Anda di halaman 1dari 5

BERAWAL DARI SEBUAH KEBOHONGAN Karya Beti Sinta Rosi Malam ini sangat berbeda dari malam malam

sebelumnya. Malam ini bulan maupun bin tang tak tampak karena tertutup awan kelam. Seperti diriku kini yang tak tau har us berbuat apa, aku mendapat sepucuk surat dari sahabatku Dani. Dia menyatakan p erasaannya di dalam surat tersebut, untaian kata manis yang menyejukkan hatiku t ak dapat aku hindari lagi. Namun hati kecil ini tak bisa dibohongi, Aku tak menyu kainya , hati kecil ini selalu menjeritkan kata kata itu setelah aku membaca beru lang kali surat tersebut. Tapi, aku tak mau Dani kecewa denganku, akhirnya aku b ertekat membalas surat tersebut, Perasaan ini tak dapat ku bohongi Perasaan ini memang ada Perasaan ini memang selalu menyelimuti hati ini Perasaan suka kepadamu inilah yang selalu aku harapkan bisa kau balas Dan ternyata perasaanmu sama denganku Aku yakin jika semua ini akan terjadi Akhirnya aku dapat mengatakan bahwa Aku juga Mencintaimu Ku letakkan pena yang sedari tadi kugenggam, ku baca ulang isi dari balasanku, a ku berpikir aku telah berdosa karna membohonginya, tapi apa daya aku tak mau mem buat sahabat karibku terluka dan menjauhiku. Ku masukkan selembar kertas yang pe nuh kedustaan itu ke dalam amplop bewarna merah hati, karna besok aku harus memb erikan jawabanku ke dia. Teng.....teng...teng suara lonceng sekolah yang menandakan berakhirnya kami menunt ut ilmu berdenting, suara lonceng yang diikuti suara langkah kaki para siswa yan g menuju gerbang semakin membuat hatiku riuh, hari ini aku berjanji menemui Dani di gerbang sekolah. Aku tak yakin dengan jawabanku tadi malam, aku masih ragu. Kukeluarkan kembali surat yang telah ku hias rapi dari dalam tasku. Aku menghiru p nafas dalam dalam, aku berniat untuk mengganti isi surat tersebut. Mungkin seb uah kejujuran dapat merubah segalanya, aku tak ingin hari hariku bersamanya tern odai karna kebohonganku. Hay, Bila udah lama nunggu? kata seseorang dibelakangku Dani batinku, tanpa berpikir panjang aku segera menoleh ke arah suara itu, tapi ku dapati Anton, teman sebangku Dani yang memanggilku tadi Oh, Anton, dimana Dani? ucapku seraya menyembunyikan suratku di belakang tubuhku Dani tak masuk karna sakit, Oiya Bil, aku disuruh Dani, mengambil surat yang kau janjikan kemaren DEG! Surat? Oh...suratnya ketinggalan di rumah iya ketinggalan ucapku menutupi rasa gug upku Terus itu apa? ucapnya menunjuk secarik kertas yang jatuh tepat dibawahku, kemudia n diambilnya surat tersebut, lah, ini suratnya ucapnya Oh...iya mungkin tadi aku salah liat, aku kira itu surat izin Nina, hehe cengirku Yaudah aku kasih Dani ya? Dah Bil... Aku terpaku di tempat, aku tak dapat berbuat apa apa,kutarik tanganku yang sedar i tadi bersembunyi di belakang tubuhku, memang benar dugaanku, surat itu terjatu h dari amplopnya. Inginku berlari ke Anton yang belum jauh dari ku, namun perasa an bimbang kembali datang di hatiku. Aku menyerah, aku biarkan saja surat itu di baca oleh Dani, mungkin seiring waktu berjalan aku dapat sedikit demi sedikit me ncintainya. Sore ini aku berniat menjenguk Dani, di perjalanan hatiku semakin tak menentu ka rna hari ini mugkin aku resmi berpacaran dengan Dani. Aku mengemudikan mobilku s edikit kencang karna takut hari semakin malam. Sesampainya dirumah Dani, aku men gambil buket bunga serta nasi goreng buatanku yang disukai Dani. Kulangkahkan ka kiku menuju kedalam rumahnya, Pak Tri adalah penjaga rumah Dani, beliau sudah sa ngat akrab denganku. Aku dan Dani telah berteman hampir 5 tahun sejak kelas 1 SM

P, jadi tak heran jika aku bisa keluar masuk rumah Dani tanpa seizin Pak Tri. Mau jenguk Tuan Dani, non? tanya Pak Tri Iya pak, oiya Dani dirumahkan? jawabku ramah Iya non, silahkan masuk nanti mobilnya saya parkirkan. Baiklah pak ini kuncinya ucapku seraya memberikan kunci mobil ke Pak Tri. Aku masuk ke dalam rumah Dani, aroma khas rumah Dani selalu membekas, rumah Dani sangat rapi, Dani disini hanya tinggal sendirian, karna Orang tuanya sedang kel uar kota. Tak mau membuang buang waktu segeraku ke lantai 2 dimana kamar Dani be rada. Sesampainya di depan kamar Dani aku ragu untuk membukannya, aku takut jika Dani menanyakan kebenaran isi surat tersebut. Tiba tiba hendle pintu Dani berge rak, aku kaget mungkinkah Dani? Namun ternyata pengasuh Dani yang keluar Oh non Bila silahkan masuk, Saya mau ngurusin dapur dulu, tolong titip tuan Dani ya pintanya Bik, ini untuk Dani ucapku seraya menyerahkan satu kotak penuh nasi goreng Oya, makasih ya non, pasti Dani seneng banget ini non. ucapnya kemudian pergi Aku masuk ke kamar Dani, ku lihat Dani yang terbaring lemas diatas kasurnya, tib a tiba hati ini merasa khawatir, aku sempat bertanya apakah aku mulai menyayangi Dani atau aku hanya simpati? Aku duduk di sebelah Dani, setelah meletakan buket bunga, aku kembali memalingkan wajahku dan kutemukan wajah Dani yang begitu puc at, Dani sangat tampan jika tidur? Hey ada apa denganku? Tidak tidak, aku jatuh cinta kepada Dani? Tapi mengapa aku menolak? Toh, aku juga udah jadian sama dia. Bil. lirih Dani Ha? lamunanku tiba tiba pecah, iya ada apa? ucapku Terlihat raut senyum di wajahnya, kok gak bilang sayang? ucapnya yang kurasa tak b ercanda Apa? Oh i..i..iya saa...yaa...ng..kam..u gak ..pa..pa..kan? balasku canggung Hahaha...kita kan udah resmi jadian, harusnya gak usah canggung dong. Aku mengangguk tanda menyetujuinya, Oiya, aku tadi bawa nasi goreng, kamu mau? Ak u ambilin. ucapku seraya berdiri berniat mengambilkannya Bil, gak usah aku cuma mau kamu disini. lirihnya menggenggam tangan kiriku. Tanpa aba aba aku segera kembali ke tempat dudukku semula. Bil, mungin hidupku tak kan lama lagi namun setelah aku mengenalmu 5 tahun yang l alu aku jadi mengerti arti hidup ini. Hidup ini indah jika kita dapat melihat or ang yang kita sayangi merasa bahagia. Bil, kamu mau kan menemaniku diusiaku yang tak lama lagi ini? Tak terasa air mataku mengalir, Dan, kamu ngomong apa sih? Aku gak ngerti, aku se lalu disini Dan, aku tak akan meninggalkanmu. isakku namun dengan sebuah canda Kamu nggak usah tangisi aku, aku jadi ikut sedih jika kamu sedih Bil, aku sayang banget sama kamu, tadi Anton ngasih suratmu itu katanya kamu membalas cintaku, a ku senang banget Bil, aku tak tau harus ngomong apa lagi jawabnya di sertai senyu man yang masih mengembang di wajahnya. Ku pererat genggaman tanganku, aku menangis bukan karna aku sedih melihatmu, tap i karna aku menyesal telah membohongimu Dan. Sudah Bil, jangan nangis. ucapnya berusaha bangun, tapi aku mencegahnya Jangan bergerak dulu. Dani mengangguk, kemudian suasana hening tak ada sepatah katapun yang keluar dar i mulut kami, hingga Dani memulai pembicaraan Bil, udah malem, pulang gih, nanti kamu kecapekan lagi Aku mengangguk, ku bermaksut untuk berdiri namun lagi lagi Dani menggenggam tang anku I love You Bila ucapnya Ku balas kalimat tersebut dengan senyuman, karna aku sama sekali tak mencintainy a. Oh Tuhan salahkah aku? Hari ini adalah annyversarry ku yang ke 1 tahun dengan Dani, aku mulai merasakan

bibit bibit cinta yang mulai bermekaran di hatiku. Danilah yang menumbuhkan itu semua, Dani selama ini telah mengajariku arti cinta yang sebenarnya, disetiap k ata Dani kadang menyisipkan kalimat yang membuat hati ini bertanya tanya. Dedaunan tak selamanya akan berwarna hijau dan dapat melindungi kita dari panas, tapi ada saatnya daun itu akan jatuh dari pohonnya dan lama kelamaan akan beruba h bentuk menjadi seonggok sampah Aku masih tak mengerti apa maksut dari kalimat tersebut, setiap aku bertanya Dan i hanya menjawab tunggulah waktunya, nanti kamu akan mengerti Tin...tinn... terdengar suara klakson dari depan rumahku, aku segera pergi, tapi s ebelumnya aku mematuk diriku ke cermin Perfect gumamku Mah, aku pergi ya.... kataku seraya mencium tangan mamaku Iya, hati hati jangan malam malam Aku berlari sambil mengacungkan jempolku. Aku masuk ke mobil silver Dani. Hay, sayang hari ini mau kemana? ucapku senang Ke taman aja ya sayang aku mau istirahat, kan disana sejuk. Aku mengangguk, perjalanan dari rumahku ke taman bisa dibilang dekat hanya memak an waktu 15 menit saja. Selama di perjalanan kami tak banyak mengobrol, hanya sa ja sesekali kami bersanda gurau. Tak terasa kami telah sampai di tempat tujuan, setelah memarkir mobil Dani, kami menuju bangku taman yang tak jauh dari sebuah danau kecil. Kukeluarkan isi tasku, aku membawa beraneka roti dan tentunya sekot ak nasi goreng. Dan, aku bawain nasi goreng, mau aku suapin? tawarku Dani mengangguk, dia lalu membuka mulutnya, aku segera menyuapinya. Oh Tuhan ter imakasih, karna sekarang aku telah bisa menyayangi Dani, aku tak mau meninggalka nnya, aku sudah terlanjur mencintainya Tuhan. Bil, maafkan aku jika aku mempunyai salah kepadamu, mungkin jika aku meninggalkan dunia ini, aku telah bahagia karna yang terpenting impikanku selama ini telah t erwujud, aku bisa melihat orang yang aku sayangi bahagia. Berjanjilah kamu kepad aku, setelah aku tiada kamu akan mencari penggantiku, namun kamu harus memilih s eorang lelaki yang sehat tidak sepertiku yang sakit sakitan. lirihnya, sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan selama ini, sesuatu yang sangat penting dan aku tak tau apa maksut semua itu. Dan, kenapa kamu selalu bilang seperti itu, ada apa yang terjadi? Apakah ada sesu atu yang kamu sembunyikan? Apa itu Dan? Apa? kenapa kamu tak mengatakannya kepad aku? Aku mencintaimu Dan, aku tak mau kehilanganmu. kataku disertai hembusan nafa s yang berat Dani memelukku, begitu hangat pelukannya, baru kali ini aku merasakan pelukan Da ni, aroma tubuh Dani dapat ku nikmati dengan jelas, aku membalas pelukannya, aku pererat pelukanku seakan aku tak mau membiarkan dia pergi. Namun perlahan tubuh Dani memberat, aku melepaskan pelukannku terlihat di hidung Dani mengalir darah segar, Dani perlahan menutup matanya disertai dengan senyuman yang terlukis di kedua sudut bibirnya. Terimakasih Bil, kau telah menemaniku di akhir hayatku ini. Aku mencintaimu. lirih Dani pelan Dani.... kugoncangkan badannya dengan pelan, namun tak ada reaksi darinya, kugonc angkan lagi namun dengan nada yang lebih cepat, Daniiii...... jeritku sekarang yan g membuat pengunjung taman menoleh kearahku. Air mataku tumpah semakin deras, orang orang disekeliling kami mendekat dan meng gotong tubuh lemas Dani, salah seorang pengunjung mengubungi ambulance. Tak lama kemudian ambulance datang, aku mengikuti mobil ambulance dengan mobil Dani, aku masih tak percaya Dani yang aku cintai sekarang pergi. Aku masih bertanya tanya sebenarnya penyakit apa yang diderita Dani? Sesampainya di rumah sakit, aku menelfon Mamaku karna Orang tua Dani sedang perg i entah kemana. Aku menyendiri di sebuah bangku yang kosong, aku terus terusan m ondar mandir di depan pintu kamar dimana Dani ada didalamnya.

Bila! panggil seseorang yang sangat ku kenal Mama aku berlari memeluk wanita paruh baya yang sangat ku sayangi Mah, Dani mah Dani. isakku di pelukan mamaku Sabar nak sabar, pasti akan ada jalan keluarya. Kita berdoa saja supaya Dani baik baik saja. Aku tak menjawabnya, tiba tiba mamaku memberikan secarik kertas putih yang tertu lis Untuk Malaikat Tanpa Sayapku Nabila Mungkin ini saatnya sayang. ucap mama menyerahkan surat tersebut ditanganku Aku membuka lipatan surat tersebut, terlihat tulisan Dani yang begitu rapi, terj ajar dengan indah Untuk Bila, Bil, mengkin jika kamu membaca surat ini aku telah tiada di dunia ini, namun yak inlah walaupun raga ini telah lenyap, namun jiwa ini akan selalu menemanimu dan senantiasa menjagamu dari surga, tapi ingatlah, jika kau merindukanku, serukan n amaku di dalam hatimu, serukanlah dengan ketulusan maka kau akan merasakan aku d idalam jiwamu. Tapi...andai saja aku bisa menolak takdir ini, sungguh aku ingin melihatmu berba hagia dengan orang yang tepat, berbahagia dengan hidup yang kau punya, berbahagi a dengan diriku. Namun apa daya aku tak dapat merubah takdir ini. Memang aku ing in sekali memelukmu, namun dunia kita telah berbeda, berjanjilah kepada dirimu s endiri bahwa kau tak akan melupakanku dan tak akan melupakan kenangan kita yang dulu kita ukir bersama. Maafkan aku Bil jika aku tak sempurna, maafkan aku jika kali ini aku harus pergi dan tak akan kembali lagi, dan maafkan aku karna aku belum bisa membahagiakanmu karna sakit yang tak kuharapkan ini. Semoga kau bahagia tanpaku Bil. Terimakasi h telah memberiku warna dan mengerti arti kehidupan, terimakasih Bil. Orang yang menyangimu, Dani Air mataku kembali mengalir, Makasih juga Dan selama ini kamu mampu bertahan buat ku aku menoleh kearah Mamaku yang sedari tadi mengelus elus punggungku, Ma, sebena rnya Dani sakit apa? ucapku dengan kesusahan Dani, terlahir hanya memiliki satu ginjal, dan ginjal tersebut sangat lemah, Mama Dani selalu mengecek kesehatan Dani setiap waktu. Tahun berjalan tepat diumur D ani ke 13 tahun, tepatnya saat Dani masuk SMP, Dani harus menerima kenyataan pah it, ginjal Dani tak mampu bekerja dengan baik, ginjal Dani tak dapat membuang si sa sisa metabolisme dari tubuhnya. Dani divonis menderita gagal ginjal akut, gag al ginjal ini masih bisa ditolong dengan cangkok ginjal. Mama Dani sering berbic ara tentang Dani, tapi mama takut bilang kepadamu sayang Papar mama panjang lebar Aku masih tak percaya berarti dari aku bertemu Dani dia telah menyembunyikan ini semua. Mah, golongan Danikan O, golongan Bila juga O, bagaimana jika Bila yang menyumban gkan ginjal Bila? ucapku memohon Sayang, kamu ingin Dani bersedih jika ternyata ginjal yang ada pada dirinya adala h ginjal darimu? ucap mama Maah...plis, Bila sayang dengan Dani ma Tidak Bila mama tidak setuju. bentak mamaku Hari ini hari pemakaman, dimana hari ini semua orang, keluarga, teman, orang ora ng yang peduli terhadap kita berkumpul jadi satu. Hari ini bukanlah hari terakhi rku, namun hari ini adalah hari baru di dalam hidupku, hari dimana semua kenanga n, kesedihan, kesenangan aku tinggalkan di dunia ini menuju ke tmpat yang damai dan tentram diatas sana. Dani semoga kau bahagia dengan ginjalku yang tertanam d i tubuhmu. Dan, ayo pulang mama yakin Bila pasti bahagia di alam sana. bujuk mama Dani Kenapa harus Bila ma? isak Dani Nak Dani, ini adalah keputusan Bila, dulu sewaktu Nak Dani kritis Bila memohon ke pada ibu untuk mendonorkan ginjalnya kepada Nak Dani, awalnya ibu menolak, namun kecintaan Bila akan Nak Dani begitu kuat, Bila memohon hingga sujud di telapak

kaki ibu. Ibu sangat tersentuh, akhirnya ibu mengizinkan Bila, Bila terlihat san gat senang. Pada akhirnya operasi berlangsung, semua berjalan dengan baik, namun satu ginjal Bila mengalami kebocoran, ginjal Bila rusak, tak bisa berfungsi kar na kebocoran tersebut, dan pada akhirnya Bila tak tertolong, Bila sempat berbica ra pada ibu, dia bilang, jika dia tak kembali ke dunia ini, dia minta ibu untuk menyampaikan surat kecil ini ke Nak Dani. ucap mama Bila dengan penuh kesedian se rta menyerahkan surat kecil tersebut. Dan, aku mengerti sekarang tentang arti Daun tersebut, mungkin dedaunan itu bisa saja jatuh, namun ranting bisa saja menolongnya, mungkin ranting memang lemah ta pi dia mampu menopang daun agar tidak jatuh. Walaupun ranting itu jatuh namun da un masih bisa dilindunginya, dengan cara menerbangkan daun tersebut ke suatu tem pat untuk memulai kehidupan yang baru. Kamu tau tidak? Ranting itu adalah aku, d an daun adalah kamu. Kita saling melengkapi, namun karna takdir kita dapat terpi sahkan, tapi ingatlah aku tak akan meninggalkanmu Dan, I love You. begitulah isi pesan dari surat tersebut Terimakasih Bil, aku janji akan merawat ginjal ini untukmu, I Love You too. ucap D ani seraya meninggalkan tempat pemakamanku, sekaligus tempat terakhirku. Kini semuanya telah hilang, aku telah menemui takdirku selama ini, aku tak akan mengecewakan semuanya, termasuk orang orang yang aku cintai. Sekarang di atas si ni aku dapat melihat dan menjaga kalian semua meski aku tak dapat menyentuh kali an. Bermuai dari kebohongan, aku dapat mengerti arti kehidupan seperti yang diaj arkan Dani. Aku tak menyangka kebohonganku dapat membuatku seperti ini. Selama k ita hidup kita harus berusaha menjaga semuanya agar tetap indah dan yang paling terpenting kita harus membuat orang yang kita sayangi bahagia. SELESAI DMCA Protection on: http://www.lokerseni.web.id/2012/09/berawal-dari-sebuah-kebo hongan-cerpen.html#ixzz26yN3zZcs

Anda mungkin juga menyukai