Anda di halaman 1dari 3

Anak-anak jaman dulu VS anak-anak jaman sekarang

Coba deh kembali ke memori masa lalu kira-kira sekitar tahun 97 an, ketika itu saya baru masuk SD. Walau udah lama tapi memorinya tetap tersimpan, masa-masa kecil yang cukup manis untuk dikenang. Triiing triing...bel istirahat pun berbunyi, anak-anak SD didalam kelas bersorak gembira menyambut jam istirahat / keluar main. Ketika diluar kelas begitu banyak aktivitas-aktivitas yang dilakukan para siswa siswi, mulai dari bermain, berbelanja, ngumpul sama teman-teman. Nah sekarang kita ambil poin pertama yaitu Bermain. Semasa SD dulu ketika jam istirahat kami lebih banyak bermain bersama teman-teman. Apa saja permainannya?? Yang saya ingat sih main kelereng, petak umpet, main debok, layangan, main kasti, gasing, yoyo, sampai main Tazos. Dan kalau yang cewek rata-rata main karet, main orang-orangan, amparampar pisang, engklek, bekel, dll. Permainan-permainan itu sekiranya cukup bahkan sangat mengasyikan sebagai permainan anak seusiaku pada waktu itu. Kemudian sepulang sekolah kami juga bermain bersama teman-teman didekat rumah yang mana permainannya tak jauh beda juga ama yang disekolah. Mungkin bermain didekat rumah malah lebih memuaskan dan waktunya lebih panjang. Walau bermain, kami tidak lupa waktu, berhenti pada waktu harus berhenti misalnya sore menjelang maghrib. Dan malam hari sebagai anak SD tidur pada waktunya dan tidak ada melakukan aktivitas bermain lagi layaknya siang dan sore hari. Nah sekarang coba kita tancap lagi kezaman sekarang 2012. Saya tentunya sudah tidak bermain itu lagi dong. Tapi mari kita

bandingkan Permainan anak SD zaman dulu vs sekarang ! Seperti yang nyata kita lihat dan rasakan sekarang, permainan2 anak zaman dulu itu mungkin udah lenyap dimakan zaman terutama bagi yang

tinggal diperkotaan. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan banyak dampak bagi anak-anak seusia sekolah dasar yang mungkin sudah tidak lagi bermain dengan permainan yang sesuai dengan kodratnya sebagai anak SD. Sekarang kita ambil contoh yang paling banyak dijumpai, yaitu bermain Game Online diwarnet. Permainan ini sudah level umum dan bukan merupakan permainan anak-anak saja seperti kelereng, kasti, petak umpet. Jika kita pergi kewarnet yang menyediakan fasilitas browsing dan game online, maka sangat banyak terlihat anak-anak usia SD asik bermain Game bersama teman2nya. Celakanya lagi mereka pergi kewarnet sebelum pulang kerumah, jadi ketika selesai sekolah langsung bergegas menuju game online. Mereka menghabiskan duit orang tuanya hanya untuk main game, bahkan waktu bermainnya pun kadang nggak tanggung2, bisa nyampai setengah hari bahkan bermalam diwarnet. Disana pun mereka hanya meribut, mencarut, bahkan bermain hingga merusakkan fasilitas komputer diwarnet itu. berikut dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh tragedi ini :

Kurangnya interaksi antara anak dan orangtua, disebabkan anaknya selalu bermain diluar dan jarang dirumah, kalaupun dirumah paling hanya tidur dan makan ( ini level ketagihan )

Anak-anak jadi malas belajar karena sibuk mengurus game online nya Bahkan ada yang berbohong dengan orangtua katanya kesekolah padahal kewarnet

Duit orang tua terus diminta bahkan bukan tidak mungkin mereka mencuri bila tak dikasih duit

Ruang lingkup pertemanannya menjadi berkurang, karena yang dihadapannya hanyalah komputer

Membuka situs-situs dewasa yang tidak layak dilihat anak seumuran mereka

Dapat berdampak buruk bagi mata mereka Komputer warnet bisa rusak jika maennya kasar.. Dl Dan Sekarang sepertinya lebih punya nilai prestis kalo anak bocah pake

BB dan iPad. Jaman dulu, sukur-sukur gue maen komputer, itu juga kalau diizinin mama. Poin kedua adalah lagu-lagu yang dinyanyikan anak-anak jaman dahulu jauh berbeda dengan lagu anak-anak jaman sekarang. Ini lagu anak-anak jaman dahulu, penyanyinya imut-imut dan lagunya juga memang lagu khusus untuk anak-anak seperti Trio Kwek2, Chiquita Meidy, Joshua, Eno Lerian, Maisy, dll. Tapi coba lihat zaman sekarang seperti Coboy Junior. Mereka menyanyikan lagu-lagu cinta layaknya orang dewasa. Hellooooo? Umur mereka seharusnya masih menyanyikan lagu anak-anak. Dan lagi lagu-lagu tentang cinta belum sesuai dengan porsi anak-anak. Pertanyaannya, kemana sih orang tuanya? Nah, jadi disinilah seharusnya orang tua memainkan perannya dengan benar sebagai orangtua, jangan terlalu memanjakan dan menuruti semua kemauan anak. Anak itu perlu juga dikeraskan, tapi bukan dengan kekerasan. Harus tegas! Apalagi di zaman sekarang yang begitu mudah membuat anakanak terjun kejalan yang salah. Jangan terlalu percaya dengan anak, pengaruh disekitarnya begitu kuat, berilah motivasi selalu dan teruslah pantau mereka tiap saat. Beri juga mereka motivasi untuk memanfaatkan internet dengan baik dan bermanfaat, jangan biarkan mereka menjadi korban Teknologi. Kalau kalian punya adek, jagalah adek kalian. Awasi perkembangan mereka. Kalau kalian adalah orang tua, berikan mereka bimbingan sejak dini. Dan buat semua calon orang tua, jadiin ini pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai