Anda di halaman 1dari 12

PEMBESARAN BIBIT KAKAO ASAL SOMATIC EMBRYOGENESIS (SE)

Sudarsianto Teguh Iman Santoso

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia

PENDAHULUAN Salah satu keberhasilan dalam budidaya kakao adalah menyediakan atau

menanam bibit/bahan tanam yang bermutu dan standar siap tanam. Bibit kakao yang diperbanyak dengan teknologi somatic embryogenesis (SE) proses produksinya melalui beberapa tahapan, diantaranya adalah pengambilan bunga kakao, pembentukan kalus, fase embriogenik, fase multiplikasi, fase kecambah, fase planlet, fase planlet pasca aklim dan fase pembesaran yang pada akhirnya menjadi bibit siap tanam ke lapangan. Sedangkan tempat memproduksinya meliputi laboratorium, lokasi aklimatisasi dan bedengan pembesaran. Pembesaran bibit kakao somatic embryogenesis (SE) perlu dilakukan karena merupakan proses kelanjutan dari pembesaran sebelumnya. Bibit kakao SE yang masuk ke fase pembesaran masih dalam bentuk bibit pasca aklim. Bibit kakao pada fase ini kegiatan produksinya masih disentralkan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Jember. Sedangkan pembesaran bibit ditempatkan dilokasi-lokasi dekat dengan lokasi penanam.

BIBIT PASCA AKLIM Bibit kakao SE pasca aklim adalah bibit hasil pembesaran dari fase sebelumnya yaitu fase planlet, sehingga pada fase ini bibit SE sudah cukup besar dan kuat. Spesifikasi bibit pasca aklim yang dihasilkan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia pada saat ini adalah umur minimal 2 bulan, tinggi minimal 4 cm, jumlah daun minimal 5 lembar dan bebas hama penyakit serta bersertifikat (BP2MB). Bibit kakao SE pasca aklim tersebut dikeluarkan (dikirim) dalam bentuk cabutan.

Bibit kakao asal SE pasca aklim dikeluarkan dalam bentuk cabutan

Dengan demikian masih perlu recovery atau pemulihan setelah pengiriman dalam waktu beberapa hari, kemudian dilanjutkan proses pembesaran sampai dengan bibit siap tanam di lapang. Bibit kakao yang diterima oleh para penangkar di daerah nantinya berupa bibit kakao pasca aklim cabutan yang dikemas dalam kotak plastik/mika atau dos, sehingga perlu penanganan khusus supaya persentase hidup bibit tetap tinggi.

PERSIAPAN PEMBIBITAN Bagi para penangkar bibit di daerah yang menjadi perhatian utama adalah memastikan seluruh bahan yang diperlukan dalam mendukung tahapan kegiatan pembibitan yang dimulai dari pemilihan lokasi pembibitan, penyiapan sarana pembibitan, pembuatan bedengan, pengisian polibag tersedia lengkap jauh-jauh hari sebelum bibit kakao somatic embryogenesis diterima. Harapannya begitu bibit kakao diterima maka dapat segera dilakukan penanganan yang memadai. Penanganan yang cepat dan tepat akan mempertinggi persentase hidup bibit kakao.

Beberapa bentuk kemasan pengiriman bibit kakao SE pasca aklim

Pemilihan lokasi pembibitan yang tepat mutlak diperlukan dengan beberapa pertimbangan bahwa lokasi pembibitan harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. dekat sumber air dan mudah diawasi, b. tempatnya datar dengan drainase baik, c. terlindung dari angin kencang dan penyinaran matahari langsung, d. terlindung dari hewan pengganggu. Setelah lokasi pembibitan dibersihkan, bedengan dibangun dengan

meninggikan tanah bedengan serta meratakan permukaannya. Lebar bedengan 1,2 m, panjang disesuaikan kebutuhan dan membujur ke utara. Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak sekitar 1 m untuk selokan/parit Selanjutnya bedengan diberi atap drainase.

yang terbuat dari daun kelapa/waring/daun

sagu/ilalang/daun tebu atau atap yang lain (selain atap seng) yang paling penting dapat meneruskan cahaya sekitar 30-40%. dari tinggi 1,5 m sampai dengan lebih 2 m. Tempat pembesaran/pembibitan mutlak mendapat naungan yang cukup. Fungsi utama naungan untuk mengurangi intensitas penyinaran matahari. Tinggi atap juga dapat bervariasi mulai

Atap paranet 75 %

Atap dari daun kelapa

Hasil pengukuran intensitas Cahaya (lux) dan suhu serta kelembaban dari beberapa bahan atap bedengan dan sungkup disajikan pada tabel 1 dan 2. Tabel 1. Intensitas Cahaya (lux) pada beberapa penaung buatan No. 1. 2. 3. 4. Penaung Sinar Langsung Paranet Daun Kelapa Sungkup Plastik 07.00 2.700 1.000 1.000 700 09.00 11.00 5.000 5.500 1.800 3.000 1.500 2.500 1.000 2.300 13.00 6.000 3.500 2.700 2.500 15.00 5.400 2.500 1.900 1.800 17.00 2.500 1.100 1.000 1.000 Persentase 100 % 47,60 % 39,11 % 34,31 %

Tabel 2. Suhu (T) dan Kelembaban (RH) pada beberapa penaung buatan No. Penaung 07.00 T RH 09.00 T R H 1. 2. 3. 4. Sinar Langsung Paranet Daun Kelapa Sungkup Plastik 32 30 30 29 87 79 81 10 0 42 31 30 38 48 76 78 78 40 38 36 39 11.00 T R H 51 55 58 89 38 38 36 40 13.00 T R H 59 59 61 91 37 34 33 42 15.00 T R H 66 77 78 90 34 32 30 40 17.00 T R H 85 78 80 89

Media pembibitan dibuat dari campuran tanah lapis atas (top soil), pupuk kandang dan pasir halus. Perbandingan yang dianjurkan adalah 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1 atau sesuai dengan kondisi setempat. Yang paling penting untuk diperhatikan

adalah bahwa media tersebut harus cukup gembur dan subur. Sebelum dicampur, masing-masing komponen diayak agar didapat media cukup halus dan seragam. Media pembibitan difumigasi terlebih dahulu atau dengan menaburi furadan dan fungisida sesuai dengan dosis anjuran yang biasa terdapat pada kemasan .

Perlakuan ini dilakukan sebelum tanam sehingga bibit yang ditanam terhindar dari gangguan hama dan penyakit.

Pengayakan Media

Komposisi Media

Polibag (kantong plastik) yang digunakan sebagai wadah media pembesaran dapat berwarna hitam atau putih, ukuran minimal 12 x 20 dan tebal minimal 0,5 mm. Kantong diberi lubang drainase dengan jumlah minimal sekitar 8 lubang per kantong. Pengisian media pembibitan pada polibag dilakukan sampai batas 1 cm dari bibir polibeg.

Melubangi polibeg

Pengisian media

Kantong plastik/polibeg yang sudah terisi ditata pada bedengan yang sudah disiapkan dengan model ganda/rel dan diberi jarak satu polibeg. Persiapan

selanjutnya adalah pemasangan kerangka sungkup plastik. Penyungkupan dengan plastik dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan tumbuh yang ideal bagi bibit kakao dan mempercepat terjadinya proses pemulihan/recovery. Penyungkupan akan menciptakan keseimbangan udara dan menjaga suhu dan kelembaban sehingga proses metabolisme bibit menjadi lebih baik sehingga proses pemulihan/recovery bibit pasca pengiriman menjadi lebih terjamin. Selain itu sungkup berfungsi untuk mengurangi transpirasi dan cahaya yang berlebihan sehingga dapat merusak klorofil. Daun yang tidak mampu menahan laju transpirasi akan berakibat klorosis dan bahkan terbakar (Griffis et al., 1983 cit Preece & Sutter 1991). Kerusakan klorofil daun mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis sehingga asimilat yang terbentuk juga terhambat. Berdasarkan hal tersebut kegiatan penyungkupan menjadi hal penting untuk dilaksanakan. Penyungkupan dilakukan 1 bulan dan dilakukan setelah kerangka sungkup sudah dipastikan terpasang dengan baik. Sungkup yang digunakan adalah plastik transparan dengan tebal minimal 0,5 mm.

Model penataan polibeg setelah diisi media

Kerangka sungkup

Persiapan sungkup

PENANAMAN BIBIT Sebelum bibit kakao pasca aklim ditanam, media pembibitan yang sudah dimasukkan ke dalam polibag disiram air secukupnya. Sebelum bibit kakao ditanam terlebih dahulu membuat lubang tanam dengan tugal yang terbuat dengan kayu/bambu di bagian tengah polibag. Dalam lubang disesuaikan dengan panyang akar yang akan dimasukan. Pada saat penanaman, bibit perlu dihindarkan dari kerusakan akar, yang akan mengakibatkan pertumbuhan akar bibit menjadi bengkok. Hal-hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan sebelum dan pada saat penanaman adalah: 1. Kemasan bibit pasca aklim setelah sampai dilokasi diletakan ditempat yang teduh. 2. Sebelum membuka kemasan pastikan semua sarana penaman telah terpenuhi. 3. Kemasan bibit dibuka satu demi satu sesuai kemampuan penanaman.

Setelah ditanam maka tanah di kanan kiri bibit dipadatkan dengan menggunakan jari/solet, kemudian fungisida. dilakukan penyiraman dan penyemprotan

Proses penanam bibit kakao SE pasca aklim

Penyiraman air

Penyemprotan Fungisida

Proses penyungkupan

Penyegelan

Titik kritis dalam penyungkupan adalah memastikan plastik sungkup sudah rapat dan tidak terdapat celah atau lubang dengan cara menimbun bagian bibir plastik dengan tanah (segel). Penyungkan yang baik adalah apabila udara luar tidak dapat masuk ke dalam, dengan tanda tanda pada pagi hari banyak embun yang menempel pada plastik sungkup.

Bibit pasca aklim kakao merupakan bibit kakao kecil dalam bentuk cabutan yang dikemas dalam waktu cukup lama sehingga selain perlu penyungkupan juga menghindari intensitas cahaya terlalu kuat. Intensitas cahaya atap bedengan sekitar 30 % masih terlalu kuat untuk tahap awal sehingga masih perlu tambahan penaung yang sifatnya sementara (mulai tanam s/d kisaran hari ke 21 ) untuk mengurangi intensitas caya. Bahan penaung sementara bisa terbuat dari daun kelapa yang dianyam atau bahan lain yang dapat mengurangi intensitas penyinaran.

Penaung sementara

PEMELIHARAAN Pemeliharaan bibit pasca penanaman meliputi, penyiraman, pengendalian hama dan penyakit, penyiangan, melatih membuka sungkup, pemupukan,

penjarangan/seleksi dan penjarangan penaung.

1. Penyiraman Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Biasanya pada hari ke 3 bibit perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman dilakukan pada pagi hari dengan alat gembor dengan cara membuka sungkup plastik. Bersamaan dengan pelaksanakan penyiraman dilakukan juga penyiangan (membuang rumput dan daun kering/busuk) serta pengendalian hama/penyakit. Pekerjaan ini sebaiknya dilakukan dalam waktu yang cepat dengan tujuan bibit tidak terlalu lama terbuka (tidak disungkup). Setelah penyiraman sungkup segera dikembalikan pada posisi semula (segel) dan penaung sementara dipasang kembali. Penyiraman dan pengendalian hama penyakit selanjutnya dilakukan pada saat bibit memerlukan dengan cara melihat

perkembangannya setiap 2 hari sekali dilihat dengan cara membuka sedikit bagian sungkup.

2. Hardening atau Penarangan

Kegiatan hardening atau penarangan bertujuan melatih bibit terhadap kondisi lingkungan di luar sungkup. Hardening atau penarangan mulai dilakukan 21 hari setelah tanam atau melihat kondisi bibit. dengan cara membuka kedua sisi ujung sungkup yang disegel dengan tanah.. Pembukaan sungkup dilakukan secara bertahap sebagai berikut : Hari ke-22 selama 1 jam Hari ke-23 selama 2 jam Hari ke-24 selama 3 jam Hari ke-25 selama 1 jam Hari ke-26 selama 2 jam Hari ke-27 selama 3 jam : : : : : : ujung sungkup ujung sungkup ujung sungkup setengah lebar sungkup setengah lebar sungkup setengah lebar sungkup

Hari ke-28 sungkup dibuka keseluruhan dan dianjurkan dilakukan mulai sore hari sampai jam 7 pagi kemudian ditutup kembali.

Kegiatan ini dilanjutkan sampai kondisi bibit kuat untuk tidak disungkup.

Pengangkatan segel ujung sungkup (1)

Pembukaan ujung sungkup (2)

Pembukaan 50 % sungkup (3) Proses hardening pada bibit kakao SE pasca aklim

3.Pemupukan

Bibit perlu dipupuk untuk menjamin pertumbuhan yang gigas. Pemupukan dilakukan setelah proses hardening selesai. Macam dan jumlah pupuk yang diberikan ditentukan oleh tingkat kesuburan medium. Untuk medium yang menggunakan pupuk kandang atau kompos, cukup dipupuk nitrogen saja. Sumber nitrogen bisa dari Urea atau ZA. Dosis pupuk urea adalah 1 g/bibit, sedangkan apabila menggunkan ZA dengan dosis 2 g/bibit dengan interfal pemupukan 2 minggu sekali. Setelah pemupukan dilakukan penyiraman. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cair, yaitu pupuk dilarutkan dalam air dengan konsentrasi pupuk urea 2 %, kemudian setiap bibit diberi larutan pupuk sebanyak 40 cc. Setelah pemupukan bibit disiram dengan air untuk membilas daun yang terkena percikan pupuk.

4.Pengendalian Hama dan Penyakit

Bibit perlu dilindungi dari serangan hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang bibit kakao antara lain belalang, ulat, jangkrik dan kutu. Hama dikendalikan secara manual tetapi dapat juga dengan insektisida yang dianjurkan (Decis, Starfos dan Meothrin), dan supraside untuk kutu. Penyakit yang sering menyerang bibit kakao adalah bermacam-macam jamur, antara lain Phytophtora, Colletotrichum dan O. Theobromae. Penyakit dikendalikan dengan fungisida dengan dosis anjuran Fujiwan dan Nordox). (Contoh fungisida Benstar,

Gejala penyakit yang sering dijumpai pada pembibitan

Penyebaran serangan penyakit juga perlu dicegah dengan jalan memisahkan bibit yang terserang dan bilamana perlu dimusnahkannya. Tindakan sanitasi bedengan dan sekitarnya perlu selalu diperhatikan agar tercipta lingkungan yang sehat. Penyiangan tumbuhan penggangu dilakukan dengan teratur dan cukup secara manual. Gulma yang disiang baik yang tumbuh di dalam kantong plastik maupun yang tumbuh di luarnya. Bentuk pemeliharaan yang lain berupa membuang (mewiwil) tunas-tunas samping yang kadang-kadang tumbuh dari ketiak daun. Perlu diusahakan agar bibit hanya mempunyai satu tunas sehingga pertumbuhannya lebih gigas dari pada bibit yang mempunyai dua tunas atau lebih.

5. Seleksi Bibit

Seleksi bibit sebaiknya dilakukan pada saat bibit kisaran umur 2 bulan atau melihat kodisinya. Pada fase ini sering terjadi ada beberapa bibit yang pertumbuhanya menonjol atau agak terhambat. Pengelompokan berdasarkan dengan harapan

besarnya bibit sangat membantu dalam perawatan selanjutnya

pertumbuhan bibit tidak terganggu dan memudahkan dalam memilahkan bibit yang siap tanam.

PEMINDAHAN BIBIT KAKAO SOMATIC EMBRYOGENESIS KE LAPANGAN

Bibit kakao asal somatic embryogenesis siap dipindah ke kebun atau ke lapangan apabila sudah berumur 4 bulan setelah pembibitan lanjutan dan tidak dalam kondisi sedang bertunas (flush). Sebagai kriteria yang lazim dipakai adalah bibit telah mempunyai 10 helai daun, tinggi bibit telah mencapai 20 cm. Sebelum bibit dipindah, kembali dilakukan hardening (penarangan) untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan di kebun atau lapangan. Cara penarangan yang kedua ini dengan membuka atap bedengan secara bertahap, sehingga pada saatnya dipindah atap telah terbuka penuh. Waktu penarangan dimulai satu bulan sebelum bibit dipindah.

Bedengan pembibitan kakao

Bibit yang akan dipindah kekebun dipilih yang sehat dan seragam. Bibit yang pertumbuhannya terlambat sebaiknya tidak ditanam di kebun tetapi dipelihara dengan lebih intensif dan bila memungkinkan dapat dipakai sebagai bahan sulaman.

Bibit kakao SE siap tanam

Anda mungkin juga menyukai