Abstrak Diberikan model epidemik atau kematian atas populasi ikan dan pemangsanya. Sistem model akan diuji kestabilan di titik keseimbangannya dengan nilai parameter yang cukup besar. Solusi kestabilan didapat dengan mengambil kondisi awal yang non negatif. Dibentuk model penyakit dan angka kematian dari pemangsa pada waktu bersamaan. Kata kunci: epidemik, kematian, kestabilan,keseimbangan 1. Pendahuluan Suatu model Chattopadhyay dan Bairagi (2001) [4], yaitu tiga sistem persamaan differensial non linier yang menggambarkan tentang lingkungan hidup di laut Salton dengan populasi ikan Tilapia dan Pelikan yang hampir mengalami kepunahan yang diakibatkan oleh tercemar bakteri Vibrio Vulnificus. Faktor- factor yang menjadikan kejadian di atas disebabkan oleh lingkungan dengan keadaan suhu yang tinggi, tumbuhnya tanaman ganggang secara besar-besaran, keadaan kadar garam yang tinggi, terjadinya populasi dan tingkat oksigen rendah sehingga terjadi penyebaran wabah penyakit tersebut. Model dari Chattopadhyay dan Bairagi berdasarkan asumsi-asumsi berikut: Mangsa terbagi dalam dua kelas yang terpisah, yaitu ikan yang rentan ( ) dan ikan yang terinfeksi (yang terjangkit penyakit dan menularkannya) ( ) pada waktu Dalam ketiadaan pemangsa ikan terinfeksi, populasi dari ikan tumbuh secara logistik. Ikan yang terinfeksi tidak dapat berreproduksi diakibatkan oleh masa hidup yang pendek dan ikan tidak dapat sembuh.
Infeksi dapat menurunkan daya tahan tubuh ikan, sehingga pelikan hanya mengkonsumsi ikan-ikan yang terinfeksi, angka pemangsaan tipe II dari Holling digunakan untuk ikan yang terinfeksi.
Angka kematian pelikan yang diakibatkan mengkonsumsi ikan adalah relatif konstan. Berdasarkan asumsi-asumsi, dapat mengembangkan model tipe II Holling untuk menentukan titik-titik keseimbangan ( titik-titik keseimbangannya pada bidang ( ) dengan nilai dari model bentuk
Kolmogorov sebagai model mangsa pemangsa dan selanjutnya dianalisa sifat kestabilan di ) Proses untuk mendapatkan sifat kestabilan
menggunakan derivatif parsial pada matriks Jacobian di titik keseimbangan dengan metode Kriteria Routhh-Hurwitz. 2. Metode yang diterapkan 2.1 Model Mangsa Pemangsa Dalam model mangsa pemangsa ada dua bentuk model, yaitu perbedaan dasar pada laju pertumbuhan populasi mangsa secara eksponensial dan yang kedua secara logistik. Model yang pertama, diasumsikan:
( )
( )
(2.1.1)
Penyelesaian persamaan differensial (2.1.1) dengan asumsi banyak populasi awal dari mangsa Jika ( ) dan diperoleh: ( ) (2.1.2) ( )
maka untuk
naik secara ekponensial menuju tak hingga dan model (2.1.2) disebut model kelahiran murni. Jika maka untuk berarti besarnya pertambahan populasi mangsa ( ) turun secara ekponensial menuju nol dan persamaan (2.1.2) disebut model kematian murni yang pada akhirnya mengalami kepunahan. Model berikutnya, diberikan asumsi:
( )
( )(
( )
diasumsikan banyak populasi awal dari mangsa diperoleh: ( ) nol dan mendekati dapat bertahan. 2.2 Hasil Eksperimen Holling Hasil dari eksperimen Holling: dengan ( ) ( ( )) ( ( ))
( )
(2.2.1) ( )
untuk setiap
menyatakan banyak disket kertas di atas meja pada waktu banyaknya disket kertas yang terambil pada waktu dan menyatakan lamanya waktu pencarian. Misalkan
Persamaan (2.2.2) disubstitusikan ke persamaan (2.2.1) diperoleh: ( ( )) Pada persamaan (2.2.1) untuk yaitu: misalkan dan
( ) ( )
(2.2.3)
( ) menyatakan banyak disket kertas ukuran kecil pada waktu didapat: (2.2.4) untuk setiap
( ( )) ( )
dengan
( ))
Angka pencarian untuk disket kertas yang berukuran besar dibandingkan dengan disket kertas yang berukuran kecil perbandingan daerah pencarian disubstitusikan ke persamaan (2.2.4), didapat: ( ( )) ( ( )) dan ( ( )) Jika
maka
( ( ))
(2.2.5)
menyatakan rata-rata waktu pengambilan tiap disket ( ( )) menyatakan jumlah banyak dan waktu total (2.2.6)
disket kertas ukuran kecil dan ukuran besar yang terambil pada waktu satuan, diperoleh: dengan ( ( )) dan ( ( )) ( ( ( )) ( ( )))
untuk setiap
( ))
( ) ( ( ) ( ))
(2.2.7)
(2.2.8) ( ( )) dan ( ( ))
sebagai populasi mangsa yang berhasil dimangsa. 2.3 Analisis Kestabilan Titik Keseimbangan Diberikan ada jika ( ( ) ) dengan dengan maka dikatakan dan didefinisikan himpunan konveks.
Definisi 2.3.1 Diberikan untuk setiap ruang linier, maka himpunan dan skalar [ ] berlaku: disebut himpunan konveks jika ( )
Selanjutnya didefinisikan polinomial persamaan karakteristik dari matriks Jacobian; Definisi 2.3.2 Polinomial karakteristik eigen untuk derajat didefinisikan ( ) | | dengan nilai
Teorema 2.3.3
Diberikan sistem persamaan differensial dan nilai-nilai eigennya dan hanya jika ( ) untuk
dengan
Lemma berikut dikenal dengan nama kriteria Routh-Hurwitz, yaitu sebagai berikut: Lemma 2.3.4 Diberikan sistem persamaan differensial berorder satu: { titik keseimbangan ( | Untuk ( ( ) dengan linierisasi di )
) diperoleh: titik keseimbangan stabil jika dan hanya jika polinomial di titik keseimbangan ( dengan adalah: ) (2.3.1) |
diperoleh persamaan karakteristik dari matriks Jacobian dengan kriteria Routh-Hurwitz, yaitu:
) )
( ( ) ( ) ( )
) (2.3.3) (2.3.4)
dengan nilai-nilai eigen: Jika Jika ( ) diperoleh agar diperoleh agar (2.3.6) dan ( ) ( )
(2.3.5)
(2.3.7)
Untuk
] maka diperoleh
persamaan karakteristik: | ( (( )
( ))
))
didapat
Kriteria Routh-Hurwitz.
3. Pembahasan Hasil 3.1 Pembentukan Model Epidemik Mangsa dan Pemangsa Diasumsikan laju pertumbuhan mangsa dan pemangsa didefinisikan:
( )
( )(
( ) ( ) ( )
( )
) ( )
( ) ( ) ( )
(3.1.1) (3.1.2)
( )
dengan
angka kelahiran perkapita mangsa tanpa ada pemangsa (tidak tergantung angka kematian alami kapasitas batas, angka
pada populasi pemangsa yang tumbuh secara logistik), pemangsa (tidak tergantung pada populasi mangsa), pencarian, faktor konversi dan
satuan waktu. Persamaan (3.1.1) dan (3.1.2) disebut model persamaan differensial nonlinier tipe II dari Holling, selanjutnya dikembangkan berdasarkan asumsi-asumsi model dari Chattopadhyay dan Bairagi, dengan banyak populasi mangsa ( ) terdiri
dari kelas ikan yang rentan dengan banyak populasi ( ) dan kelas ikan yang terinfeksi dengan banyak populasi ( ) dalam satu ekosistem yang sama pada waktu
Jadi diasumsikan angka kelahiran perkapita ikan secara logistik dengan banyaknya populasi ( ) ( ) ( ) pengurangan populasi ikan yang rentan tergantung dan
sebanding dengan banyaknya populasi pelikan yang memangsa dengan angka pencarian persatuan waktu
( ) ( )
juga tergantung dan sebanding dengan banyaknya ikan yang rentan dan terinfeksi dengan angka penularan penyakit rentan
( )
( )(
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
(3.1.3)
Diasumsikan angka pertambahan populasi ikan yang terinfeksi tergantung dan sebanding dengan banyaknya ikan yang rentan dan terinfeksi dengan angka penularan penyakit pengurangan populasi ikan yang terinfeksi tergantung dan sebanding
dengan banyaknya populasi pelikan yang memangsa dengan angka pencarian persatuan waktu
( ) ( )
banyaknya populasi pelikan yang memangsa dengan angka kematian perkapita ikan yang terinfeksi didapat: Misalkan laju pertambahan populasi ikan yang terinfeksi
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( )
(3.1.4)
Diasumsikan angka pertambahan populasi pelikan tergantung dan sebanding dengan banyaknya ikan yang rentan dan terinfeksi dengan angka pencarian persatuan waktu
( ) ( )