Anda di halaman 1dari 15

Aplikasi 5 R dan Tahap-Tahapnya

Urutan tersebut disusun berdasarkan urutan langkah/tahap implementasi, mulai dari Resik s/d
Rajin, sehingga memang tidak bisa dibalik-balik. Kalau ditempat saya namanya 5K + S: (1)
Ketertiban, (2) Kerapian, (3) Kebersihan, (4) Kelestarian, (5) Kedisiplinan, dan ditambahkan (6)
Safety (keselamatan)
Urutan 5R (5S) yang disebutkan memang benar, yaitu:
(1) Ringkas (Seiri): Singkirkan barang yang tidak perlu.
(2) Rapi (Seiton): Penyimpanan barang sesuai dengan tempatnya.
(3) Resik (Seiso): Membersihkan berarti memeriksa.
(4) Rawat (Seiketsu): Menghindari ketidakpastian/ketidaksesuaian.
(5) Rajin (Shitsuke): Norma kerja produktif selalu dipatuhi.
5R (5S) ini mayoritas diterapkan di perusahaan/manufaktur milik Jepang dan Korea, termasuk
perusahaan kami.
Penerapan 5R harus dilakukan secara sistematis karena pada intinya 5R bukanlah suatu standar
tetapi lebih ke arah pembentukan budaya seluruh karyawan di dalam suatu perusahaan.
5R memang tidak dapat dibolak-balik karena itu sudah menjadi suatu urutan logis yang harus
dijalankan. Dimana hal pertama yang harus dilakukan adalah ringkas bagaimana membuat area
kerja menjadi ringkas dengan hanya menempatkan barang-barang yang diperlukan saja. Setelah
ringkas baru dirapikan dan dibersihkan. Tahap selanjutnya baru melakukan perawatan dan
pemerliharaan. Satu hal yang penting yang harus diperhatikan adalah jangan berharap akan
terjadi bersih kalau belum ringkas. Demikian juga seterusnya. Sehingga pada intinya 5R harus
diterapkan step by step mulai dari R1, setelah cukup baik baru ke R2 dan seterusnya.
Pembentukan budaya 5R bukanlah suatu yang instan, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
menjadi budaya. Dalam 5R tentu tidak ada yang sempurna, semua harus berpikir menjadi lebih
baik menjadi lebih baik dan terus akan menjadi lebih baik.
Terima kasih atas tanggapan tentang 5 R. Saya semakin yakin manfaat 5 R ini dari masukan
rekan-rekan. Saya ingin sharing sudut pandang yang lain tentang penerapan 5 R ini. Dari
pangalaman, ternyata 5 R bisa diterapkan dimana saja, untuk jenis usaha apa saja yang penting
tujuannya jelas dan dapat diukur efektifitasnya (Kata pepatah: if you can not measure it, you can
not manage it). Kami dikantor dan diproyek menggunakan ukuran point tertentu. Jadi, kami
memodifikasi sendiri sesuatu yang kami anggap benar dan baik kami standarkan. Moga-moga
kalau score nya udah tinggi lama kelamanan jadi budaya.
Kalau mengenai urutan 5 R, kami masih mencari pembenarannya dari sudut lain, misalnya:
mengapa R ke 4 (Rawat) dan 5 (Rajin) di letakkan paling belakang? kalau menurut saya :karena
kedua hal tersebut tidak dapat dilihat/tidak kelihatan, tapi justru yang paling penting karena basis
penerapan ini di Rajin nya (Disiplin). Kalau begitu kenapa tidak didepan? Dari pengalaman
penerapannya kami cari pembenaran yang duluan ditulis yang kelihatan (Seeing is beliefing),
sedangkan R1,2,3 sejalan dengan pemikiran sesuai urutan proses dan berbasis efisien yang juga
didasari Kaizen.
Salam kenal semuanya. Saya pendatang baru nih. Mohon pencerahan dan mungkin bisa
berdiskusi bersama. Saya ingin nimbrung soal 5 R ya Pak Tonny. Mohon maap dulu kalo ada yg

salah ya, dan semoga bermanfaat. Setahu saya tentang 5 R adalah sbb: Dalam 5R ada 3 tahapan:
(1) 5R yang aktif (persiapan)
(2) Pembudayaan 5R (5R yg efektif)
(3) 5R pencegahan (penerapan 5R tingkat lanjut)
Urutan dari 5R sendiri adalah: (1) Ringkas (2) Rapi (3) Resik (4) Rawat (5) Rajin.
Dalam tahap I:
(1) Ringkas:
- membuang barang yang tidak diperlukan. Disini brg dikelp mjd 4 (barang rusak/ dibuang, stok
mati/dibuang,stok tidur/dipindahkan ke tempat penyimpanan lain & bahan sisa)
(2) Rapi:
- membenahi tempat penyimpanan
- mengatur tata letak peralatan kerja
(3) Resik:
- Mengatur prosedur kebersihan harian, termasuk penanggung jawabnya.
(4) Rawat:
- Mempertahankan dan menindaklanjuti dr ketiga langkah diatas.
- pemeriksaan ke lapangan
(5) Rajin:
- Pengendalian visual tempat kerja
- menerima kritik & saran atas pelaksanaan 3 hal diatas
- pemasangan slogan2
- menuju terciptanya suatu KEBIASAAN yang rajin, yg pada akhirnya akan mjd BUDAYA
Dalam tahap II:
(1) Ringkas:
- mengendalikan tingkat persediaan barang
(2) Rapi:
- memudahkan penggunaan dan pengembalian barang
(3) Resik:
- Membudayakan kebersihan & pemeriksaan minimal 5 menit setiap hari
(4) Rawat:
- Mempertahankan tempat kerja yg resik
(5) Rajin:
- Mempertahankan rawat di perusahaan
Dalam tahap III:
(1) Ringkas pencegahan:
- menghindari adanya barang yg tidak diperlukan
(2) Rapi pencegahan:
- menghindari ketidakrapian
(3) Resik pencegahan:
- membersihkan tanpa mengotori lagi
(4) Rawat pencegahan:
- mencegah penurunan kondisi lingkungan
(5) Rajin pencegahan:
- mensistematika pelatihan
Jadi, saya simpulkan disini bahwa tujuan dari masing2 langkah adalah:
(1) Ringkas: biaya/cost

(2) Rapi: proses & delivery


(3) Resik: quality & safety
(4) Rawat: sistem & standar
(5) Rajin: budaya & sikap.
Seperti kata Pak Tonny yg mengomentari bahwa Rawat & Rajin no 4 & 5, saya setuju dengan
Pak Tonny. menurut saya, inti/dasar dari 5R adalah Ringkas, Rapi & Resik, sedangkan Rawat
dan Rajin adalah proses pengendalian & tindak lanjut dari ketiga hal tsb.
Demikian pendapat saya. Terima kasih
Salam kenal juga, terima kasih atas sharing nya yang ternyata melengkapi filosofi nya 5 R.
Memang, 3 tahapan yang Rekan Asih sebutkan sejalan dengan PDCA dan menuju efisiensi.
Apalagi konsumen sekarang mengharapkan Quality up, cost down, ya 5 R inilah menurut saya
salah satu approach dasar yang paling ampuh untuk memperoleh efisiensi.
Dalam pelaksanaan 5 R dikantor dan lapangan, kami menggunakan tahapan sikap kerja yang:
a) DIPAKSA (Manusia pada dasarnya malas)
b) TERPAKSA (Kendali dengan sistem)
c) BISA ( Proses pembelajaran sampai Tahu)
d) BIASA (Sikap yang termotivasi)
e) BUDAYA (Perilaku yang mengarah pada belief)
Begitulah kami lakukan. Sharing dong untuk pengukurannya. oh ya, dimana dari pengalaman
Rekan Asih mengaudit penerapan 5 R yang bisa saya hubungi?
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DITEMPAT KERJA DENGAN KONSEP 5R
Pada tanggal 2 dan 3 Maret 2006, PT. IGLAS (Persero) mengadakan In House Training
Peningkatan Produktivitas ditempat kerja dengan konsep 5R. Selaku pembicara adalah dari
Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja (BPPTK) Propinsi Jawa-Timur. In House
Training ini diikuti oleh segenap Kepala Bagian dan Kepala Seksi yang mewakili setiap unit di
lingkungan PT. IGLAS (Persero). Tujuan diselenggarakannya Training ini adalah untuk
meningkatkan kesadaran dan peran serta karyawan dalam menciptakan kondisi tempat kerja
yang bersih, rapi, aman dan nyaman sehingga memberi kenyamanan pada karyawan dan
semangat kerja tinggi yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Dengan
menggabungkan antara pemberian materi didalam ruangan dan menganalisa contoh langsung
dilapangan / plant tour diharapkan para peserta akan mengerti betul tentang konsep 5R.
Konsep 5R berasal dari Jepang yang sudah diterapkan oleh setiap perusahaan yaitu Seiri, Seiton,
Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Pengertian dari konsep 5R adalah sebagai berikut : 1.Ringkas ;
Memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari
tempat kerja. 2.Rapi ; Merapikan barang yang diperlukan dengan teratur supaya mudah diambil
untuk digunakan. 3.Resik ; Membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan dan barangbarang agar tidak terdapat debu dan kotoran. 4.Rawat ; Mempertahankan hasil yang telash
dicapai pada 3R sebelumnya dengan membakukannya (standardisasi). 5.Rajin ; Terciptanya
kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. Dalam
training ini juga dijelaskan tentang maksud penerapan 5R, Sasaran 5R, Obyek 5R serta syarat
suksesnya 5R. Syarat sukses 5R meliputi : 1.Komitmen manajemen 2.5R harus dipahami oleh
seluruh karyawan 3.Partisipasi semua karyawan 4.Patroli manajemen secara periodik/terjadwal
5.Audit 5R Setelah melakukan study kasus lapangan / plant tour dan mengevaluasi
permasalahan maka konsultan dari BPPTK menilai karyawan PT IGLAS (Persero) mempunyai

kompetensi dalam pelaksanaan 5R dan dukungan komitmen manajemen.(mhs)


SEBERAPA EFEKTIFKAH 5R, ANDA ?
Bangsa Jepang adalah sebuah bangsa yang tidak lelah melakukan inovasi yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan keefektivitasan dalam bekerja. Salah satu produk dari negara asal
Oshin ini yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi dan keefektivitasan
dalam bekerja adalah 5S yang kemudian dikembangkan menjadi 6S. Seperti halnya produk
Jepang baik yang berupa barang-barang elektronik maupun kendaraan bermotor, konsep 5S ini
pun ikut serta diboyong ke Indonesia, dimana konsep 5S ini kemudian diadopsi menjadi 5R
Mengapa Perlu 5R ?
Pertanyaan filosifis ini sering ditanyakan oleh setiap orang yang ada pada sebuah manufaktur.
5R merupakan konsep yang memiliki keuntungan jika dilaksanakan secara optimal diantaranya :
1. Sebagai alat promosi perusahaan, dalam artian kondisi perusahaan yang bersih, rapi serta
tertata dengan baik merupakan sarana promosi yang baik apalagi ketika buyers kita melakukan
visit plan ke pabrik kita.
2. Sebagai salah satu konsep yang sesuai dengan prinsip belajar, dengan 5R kita belajar untuk
medeteksi masalah kemudian mencari cara untuk memecahkannya, langkah selanjutnya yaitu
melakukan tindakan pencegahan sehingga permasalahan tidak terulang kembali.
3. Mampu membentuk sebuah team yang handal, hal ini disebabkan karena untuk menerapkan
5R secara optimal kita memerlukan sebuah team yang akan berfungsi sebagai organisator dari
jalannya kegiatan 5R
4. Pelaksanaan 5R yang optimal dapat membantu menciptakan kondisi yang teratur didalam
pelaksanaan kerja sehari hari dimana kesemuanya itu nantinya akan berujung pada keefisiensian
dalam proses.
Apa itu 5R ?
Konsep 5R ini sesuai dengan namanya dijabarkan menjadi 5 kata yang diawali dengan R (versi
Indonesia) dan huruf S (versi Jepang) adalah sebagai berikut :
Ringkas = Seiri
Merupakan usaha pertama yang wajib dilakukan pada pelaksanaan konsep 5S/5R, dalam Seiri
/Ringkas setiap orang berusaha memilahkan antara mana barang barang yang sudah tidak
terpakai dengan barang barang yang masih bisa digunakan, dengan peringkasan ini diharapkan
tidak ada barang dengan kondisi buruk tercampur dengan barang yang masih dapat
dipergunakan.
Rapi = Seiton
Langkah berikutnya dari konsep ini adalah suatu upaya penataan atas barang barang yang
sudah dilakukan pemilahan. Salah satu cara paling mudah dalam menerapkan langkah
Seiton/Rapi ini adalah dengan memberikan identitas pada setiap barang dan kemudian
menatanya pada suatu tempat yang mudah untuk dijangkau.
Resik = Seiso
Konsep ini mengajak setiap orang untuk melakukan pembersihan pada lokasi kerjanya masingmasing. Pembersihan yang dilakukan pada area produksi dan mesin produksi akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kerusakan. Kondisi lingkungan kerja yang bersih akan mempengaruhi
kondisi psikologis dari para pekerja.
Rawat = Seiketsu
Tujuan dari perawatan ini untuk menjaga kondisi atau memelihara kondisi yang sudah ditata
dengan baik tetap terjaga dengan optimal dan terjadi peningkatan atas kondisi tersebut. Salah

satu langkah perawatan yang dilakukan adalah dengan melakukan langkah-langkah maintenance
pada mesin sesuai standar perawatan yang telah ditetapkan.
Rajin = Shitsuke
Tujuan dari rajin ini adalah terbentuknya pribadi-pribadi yang disiplin serta tumbuhnya rasa
kecintaan dan rasa ikut memiliki perusahaan dalam arti yang positirf.
Seperti halnya program perbaikan lain yang dilaksanakan di lingkungan perusahaan, program 5R
ini juga memiliki kemungkinan kegagalan yang biasanya disebabkan oleh beberapa hal antara
lain :
1. Kurangnya komitmen dari top managemen
2. Menganggap sepele atas kegiatan 5 R (produksi lebih penting daripada mengerjakan 5R)
3. Kurang memahami arti 5R
4. Kurangnya ritual sebagai sarana pemberian penghargaan dan penciptaan budaya malu.
Dengan diterapkannya program 5R di perusahaan, maka penerapan untuk program-program lain
yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas akan lebih mudah untuk diterapkan. Karena 5R
merupakan dasar bagi perusahaan dan individu pada khususnya dalam melakukan perbaikanperbaikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sudahkan anda berjiwa 5R dalam keseharian
anda ?

Konsep 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin)


Posted on Mei 25, 2008 by safety4abipraya
Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih, rapi, dan
masing masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri, sehingga mampu mendukung
terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi di perusahaan. Namun pada
kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan. Banyak perusahaan yang seringkali
mengeluh begitu sulitnya dan banyak membuang waktu hanya untuk mencari data dan atau
sarana yang lupa penempatannya. Tidak hanya itu, seringkali kita kurang nyaman dengan kondisi
berkas kerja yang berantakan dan tidak jarang memicu kondisi emosional kita.
Beberapa permasalahan tersebut diatas dapat kita atasi dengan melakukan penerapan program 5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), yang merupakan adaptasi program 5S (Seiri, Seiton,
Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang dan sudah digunakan oleh banyak
negara di seluruh penjuru dunia. Ini merupakan suatu metode sederhana untuk melakukan
penataan dan pembersihan tempat kerja yang dikembangkan dan diterapkan di Jepang.
PELATIHAN HOUSEKEEPING DAN BUDAYA 5R
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) akan menyelenggarakan pelatihan
internal singkat mengenai housekeeping dan budaya 5R, pada :
Hari/Tanggal

: Rabu, 28 Mei 2008

Jam

: 08.30 - 15.00

Tempat

: Ruang Rapat Lantai II, Kantor Pusat

Peserta

: Biro/SPI/Sekper/Divisi/Wil II/Proyek

Instruktur

: Sekretaris P2K3

Materi pelatihan bisa diunduh di sini

: Download

(dari rapidshare.com)

Download

(dari 4shared.com)

Materi tambahan : Download , Download


5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara
benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan
dapat diciptakan, dan dengan demikian 4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi,
produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.
RINGKAS
Prinsip RINGKAS adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang
tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang
akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti sangat
berguna bagi sebuah perusahaan.
Langkah melakukan RINGKAS :
1. Cek-barang yang berada di area masing-masing.
2. Tetapkan kategori barang-barang yang digunakan dan yang tidak digunakan.
3. Beri label warna merah untuk barang yang tidak digunakan
4. Siapkan tempat untuk menyimpan / membuang /memusnahkan barang-barang yang tidak
digunakan.
5. Pindahkan barangbarang yang berlabel merah ke tempat yang telah ditentukan.
RAPI
Prinsip RAPI adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal
mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat
diperlukan dengan mudah. Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana
benda-benda harus diletakkan untuk mempercepat waktu untuk memperoleh barang tersebut.
Langkah melakukan RAPI :

1. Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga mudah didapatkan saat
dibutuhkan
2. Tempatkan barang-barang yang diperlukan ke tempat yang telah dirancang dan disediakan
3. Beri label / identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun pengembalian ke tempat
semula.
RESIK
Prinsip RESIK adalah membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan dan barangbarang agar tidak terdapat debu dan kotoran. Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan oleh
setiap orang dari CEO hingga pada tingkat office boy.
Langkah melakukan RESIK :
1. Penyediaan sarana kebersihan,
2. Pembersihan tempat kerja,
3. Peremajaan tempat kerja, dan
4. Pelestarian RESIK.
RAWAT
Prinsip RAWAT adalah mempertahankan hasil yang telash dicapai pada 3R sebelumnya dengan
membakukannya (standardisasi).
Langkah melakukan RAWAT :
1. Tetapkan standar kebersihan, penempatan, penataan
2. Komunikasikan ke setiap karyawan yang sedang bekerja di tempat kerja
RAJIN
Prinsip RAJIN adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan
apa yang sudah dicapai. RAJIN di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di
tempat kerja. Apa yang sduah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat. Prinsip RAJIN
di tempat kerja adalah LAKUKAN APA YANG HARUS DILAKUKAN DAN JANGAN
MELAKUKAN APA YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN
Langkah melakukan RAJIN :
1. Target bersama,

2. Teladan atasan
3. Hubungan/komunikasi di lingkungan kerja
4. Kesempatan belajar
Sekilas Program 5S atau Program 5R
Istilah 5S adalah akronim dari Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Dalam bahasa
Indonesia sering diterjemahkan sebagai 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin;
sedangkan dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan 5S yang lain yaitu Sort, Straighten,
Shine, Standardize, dan Sustain. Slogan yang terkenal dari konsep ini adalah a place for
everything and everything in its place, dan ada yang menambahi clean and ready for use.
Konon 5S adalah konsep yang diambil dari budaya kerja yang dipraktekkan dalam perusahaanperusahaan Jepang. Konsep ini telah banyak dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh
dunia. Selain berbiaya murah bahkan gratis, program ini juga manfaatnya dapat dinikmati secara
nyata dalam waktu singkat seperti:

mencegah pemborosan aktivitas yang tidak perlu


mengurangi kemungkinan kesalahan kerja karena penggunaan alat atau produk yang
tidak sesuai
meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja
membuat tempat lebih bersih, sehat, dan rapi
mendorong karyawan terbiasa berpikir dan berperilaku rapi dan bersih
mengetahui inventaris, posisi stock, kesiapan produk, dan peralatan yang siap pakai
meningkatkan citra organisasi lebih positif di mata konsumen
dan sebagainya.

Pada akhirnya, produktivitas dan efisiensi akan menjadi nilai tambah yang diharapkan program
ini. Meski begitu, untuk benar-benar berhasil menjadikannya tata nilai dan budaya organisasi,
tentu bukan perkara mudah yang instan.
Baiklah, agar lebih dekat dengan budaya Indonesia untuk selanjutnya kita gunakan kata-kata 5S
dalam bahasa Indonesia saja, 5R: Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Karena bukankah
budaya Indonesia juga luhur? Rapi dan resik seperti seperti kali Ciliwung dan rajin seperti
sejarah PNS Pemda :-P
1. Ringkas: Memisahkan dan menyingkirkan barang yang tak diperlukan dari tempat kerja.
Mungkin sampah, mungkin peralatan yang tidak selalu digunakan, atau produk yang
seharusnya sudah berada di gudang good stock.
2. Rapi : Membenahi tata letak penyimpanan barang. Bisa dengan memberikan pembatas,
denah lokasi dan atau label pada barang-barang yang sudah diklasifikasikan.
3. Resik : Memeriksa dan memelihara kebersihan tempat kerja. Kebersihan tempat kerja
bukan hanya meningkatkan jaminan kualitas proses dan produk, tapi juga citra

perusahaan dan kenyamanan karyawan. Setiap personil harus memiliki tanggung jawab
kebersihan di tempat kerja, bukan hanya oleh penanggung jawab K3LH.
4. Rawat : Menstandardisasi Ringkas, Rapi, dan Resik. Setelah diketahui penampakan arah
dan praktek-praktek yang diharapkan, berikan standarisasi yang paling realistis dan
efisien. Tentu saja sewaktu-waktu standard akan berubah sesuai kondisi nyata yang ada.
5. Rajin : Membiasakan kedisplinan sesuai standard. Program 5R harus dijadikan kebiasaan
setiap saat dalam proses kerja. Konsistensi bisa dikondisikan oleh komitmen manajemen,
keteladanan, pengawasan, dan punishment dan reward.
Ada yang berpendapat bahwa urut-urutan 5R ini adalah urutan yang logis. Jadi, sebaiknya
dilakukan dari urutan pertama hingga terakhir. Sebelum memutuskan standardisasi tentunya
harus diuji secara praktek bagaimana pengkondisian Ringkas, Rapi, dan Resik yang ada di
tempat kerja. Ketika mau melangkah lebih serius ke arah Rajin tentu ada standard Rawat yang
jelas bagi karyawan. Urut-urutan ini dapat dijadikan acuan perencanaan program 5R disamping
mempertimbangkan urgensi secara riil, sehingga setiap target kemajuan bisa diberikan fokus
tertentu sesuai realitas dan ekspektasi.
Sebenarnya praktek 5R tidak hanya bisa di tempat kerja saja, tetapi bisa juga dipraktekkan di
rumah dan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun dengan standard suka-suka diri sendiri.hehe
R

KATA PENGANTAR

Sejalan dengan makin meningkatnya persaingan usaha persemenan di Indonesia dan semakin
meningkatnya trend permintaan semen nasional, maka seluruh Manajemen beserta Tim
Penyempurnaan dan Peningkatan Mutu Sistem Manajemen Semen Gresik (SMSG) akan terus
berupaya melakukan langkah-langkah penyempurnaan secara berkesinambungan, dengan
berpedoman pada Visi, Misi, Filosofi, dan Kebijakan Perusahaan yang telah ditetapkan.
Penyusunan Buku Panduan Penerapan & Penilaian Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin (5R)
adalah merupakan salah satu usaha untuk terus menerus meningkatkan kemampuan pegawai
dalam membangun budaya perusahaan yang unggul untuk mencapai kinerja perusahaan menuju
Performance Excellence Company.
Penerapan program perbaikan lingkungan kerja (good housekeeping) atau dinamakan 5R
merupakan suatu pendekatan praktis dalam peningkatan mutu lingkungan tempat kerja oleh
setiap pegawai agar lingkungan kerja menjadi aman, nyaman, tertib dan teratur.
5R pada dasarnya merupakan proses perubahan sikap mental untuk lebih peduli dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan kerja dengan upaya penataan dan kebersihan tempat kerja. Bahkan
5R dapat dipandang sebagai kegiatan pertama untuk membiasakan diri bekerja menggunakan
Standard. Dengan prinsip A place for everything, and everything in its place , maka setiap

anggota terbiasa bekerja dalam lingkungan kerja dengan Standard Tempat yang jelas. Hal ini
akan berdampak pada peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja pegawai.
Saya yakin dan percaya bahwa keberhasilan penerapan 5R di perusahaan akan mampu
memperkuat budaya perusahaan yang unggul dalam mewujudkan peningkatan efisiensi dan
produktifitas. Diharapkan Buku Panduan Penerapan & Penilaian 5R dapat memberikan
masukan yang sangat dibutuhkan untuk perbaikan kinerja perusahaan di masa mendatang.
Pada akhirnya ungkapan terima kasih kepada seluruh Pimpinan Unit kerja terkait yang telah
membidani dan memfasilitasi usaha penyempurnaan Buku Panduan & Penilaian 5R, dan juga
kepada semua anggota Tim Penilai Implementasi 5R yang terlibat dalam proses penyusunan
buku ini, saya ucapkan terima kasih.

Gresik, 31 Desember 2006


PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
Direktur Utama,

You are here: Home / Archives for Training 5R balikpapan


Training 5R Implementasi & Teknik Audit Ringkas Rapi Resik Rawat Rajin Untuk
Meningkatkan Produktifitas Kerja (Pasti Jalan: 07-08 Oktober 2013 Jakarta)
September 24, 2013 By admin Leave a Comment
PENGANTAR TRAINING 5R
Training 5R- Ringkas Rapi Resik Rawat Rajin sudah dikenal dan banyak membantu dalam
mengembangkan sistem manajemen. Dimana telah terbukti sangat membantu sebuah organisasi
dalam memperbaiki dan meningkatkan produktifitas kerja. Sistem 5R ini adalah sebuah sistem
yang dilahirkan di jepang, terkenal dengan istilah Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke
atau di Singkat 5S yang merupakan dasar dari segala program peningkatan mutu dan
produktivitas sebuah kegiatan perusahaan. Dengan penerapan 5S diharapkan mampu mencapai
target zero breakdown, zero defect, zero delay dan zero accident. Dimana perlu diketahui
produktivitas dari sebuah perusahaan/instansi ataupun organisasi secara langsung ataupun tidak
langsung dipengaruhi secara budaya efisiensi dan efektifitas pekerjaan yang tinggi di tempat
kerja. Adanya berbagai pemborosan baik berupa aktifitas kerja, waktu, penggunaan peralatan
bantu kerja ataupun yang lainnya dimana hal ini akan mengakibatkan terhadap produktifitas
pekerjaan dan waktu dari penyelesaian sebuah aktifitas kerja.
Training 5R akan membantu sebuah perusahaan dalam memahami dan menarapkan program 5R
tersebut, dimana penerapan 5R kini sudah menjadi bagian penting dibanyak perusahaan, instansi
ataupun organisasi. Karena sudah tidak diragukan lagi efek dari penerapan 5R ini telah terbukti

keefetifannya membantu banyak berbagai organisasi dalam meningkatkan produktifitas kerja.


Mengacu kepada pentingnnya penerapan 5R ini melalui Public ataupun In House Training 5R Implementasi dan Peningkatan Produktifitas Kerja sebagai Productivity Consultant BMD Street
Consulting berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam penerapan Program 5R termasuk tips
dan triks penerapannya yang efektif.
TUJUAN TRAINING 5R
Training 5R ini mempunyai maksud dan tujuan adalah untuk meningkatkan produktifitas
pekerjaan, menciptakan pola kerja yang hemat dan disiplin tinggi, pemanfaat barang yang bisa
digunakan untuk alat bantu kerja, menciptakan lingkungan kerja yang sehat,aman dan nyaman,
mengurangi resiko kecelakaan kerja, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan yang
lainnya.
MATERI TRAINING 5R
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengantar program 5R Ringkas, Rapi, Resik, Rawat Rajin


Prinsip dasarn serta strategi dan teknik Implementasi 5R,
Promosi dan Sosialiasi 5R
Kombinasi sistem 5R Dengan standar system lainnya (QMS, KAIZEN,Six Sigma)
Identifikasi, Teknik Audit dan Sistem Dokumentasi 5R
Simulasi Audit, Penyusunan Lembar Laporan Periksa Audit dan Laporan penerapannya
dilapangan
7. Tinjaun evaluasi implementasi 5R
METODE TRAINING 5R
Ceramah, diskusi interaktif dan kelompok , serta simulasi implementasi penerapan 5R
SIAPA PESERTA TRAINING 5R..??
Departemen SDM perusahaan, perwakilan staff office dan perwakilan team dilapangan, QHSE
Departemen, dan semua pihak yang terlibat dalam peningkatan produktifitas kerja perusahaan
TRAINER
M. Sutarsono, ST., MT
Profesional Trainer dan Konsultan BMD Street Consulting ini mempunyai Latar belakang
pendidikan beliau Magister Teknik Industri disalah satu perguruan tinggi di Jakarta. Kompetensi
yang dikuasai beliau adalah Qualtiy Management System (QMS), Productivity,
dan Environmental Management System ISO 14001:2004 (EMS). Memulai karir sebagai Staff
QC disalah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia hingga menjadi QC Manager.
Beberapa perusahaan yang pernah beliau tangani baik sebagai Konsultan/trainer seperti: PT.Air
Liquid, PT. Mitra Metal Perkasa, PT. Meco Suprin Grafia,PT. Sumber Kita Indah, PT. Air Duct
Panellindo, PT. Lins Petrotama Energy, PT. DBuildr Indonesia,PT. Sanly Industries etc.

Indriani Suryadi, ST
Senior konsultan BMD Street Consulting ini berlatar belakang pendidikan Faculty of
Industry Technology majoring in Industrial Engineering, Indonesia Institute of Technology
Serpong-Tangerang, Faculty of Math and Sciences majoring in Chemistry Analyst, Diploma
Degree Programme, Padjadjaran University (UNPAD). Bersertifikasi untuk ISO
9001, Enviromental Management System ISO 14001:2004, OHSAS 18001, IS0 17025, Good
Laboratory Practice (GLP), HACCP, dan GMP. Memulai karir sebagai Quality Control di PT.
Sanbe Farma (2005), QC Specialist di PT.Ferron Par Pharmaceuticals (2007), Quality Assurance
di PT. Idemitsui Lube Tecno Indonesia (2010), PT. Kyoraku Blowmolding Indonesia, Asst
Manager QA/QC di PT Delloyd Indonesia dan Manager QA/QC PT. Press Kogyo
Manufacturing Indonesia.
INVESTASI
Rp 3.750.000,00/peserta

Program 5 S di Gudang :
Bila 5R berkumandang
Segera lakukan pembenahan
Bila 5R jadi budaya
Buktinya ada pada saya
Jadikan 5R membudaya
Hilangkan tabiat lama kita
Jadikan 5R prinsip kerja
......... sepenggal lagu 5R ....
Ketika kami melakukan survey disebuah perusahaan yang bergerak dibidang
produksi printing plastik, melakukan observasi, analisa dan menyimpulkan tentang
kebutuhan program perbaikan yang dibutuhkan oleh calon klien. Perusahaan ini
sedang bermasalah dengan karyawannya. Nampaknya kebutuhan karyawan
berkaitan dengan normatif dalam Undang-Undang ketenagakerjaan sudah
dipenuhi. Permasalahan ini muncul tentunya karena leadership dari manager lini
yang kurang sehingga kurang tepat dalam menangani masalah-masalah karyawan

dan tercipta ketidakpuasan kerja yang berujung pada aksi demo bersama serikat
pekerja yang juga baru masuk di perusahaan sekitar setahun yang lalu.
Tak ada training yang mampu mengubah dan memperbaiki kinerja leadership
seseorang. Maka kami menawarkan program leadership dengan latihan, praktek
dan pembiasaan. Dimana program ini telah banyak kami implementasikan di
perusahaan-perusahaan klien kami dan dalam waktu 4 bulan mereka mengalami
peningkatan produktifitas, kedisiplinan, dan kepatuhan dari karyawannya. Bukan
karena training yang diberikan tetapi lebih kepada latihan dan praktek yang
dilakukan oleh para manager lini itu sendiri. Mereka menjadi trampil dalam
berkomunikasi dan presentasi karena pihak perusahaan memberikan wadah untuk
mereka berlatih sesuai program yang kami disain. Bukan keberanian menegur
yang perlu dibentuk, tetapi bagaimana karyawan yang ditegur dapat memahami
kesalahannya dan manager lini dapat mengetahui dari bahasa tubuh karyawan
yang bersangkutan. Topik menegur dengan kasih, memberikan cara untuk
memberikan teguran dengan menghindari perdebatan.
Pihak manajemen menyetujui itu adalah salah satu perbaikan yang mendasar dan
perlu dilakukan tetapi mereka meminta keseluruhan program perbaikan yang
dibutuhkan. Termasuk didalamnya adalah penerapan warehouse management
dalam melakukan tata kelola gudang sehingga kinerja gudang dapat dioptimalkan.
Ketika kami juga menyampaikan perlunya program 5R, mengingat tempat kerja
yang tidak bersih dan tertata rapi. Pihak manajemen menyampaikan bahwa mereka
telah menerapkan program 5R 2 tahun yang lalu dengan dibantu pihak konsultan
yang tergolong cukup punya nama di Surabaya.
Keluhan Direksi, berulang kali pihak konsultan perlu melakukan konfirmasi
tentang barang tersebut masih digunakan atau tidak. Bila masih digunakan maka
dimana harus ditempatkan dan bagaimana menempatkannya. Pada akhirnya pihak
Direksi mengumpulkan managernya, dan ,menyampaikan bahwa sesungguhnya
kita sendiri yang mengambil keputusan untuk menentukan barang tersebut masih

digunakan dan kita sendiri pula yang menentukan dimana harus ditempatkan serta
bagaimana menempatkannya. Kalau demikian kalian saja yang mengatur dan
menjalankan program 5Rnya. Tetapi saya mengakui bahwa program 5R itu bagus
dan harus diterapkan di perusahaan ini agar produktifitasnya meningkat.
Kami menjelaskan, umumnya konsultan untuk program 5R, melakukan
kegiatannya dimulai dengan langkah pertama yaitu Ringkas. Sebetulnya Program
ringkas adalah menilai komitmen manajemen dalam menerapkan program 5R
secara utuh. Hambatan ini sering terjadi, sehingga dalam setahun baru bisa
mencapai 68% - 75%. Berdasar keluhan banyak klien yang telah menerapkan
program 5R maka kami membuat disain program yang berbeda yaitu : 5R Standart
yang dimulai dengan permasalahan inefisiensi yang terjadi diperusahaan untuk
menumbuhkan komitmen pada manager bahwa program 5R membantu dalam
meningkatkan produktifitas. Khusus bagi klien yang telah menerapkan program 5R
sebelumnya maka kami mendisain program 5R kasus dimana kami sendiri yang
melakukan identifikasi kasusnya sehingga terjadi percepatan.
Teringat itu, maka penggalan lagu 5R kami tuliskan diatas. Dalam menggalang
dan menumbuhkan semangat menjalankan program maka kami membuat lagu 5R.
Karena sadar bahwa program yang tidak di dukung oleh seluruh sumber daya
manusia akan berjalan lambat. Bila tak tercipta urgency maka change
management tidak berjalan optimal. Maka dalam penerapan program 5R, kami
tidak memulai dengan langkah pertama Ringkas, tetapi memahamkan 5R adalah
cara kerja pikiran dalam mengambil tindakan. Cara kerja ini lebih cepat dalam
mencapai hasil yang diharapkan karena seluruh personil perusahaan paham dan
terlibat di dalam mewujudkan lingkungan kerja sesuai dengan prinsip 5R. Dalam
periode 3-4 bulan metode ini bisa mencapai diatas 85% pencapaian. Setelah kami
tunjukkan cara kerjanya di lapangan, di produksi, di warehouse maka pihak
manajemen menyetujui untuk diterapkannya program 5R di perusahaan.
Berbagi untuk mendatangkan manfaat, salam sukses selalu

By : Reksa Boeana.
Advisor PT E-Talenta

Anda mungkin juga menyukai