Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28H Ayat 1 menyatakan bahwa: “Setiap orang berhak untuk
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Ayat tersebut menunjukkan bahwa tinggal di
sebuah hunian dengan lingkungan yang layak merupakan hak dasar yang harus dijamin pemenuhannya
oleh Pemerintah sebagai penyelenggara negara.

Penanganan permukiman kumuh menjadi tantangan yang rumit bagi pemerintah kota/kabupaten,
karena selain merupakan masalah, di sisi lain ternyata merupakan salah satu pilar penyangga
perekonomian kota. Berangkat dari cita-cita bangsa dan memperhatikan berbagai tantangan yang ada,
Pemerintah menetapkan penanganan perumahan dan permukiman kumuh sebagai target nasional yang
dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Dalam
RPJMN 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaran pembangunan kawasan permukiman adalah
tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 (nol) hektar melalui penanganan
kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 Ha. Untuk itu, seluruh program di Ditjen Cipta Karya (DJCK)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR) dalam kurun waktu 5 tahun ke
depan akan difokuskan untuk mewujudkan permukiman yang layak huni hingga tercapai 0 Ha kumuh
tanpa menggusur. Oleh karena itu, DJCK menginisiasi pembangunan platform kolaborasi untuk
mewujudkan permukiman layak huni melalui Program KOTAKU.

B. VISI DAN MISI


Berkaitan dengan konsep-konsep dasar pembangunan yang berbasis komunitas, masyarakat sadar betul
akan arti pentingnya peran serta masyarakat dalam peran serta pembangunan atas dasar tersebut
konsep dasar pembangunan tidak terlepas dengan visi dan misi LKM Penjaringan yang diinginkan.

Visi LKM Penjaringan adalah “Mewujudkan Kelurahan Penjaringan


………………………………………………………………………………………………BOS EED ”
Misi LKM PENJARINGAN adalah:
1.Melaksanakan pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
2.Mendayagunakan Seluruh aparatur pemerintah dan swasta secara seimbang dan berkelanjutan.
3.Mengembangkan budaya lokal yang tulus dan berjati diri.
4.Meningkatkan kesadaran lingkungan yang bersih, indah, aman, dan nyaman.
5.Meningkatkan produktifitas sebagai peningkatan perekonomian masyarakat

1.2. MAKSUD , TUJUAN DAN KELUARAN


Adapun maksud dan tujuan dilakukan kajian Rencana Pembangunan Lingkungan Permukiman (RPLP)
adalah:
1. MAKSUD
RPLP sebagai alat untuk mencapai kondisi mendatang yang diinginkan dengan memanfaatkan
semaksimal mungkinkondisi eksisting yang ada dan meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan fisik dan sosial, yang dituangkan dalam serangkaian program pembangunan

1
dilengkapi dengan estimasi besaran dan biaya yang diperlukan, sumber dana, serta koordinasi
lembaga-lembaga terkait baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
pengawasan.

2. TUJUAN
RPLP diperlukan sebagai acuan tentang apa yang dapat dibangun, dimana letak
pembangunan, kapan perlu dibangun,besaran yang perlu dibangun, oleh semua pihak yang
membangun suatu kelurahan atau desa agar tertata dengan baik,efisien dan bermanfaat bagi
masyarakat.
RPLP merupakan alat kontrol / pengawasan bagi pembangunan yang tidak sesuai dengan
aturan dan kesepakatan masyarakat dan menjadi pegangan bagi masyarakat, swasta, LSM dan
donor yang ingin berpartisipasi dalam pembangunanberbagai macam infrastruktur, fasilitas
serta utilitas lingkungan agar terintegrasi dan terkoordinasi dengan bagai sesuaikebutuhan
masyarakat.RPLP sebagai acuan untuk pentahapan program pembangunan kelurahan / desa
setiap tahun,sehingga pada akhirnya seluruh program pembangunan dapat menciptakan tata
ruang dan kehidupan masyarakat yang harmonis.

3. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan penyusunan dokumen ini adalah antara lain tersedianya
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan yang berbasis komunitas. Produk
rencana tersebut disusun secara partisipatif oleh masyarakat bersama pemerintah dengan
membangun kolaborasi perencanaan dan pembangunan.

1.3. METOLOGI PERENCANAAN


Metode pelaksanaan dalam penyusunan Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman ini
dilakukan dengan metode Perencanaan Partisipatif, dengan melibatkan partisipasi aktif Masyarakat
(LKM/ BKM dan TIPP), Pokja-pokja, Tim Teknis Pemda, Tim Inti Perencanan Partisipatifdan didukung oleh
Lurah dan Camat, Tim Konsultan Pendamping (Korkot, KMW dan KMP) dan stakeholder lainnya.
Terdapat empat tahapan pelaksanaan penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas yaitu
sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
Pada tahapan ini adalah penetapan lokasi sasaran, pembentukan dan penguatan Tim Inti Perencana
Partisipatif (TIPP) dan sosialisasi program melalui berbagai media dengan penekanan pada
lokakarya orientasi program secara berjenjang dari Tingkat Nasional, Propinsi dan Daerah.
2) Tahap Perencanaan Partisipatif
Tahap ini adalah membangun kolaborasi perencanaan, dimana antar berbagai pihak (masyarakat,
pemerintah, dan pelaku usaha/swasta) dapat saling terbuka berbagi informasi, melakukan dialog
dan konsultasi, dan bersepakat terhadap aturan bangunan setempat dan pokok-pokok perencanaan
dan pembangunan. Para pemangku kepentingan tersebut kemudian berupaya menyusun berbagai
pengaturan yang diperlukan, dan melembagakannya melalui organisasi masing-masing untuk
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governace). Dasar pijakannya tetap konsisten
pada pelembagaan nilai-nilai luhur (value based development), prinsip-prinsip kepemerintahan yg
baik (good governance), serta prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable
development).
Tahap ini akan dibagi menjadi empat kelompok kegiatan sebagai berikut :
2
a. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat,
b. Persiapan Proses Perencanaan Partisipatif,
c. Perencanaan Lingkungan Makro termasuk didalamnya penyusunan aturan bangunan setempat
sebagai dasar perencanaan penataan lingkungan permukiman desa(RPLP),
d. Perencanaan Lingkungan Mikro (RTPLP).
3) Tahap Pemasaran Kawasan Prioritas
Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah melakukan proses pemasaran kawasan yang akan
ditata kembali dan telah tersedia RPLP (Rencana Penataan Lingkungan Permukiman) kepada
berbagai pihak seperti antara lain dinas/instansi pemerintah (sumber dana APBN/APBD) maupun
lembaga/instansi non pemerintah seperti lembaga bisnis, sosial baik ditingkat nasional maupun
multi nasional sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan atau kontribusi sepihak
seperti “chanelling” dari dinas/sektor lain.
4) Tahap Pelaksanaan Pembangunan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah proses pelaksanaan pembangunan fisik hasil
perencanaan mikro (RPLP) sebagai bentuk penyelesaian permasalahan serta penggalian potensi
yang dimiliki kelurahan. Proses ini pun dilakukan untuk menumbuh kembangkan kemampuan serta
proses bekerja dan belajar masyarakat dalam pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan konstruksi.

3
1.4. RUANG LINGKUP PERENCANAAN
1.4.1. Lingkup Lokasi
Wilayah kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan yang dijadikan sebagai kawasan perencanaan
makro adalah wilayah RW 06,010 dengan luas wilayah 10,8 Ha. Untuk melihat batas wilayah sasaran
perencanaan dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 – Lokasi Perencanaan Makro RPLP
No Nomer RW Nomer RT
1 RW 06 RT 01 s/d RT 07
2 RW 010 RT 01 s/d RT 011
Sumber : Baseline 100-0-100 Kel. Penjaringan 2016
Tabel 1.2 – Lokasi Perencanaan Mikro RPLP
No Kawasan Nomer RT
1 RW 01 RT 01,03,04,07,08,010
2 RW 02 RT 01,05,07,08,09,010,011,012
3 RW 07 RT01,03,04,05,07
08,09,011,012,014,015,016.017,018,020
4 RW 08 RT01,02,03,04,05,06,07,09,
010,011,012,014,015,017,018,020
5 RW 011 RT 09,010,013,018,019,021
6 RW 012 RT01,03,04,05,06,07
7 RW 013 RT01,03,04,05,07
8 RW 014 RT 01,03,07,08,09,010,012,013,015,016
9 RW 015 RT 01,02,03,05,06,07,08,09,010,011
10 RW 016 RT 09,011
11 RW 017 RT01,02,03,04.05,06,07,08,09,010,011
012,013,014,015,019,020,021

1.4.2. Lingkup Materi


Materi bahasan yang ditampilkan di dokumen RPLP kelurahan Penjaringan disampaikan sebagai berikut :
 Gambaran umum wilayah perencanaan meliputi kondisi fisik permukiman dan kondisi ekonomi, kondisi
sosial budaya, dan isu strategis wilayah perencanaan

4
 Tinjauan kebijakan perencanaan tingkat Provinsi/kabupaten/kota yang akan mempengaruhi pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman dan penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan
 Visi dan misi permukiman
 Analisis kebutuhan pengembangan fisik-ekonomi-sosial berdasarkan data Baseline, Pemetaaan Swadaya,
dan forum konsultasi dengan Pokja di lokasi makro dan mikro (Kawasan deliniasi kumuh)
 Strategi dan skenario pengembangan permukiman berkelanjutan
 Indikasi program prioritas Fisik (fokus pada 7 indikator+1), sosial, ekonomi di lokasi makro dan mikro
(Deliniasi kumuh) 2016-2020
 Aturan bersama berupa kesepakatan dan komitmen warga/komunitas dikawasan prioritas permukiman
kumuh dan Kelurahan, untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang teratur dan layak huni

1.4.3. Lingkup Waktu


Perencanaan RPLP Kelurahan Penjaringan adalah tahun 2016 sampai 2020, dengan target 0 luasan delinasi
kumuh di 2019. RPLP nantinya akan dilakukan review setiap tahunnya.
Tabel 1.3 – Lokasi Perencanaan RPLP

5
Luas
Luas
Wilaya
R Wilayah
Kategori RT h Non
W Kumuh(
Kumuh
Ha)
(Ha)

Pencegahan 6 RT 01 s/d RT 07 4,3

10 RT 01 s/d RT 011 6,5


1 RT 01,03,04,07,08,010
1,79 2.36
2 RT 01,05,07,08,09,010,011,012 2,180
0,844
7 RT01,03,04,05,07
08,09,011,012,014,015,016.017,
018,020 3,41 9.998
8 RT01,02,03,04,05,06,07,09,
010,011,012,014,015,017,018,02
0 4,303 17,371
11 RT 09,010,013,018,019,021
11,694 4,379
12 RT01,03,04,05,06,07
6,291 9.451
13 RT01,03,04,05,07
4,128 3,194
14 RT
01,03,07,08,09,010,012,013,015,
016 3,702 6,087
15 RT
01,02,03,05,06,07,08,09,010,011 0.740 9,837
16 RT 09,011
9,055 2,027
17 RT01,02,03,04.05,06,07,08,09,01
Penanganan 0,011
012,013,014,015,019,020,021 3,896 64,428

6
PETA 1.1 -
WILAYAH
SASARAN

7
1.5. Acuan Normatif/ Landasan Hukum

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 134);
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104);
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
h. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 188, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5347);
i. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2015-
2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
j. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16);
k. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Jabatan Struktural Eselon I di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; dan
m. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Penyelenggaraan Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga

8
9

Anda mungkin juga menyukai