Anda di halaman 1dari 7

KESTABILAN MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN MANGSA RENTAN DAN TERINFEKSI

Iis Herisman Jurusan Matematika FMIPA-ITS iis@matematika.its.ac.id

Abstrak Diberikan model epidemik atau kematian atas populasi ikan dan pemangsanya. Sistem model akan diuji kestabilan di titik keseimbangannya dengan nilai parameter yang cukup besar. Solusi kestabilan didapat dengan mengambil kondisi awal yang non negatif. Dibentuk model penyakit dan angka kematian dari pemangsa pada waktu bersamaan. Kata kunci: epidemik, kematian, kestabilan,keseimbangan 1. Pendahuluan Suatu model Chattopadhyay dan Bairagi (2001) [4], yaitu tiga sistem persamaan differensial non linier yang menggambarkan tentang lingkungan hidup di laut Salton dengan populasi ikan Tilapia dan Pelikan yang hampir mengalami kepunahan yang diakibatkan oleh tercemar bakteri Vibrio Vulnificus. Faktor- factor yang menjadikan kejadian di atas disebabkan oleh lingkungan dengan keadaan suhu yang tinggi, tumbuhnya tanaman ganggang secara besar-besaran, keadaan kadar garam yang tinggi, terjadinya populasi dan tingkat oksigen rendah sehingga terjadi penyebaran wabah penyakit tersebut. Model dari Chattopadhyay dan Bairagi berdasarkan asumsi-asumsi berikut: Mangsa terbagi dalam dua kelas yang terpisah, yaitu ikan yang rentan ( ) dan ikan yang terinfeksi (yang terjangkit penyakit dan menularkannya) ( ) pada waktu Dalam ketiadaan pemangsa ikan terinfeksi, populasi dari ikan tumbuh secara logistik. Ikan yang terinfeksi tidak dapat berreproduksi diakibatkan oleh masa hidup yang pendek dan ikan tidak dapat sembuh.

Infeksi dapat menurunkan daya tahan tubuh ikan, sehingga pelikan hanya mengkonsumsi ikan-ikan yang terinfeksi, angka pemangsaan tipe II dari Holling digunakan untuk ikan yang terinfeksi.

Angka kematian pelikan yang diakibatkan mengkonsumsi ikan adalah relatif konstan. Berdasarkan asumsi-asumsi, dapat mengembangkan model tipe II Holling untuk menentukan titik-titik keseimbangan ( titik-titik keseimbangannya pada bidang ( ) dengan nilai dari model bentuk

Kolmogorov sebagai model mangsa pemangsa dan selanjutnya dianalisa sifat kestabilan di ) Proses untuk mendapatkan sifat kestabilan

menggunakan derivatif parsial pada matriks Jacobian di titik keseimbangan dengan metode Kriteria Routhh-Hurwitz. 2. Metode yang diterapkan 2.1 Model Mangsa Pemangsa Dalam model mangsa pemangsa ada dua bentuk model, yaitu perbedaan dasar pada laju pertumbuhan populasi mangsa secara eksponensial dan yang kedua secara logistik. Model yang pertama, diasumsikan:

jika dan hanya jika

( )

( )

(2.1.1)

Penyelesaian persamaan differensial (2.1.1) dengan asumsi banyak populasi awal dari mangsa Jika ( ) dan diperoleh: ( ) (2.1.2) ( )

maka untuk

berarti besarnya pertambahan populasi mangsa

naik secara ekponensial menuju tak hingga dan model (2.1.2) disebut model kelahiran murni. Jika maka untuk berarti besarnya pertambahan populasi mangsa ( ) turun secara ekponensial menuju nol dan persamaan (2.1.2) disebut model kematian murni yang pada akhirnya mengalami kepunahan. Model berikutnya, diberikan asumsi:

Jika dan hanya jika

( )

( )(

( )

) Penyelesaian persamaan differensial ( ) dan ( ) tak

diasumsikan banyak populasi awal dari mangsa diperoleh: ( ) nol dan mendekati dapat bertahan. 2.2 Hasil Eksperimen Holling Hasil dari eksperimen Holling: dengan ( ) ( ( )) ( ( ))

. Untuk menuju tak hingga maka banyak populasi Konstanta

menunjukan banyak populasi maksimal yang

( )

(2.2.1) ( )

untuk setiap

Pada persamaan (2.2.1),

menyatakan banyak disket kertas di atas meja pada waktu banyaknya disket kertas yang terambil pada waktu dan menyatakan lamanya waktu pencarian. Misalkan

dan ( ( )) meyatakan menyatakan laju pencarian menyatakan waktu total

yang diberikan dan

menyatakan rata-rata waktu pengambilan tiap disket kertas ( ( )) (2.2.2)

diatas meja, maka diperoleh:

Persamaan (2.2.2) disubstitusikan ke persamaan (2.2.1) diperoleh: ( ( )) Pada persamaan (2.2.1) untuk yaitu: misalkan dan
( ) ( )

(2.2.3)

( ) diasumsikan terdiri dari dua jenis disket kertas

( ) menyatakan banyak disket kertas ukuran kecil pada waktu didapat: (2.2.4) untuk setiap

( ) menyatakan banyak disket ukuran besar pada waktu ( ( )) ( ) ( ( )) dan ( ( )) , ( ( )) dan

( ( )) ( )

dengan

( ))

Angka pencarian untuk disket kertas yang berukuran besar dibandingkan dengan disket kertas yang berukuran kecil perbandingan daerah pencarian disubstitusikan ke persamaan (2.2.4), didapat: ( ( )) ( ( )) dan ( ( )) Jika

jelas lebih mudah dicapai atau misalkan faktor dan

maka

( ( ))

(2.2.5)

Berdasarkan persamaan (2.2.2), misalkan

menyatakan rata-rata waktu pengambilan tiap disket ( ( )) menyatakan jumlah banyak dan waktu total (2.2.6)

kertas ukuran kecil dan ukuran besar di atas meja dan

disket kertas ukuran kecil dan ukuran besar yang terambil pada waktu satuan, diperoleh: dengan ( ( )) dan ( ( )) ( ( ( )) ( ( )))

untuk setiap

Persamaan (2.2.6) disubstitusikan ke

persamaan (2.2.5) didapat dengan metode matriks: ( ( ))


( ) ( ( ) ( ))

dan ( dan dan (

( ))

( ) ( ( ) ( ))

(2.2.7)

Diasumsikan dengan parameter baru ( ( )) dengan ( ) dan


( ) ( ) ( )

dari persamaan (2.2.7), diperoleh: ( ))


( ) ( ) ( )

(2.2.8) ( ( )) dan ( ( ))

( ) sebagai populasi mangsa, sedangkan

sebagai populasi mangsa yang berhasil dimangsa. 2.3 Analisis Kestabilan Titik Keseimbangan Diberikan ada jika ( ( ) ) dengan dengan maka dikatakan dan didefinisikan himpunan konveks.

Definisi 2.3.1 Diberikan untuk setiap ruang linier, maka himpunan dan skalar [ ] berlaku: disebut himpunan konveks jika ( )

Selanjutnya didefinisikan polinomial persamaan karakteristik dari matriks Jacobian; Definisi 2.3.2 Polinomial karakteristik eigen untuk derajat didefinisikan ( ) | | dengan nilai

dari matriks Jacobian

sedangkan untuk menganalisa sifat kestabilan menggunakan teorema, yaitu:

Teorema 2.3.3

Diberikan sistem persamaan differensial dan nilai-nilai eigennya dan hanya jika ( ) untuk

dengan

matiks Jacobian yang berukuran

maka sistem stabil di titik keseimbangan jika

Lemma berikut dikenal dengan nama kriteria Routh-Hurwitz, yaitu sebagai berikut: Lemma 2.3.4 Diberikan sistem persamaan differensial berorder satu: { titik keseimbangan ( | Untuk ( ( ) dengan linierisasi di )

) diperoleh: titik keseimbangan stabil jika dan hanya jika polinomial di titik keseimbangan ( dengan adalah: ) (2.3.1) |

persamaan karakteristik dari matriks Jacobian

diperoleh persamaan karakteristik dari matriks Jacobian dengan kriteria Routh-Hurwitz, yaitu:

(2.3.2) Untuk karakteristik: | | ( ( Dari persamaan (2.3.2) dan (2.3.3) diperoleh:

diberikan matriks Jacobian

+ maka diperoleh persamaan

) )

( ( ) ( ) ( )

) (2.3.3) (2.3.4)

dengan nilai-nilai eigen: Jika Jika ( ) diperoleh agar diperoleh agar (2.3.6) dan ( ) ( )

(2.3.5)

(2.3.7)

Untuk

diberikan matriks Jacobian: | (( ) ( )

] maka diperoleh

persamaan karakteristik: | ( (( )

( ))

))

(2.3.8) Dari persamaan (2.3.2) dan (2.3.8), diperoleh: | | ( ) dengan ( ( ) ( ( )) ) | | ( ) ( ) | | ( ) | ( ) ( ( )) ( ) (2.3.9) |

Jadi untuk setiap matriks Jacobian berukuran

didapat

Kriteria Routh-Hurwitz.

3. Pembahasan Hasil 3.1 Pembentukan Model Epidemik Mangsa dan Pemangsa Diasumsikan laju pertumbuhan mangsa dan pemangsa didefinisikan:
( )

( )(
( ) ( ) ( )

( )

) ( )

( ) ( ) ( )

(3.1.1) (3.1.2)

( )

dengan

angka kelahiran perkapita mangsa tanpa ada pemangsa (tidak tergantung angka kematian alami kapasitas batas, angka

pada populasi pemangsa yang tumbuh secara logistik), pemangsa (tidak tergantung pada populasi mangsa), pencarian, faktor konversi dan

koefisien setengah jenuh untuk mangsa dalam

satuan waktu. Persamaan (3.1.1) dan (3.1.2) disebut model persamaan differensial nonlinier tipe II dari Holling, selanjutnya dikembangkan berdasarkan asumsi-asumsi model dari Chattopadhyay dan Bairagi, dengan banyak populasi mangsa ( ) terdiri

dari kelas ikan yang rentan dengan banyak populasi ( ) dan kelas ikan yang terinfeksi dengan banyak populasi ( ) dalam satu ekosistem yang sama pada waktu

Jadi diasumsikan angka kelahiran perkapita ikan secara logistik dengan banyaknya populasi ( ) ( ) ( ) pengurangan populasi ikan yang rentan tergantung dan

sebanding dengan banyaknya populasi pelikan yang memangsa dengan angka pencarian persatuan waktu
( ) ( )

dan pengurangan populasi ikan yang rentan

juga tergantung dan sebanding dengan banyaknya ikan yang rentan dan terinfeksi dengan angka penularan penyakit rentan
( )

Misalkan laju pertambahan populasi ikan yang


( ) ( )

( )(

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( )

(3.1.3)

Diasumsikan angka pertambahan populasi ikan yang terinfeksi tergantung dan sebanding dengan banyaknya ikan yang rentan dan terinfeksi dengan angka penularan penyakit pengurangan populasi ikan yang terinfeksi tergantung dan sebanding

dengan banyaknya populasi pelikan yang memangsa dengan angka pencarian persatuan waktu
( ) ( )

dan faktor konversi

juga tidak tergantung pada

banyaknya populasi pelikan yang memangsa dengan angka kematian perkapita ikan yang terinfeksi didapat: Misalkan laju pertambahan populasi ikan yang terinfeksi
( ) ( )

( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

( )

(3.1.4)

Diasumsikan angka pertambahan populasi pelikan tergantung dan sebanding dengan banyaknya ikan yang rentan dan terinfeksi dengan angka pencarian persatuan waktu
( ) ( )

dan faktor konversi

pengurangan populasi pelikan

pertumbuhan populasi pelikan

Anda mungkin juga menyukai