki situasi yang lebih baik (dakwah bersifat pembinaan dan pengembangan) 4) Untuk mencapai tujuan dakwah dilaksanakan secara teratur dan menggunakan metode, media yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. 5) Mengandung perubahan yang semakin sesuai dengan ketentuan Allah SWT. 6) Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni hidup bahagia sejahtera di dunia dan di akhirat. Jadi dengan kata lain dakwah adalah ajakan kepada umat manusia dalam bentuk amar maruf nahi munkar dan ilal khoiri, baik melalui lisan, tulisan atau tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. Oleh karena itu kalau kita jumpai beberapa aktifitas yang didalamnya mengandung unsur ajakan terhadap amar maruf nahi munkar yang bersumber dari ajaran Islam dapat dikatakan berdakwah.

13

14

3. Materi Dakwah (Maadatud Dakwah) Materi dakwah adalah pesan-pesan atau segala sesuatu yang disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada didalam kitabullah maupun Sunnah Rasul-Nya, yang pada pokoknya mengandung 3 (tiga) prinsip yaitu:17 1) Aqidah Aqidah secara etimologis adalah ikatan, sangkutan. Disebut demikian karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Dalam pengertian teknisnya adalah iman atau keyakinan. Karena itu aqidah Islam ditautkan dengan rukun iman yang menjadi azas seluruh ajaran Islam. 2) Syariah Syariah bermakna asal syariat adalah jalan lain ke sumber air. Istilah syariah berasal dari kata syari yang berarti jalan yang harus dilalui setiap muslim. Karena itu syariah berperan sebagai peraturanperaturan lahir yang bersumber dari wahyu mengenai tingkah laku manusia. Syariah dibagi menjadi 2 bidang yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah adalah cara manusia berhubungan dengan Tuhan, sedangkan muamalah adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan kehidupan sosial manusia, seperti hukum warisan, berumah tangga, jual beli, kepemimpinan dan amal-amal lainnya.18 3) Akhlak

17

18

Anshari Hafi, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm 146 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hlm.

235

14

15

Akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang secara etimologis berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Akhlak bisa berarti positif dan bisa pula negatif. Yang termasuk positif adalah akhlak yang sifatnya benar, amanah, sabar dan sifat baik lainnya. Sedang yang negatif adalah akhlak yang sifatnya buruk, seperti sombong, dendam, dengki dan khianat. 4. Media Dakwah (Wasilatud Dakwah) Menurut Hamzah Yaqub bahwa media adalah alat obyektif yang menjadi saluran, yang menghubungkan ide dengan ummat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas dakwah, yang dapat digolongkan menjadi lisan atau tulisan, lukisan, audio visual dan perbuatan atau akhlak.19 Sedangkan menurut penulis, media adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan dai dalam melaksanakan dakwahnya.

1) Macam-macam media dakwah Adapun macam-macam media dari segi bentuknya, menurut Masdar Helmy, media dakwah terdiri dari: a) b) c) d) Media cetak Media auditif Media visual Media audio visual

19

Hamzah Yakub, Publisistik Islam Seni dan Tehnik Dakwah. (Bandung: CV. Diponegoro, 1973),

hlm. 42

15

16

e)

Tauladan.20

5. Metode Dakwah (Kaifiyatud Dakwah) Metode dakwah artinya cara-cara yang dipergunakan oleh seseorang da'i untuk menyampaikan materi dakwah, yaitu al Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu faktor yang menyebabkan sukses dan tidaknya usaha dakwah antara lain terletak pada metode yang dipakai dan sekaligus kemampuan menerapkannya.21 Sumber metode dakwah yang terdapat didalam Al-Qur'an menunjukkan ragam yang banyak, seperti "hikmah, nasihat yang benar dan mujadalah atau diskusi atau berbantah dengan cara yang paling baik". Sebagaimana firman Allah SWT surat An-Nahl ayat 125.22


Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
20 21
22

Helmy Masdar, Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang: CV. Toha Putra, 1973), hlm. 19-22

Anshari Hafi Op. Cit., hlm. 160 Bachtiar Wardi Op. Cit., hlm. 34-35

16

17

yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk.23 Perlu kita garis bawahi bahwa metode dan teknik dakwah dalam Al-Qur'an ini tidak merupakan tuntutan secara terinci, namun secara global. Hal ini memberi kemungkinan kepada kita sekiranya dapat menjabarkan secara rinci sesuai dengan perkembangan zaman. Sedangkan pokok-pokok metode dan teknik dakwah dalam surat AnNahl ayat 125, dijumpai tiga cara pokok yang dapat dijadikan sandaran bagi metode dan teknik dakwah yaitu: 1) Dakwah Bil-Hikmah Hikmah menurut pengertian sehari-hari ialah bijaksana, dan secara hikmah menurut pengertian khusus ialah secara ilmiah dan filosofis". Arti hikmah dalam bukunya Dzikron Abdullah dalam kitab Al-Munjudul A'dadi, hikmah adalah pembicaraan yang sesuai dan benar, disebut demikian dikarenakan hikmah itu dapat mencegah kebodohan dan hikmah itu dapat diartikan pula sebagai ilmu dan filsafat. Sedangkan menurut Muhammad Abduh berpendapat bahwa hikmah adalah mengetahui rahasia dan faedah didalam tiap-tiap hal. Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dakwah bil-hikmah adalah dakwah dilakukan dengan cara bijaksana, ilmiah filosofis dan arif. Dan dakwah bil-hikmah ini merupakan pedoman pokok bagi berbagai jenis metode dan teknik dakwah sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuannya.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Peroyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran Departemen Agama Pusat, 2006), hlm. 383
23

17

18

2) Dakwah bil mau'idzah hasanah Dakwah dengan mau'idhah hasanah artinya dakwah yang dilakukan dengan cara memberi ingat dan nasehat ataupun ceramah. Abi Ja'fah Muhammad Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam tafsirnya Jami'ul Bayan menjelaskan bahwa mau'idzah hasanah adalah nasehat-nasehat atau ceramah-ceramah yang indah yang dijadikan Allah SWT, sebagai hujjah kitab-Nya kepada mereka. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dakwah dengan cara mau'idhah hasanah ialah dakwah dilakukan dengan cara memberi ingat atau nasehat kepada orang lain dengan materi, sikap cara penyampaian yang baik agar dapat menjinakkan hatipendengarnya.

3) Dakwah bil-mujadalah Dakwah dengan mujadalah yang sebaik-baiknya, artinya dakwah dilakukan dengan jalan mengadakan tukar pikiran yang sebaik-baiknya.24 6. Tinjauan Tentang Syair/Lagu Banyak sekali ragam lagu-lagu populer sebagai hiburan atau kesenangan yang digandrungi di seluruh dunia, pria wanita, tua, muda

24

Dzikron Abdullah. Ibid., hlm. 28

18

19

sampai anak-anak.25 Namun ada jenis lagu yang khas dengan latar belakang serta tujuan khusus yang berbeda dengan lagu populer ini, yaitu nyanyian religius atau yang lebih kita kenal sekarang ini adalah nasyid yang memecah berbagai jenis nama dan ragam namuntetep dengan misi syair-syair religius. Menurut Yusuf Al-Qardhawy (2001) nasyid adalah nyanyian yang bertempo tinggi yang bisa membangkitkan semangat jihad, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.26 Syair atau nyanyian religius adalah nyanyian yang dihubungkan dengan nuansa keagamaan. Agama merupakan tujuan dan isi dari nyanyian tersebut. Oleh karena itu nyanyian religius ini syair-syairnya hanya menceritakan kebesaran Al-Qur'an, kecintaan kepada Allah, Rasulullah, orang-orang saleh dari hamba Allah, kehidupan akhirat dan kenikmatan syurga yang menceritakan makna ketuhanan dan keimanan yang dibawa oleh Rasulullah. Seni musik Islami (handasah al-shawat) adalah yang

mendendangkan syair-syair quran dan irama-irama yang syahdu. Seni nasyid yang berisikan ajaran-ajaran dan penuh ajaran Islam yang banyak mengandung muatan dakwah dan bimbingan melalui seni musik atau seni suara yang indah. Seni nasyid dapat berbentuk doa-doa agama, puji-pujian yang dinyanyikan dengan lagu paling enak dan suara paling lembut sehingga menggembirakan hati dan menggoyangkan perasaan.

Yusuf Al-Qardlawy, Nasyid Versus Musik Jahiliyah. Kairo : Mujahid Press, cet 1, Tim Pen. LESPISI (H. Achmad Fulex Bisyri, Lc, H. Awan Sumarna, Lc, H. Anwar Musthafa, 2001), hlm. 33 26 Ibid, hlm. 96

25

19

20

Dari berbagai uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seni suara seni musik yang membawakan syair-syair Islami untuk umat manusia agar dapat memahami akan eksistensinya dimuka bumi. Dengan demikian berdakwah melalui seni musik dapat menyentuh perasaan dan hati sanubari manusia khususnya umat Islam. a. Sejarah Kesenian (Musik dan Suara) Islam Catatan tentang kesenian umat Islam begitu banyak disebut orang. Para penemu dan pencipta alat musik Islam juga cukup banyak jumlahnya, yang muncul sejak pertengahan abad kedua hijrah, misalnya Yunus Al-Khatb yang meninggal tahun 135 H, Khall bin Ahmad (170 H.), Ibnu An-Nadm Al-Maushilli (235 H.), Hunaian Ibnu Ishq (264 H.), dan lain-lain.27 Dalam perjalanan sejarah, boleh dikatakan pada setiap masa orang selalu bertanya tentang apa dan bagaimana bentuk seni itu. Para filosufi sejak masa peradaban Yunani sampai sekarang telah memberikan beragam definisi. Dalam kesempatan ini kami paparkan salah satu definisi yang dapat dianggap global dan menyeluruh. Dari Ensiklopedi Indonesia28 dipetik bahwa definisi seni yaitu penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), penglihatan (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama).

27 28

http://www.musikdebu.com/seni lihat "Ensiklopedi Indonesia", (Jakarta : PT. Ikhtiar Baru - Van Hoeve), Jilid V, hlm. 3080 dan 3081

20

21

Kalau

melihat

sejarah,

sesungguhnya

upaya-upaya

menyampaikan ajaran Islam melalui media seni sudah memiliki umur yang relatif tua. Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang misalnya, adalah dua dari sekian banyak tokoh penyebar Islam yang menjadikan musik sebagai media dakwah. Sunan Kalijaga abad XXI, yakni Emha Ainun Nadjid, juga melakukan hal yang sama melalui musiklisasi kelompok musik Kiai Kanjeng-nya. Ia sanggup mengubah gamelan yang bersal dari tradisi Jawa tersebut menjadi sarana pengungkapan dan penyampaian pesanpesan dakwah kepada masyarakat.29 Musik Kiai Kanjeng dan puisi Ema Ainun Nadjid tidak memfokuskan perhatiannya kepada musik dan puisi itu sendiri. Hal ini karena musik dan puisi bukan pusat kehidupan manusia, melainkan fasilitas estatika akal kebudayaan masyarakat. Musik dan puisi mempermudah komunikasi,

memperindah pergaulan, memperdalam cinta, mempercepat keharuan keilaian.30 Banyak sekali garapan dalam bidang seni yang bisa dimanfaatkan sebagai media dakwah, seperti seni tari, seni musik, derama dan irama gambus. Karena hampir semua orang menyukai yang namanya musik meskipun musik tersebut urakan sekalipun. Karena kita menyadari akan hal tersbut bahwa kita merasakan akan

Asep Muhyiddin dan Ahmad Safei, Metode Pengembangan Dakwah. Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm. 212 30 Ibid

29

21

22

hausnya

hiburan,

hausnya

akan

alunan

merdu,

mahalnya

mendapatkan hiburan dan sebagainya. Dalam blantika musik dangdut yang sedang mewabah dan menyemarakan suasana dunia musik di Indonesia, tampil H. Rhoma Irama dengan Soneta Group-nya yang diploklamirkan sebagai The Sound Of Muslim. Sebagai sebuah ikran untuk menjadikan musik pada umumnya, khususnya dangdut yang banyak digandrungi semua kalangan masyarakat, disamping sebagai sarana hiburan jiga dijadikan media dakwah. Misi dakwah Soneta Group terlitah dalam lirik dan syair-syairnya yang kadang-kadang secara vulgar mengajak pada sebuah kesadaran sebagai pesan moral dan ungkapan nurani yang bertanggung jawab. Sementara itu, dalam muansa musik yang lain, Ebit G. Ade, Syam Bimbo, Raihan, dan banyak lagi yang lain nya, yang menampilkan warna musik sebagai sarana perenungan, teguran, dan ajakan kearah sebuah kesararan akhir-akhir ini bermunculan, seperti Ofick, yang menyisir syairnya dengan nuansa pop religi, dan bahkan artis-artis lainnya seperti Ungu, dengan lagu Sujudku, Gigi, Dewa, Group band Radja dengan lagu Lailautl Qadarnya, Jefri Al-Bukhari dengan Syalawat Nariyah, Yarasulallah-nya yang sedang populer karena mengkaboarasikan arsemen musik Jablai oleh Titi Kamal. Dan masih banyak lagi. Sepanjang sejarah belum pernah ditemukan umat yang menjauhkan diri dari nyanyian dan musik. Perbedaan hanya dalam

22

23

waktu yang mereka gunakan untuk menikmati lagu atau kapasitas lagu yang mereka nikmati, ada yang banyak dan ada juga yang sedikit, bahkan ada juga yang berlebihan, sehingga lagu sudah merupakan prinsip hidupnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh suasana hati mereka ketika bahagia, misalnya tentu berbeda dengan nyanyian dalam suasana duka. Orang Arab tidak berbeda dengan masyarakat lainnya, mereka pun memiliki nyanyian dan musik, memiliki penyanyi dan musisi yang terkenal pada zamannya, dan mereka itu semuanya dari kalangan hamba sahaya. Sebab bagi orang merdeka adalah aib menjadi penyanyi atau musisi. Begitu pula, halnya bagi kaum lakilaki dan ini merupakan tradisi yang terhormat bagi mereka, tapi mayoritas nyanyian ini biasa diikuti dengan minuman keras dan mabuk-mabukan sehingga tempat-tempat nyanyian itu menjadi tempat hiburan dan hura-hura. Dalam kehidupan jahiliyah mereka tidak ada yang mengingatkan hal ini. Kemudian setelah Islam datang membawa aqidah, syariah dan akhlak, mereka sibuk dengan pemikiran dan akhlak yang baru, mereka berpindah dari tradisi lama yang jelek kepada tradisi baru begitu pula halnya tujuan hidup mereka ikut berubah. Pada periode Makkah kaum muslimin sibuk dengan menyampaikan dakwah Islamiyah dan menghadapi berbagai tantangan dan cobaan. Kemudian pada periode Madinah mereka diuji dengan tuntutan berjihad untuk mempertahankan ajaran Islam sehingga

23

24

jumlah peperangan yang langsung diikuti Rasulullah mencapai 27 peperangan, dan peperangan yang tidak beserta Rasulullah sekitar 59 peperangan. Kemudian pada masa bani Umayyah semakin banyak lagi, bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Dan masa bani Abasiyah para seniman dan pujangga semakin bertambah lagi dan banyak dari kaum laki-laki yang terhormat masuk kedunia musik dan lagu. Mereka banyak mengarang bukubuku tentang lagu dan mengubah syair-syair lagu bagi para penyanyi. Sesungguhnya telinga orang Islam awam selalu

berkomunikasi dengan kebaikan-kebaikan pendengaran (thayyibu as-sima) yang mereka nikmati dan butuhkan setiap hari. Baik ketika dibacakan Al-Qur'an dengan tartil atau mujawwid (dengan lagu) dan dihiasi dengan sebagus-bagusnya suara dari sebaik-baiknya qari. Saat adzan berkumandangpun, setiap hari lima kali dengan suara yang bagus, dan merupakan warisan dari zaman Rasulullah. Maka Rasulullah pernah berkata kepada salah seorang sahabat yang telah menemukan lafadz adzan dalam mimpi yang benar dengan mengatakan Ajarkanlah itu (lafadz adzan) kepada Bilal, karena suaranya lebih baik daripada kamu. Ketika dikumandangkan pujianpujian kepada Nabi yang diwariskan oleh orang-orang Islam semenjak mereka mendengarkannya dari wanita-wanita Anshor yang

24

25

menyambut kedatangan Rasulullah:31 Thalaal badru alaina ... min tsani yatilwada Waljabal syukru alaina ... ma daa lillahi da Orang Mesir mengenal lagu tersebut dengan kisah Adhan Asy-Syarqawi, Syafiqah, wa Mutawali, Ayyub al-Mashri, Sa'ad AlYatimi, dan lain sebagainya. Juga tentang lagu nasional untuk pahlawan-pahlawan yang dikenal, seperti Abu Zaid Al-Hillah, Sirah Bani Hilal; manusia berkumpul untuk mendengarnya.32 Juga lagu-lagu hari raya, hari gembira atau lagu yang berkaitan dengan acara-acara tertentu seperti lagu kelahiran anak, lagu pernikahan, khitanan, sembuh dari sakit, kembali dari berhaji dan lain sebagainya. Semua orang menyenangi lagu populer yang dihafal, atau karya orang yang tak dikenal. Orang-orang

menikmatinya, para pengendara mobil diiringi dengan musik. Sampai para ibupun bersenandung ketika menidurkan anaknya atau ketika menimang anaknya ketika tidur, mereka menggunakan lagu, dan mereka mempunyai kalimat-kalimat yang terkenal. Seperti : Ya Rab ... yanam, ya Rab yanam (tidur-tidurlah anakku sayang). Al-Furqan ayat 74 berbunyi:

t%!$#ur cq9q)t $oY/u =yd $oYs9 `B $uZ_urr& $oYGhur no% &r& $oY=y_$#ur )FJ=9 $B$tB)
Artinya: Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan
31 32

Ibid., hlm 196 Ibid., hlm. 197

25

26

kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.33 Begitulah realita kehidupan kaum muslimin, fenomena lagu dan musik senantiasa menyertai kehidupan mereka, baik yang berhubungan dengan masalah duniawi maupun agama, dan secara fitrahpun manusia membutuhkannya. Jenis lagu-lagu mars atau heorik, para ulamapun tidak mengharamkannya, bahkan kebanyakan lagu-lagu tersebut

membangkitkan semangat beragama, makna keimanan serta nilainilai ruhiyah seperti mengesakan Allah, berdzikir dan berdoa kepadanya, atau bersholawat pada Nabi SAW, dan yang serupa lainnya.34

b. Fungsi Seni Musik Islam Musik berfungsi untuk menentramkan pikiran dan beban kemanusiaan (basyariyyah) dan memperbaiki tabiat manusia. Ia merupakan stimulan untuk melihat rahasia ketuhanan (asrar rabbani) bagi sementara orang musik merupakan godaan karena ketidak sempurnaan mereka.35 Seni Islam juga berfungsi sebagai alat manifestasi atau penyemangat dalam meningkatkan moralitas dan spiritualitas dalam kehidupan ini. Disamping itu nasyid dapat berfungsi sebagai sarana
33
34

Departemen Agama RI, hlm. 551-552 Yusuf Al-Qardhawy. Op. Cit., hlm. 198 35 Seyyed Hossein Nasr, Spiritualitasa dan Seni Islam, (Bandung: Mizan, 1993), hlm. 38

26

27

atau alat untuk berdzikir, sebagai manifestasi dan wujud syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya. Rasa syukur kepada Allah akan selalu terdorong dihati nurani, bilamana ada suatu pendorong yang mampu untuk mengingatkannya. Maka nasyid adalah salah satu jalan keluarnya, sebab didalam nasyid terdapat berbagai macam-macam pujian dan tasbih kepada Allah SWT.

F.

Depenisi Operasional Untuk memberi gambaran yang jelas serta menghindari

segalampenafsiran yang berbeda-beda dalam pembahasan skripsi yang berjudul Pesan Dakwah Dalam Syair Kesenian Hadrah Terhadap Generasi Muda Di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Maka penulis perlu memberi batasan istilah sebagai berikut : 1. Pesan dakwah, adalah semua pernyataan yang bersumberkan Al-

Qur'an dan sunnah baik tertulis maupun lisan.36 Dari penegasan diatas maka pesan-pesan dakwah adalah berbentuk pernyataan maupun pesan (risalah) Al-Qur'an dan sunnah. Sedangkan definisi operasionalnya ditunjukkan dengan indikator- indikator: a. b. c. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang aqidah. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang syariah. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang budi pekerti

atau ahlakul karimah.


36

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah. (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), hlm. 43

27

28

2.

Syair adalah cerita yang bersajak (tiap-tiap sajak terdiri dari 4 baris

yang berakhiran bunyi yang sama).37 Syair yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah syair-syair yang terkemas dalam lantunan syair Hadrah Selempang Merah yang semuanya mengandung pesan dakwah, wejengan dan peribahasa. Indikator syair yang penulis teliti mengutamakan sayair yang diciptakan oleh Group Hadrah Selempang Merah. 3. Kesenian Hadrah Muchlis Wagiman (68), seorang praktisi senior kesenian Hadrah mengatakan, tahar adalah nama satu jenis alat musik sedangkan Hadrah ialah jenis kesenian yang menggunaan tahar. Kesenian ini sangat kental bernuansa Islam dan diprediksi muncul pertama kali dari Timur Tengah yang kemudian menyebar keberbagai daerah seiring dengan penyebaran Islam.38 4. Hadrah Selempang Merah Hadrah Selempang Merah adalah sebuah kesenian Islam yang ada di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat dibawah pimpinan Bapak H. Abu Bakar Jamalia ber-sekretariat di jalan Kihajardewantara Kelurahan Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir.

37
38

W.J.S. Purwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), hlm. 985 http://kanzanmakhfiy.blogspot.com

28

Anda mungkin juga menyukai