Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI DAS PERKOTAAN ATLAS PENGELOLAAN DAS PERKOTAAN

Kartamantul

Proporsi Kabupaten Kota di Perkotaan Kartamantul

Administrasi di Kartamantul
Kode Luas Jumlah Jumlah
Kabupaten / Kota
BPS (km²) Kecamatan Kelurahan/ Desa
3601 Bantul 506 17 75
3604 Sleman 574 17 86
3671 Kota Yogyakarta 32 14 45
Total 1.112 48 206
Sumber: diolah dari data BPS 2017

Distribusi Lereng

12%
0-2%
34%
2 - 15 %
15 - 40 %
27%
> 40 %
27%

1.1 GEOGRAFI

Wilayah Kartamantul secara administratif terdiri dari Kota Yogyakarta (luas: 32,50 km2), Kabupaten
Bantul (luas : 506,85 km2), dan Kabupaten Sleman (luas 574,82 km2), dengan total luas 1.114,17
km2.
Kawasan inti dari wilayah Kartamantul adalah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta yang ditetapkan
sebagai pusat kegiatan nasional yang tertuang dalam Perda Provinsi DIY No.2 Tahun 2010 tentang
Perubahan Penggunaan Lahan
RTRW Provinsi DIY Tahun 2009- 2029.
Penggunaan lahan di Kartamantul terbagi menjadi kawasan budidaya dan kawasan lindung. Untuk
Topografi
memenuhi peningkatan pemenuhan kebutuhan akan permukiman, dilakukan alih fungsi lahan.
Wilayah Kartamantul memiliki topografi dari datar sampai berkemiringan lebih dari 40% dan dari Terjadi penambahan areal permukiman dari lahan pertanian lahan basah maupun pertanian lahan
ketinggian 0 m hingga diatas 2900 m dpal, berupa kawasan Gunung Merapi, dataran lereng kaki kering. Dampak meluasnya perubahan penggunaan lahan adalah menyempitnya daerah resapan
Merapi hingga dataran Graben Bantul, dengan ketinggian antara 0m dpal di Parangtritis hingga air. Selain itu, masih banyak pula dijumpai penggunaan lokasi yang tidak sesuai dengan RTRW,
puncak Merapi 2968m dpal. akibatnya terjadi konflik penggunaan sumber air dari kawasan lindung dan fungsi kawasan.
Keterbatasan kesediaan lahan khususnya di kawasan inti Kartamantul, berdampak penyerobotan
lahan di wilayah bantaran sungai untuk fungsi pemukiman. Fenomena ini berdampak pada
meningkatnya daerah rawan banjir pada saat musim hujan sekaligus meningkatkan daerah rawan
kekeringan pada musim kemarau, kekurangan air baku untuk air bersih, ketersediaan air tidak

PROFIL SPASIAL
Geografi 1 - 1
STRATEGI DAS PERKOTAAN ATLAS PENGELOLAAN DAS PERKOTAAN
Kartamantul

Tata Guna Lahan

Pertanian lahan basah di Kab. Sleman Pertanian lahan kering di Kab. Gunungkidul

Landuse / Tata Guna Lahan


Water Inland / Sungai, Waduk
Bush / Semak - Semak
Plantation / Perkebunan
Build-Up Area / Permukiman
Grass Land / Padang Rumput
Rice Field Irrigated / Sawah Irigasi
Rice Field Rainfed / Sawah Hujan
Dry Land / Tegalan

Penggunaan tanah di DIY pada tahun 2006 terbagi menjadi lahan sawah 18,09 persen dan lahan
bukan sawah 81,91 persen (termasuk wilayah hutan). Secara umum wilayah Provinsi DIY
mempunyai sarana untuk mengembangkan sektor pertanian, karena dari sebagian besar lahan
sawah sudah mendapat irigasi yang tercatat sebesar 83,59 persen (48.201 ha) dari total lahan
sawah. Meskipun demikian secara periodik telah terjadi alih fungsi dari lahan sawah menjadi lahan
bukan sawah yang ditunjukkan dengan penurunan rata-rata luas lahan sawah sebesar 0,34 persen
per tahun dari tahun 2000 hingga 2006. Hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk yang terus
meningkat serta perubahan lapangan pekerjaan yang diminati yang mulai bergeser dari sektor
pertanian, khususnya pertanian tanaman pangan ke sektor yang lain yang berakibat pada
meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal, fasilitas umum maupun sarana kerja yang terkait
dengan penggunaan lahan di luar sektor pertanian
Luas lahan pertanian di DIY seluruhnya adalah sekitar 242.369 Ha yang terdiri atas 57.960 lahan
sawah, 86.789 Ha lahan pekarangan dan seluas 97.448 Ha adalah lahan tegalan serta sekitar 172
Ha lahan perikanan berupa kolan ikan. Dari luas sawah yang ada, luas pertanaman padi sekitar
97.617 Ha yang berarti hampir setiap sawah ditanami padi dua kali per tahun. luas pertanaman padi
ladang di DIY seluas 34.757 Ha, sebagian besar terdapat di Gunungkidul. Demikian juga
pertanaman ubikayu seluas 60.936 Ha utamanya terdapat di Gunungkidul. Tanaman polowijo yang
cukup luas adalah jagung (70.270 Ha), kacang tanah ( 68.031 Ha) dan juga tanaman kedelai
(33.419 Ha).
PROFIL SPASIAL
Geografi 1 - 2
STRATEGI DAS PERKOTAAN ATLAS PENGELOLAAN DAS PERKOTAAN
Kartamantul

fasilitas penunjang perekonomian/perdagangan, dan sebagainya. Di samping itu juga ditunjang


Konteks Tata Ruang dengan mudahnya akses masuk maupun ke luar dari Yogyakarta.
 Dalam pola pemanfaatan lahan, hal menonjol pada saat ini adalah adanya perubahan
penggunaan lahan. Wilayah yang mengalami tekanan cukup besar terhadap persawahan hingga
berubah menjadi perkampungan adalah Kabupaten Sleman, diikuti Kabupaten Bantul dan
Kabupaten Gunungkidul.

Bahaya Lingkungan
Sistem Lahan Tererosi
Erosi tinggi
Erosi sedang
Erosi ringan
Tergenang secara permanen
Terkena Banjir dg banyak sedimen
Sering terkena banjir
Terkena banjir sewaktu-waktu
Daerah terlarang
Daerah berbahaya

 Secara garis besar struktur ruang terutama dibentuk oleh adanya prasarana wilayah dan sistem
permukiman. Sistem prasarana transportasi di DIY terdiri dari sistem transportasi darat (jalan dan
kereta api), sistem transportasi udara dan transportasi laut walaupun hanya terbatas pada
pelabuhan pangkalan pendaratan ikan dengan skala terbatas.
 Pertumbuhan kota-kota di DIY pada saat ini terdiri dari satu perkotaan Yogyakarta yang secara
administratif terletak pada Kota Yogyakarta, sebagian wilayah Sleman dan Bantul, serta 4 kota
kabupaten dan kota-kota kecamatan. Sampai dengan saat ini perkotaan Yogyakarta tidak saja
berkembang ke arah utara-timur, namun juga mengarah ke selatan dan barat. Dilihat dari jumlah
penduduknya, lebih sepertiga penduduk DIY berada di perkotaan Yogyakarta, dengan demikian
perkotaan Yogyakarta telah mengalami proses primasi yang dalam hal ini proporsi jumlah
penduduk cenderung kurang proporsional bila dibanding dengan jumlah penduduk wilayah DIY,
sehingga diwaktu mendatang diperlukan adanya usaha-usaha pengelolaan pertumbuhan
perkotaan Yogyakarta.
 Perkotaan Yogyakarta, secara fungsional merupakan salah satu simpul utama yang mempunyai
wilayah pelayanan melebar sampai dengan Jawa Tengah bagian selatan (Koridor Selatan). Hal
ini ditunjang dengan posisi strategis simpul Yogyakarta serta keberadaan prasarana dan fasilitas
Tugu menjadi ikon Yogyakarta sebagai Bandara Internasional Adisutjipto mem- Yogyakarta mempunyai banyak
yang ada di wilayah DIY dan perkotaan Yogyakarta. Prasarana dan fasilitas tersebut antara lain pantai yang mempunyai nilai jual
Kota Budaya permudah akses dari dan ke Yogyakarta
berupa sistem transportasi jalan, kereta api, bandar udara, fasilitas pendidikan, rumah sakit, dan sekitarnya wisata

PROFIL SPASIAL
Geografi 1 - 3

Anda mungkin juga menyukai