Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat
diciptakan, dan dengan demikian 4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi, produktivitas,
kualitas, dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.
RINGKAS
Prinsip RINGKAS adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang
tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan
disimpan, serta bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti sangat berguna
bagi sebuah perusahaan.
RAPI
Prinsip RAPI adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal mengenai
sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan
dengan mudah. Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana benda-benda harus
diletakkan untuk mempercepat waktu untuk memperoleh barang tersebut.
1. Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga mudah didapatkan saat dibutuhkan
2. Tempatkan barang-barang yang diperlukan ke tempat yang telah dirancang dan disediakan
RESIK
4. Pelestarian RESIK.
RAWAT
Prinsip RAWAT adalah mempertahankan hasil yang telash dicapai pada 3R sebelumnya dengan
membakukannya (standardisasi).
RAJIN
Prinsip RAJIN adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa
yang sudah dicapai. RAJIN di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja.
Apa yang sduah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat. Prinsip RAJIN di tempat kerja
adalah “LAKUKAN APA YANG HARUS DILAKUKAN DAN JANGAN MELAKUKAN APA
YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN”
1. Target bersama,
2. Teladan atasan
4. Kesempatan belajar
Implementasi Budaya Kerja 5R (Ringkas Rapi Resik Rawat Rajin)
A. PENDAHULUAN
Budaya Kerja 5R terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin
merupakan konsep yang diadopsi dari manajemen Jepang, yang lebih
banyakdiaplikasikan pada bidang industri. Dalam sejarahnya, industri Jepang
dianggapsebagai ancaman yang demikian besar bagi industri di berbagai
negara.
Sesunggguhnya industri Jepang tidak banyak memiliki keunggulan yang
komparatif. Jepang tidak cukup memiliki kekayaaan yang yang
dapatdibanggakan, kecuali sumberdaya manusia yang berkualitas. Dalam
indusriJepang, menurut Osada hubungan kerjanya paling harmonis,
karenakaryawannya menyadari pentingnya mencari cara mengerjakan
segala sesuatudengan lebih baik supaya pekerjaan mereka lebih mudah,
hasilnya lebih baik dankehidupan mereka lebih menyenangkan.[1]
Internalisasi Budaya Kerja 5R merupakan salah satu perhatian pimpinan
lingkungan kerja. Atas hasil Inspeksi Mendadak yang salah satu temuannya
mengharapkan optimalisasi pelaksanaan 5R dan 3S oleh seluruh pegawai.
B.PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang diteliti pada paper ini
adalah sebagai berikut:
C. PEMBAHASAN
Tabel I
Ragam Penggunaan Istilah 5R
D. PENUTUPAN
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Budaya Kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) merupakan
suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang
berasal dari Jepang yang dikenal dengan 5S yang digunakan oleh
manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di
lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh.
2. Implementasi Budaya Kerja 5R dalam lingkungan kerja belum
dilaksanakan dengan optimal karena kurangnya penguatan nilai-nilai 5R
kepada pegawai
2. Saran