06 Reaksi Hipersensitivitas
06 Reaksi Hipersensitivitas
Hipersensitivitas
Reaksi imun yang
Tipe I
Tipe II
Tipe III Tipe IV
RESPON IMUN
Faktor yang menguntungkan Faktor yang tidak diinginkan Proteksi trhdp infeksi Pengendalian pertumbuhan pre-kanker Alergi Penykt otoimun Penolakan graft Respons imun Eritroblastosis fetalis
Respon imun spesifik dapatan dapat menimbulkan konsekuensi baik maupun buruk
IV
Reaksi Tipe I
reaksi alergi Alergen masuk ke dalam tubuh, direspon dgn pembentukan IgE
Reaksi Tipe I
1. Fase sensitasi : bentuk IgE hingga terikat oleh reseptor spesifik pd permukaan sel mast atau basofil 2. Fase aktivasi : akibat pajanan ulang dgn Ag spesifik, sel mast lepaskan isinya, timbulkan reaksi 3. Fase efektor : terjadinya respon kompleks (anafilaksis) sbg efek mediator yg dilepas sel mast
Reaksi Tipe II
Reaksi sitotoksik Terbentuknya Ab IgG atau IgM terhadap Ag Ab aktifkan sel yang miliki reseptor Fc Sel NK berperan sbg sel efektor, timbulkan kerusakan jaringan melalui mekanisme ADCC Ikatan Ag-Ab dpt aktifkan komplemen via reseptor C3b, mudahkan fagositosis atau lisis
transfusi Penyakit anemia hemolitik Reaksi obat Kerusakan jaringan pada penyakit otoimun Rh Disease of the Newborn Autoimmune hyperthyroidism Myasthenia gravis Blood Transfusion Reactions
Tipe III
Reaksi kompleks imun
Kompleks Ag-Ab ditemukan dlm jaringan atau
sirkulasi darah, aktifkan komplemen Ab adalah IgG atau IgM Komplemen aktif lepaskan faktor kemotaktik makrofag (C3a dan C5a) Makrofag dikerahkan ke target, lepaskan mediator, merusak jaringan
Tipe IV
Delayed Type Hypersensitivity (DTH) = Cell Mediated Immunity = reaksi imun seluler Cell Mediated Cytotoxicity Tidak ada peran Ab