Anda di halaman 1dari 4

Introduksi Jatuh adalah hal yang umum terjadi sepanjang hidup, tetapi konsekuensi dari kejadian jatuh bervariasi

tergantung pada usia orang tersebut. Anak-anak muda sering jatuh tetapi mereka jarang menderita konsekuensi dari jatuh selain dari bengkak dan memar. Insidensi dari kejadian jatuh meningkat seiring bertambahnya usia. Suatu penelitian melaporkan bahwa sekitar 18% individu yang lebih muda dari usia 45 tahun yang jath pertahun, dibandingkan dengan 25% dari mereka yang berusia diantara 45 dan 65 tahun, dan 35% pada mereka yang berusia lebih dari 65 tahun. Orang-orang yang berusia lebih dari 65 tahun, frekuensi jatuhnya akan meningkat dan dapat menyebabkan kelihangan katastrofik dari fungsinya. Penelitian lain mengindikasikan bahwa 30% orang dewasa yang lebih tua dari 65 tahun dan 40% yang lebih tua dari 75 tahun jatuh setiap tahun.3,4 Kita mengartikan jatuh sabagai sebuah kehilangan yang tidak disadari dari keseimbangan yang berakibat kegagalan untuk mempertahankan stabilitas postural5 atau perubahan posisi yang tiba-tiba dan tidak diperkirakan yang berakibat orang tergeletak di lantai6. Orang yang sering jatuh berulang kali adalah orang yang jatuh dua kali atau lebih dalam 6 atau 12 bulan.7,8 Jatuh tidak harus bersama-sama dengan cedera untuk dikategorikan sebagai jatuh, sehingga jatuh tanpa cedera tetap berarti jatuh. Hambatan dalam menilai penelitian difokuskan pada jatuh sebagai variasi luas dari pengertian operasional yang digunakan untuk mengkategorikan seseorang yang jatuh atau umumnya tidak ada definisi operasional dari jatuh. Hauer et al,9 pada telaah sistematik dari jatuh yang dilakukan barubaru ini, dilaporan bahwa jatuh tidak memiliki arti pada 44 hingga 90 penelitian yang ditelaahnya. Ada bermacam-macam cara untuk mengklasifikasikan dan mendekati diskusi dari insidensi jatuh. Jatuh dapat diklasifikasikan sebagai kecelakaan versus tidak kecelakaan, pingsal versus tidak pingsan, secara intrinsic versus secara ekstrinsik, jatuh dengan cedera versus tanpa cedera, dan insidensi jatuh yang pertama versus berulang. Seserius apa masalah dari jatuh Jatuh menunjukkan paling banyak mekanisme yang umum dari jatuh10 dan menjadi penyebab kematian dari cedera pada orang yang lebih tua dari 65 tahun. Sekitar 30% dari komunitas dewasa tua di Negara berkembang jatuh tiap tahunnya dengan sekitar 10% sampai 20% jatuh lebih dari satu kali.11 The centers for Disease control and Prevention melaporkan bahwa pada tahun 2004, hamper 15.800 orang berumur 65 tahun atau lebih meninggal karena cedera yang berhubungan dengan jatuh yang tidak disadari dan 1,8 juta lainnya diobati di IGD untuk cedera yang tidak fatal dari kejadian jatuh tersebut.11 Dari mereka yang jatuh, 10% orang memiliki cedera yang serius (fraktur, dislokasi, atau cedera kepala). 11,13,14 Pada tahun 2000, pengobatan medis untuk orang-orang yang jatuh yang berumur lebih dari 65 tahun telah menghabiskan biaya Amerika Serikat sebesar lebih dari 19 miliar dolar dan sejumlah dana diproyeksikan hingga 43,8 miliar dolar untuk peningkatan pada tahun 2020. Shumway-cook et al. 15 baru-baru ini melaporkan penungkatan biaa untuk perawatan orang-orang yang jatuh pada tahun sebelunya dengan peningkatan biaya yang lebih tinggi seiring dengan lebih banyak kasus yang dilaporkan.

Sebagai tambahan untuk biaya pengobatan, ada juga biaya personal dan social yang lebih banyak lagi. Jatuh dihubungakn dengan sakit, kehilangan percaya diri, kehilangan fungsi dan institusionalisasi. Sikap jatuh yang berisiko terhadap kesehatan dapat mengancam fungsi aktivitas secara serius, partisipasi, dan kesejahteraan dari orang tua. Kongres Amerika Serikat baru-baru ini menetapkan H.R. 3710, Safety of Seniors Act (2008), yang memfokuskan usaha penelitian pada metode untuk mencegah jatuh pada orang dewasa tua. Faktor risiko jatuh Spesifik identifikasi factor risiko dari jatuh pada orang dewasa tua dan menggunakan factor risiko ini untuk memprediksi siapa yang jatuh adalah usaha yang sangat kompleks. Meskipun penyebab yang mendasarinya umumnya dibagi menjadi ekstrinsik (lingkungan) dan intrinskik (mekanisme control postural)18, jatuh sering menunjukkan interaksi kompleks dari halangan lingkungan (terpeleset, tergelincir, dll) dan mengkompromikan komponen multiple dari system control postural (input somatosensori, proses pusat, dan efektor musculoskeletal) dalam merespon hambatan postural. Factor intrinsic yang menjadi salah satu risiko jatuh dapat membendung akumulasi dari perubahan yang berhubungan dengan usia pada struktur control postural, khususnya pada orang yang lebih tua dari 80 atau 85 tahun, atau umumnya kombinasi dari kondisi kesehatan/medis yang membahayakan super imposed system control postural pada perubahan terkait usia. Mengidentifikasi orang yang berisiko jatuh dan factor khusus ditempatkan pada mereka yang berisiko dapat memandu program intervensi yang dapat memperbaiki atau mengakomodasi factor risiko tersebut. Untuk menyediakan penilaian yang lebih tepat dari risiko jatuh, banyak penelitian memilih secara relative kategori yang sempit dari dewasa tua, dipilih baik dari status kesehaan mereka ( perawat rumah, penyakit akut, Atau karena mereka memiliki penyakit spesifik (diabetes, stroke, fraktur panggul, dll) seperti untuk mempengaruhi satu atau lebih komponen dari system control postural. Faktor risiko spesifik dapat bervariasi secara luas melewati grup itu. Hal itu termasuk perubahan terkait umur yang ketika dikombinasikan dengan kondisi kesehatan melewati beberapa system tubuh, sebagai factor intrinsic yang berkontribusi pada jatuh. Gambar 18-1 menyediakan ringkasan dari banyak factor intrinsic yang umumnya berhubungan dengan jatuh pada dewasa tua. The American Academy of Neurology (2008) panduan jatuh menunjukkan bahwa orang dengan diagnosis stroke, demensia, masalaha berjalan dan keseimbangan atau riwayat pernah jatuh, ditambah orang yang menggunakan alat Bantu jalan seperti tongkat Yang berada pada risiko tertinggi untuk jatuh. Grup ini juga mengidentifikasikan penyakit parkinson, neuropati perifer, kelemahan ekstremitas bawah, atau kehilangan sensasi, dan kehilangan penglihatan mungkin akan menjadi prediktor dari risiko jatuh. Polifarmasi dan kemungkinan interaksi obat dan efek samping obat dapat menambah secara subtansia dalam menggangu keseimbangan dan risiko jatuh. Antidepresan dan antianxietas, sedativa, transquilizer, diuretic dan obat tidur dihubungkan dengan peningkatan risiko jatuh pada dewasa tua. Bab 4 menyediakan diskusi secara mendetail dari isu ini. Lingkungan yang berbahaya seperti permukaan jalan yang mudah tergelincir,

permadani yang licin, pencahayaan yang kurang, dan halangan saat berjalan dapat meningkatkan risiko jatuh khususnya pada individu yang sudah terganggu keseimbangannya. Bab 7 menyediakan diskusi yang lebih dalam dari topik ini. Secara keseluruhan, pesan yang dapat dibawa, seperti peningkatan jumlah faktor risiko, ada hubungan dengan kesempatan untuk terjatuh. Penurunan jumlah faktor risiko dapat mengurai jumlah orang yang berisiko jatuh, khususnya pada individu yang berisiko tinggi. Yokoya et al24 melaporkan bahwa setelah partisipasi dalam kelas pelatihan setiap minggu, jumlah kejadian jatuh berkurang pada orang berisiko tinggi yang hidup dalam komunitas. Ada 2 perbedaan yang dicatat dalam grup risiko rendah hingga sedang. Kontrol keseimbangan dan postural Kontrol postural dicapai dengan menempatkan pusat gravitasi tubuh melalu dasar pendukung secara berkesinambungan selama situasi statis dan dinamik. Secara fisiologi, kontrol postural tergantung pada intergrasi dan koordinasi dari 3 sistem tubuh, sensorik, sistem saraf pusat, dan neuromuskular. Sistem sensorik bersama informasi esensial tentang posisi dan orientasi dari segmen tubuh di ruang, sistem saraf pusat mengintergrasi, mengkoordinasi, dan menginterpretasi input sensorik dan kemudian mengarahkan eksekusi gerakan, dan sistem neuromuskular merespon pesan yang disediakan sistem saraf pusat. Semua komponen kontrol postural melakukan perubahan dengan usia. Defisit dalam berbagai komponen tunggal umumnya tidak cukup untuk menyebabkan ketidakstabilan postural, karena mekanisme kompensasi dari komponen lainnya mencegah hal itu terjadi. Namun, akuulasi dari defisit melewati komponen mulitpel mungkin menebaban ketidakstabilan dan akhirnya terjatuh. Sistem sensorik Informasi sensorik memiliki peran yang signifikan dalam meperbarui sistem saraf pusat tentang posisi tubuh dan pergerakan dalam ruangan. Input sensorik dikumpulkan melalui sistem somatosensori, visual dan vestibular. Umur yang semakin meningkat bersama dengan struktur yang berbeda dan perubahan fungsi dalam kebanyakan komponen sensorik dari kontrol postural. Input somatosensori. Informasi somatosensori dikumpulkan dari reseptor yang dikumpulkan di persendian, otot dan tendon, menyediakan sistem saraf pusat dengan informasi krusial terhadap posisi segmen tubuh dan perpindahan dalam ruangan berhubungan antara satu dengan yang lain sebaik jumlah gaya yang dihasilkan selama bergerak. Ada penurunan terkait usia pada diskriminasi 2 poin, aktivitas spindel otot, proprioseptif, dan reseptor kulit pada ekstremitas bawah, ditambah perubahan sensasi getaran. Sensasi getaran menurun atau tidak ada pada 10% orang yang lebih tua dari umur 60 tahun dan sebanyak 50% pada orang yang lebih tua dari 75 tahun. 26. Kristindottir et al27 dibandingkan kontrol posturaldari orang-orang yang lebih muda (usia rata-rata 37,5 tahun) dan dewasa tua (usia rata-rata 74,6 tahun), beberapa dengan intak dan lainnya dengan persepsi getaran yang terganggu pada ektrimitas bawah. Persepsi vibrasi pada ekstremitas bawah ditemukan sebagai penetapan dari kontrol postural pada individu tua. Dewasa tua dengan persepsi getaran yang utuh ditemukan sangat mirip dengan yang ada pada dewasa yang lebih muda, dimana individual yang lebih tua dengan

gangguan persepsi getaran telah meningkatkan jumlah getaran yang tinggi. Proprioseptif dan input kulit telah diidentifikasi sebgai informasi sensori primer yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan. 28-30 judge et al.31 membandingkan kontribusi dari propriosepsi dan penglihatan pada keseimbangan pada dewasa tua dengan menggunakan The Equitest Sensory Organization Test (didiskusikan pada seksi penilaian dan evaluasi dari bab ini) postugrafi dinamis komputerisasi. Berkurangnya penglohatan dengan penurunan input proprioseptif meningkatkan rasio odd dari jatuh selama dites dengan 5-7 kali lipat.31 Selanjutnya, sensasi somatosensori termasuk getaran, proprioseptif, dan inpu kulit penting untuk dipertimbangkan dalam proses evaluasi dan intervensi pada dewasa tua yang memiliki ketidakstabilan postural. Input visual. Input visual menampilkan sistem saraf pusat dengan informasi kontrol postural yang penting dalam mempertahankan tubuh dalam posisi vertikal dengan lingkungan sekitarnya.32 Akuitas visual, sensitifitas kontas, persepsi yang dalam, dan penglihatan perifer adalah komponen visual yang penting yang menampilkan sistem saraf pusat dengan informasi yang diperlukan tentang objek di lingkungan sekitarnya. Akuitas visual, sensitifitas kontras, dan persepsi yang dalam berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Gangguan dari akuitas visual dan sensitif kontras telah dihubungkan dengan jumlah jatuh yang lebih tinggi pada dewasa tua. Selanjutnya, penilaian kemampuan visual dan penggunaan kacamata yang tepat dapat sangat membantu untuk dewasa tua yang menggunakan penglihatan mereka sebagai mekanisme kompensasi untuk mengontrol keseimbangan mereka ketika modalitas sensori mereka yang lain menghilang. Vestibular. Sistem vestibular memperkenalkan sistem saraf pusat dengan informasi tentang percepatan angular dari kepala melalu saluran semisirkular dan percepatan linier melalui otoliths. Informasi ini dipertimbangkan sebagai kunci data sensori untuk mengontrol postural. Sistem vestibular mengatur posisi kepala dan leher dan perferakan melalui 2 output: vestibular ocular reflex (VOR) dan vestibular spinal reflex (VSR). VOR penting untuk menstabilisasi gambaran visual pada retina selama pergerakan kepala. VSR memberikan kontrol refleks pada otot postur leher dan ekstremitas bawah sehingga posisi kepala dan batang tubuh dapat dipertaankan secara akurat dan berhubungan dengan pergerakan mata. Informasi dar reseptor sensorik pada aparatus vestibular berinteraksi dengan informasi visual dan somatosensori untuk memproduksi perataan tubuh dan kontrol postural yang lebih baik. Perubahan anatomis dan fisiologis terjadi pada sistem vestibular dari dewasa tua. Secara anatomis, kehilangan progresif dari sel rambut perifer34 dan serabut saraf vestibular35 telah dilaporkan pada orang yang lebih tua dari 55 tahun. Secara fisiologis, perubahan dalam VOR dan VSR ditambahkan pada perubahan anatomis pada sistem vestibular. Namun, perubahan ini tidak menyebabkan kelainan vestibular jika hasil lainnya yang tidak terjadi pada individu yang lebih tua. Untuk orang dengan hipofungsi vestibular unilateral. Norre et al36 menemukan bahwa mekanisme adapatasi sentral mereka menjadi kurang efektif seiring bertambahnya usia.

Anda mungkin juga menyukai