Anda di halaman 1dari 7

Proses Pengolahan Minyak Bumi

Posted by EG Giwangkara S pada Selasa, 27 Februari 2007 Seperti yang pernah saya tulis tentang komposisi minyak bumi disini dan disini, minyak bumi bukan merupakan senyawa homogen, tapi merupakan campuran dari berbagai jenis senyawa hidrokarbon dengan perbedaan sifatnya masing-masing, baik sifat fisika maupun sifat kimia. Proses pengolahan minyak bumi sendiri terdiri dari dua jenis proses utama, yaitu Proses Primer dan Proses Sekunder. Sebagian orang mendefinisikan Proses Primer sebagai proses fisika, sedangkan Proses Sekunder adalah proses kimia. Hal itu bisa dimengerti karena pada proses primer biasanya komponen atau fraksi minyak bumi dipisahkan berdasarkan salah satu sifat fisikanya, yaitu titik didih. Sementara pemisahan dengan cara Proses Sekunder bekerja berdasarkan sifat kimia kimia, seperti perengkahan atau pemecahan maupun konversi, dimana didalamnya terjadi proses perubahan struktur kimia minyak bumi tersebut. Rantai Hidrokarbon Minyak Bumi Seperti kita kitahui dalam Kimia Organik bahwa senyawa hidrokarbon, terutama yang parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Nah, sifat fisika inilah yang kemudian menjadi dasar dalam Proses Primer. Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut : 1. Gas Rentang rantai karbon : C1 sampai C5 Trayek didih : 0 sampai 50C Peruntukan : Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia. 2. Gasolin (Bensin) Rentang rantai karbon : C6 sampai C11 Trayek didih : 50 sampai 85C Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia 3. Kerosin (Minyak Tanah) Rentang rantai karbon : C12 sampai C20 Trayek didih : 85 sampai 105C Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia 4. Solar Rentang rantai karbon : C21 sampai C30 Trayek didih : 105 sampai 135C Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industri 5. Minyak Berat Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40 Trayek didih dari 130 sampai 300C Peruntukan : Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia 6. Residu

Rentang rantai karbon diatas C40 Trayek didih diatas 300C Peruntukan : Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor. Melihat daftar trayek hidrokarbon diatas nampak ideal sekali, dimana perbedaan jumlah atom karbonnya sangat jelas. Tapi pada kenyataannya dengan teknologi sekarang kondisi diatas teramat sangat sulit dicapai oops, maaf menggunakan baya bahasa pleonasme + Kenapa ?.

- haar kumaha ieu th! kok malah ditanya Kondisi ideal diatas sulit dicapai karena senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi banyak mengandung isomernya juga. - trus, ari isomer th naon, kang ?

+ sok, mangga dibaca lagi artikel yang ini Ya., isomer hidrokarbon, terutama isomer yang parafinik memiliki titik didih dan densitas yang lebih ringan dibandingkan dengan rantai lurusnya. Misal, normal-oktan (n-C8H18) titik didih dan densitasnya akan lebih besar dari pada iso-oktan (2,2,4-trimetil pentan), begitu juga untuk isomer-isomer lainnya. Atas dasar kondisi seperti itulah kemudian pada kenyataannya dalam pengolahan minyak bumi lebih memegang patokan kepada trayek titik didih daripada komposisi atau rentang rantai karbonnya. Sehingga pada batas antara fraksi pasti akan terjadi overlap (tumpang tindih) fraksi. Overlap ini kemudian disebut sebagai minyak slops yang nantinya akan berfungsi sebagai bahan pencampur untuk mengatur produk akhir sehingga memenuhi spesifikasi atau baku mutu yang ditentukan. Proses Primer Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu 350C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).

Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing. Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus ditambahkan aditif (zat penambah) agar dapat memenuhi spesifikasi atau persyaratan atau baku mutu yang ditentukan oleh Dirjen Migas RI untuk masing-masing produk tersebut. Proses Sekunder

Seperti yang pernah saya tulis tentang jenis minyak bumi disini, disini dan disini juga, pada kenyataannya minyak bumi tidak pernah ada yang sama, bahkan untuk sumur minyak yang berdekatan sekalipun. Kenyataannya banyak sumur minyak yang menghasilkan minyak bumi dengan densitas (specific gravity) yang lebih berat, terutama untuk sumur minyak yang sudah udzur atau memang jenis minyak dalam sumur tersebut adalah jenis minyak berat. Pada pemompaan minyak dari dalam sumur (reservoir) biasanya yang akan terpompakan pada awal-awal produksi adalah bagian yang ringannya. Sehingga pada usia akhir sumur yang dipompakan adalah minyak beratnya. Untuk pengolahan minyak berat jenis ini maka bisa dipastikan produk yang dihasilkan akan lebih banyak fraksi beratnya daripada fraksi ringannya. + Penjelasannya mbingungi ga sih ? Maksudnya gini lho, kalo yang dimasak tuh minyak bumi jenis minyak berat seperti penjelasan diatas maka produk yang dihasilkan akan lebih banyak fraski solar, minyak berat atau residunya daripada gas, bensin atau minyak tanahnya. Sementara konsumsi produk minyak bumi di Indonesia kan lebih banyak dari fraksi bensin dan solarnya, terutama untuk otomotif. - Kalo gitu mendingan ga usah masak minyak jenis minyak berat aja kang, biar bisa bikin bensin dan minyak tanah lebih banyak

+ Lha kalo harga jenis minyak berat ini bisa lebih murah gimana ? Kan lumayan bisa menghemat duit negara deuu :) Tau ah pokokna mah saya cuma pengen ngomongin dari sisi teknologinya aja deh Jadi, jika yang dimasak oleh proses primer adalah minyak bumi jenis minyak berat maka hasilnya akan lebih banyak fraksi beratnya (solar, minyak berat dan residu) daripada fraksi ringannya. Sementara tuntutan pasar lebih banyak produk dari fraksi ringan dibandingkan fraksi beratnya. Maka untuk menyiasatinya adalah dengan melakukan perubahan struktur kimia dari produk fraksi berat. Teknologi yang banyak digunakan adalah dengan cara melakukan cracking (perengkahan atau pemutusan) terhadap hidrokarbon rantai panjang menjadi hidrokarbon rantai pendek, sehingga bisa menjadi fraksi ringan juga. Misal, dengan cara merengkah sebuah molekul hidrokarbon C30 yang merupakan produk dari fraksi solar atau minyak berat menjadi dua buah molekul hidrokarbon C15 yang merupakan produk dari fraksi minyak tanah atau kerosin, atau menjadi sebuah molekul hidrokarbon C10 yang merupakan produk dari fraksi bensin dan sebuah molekul hidrokarbon C20 yang merupakan produk dari fraksi solar.

Proses perengkahan ini sendiri ada dua dua cara, yaitu dengan cara menggunakan katalis (catalytic cracking) dan cara tanpa menggunakan katalis atau dengan cara pemanasan tinggi menggunakan suhu diatas 350C (thermal cracking). Perbedaan dari kedua jenis perengkahan tersebut adalah pada kemudahan mengarahkan produk yang diinginkan. Pada cara thermal cracking sangat sulit untuk mengatur atau mengarahkan produk fraksi ringan mana yang diinginkan. Dengan cara ini jika kita menginginkan membuat bensin yang lebih banyak dibandingkan minyak tanah akan sulit dilakukan, padahal keduanya masih termasuk fraksi ringan. Sementara jika menggunakan catalytic cracking kita akan lebih mudah mengatur mood operasi. Misal kita hanya ingin memperbanyak produk bensin dibandingkan minyak tanahnya, atau sebaliknya. Ilustrasinya kira-kira seperti jika kita akan memecah sekeping kaca lebar. Jika menggunakan cara thermal cracking kita ibarat memecahkan kaca tersebut dengan cara dibanting, ukurannya tidak akan teratur. Sedangkan jika menggunakan cara catalytic cracking ibarat memecahkan kaca dengan menggunakan pisau kaca, lebih teratur dan bisa sesuai keinginan kita. Minyak hasil rengkahan tersebut kemudian dipisahkan kembali berdasarkan fraksi yang lebih sempit dalam kolom fraksinasi dengan proses seperti halnya proses primer, untuk selanjutnya didinginkan dan ditampung dalam tanki produk setengah jadi dan selanjutnya ditambahkan aditif sesuai spesifikasi produk akhir yang diinginkan. Geto ceritanya

Kelebihan dan Kekurangan Mobil dengan Bahan Bakar Solar : (+) 1. Jika digunakan untuk jarak tempuh yang cukup jauh konsumsi bahan bakar lebih sedikit. 2.Torsi bawah kendaraan bermesin diesel lebih besar. Torsi ini digunakan sebagai power seperti kendaraan offroad dengan medan yang berat. Contoh lainnya adalah mobil derek. Mobil tersebut memiliki torsi yang besar digunakan untuk menarik mobil. 3. Bahan bakar solar tidak sulit untuk didapatkan karena di setiap SPBU tersedia. 4. Tidak terlalu berbahaya karena tidak mudah terbakar seperti bensin. 5. Jika berkendara di bawah guyuran hujan yang lebat anda tidak perlu khawatir karena untuk mobil bermesin diesel tidak memiliki komponen elektrikal. 6. Semakin tinggi kompresi mesin diesel akan menghasilkan tenaga lebih baik. 7. Mobil bermesin diesel terkenal bandel, jika penanganannya benar makan mobil akan tahan lebih lama dibandingkan mobil dengan bahan bakar bensin. Inilah alasan kenapa mobil dengan mesin diesel lebih sering digunakan untuk kendaraan transportasi karena pada umumnya umurnya akan lebih lama dibandingkan mobil berbahan bakar bensin. (-) 1. Kelemahan yang paling terlihat dalam mobil bermesin diesel adalah suaranya yang lebih berisik dibandingkan mobil dengan bahan bakar bensin. 2. Injektor pada mobil bermesin diesel akan mudah bermasalah jika tercampur oleh air atau senyawa lainnya. Pada bagian injection pump jika terkena air maka komponen akan tersumbat dan bisa menyebabkan karat. Untuk perbaikan maupun suku cadangnya akan lebih mahal. 3. Akselerasi mesin lebih lambat dibandingkan bahan bakar bensin. Namun kini sudah ada teknologi supercharger atau turbocharger untuk memperoleh tenaga yang spontan. 4. Biaya pajak mobil bermesin diesel lebih mahal dibandingkan kendaraan dengan mesin bensin karena CC mobil berbahan bakar solar kebanyakan 2000 cc keatas. 5. Tidak ramah lingkungan 6. Harga mobil bermesin disel dengan kondisi baru akan lebih mahal untuk tipe mobil yang sama. Contohnya adalah Mobil New Toyota Kijang Innova 2012. Kelebihan dan Kekurangan Mobil dengan Bahan Bakar Bensin : (+) 1. Akselerasi mesin jauh lebih responsif ketika ingin mendahului kendaraan lain lebih mudah dibandingkan mobil dengan mesin diesel. 2. Suara mesin lebih halus dan tidak berisik. 3. Lebih bersahabat dengan lingkungan untuk memerangi bumi yang sudah overheat. 4. Spesifikasi mesin secara teknis lebih mudah dipahami. Jika ada kerusakan atau pergantian komponen cenderung lebih mudah dan lebih murah dibandingkan mobil dengan bahan bakar solar. 5. Pilihan mobil dengan bahan bakar bensin lebih bervariasi dibandingakan mobil berbahan bakar diesel yang pilihannya terbatas.

(-) 1. Kebanyakan mobil keluaran jepang dan eropa sekarang ini membutuhkan bensin dengan kadar oktan yang tinggi (pertamax) jika dipaksa menggunakan bensin dengan oktan rendah (premium) maka mesin akan mengalami gejala knocking dan performa mesin akan turun dan lama kelamaan akan rusak. 2. Torsi maksimum akan diperoleh jika putaran mesin sudah tinggi. 3. Bahan bakar bensin mudah terbakar dan ini sangat berbahaya jika terjadi kebocoran ketika terjadi benturan. Tetapi hal ini sudah diminimalisir oleh pabrikan mobil. Tetapi semuanya tidak bisa menjamin. Bensin tetaplah bensin, bahan bakar yang mudah terbakar. 4. Memiliki spesifikasi komponen yang cukup rumit. Misalnya dengan mengadopsi teknologi VTEC (sistem pengaturan katup) seperti yang terdapat di Honda. Selain itu beberapa komponen juga butuh perawatan, misalnya busi yang harus diganti tiap usia pemakaian tertentu. 5. Jika terjadi hujan yang deras dan mengendara dalam kondisi jalan yang banjir harus lebih was was karena mobil dengan bahan bakar bensin lebih banyak mengandung komponen elektrikal seperti platina, busi, ECU dll. 6. Mesin bensin kurang memiliki ketahanan terhadap water hammer dibandingkan mobil bermesin diesel. 7. Untuk purna jual kendaraan berbahan bakar bensin biasanya lebih terjangkau daripada mobil dengan bahan bakar solar. Demikian tadi perbandingan mobil dengan bahan bakar solar dan bahan bakar bensin semoga dapat membantu anda yang sedang membeli mobil dan semoga menjatuhkan pilihan yang tepat. Jangan asal membeli dan merasa menyesal seperti membeli kucing dalam karung karena tidak mengetahui perbedaan mobil diesel dengan mobil bensin.

Anda mungkin juga menyukai