Anda di halaman 1dari 18

RANCANGAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH KEPELABUHANAN BISMILLAAHIRRAHMAANNIRRAHIM DENGAN

NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 177 UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844), pemerintah Daerah dapat memiliki Badan Usaha Milik Daerah yang pembentukannya di tetapkan oleh Qanun; b. bahwa dilihat dari kondisi geografis, letak Kota Langsa sangat strategis untuk pengembangan kegiatan kepelabuhanan sehingga dipandang perlu sektor Kepelabuhan tersebut di kelola melalui Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b di atas, perlu membentuk Qanun Kota Langsa tentang Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan; 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Langsa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4110); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
4. Undang-Undang ............

Mengingat

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4633); 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tembahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 8. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tembahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739); 9. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tembahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 11. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
14. Undang-Undang ..........

14. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3816); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5053); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan Di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan Di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109); 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pementukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694); 21. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pembentukan Qanun (Lembaran Aceh Tahun 2011 Nomor 10, Tambahan Lembaran Aceh Nomor 38); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA LANGSA dan WALIKOTA LANGSA MEMUTUSKAN : Menetapkan : QANUN KOTA LANGSA TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH KEPELABUHANAN
BAB..... ..........

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam qanun ini yang dimaksud dengan : 1. 2. Daerah adalah Kota Langsa. Pemerintah Daerah Kota yang selanjutnya disebut Pemerintah Kota adalah unsur penyelenggara Pemerintah Daerah Kota yang terdiri atas Walikota dan Perangkat Daerah Kota. Walikota adalah Walikota Langsa. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota yang selanjutnya disebut Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) adalah unsur penyelenggara Pemerintah Daerah Kota yang anggotanya dipilih melalui Pemilihan Umum. Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) adalah DPRK Kota Langsa. Perangkat Daerah Kota Langsa adalah unsur pembantu Walikota dalam menyelenggarakan Pemerintahan Kota yang terdiri dari Sekretariat Daerah Kota Langsa, Sekretraiat DPRK Langsa, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Kecamatan. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak dibidang kepelabuhanan. Direksi adalah Direksi Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan. Pegawai adalah Pegawai Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan. Jasa Produksi adalah Laba bersih setelah di kurangi dengan penyusutan cadangan tujuan dan pengurangan yang wajar dalam perusahaan. Pembinaan adalah Kegiatan untuk memberikan pedoman pengelolaan dan pengendalian agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara berdaya guna dan berhasil guna. Kerjasama adalah suatu rangkaian kegiatan yang terjadi karena ikatan antara Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan dengan Pihak Ketiga untuk bersama-sama melakukan suatu kegiatan usaha guna mencapai suatu tujuan tertentu. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Langsa. RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham Badan Usaha Milik Daerah. Pejabat adalah Pegawai Negeri yang diberi tugas dibidangnya dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan informatika adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Langsa.
18. Kepala ..............

3. 4.

5. 6.

7. 8. 9. 10. 11. 12.

13.

14. 15. 16. 17.

18. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika adalah Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Langsa. 19. Kepelabuhanan adalah Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional an daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah. 20. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. 21. Pelabuhan Umum adalah Pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum. 22. Jasa Kepelabuhanan adalah pelayanan yang disediakan oleh penyelenggara pelabuhan atau Badan Usaha Kepelabuhanan untuk terlaksananya fungsifungsi pelabuhan. 23. Jasa terkait dengan kepelabuhanan adalah kegiatan usaha yang bersifat memperlancar proses kegiatan dibidang pelayaran atau pelabuhan, termasuk kegiatan pununjang pelabuhan. 24. Badan Usaha Pelabuhan adalah badan usaha yang kegiatan usahanya khusus dibidang pengusahaan terminal, fasilitas pelabuhan dan jasa kepelabuhanan lainnya. 25. Badan adalah Badan Hukum Indonesia yang khusus didirikan untuk pelayaran atau melaksanakan penyediaan jasa kepelabuhan, meliputi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Swasta dan Koperasi. 26. Kawasan Pelauhan adalah wilayah kepelabuhan yang meliputi daerah lingkungan kerja pelabuhan dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan. BAB II NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 2 Nama Perusahaan Daerah ini adalah Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan.
Pasal 3 ...........

Pasal 3 (1) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kepelabuhanan berkedudukan dan berkantor di dalam wilayah Ibukota Kota Langsa. (2) Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain dengan persetujuan Walikota. BAB III JANGKA WAKTU BERDIRINYA Pasal 4 Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya. BAB IV MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 5 Maksud Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhan ini adalah menjalankan usaha jasa Kepelabuhan. Pasal 6 Untuk mencapai maksud dan tujuan sebagaimana tersebut pada Pasal 5 di atas Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhan dapat melaksanakan kegiatan Kepelabuhanan sebagai berikut : a. Pengelolaan Ship To Ship (STS) Transfer Area di Perairan Kota Langsa. b. Tank Cleaning. c. Peralatan lalu lintas dan berlabuhnya Kapal. d. Jasa-jasa yang berhubungan dengan Pemanduan (Pilotage) Penundaan Kapal. e. Gudang dan tempat penimbunan barang, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan. f. Penyediaan Listrik Bahan Bakar Minyak, air minum, instalasi, limbah pembuangan dan kebutuhan kapal lainnya. g. Dermaga dan fasilitas lainnya untuk bertambat, bongkar muat barang termasuk hewan dan fasilitas naik dan turunnya penumpang. h. Jasa Terminal, Kegiatan Konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan. i. Pendidikan dan Pelatihan yang berkaitan dengan Kepelabuhanan. j. Jasa persewaan fasilitas dan peralatan bidang Kepelabuhanan. k. Jasa Perbaikan fasilitas dan peralatan bidang pelabuhan.
l. Property.........

l. Property di daerah lingkungan pelabuhan. m. Wara laba dan usaha restoran di lingkungan pelabuhan. n. Jasa Depo Peti Kemas. o. Jasa konsultasi, komunikasi dan konstruksi dibidang Kepelabuhanan. p. Jasa Kepelabuhanan lainnya. BAB V MODAL DASAR Pasal 7 (1) Modal Dasar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kepelabuhanan untuk pertama kali ditetapkan oleh Walikota setelah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Kota Langsa. (2) Modal dasar Badan Usaha Milik Daerah seluruhnya berasal dari penyertaan modal daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota (APBK) sebagai kekayaan daerah yang dipisahkan. (3) Perubahan modal dasar di tentukan oleh RUPS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Langsa. (4) Setiap persyaratan modal daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota (APBK) ditetapkan dengan keputusan Walikota setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Langsa. Pasal 8 Kekayaan yang dipisahkan adalah kekayaan daerah untuk dijadikan modal dasar dan atau penyertaan pada Badan Usaha Milik Daerah, yang ditetapkan oleh Walikota setelah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Kota Langsa. BAB VI PENGURUS Pasal 9 Pengurus Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan terdiri dari : a. Direksi b. Dewan Pengawas. Bagian Kesatu DIREKSI
Pasal 10 ..........

Pasal 10 (1) Pengurusan BUMD Kepelabuhanan dilakukan oleh Direksi. (2) Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas pengurusan Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhan untuk kepentingan dan tujuan BUMD serta mewakili BUMD Kepelabuhanan baik dalam maupun luar pengadilan. (3) Dalam melaksankan tugasnya anggota Direksi harus mematuhi ketentuan dalam Anggaran Dasar BUMD Kepelabuhanan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta wajib melaksanakan prinsipprinsip profesionalisme, efesiensi, tranparansi, kemandirian, akuntabilitas, serta kewajaran. (4) Untuk pengangkatan pertama kali para Direksi ditunjuk oleh para pendiri dan akan ditetapkan dalam akta pendirian perseroan untuk jangka waktu maksimal 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali. (5) Untuk selanjutnya direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham dari calon-calon yang memenuhi syarat. (6) Direksi diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang memenuhi persyaratan untuk jangka waktu tertentu dengan kemungkinan diangkat kembali. (7) Untuk yang pertam kalinya akan menjabat sebagai Direksi, calon-calon direksi tersebut sebelumnya harus mengikuti uji kelayakan dan kepatutan dan dinyatakan lulus oleh Tim Uji Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). (8) Untuk yang menjabat kedua kalinya, calon direksi tersebut juga mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). (9) Tim Uji Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sebagaimana dimaksu ayat (7) dibentuk oleh pemerintah Kota Langsa, yang terdiri dari unsur : a. Pemerintah Kota Langsa b. Dewan Perwakilan Rakyat Kota Langsa c. Akademisi (10) Untuk dapat di angkat sebagai anggota direksi harus memenuhi syaat-syarat seagai berikut : a. Diutamakan mempunyai ijazah sekurangkurangnya SLTA b. Sehat jasmani dan rohani c. Mempunyai pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun diperusahaan yang bergerak di bidang kepelabuhanan yang dibuktikan dengan surat keterangan (referensi) dari perusahaan yang sebelumnya dengan penilaian baik d. Tidak pernah di hukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara. (11) Dalam hal direksi terdiri atas lebih dari seorang angggota, salah satu anggota diangkat sebagai direktur utama dengan keputusan Walikota. (12) Tim Uji Kelayakan dan Kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) menyeleksi minimal sebanyak
2 (dua) ...........

2 (dua) orang calon direksi, kemudian dikirimkan kepada DPRK untuk dipilih 1 (satu) orang sebagai Direksi. Pasal 11 (1) Para anggota Direksi dilatang mengambil keuntungan pribadi, baik secara langsung atau tidak langsung dari kegiatan BUMD Kepelabuhanan, selain penghasilan sah. Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap sebagai Anggota Direksi pada BUMD lain, Badan Usaha Milik Swasta dan Jabatan Struktural atau Fungsional lainnya pada instansi/lembaga Pemerintahan Pusat dan Daerah. Pasal 12 Direksi dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan mempunyai tugas sebagai berikut : a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan Badan Usaha Milik Daerah. b. Menyampaikan rencana tahunan dan rencana kerja anggaran Badan Usaha Milik Daerah tahunan kepada Dewan Pengawas untuk mendapat pengesahan. c. Melakukan perubaha terhadap program kerja setelah mendapat persetujuan Dewan Pengawas. d. Membina Pegawai. e. Mengurus dan mengelola kekayaan Badan Usaha Milik Daerah. f. Menyelenggarakan Administrasi umum dan keuangan. g. Mewakili Perusahaan Daerah baik dalam dan maupun diluar pengadilan. h. Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk neraca dan perhitungan laba/rugi kepada Dewan Pengawas. Pasal 13 Direksi dalam mengelola Badan Usaha Milik Daerah mempunyai wewenang sebagai berikut : a. Mengangkat dan memberhentikan pegawai. b. Mengangkat dan memberhentikan dan memindah tugaskan pegawai dari jabatan dibawah direksi. c. Menandatangani neraca dan perhitungan laba/rugi. d. Menandatangani ikatan hukum dengan pihak lain. Pasal 14 Direksi memerlukan persetujuan pengawas dalam hal : a. Mengadakan perjanjian kerjasama usaha dan pinjaman yang mungkin dapat berakibat terhadap berkurangnya
Pasal 15 ..........

(2)

asset dan membebani anggaran badan usaha milik daerah. b. Memindahtangankan atau menghipotekkan atau menggadaikan benda bergerak/atau benda tidak bergerak milik Badan Usaha Milik Daerah. c. Penyertaan modal dalam perusahaan lain. Pasal 15 (1) Penghasilan direksi terdiri dari : a. Gaji; b. Tunjangan. (2) Jenis dan besarnya tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan Walikota Langsa atas usul pengawas. Pasal 16 Direksi diberhentikan dengan alasan : a. Atas permintaan sendiri. b. Meninggal dunia. c. Karena kesehatan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya dibuktikan dengan surat keterangan dokter. d. Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan program kerja yang telah disetujui. e. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Badan Usaha Milik Daerah. f. Dihukum pidana berdasarkan putusan pengadilan negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. g. Meninggalkan tugas selama 3 (tiga) bulan berturutturut. Pasal 17 (1) Apabila Direksi melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf d, huruf e dan huruf g Pengawas segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. (2) Apabila hasil pemeriksaan terhadap Direksi sebagaimana dimaksud ayat (1) terbukti, oleh Pengawas segera melaporkan kepada Walikota. Pasal 18 Walikota paling lama 12 (dua belas) hari kerja setelah menerima laporan hasil pemeriksaan pengawas sudah mengeluarkan Keputusan tentang Pemberhentian sebagai Direksi, bagi direksi yang melakukan perbuatan sebagaimana di maksud dalam Pasal 16 huruf c, huruf d, huruf e, huruf f dan huruf g.
Pasal 19 ..........

Pasal 19 (1) Direksi yang di berhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a, huruf b dan huruf c di berhentikan dengan hormat. (2) Direksi yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf d, huruf e, huruf f dan huruf g di berhentikan tidak dengan hormat. (3) Direksi yang di berhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b, selain diberikan uang duka sebesar 3 (tiga) kali penghasilan yang diterima pada bulan terakhir juga diberikan uang penghargaan yang besarnya ditetapkan secara proporsional sesuai masa jabatannya. (4) Direksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c, selain diberikan uang pesangon sebesar 5 (lima) kali penghasilan yang diterimanya pada bulan terakhir juga diberikan uang penghargaan yang besarnya ditetapkan secara profesional sesusai masa jabatannya. (5) Direksi yang berhenti karena habis masa jabatannya dan tidak diangkat kembali, diberikan uang penghargaan sesuai kemampuan Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan. Pasal 20 Paling lama 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan direksi berakhir pengawas sudah mengajukan calon direksi kepada Walikota. Pasal 21 (1) Apabila sampai berakhir masa jabatan direksi, pengangkatan direksi baru masih dalam proses penyelesaian, Walikota dapat menunjuk/mengangkat pelaksana tugas (Plt). (2) Pengangkatan pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tetapkan kepada keputusan Walkota Langsa (3) Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku paling lama 6 (enam) bulan. (4) Pejabat sementara sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan. Bagian Kedua DEWAN PENGAWAS Pasal 22 (1) Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas dilakukan dengan keputusan Walikota.

(2) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari pejabat Daerah dan / atau dari orang yang professional di bidangnya. (3) Khusus untuk kalangan professional pengangkatan dan pemberhentiannya perlu di beritahukan terlebih dahulu kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Langsa. (4) Untuk dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Memiliki integritas, dedikasi dan menguasai manajemen Perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen; b. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya; c. Memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha Kepelabuhanan; d. Tidak terikat hubungan dengan Walikota atau dengan anggota Dewan Pengawas dan/atau dengan anggota Direksi sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun kesamping termasuk menantu dan ipar; e. Khusus kalangan professional mempunyai pengalaman dalam bidang keahliannya minimal 5 (lima) tahun. Pasal 23 Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang, seorang diantaranya dipilih menjadi ketua merangkap anggota. Pasal 24 (1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali 1 (satu) kali masa jabatan. (2) Pengangkatan kembali dilakukan apabila anggota Dewan Pengawas terbukti mampu melakukan tugasnya dengan baik dan mampu memberikan saran kepada direksi untuk kemajuan Badan Usaha Milik Daerah agar mampu bersaing serta meningkatkan kinerjanya. Pasal 25 Anggota Dewan Pengawas dilarang memangku jabatan rangkap sebagai : a. Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta dan Jabatan lain; b. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-Undangan.
Pasal 26 ..........

Pasal 26 Dewan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mengawasi kegiatan Direksi b. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota terhadap pengangkatan Anggota Direksi. c. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota terhadap Program kerja yang di ajukan oleh Direksi. d. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota terhadap rencana perubahan status kekayaan Badan Usaha Milik Daerah. e. Memberikan saran dan pendapat kepada Walikota rencana pinjam dan ikatan hukum dengan pihak lain. f. Memberikan saran dan pendapat kepada Walikota terhadap laporan neraca dan perhitungan laba/rugi. Pasal 27 Dewan Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut : a. Memberikan peringatan kepada Direksi yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan program kerja yang telah di setujui. b. Memeriksa anggota Direksi yang diduga merugikan Badan Usaha Milik Daerah. Pasal 28 Penghasilan Dewan Pengawas terdiri dari : a. Uang Jasa b. Jasa Produksi Pasal 29 (1) Ketua Dewan pengawas menerima uang jasa sebesar 40 % (empat puluh persen) dari gaji Direktur. (2) Sekretaris Dewan Pengawas menerima uang 35 % (tiga puluh lima persen) dari gaji Direktur. (3) Anggota Dewan Pengawas menerima uang jasa sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari gaji direktur. Pasal 30 (1) Selain uang jasa, setiap tahun diberikan jasa produksi (2) Besarnya jasa produksi sebagaimana dimaksud ayat 1 (satu) ditetapkan oleh Walikota dengan memperhatikan kemampuan Badan Usaha Milik Daerah. Pasal 31 Dewan Pengawas dapat diberhentikan dengan alasan : a. Atas permintaan sendiri b. Meninggal dunia
c. Karena ..........

c. Karena kesehatan tidak dapat melaksanakan tugasnya d. Tidak melaksanakan tugas dan wewenangnya e. Terlihat dalam tindakan yang merugikan Badan Usaha Milik Daerah. f. Terlibat dalam tindak Pidana g. Karena halangan tetap, tidak dapat melaksanakan tugasnya. Pasal 32 (1) Apabila Dewan Pengawas diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud pada pasal 31 huruf d dan huruf e, Walikota segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, Walikota paling lama 12 (dua belas) hari kerja mengeluarkan keputusan tentang pemberhentian sebagai anggota Dewan Pengawas. BAB VII KEPEGAWAIAN Pasal 33 Pegawai Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan merupakan pekerja yang pengangkatan, pemberhentian, kedudukan, hak dan kewajibannya ditetapkan berdasarkan perjanjian kerjasama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan. Pasal 34 (1) Dengan pertimbangan efisiensi untuk pekerjaan tertentu, Direksi dapat mengangkat tenaga kerja kontrak atau tenaga honorer sesuai kebutuhan. (2) Pemberian upah terhadap Tenaga kontrak atau tenaga honorer sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didasarkan pada pekerjaan yang di tugaskan. (3) Pengrekrutan pegawai, tenaga kontrak, Tenaga Honorer sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memprioritaskan Tenaga Kerja Lokal yang berpendidikan sesuai dengan kebutuhan yang jumlahnya minimal 60%. BAB VIII KERJASAMA PIHAK KETIGA

Pasal 35 .................

Pasal 35 Untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dalam mengembangkan usaha, Badan Usaha Milik Daerah dapat bekerjasama dengan Pihak Ketiga. Pasal 36 Kerjasama sebagaimana dimaksud pada Pasal 35, dapat dilakukan dengan cara : a. Mengembangkan usaha yang sudah ada atau sedang berjalan; b. Membentuk usaha-usaha baru atas dasar pertimbangan mempunyai prospek yang baik dan saling menguntungkan. Pasal 37 Pelaksanaan pekerjaan dengan pihak ketiga dilakukan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan prinsip dari Walikota serta melaporkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Kota. Pasal 38 (1) Bentuk dan tata cara kerjasama dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang mengatur kerjasama antar Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan dengan Pihak Ketiga; (2) Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dengan persetujuan Walikota. (3) Pihak ketiga yang melakukan kerjasama sebagaimana dimaksud pada Pasal 37 harus berbadan hukum dan berkedudukan, berkantor di wilayah Kota Langsa. BAB IX ANGGARAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN Pasal 39 (1) Walikota mengesahkan Rencana Anggaran Perusahaan (RAP) yang diajukan oleh Direksi, selambat-lambatnya sebelum Tahun Buku baru berjalan dan mengesahkan laporan Keuangan Tahun (neraca dan perhitungan laba/rugi) setelah Tahun Buku berakir. (2) Tahun Anggaran Badan Usaha Milik Daerah adalah tahun takwim.
(1) Selambat......

Pasal 40 (1) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Tahun Buku mulai berlaku, Rencana Anggaran Perusahaan (RAP) sudah harus disampaikan oleh Direksi kepada Walikota untuk mendapat pengesahan. (2) Perusahaan atau tambahan Anggaran Perusahaan yang terjadi dalam tahun anggaran yang sedang berjalan, harus disampaikan oleh Direksi kepada Walikota untuk mendapat pengesahan. (3) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Tahun Buku berakhir, Laporan keuangan tahunan (Neraca laba/rugi) disampaikan oleh Direksi kepada Walikota untuk mendapat pengesahan. (4) Pengesahan Rencana Anggaran Perusahaan (RAP), perubahan tambahan Anggaran Perubahan dan Laporan Keuangan Tahunan (laba/rugi), diberikan oleh Walikota setelah mendengar pendapat/pertimbangan Dewan Pengawas. Pasal 41 (1) Laporan Keuangan Tahunan (neraca perhitungan laba/rugi) Badan Usaha Milik Daerah, dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan Akuntan Negara dan/atau Akuntan public. (2) Seluruh pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah dilakukan oleh Direksi dengan sistem Akuntan. Pasal 42 Walikota menyampaikan Anggaran Badan Usaha Milik Daerah dan Laporan Keuangan Tahunan (neraca perhitungan laba/rugi) yang telah disahkan sebagaiamana dimaksud pada Pasal 39 dan Pasal 40 ini, kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah pengesahan. Pasal 43 (1) Direksi berkewajiban menyampaikan Laporan Hasil Usaha Berkala dan Kegiatan Usaha kepada Walikota dengan tembusan kepada Dewan Pengawas, sekali dalam 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu bila dipandang perlu. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan tepat pada waktunya dengan bentuk laporan akan ditetapkan lebih lanjut oleh Walikota. Pasal 44 (1) Bagian dari laba bersih dari Badan Usaha Milik Daerah yang menjadi hak Pemerintah yang diperoleh selama
tahun .............

tahun anggaran perusahaan, setelah disahkan oleh Walikota dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota (APBK) dan disetorkan ke Kas Daerah selambat-lambatnya pada bulan terkahir tahun anggaran yang berjalan. (2) Bagian dari laba hasil usaha yang menjadi hak Badan Usaha Milik Daerah yang di peroleh selama tahun anggaran Perusahaan, dibukukan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku dan selanjutnya dialokasikan sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan yang telah disahkan Walikota. BAB X PENGGABUNGAN PELEBURAN DAN PENGAMBILALIHAN Pasal 45 (1) Penggabungan, Peleburan dan Pengambilan Badan Usaha Milik Daerah ditetapkan oleh RUPS setelah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Langsa. (2) Tata cara penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Badan Usaha Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam akta pendirian sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. BAB XI PEMBUBARAN ATAU LIKUIDASI Pasal 46 (1) Pembubaran atau Likuidasi Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan ditetapkan dengan Qanun. (2) Apabila tidak ditetapkan lain dalam Qanun sebagaimana dimaksud ayat (1), sisa hasil likuidasi atau Pembubaran Badan Usaha Milik Daerah Kepelabuhanan disetor langsung ke Kas Daerah. (3) Tata cara Pembubaran dan Likuidasi Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. BAB XII KETENTUAN LAIN Pasal 47 Dengan didirikannya Badan Usaha Milik Daerah ini menugaskan kepada Walikota Kota Langsa untuk membuat akta notaris Pendirikan Perusahaan selambatlambatnya dalam waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkannya Qanun ini.
BAB XIII ..........

BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 48 Qanun ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Kota Langsa. ditetapkan di Langsa pada tanggal WALIKOTA LANGSA

M H

USMAN ABDULLAH.

Diundangkan di Langsa pada tanggal

M H

SEKRETARIS DAERAH KOTA LANGSA,

MUHAMMAD SYAHRIL LEMBARAN KOTA LANGSA TAHUN 2012 NOMOR...

Anda mungkin juga menyukai