Anda di halaman 1dari 6

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet

VI. KEBUTUHAN INVESTASI


Biaya yang diperlukan untuk mengembangkan komoditi karet ke depan mencakup kebutuhan biaya di on-farm dan off-farm. Untuk kebutuhan biaya di on-farm, khususnya peremajaan tanaman diperlukan biaya sekitar Rp. 10,5 juta/ha (tahun 2004). Biaya tersebut diperlukan untuk pembongkaran tunggul, pengadaan bibit, penanaman, pupuk dan pestisida, tanaman sela, dan pemeliharaan tanaman. Kebutuhan biaya di on-farm karet (peremajaan) dalam kurun waktu antara 2005-2010 dan 2005-2025 disajikan pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Kebutuhan biaya untuk peremajaan karet 2005 - 2025

Kegiatan Peremajaan kebun (ha) Biaya (Rp milyar)

2005 - 2010 336.000 3.528

2005 - 2025 1.200.000 12.600

Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk membiayai peremajaan karet diperlukan dana sebesar Rp. 3,5 trilyun dalam periode 2005 2010, sedangkan dalam periode 2005 - 2025 diperlukan dana Rp. 12,6 trilyun (menggunakan harga tahun 2004). Kebutuhan biaya peremajaan di berbagai propinsi dalam jangka menengah disajikan pada Lampiran 2. Pada dasarnya pembiayaan yang diperlukan untuk merealisasikan rencana pengembangan karet ke depan berasal dari berbagai sumber, yaitu dana masyarakat dan perbankan, pemerintah pusat dan daerah, pengusaha, dan dana komoditi. Dengan pertimbangan bahwa pada saat ini dana perbankan kurang tersedia untuk mendukung pembiayaan pembangunan agribisnis karet (tingkat suku bunga terlampau tinggi) serta keterbatasan dana yang berasal dari masyarakat dan pemerintah, maka perlu segera ditinjau untuk menghidupkan kembali pungutan dana dari komoditi (semacam CESS)
33

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet

karet untuk pengembangan, promosi, peremajaan dan peningkatan kapasitas SDM pada komoditi karet. Hasil monitoring jumlah pabrik pengolahan karet remah (crumb rubber) di Indonesia menunjukkan bahwa saat ini jumlah kapasitas terpasang (1.933.400 ton/th) melebihi dari produksi (1.630.000 ton/th). Perimbangan antara kapasitas terpasang dengan produksi di berbagai Propinsi adalah beragam, namun terjadi kelebihan kapasitas pabrik di Sumatera Utara, Bengkulu, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan. Hasil simulasi prediksi pertambahan produksi (5%) sampai dengan tahun 2010 menunjukkan bahwa produksi karet hanya sekitar 2 juta ton/th, sehingga belum perlu menambah investasi di pabrik karet remah. Pada saat ini, kebutuhan dana untuk investasi pada pabrik karet remah dengan kapasitas 70 ton/hari adalah sekitar Rp 25,6 milyar (Lampiran 3) Pemanfaatan kayu karet di dalam negeri masih mengalami kendala dalam beberapa hal seperti tidak jelasnya kelembagaan yang menangani kayu karet, kurangnya kontinuitas sumber bahan baku karena lokasi bahan baku yang terpencar dengan aksesibilitas yang terbatas terhadap fasilitas angkutan, kualitas kayu yang sangat beragam dan pengiriman produk yang tidak kontinu, ketimpangan harga bahan baku di tingkat pabrik (tinggi) dan produk (rendah), jenis produk yang kurang variatif, adanya pajak ekspor permanen (USD 150/m3), serta kurangnya apresiasi pasar domestik terhadap kayu karet. Masuknya investasi pada pabrik pengolahan kayu karet tentu saja akan sangat tergantung pada seberapa jauh hambatan-hambatan di atas dapat dikurangi. Pada saat ini investasi peralatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan treated sawn timber hanya sekitar Rp 2,12 milyar pada kapasitas 20 m3/hari.

VII. DUKUNGAN KEBIJAKAN


Untuk mempercepat laju investasi di bidang agribisnis karet, diperlukan beberapa kebijakan pendukung sebagai berikut : 1. Penciptaan iklim investasi yang makin kondusif : a. Pemberian kemudahan dalam proses perijinan. b. Pembebasan pajak (tax holiday) selama tanaman atau pabrik belum berproduksi. c. Pemberian rangsangan kepada pengusaha untuk menghasilkan end product bernilai tambah tinggi yang non-ban, yang prospek pasarnya di dalam negeri cerah.

d. Adanya kepastian hukum dan keamanan baik untuk usaha maupun lahan bagi perkebunan. e. Penghapusan berbagai memberatkan iklim usaha. 2. pungutan dan beban yang

Pengembangan sarana dan prasarana berupa jalan, jembatan, pelabuhan, alat transportasi, komunikasi, dan sumber energi (tenaga listrik). Penyediaan dana untuk membiayai pengembangan industri hilir, peremajaan, promosi dan peningkatan kapasitas SDM karet. Salah satu alternatif adalah menghidupkan kembali penghimpunan dana dari hasil produksi/ekspor (semacam CESS). Kelembagaan CESS tidak seperti dulu lagi tetapi mengambil bentuk sebagai institusi yang bersifat independent di bawah Departemen Keuangan dengan aturan main yang jelas dan sedemikian rupa sehingga penggunaan dana mudah diawasi dan kembali untuk kepentingan investasi di bidang perkebunan. Pengembangan sistem kemitraan antara petani dan perusahaan, misalnya dengan pola PIR Plus. Mulai pola ini, salah satu disainnya adalah : petani tetap memiliki kebun beserta pohon karetnya, dan ikut sebagai pemegang saham perusahaan yang menjadi mitranya. Dengan cara demikian, maka kepastian bagi perusahaan untuk memperoleh bahan baku dalam jumlah cukup lebih terjamin.
35

3.

4.

34

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet

LAMPIRAN

38
Lampiran 1. Rencana peremajaan tanaman Karet Rakyat di Indonesia 2005-2010

Kondisi Perkebunan Rakyat (2003)* No. Produksi (Ton) 2005


11.500 27.600 34.500 27.600 57.500 2.300 2.300 32.200 23.000 32.200 6.900 5.041 19.978 27.413 19.978 8.224 2.741 98.431 103.918 3.191 5.933 31.948 18.113 31.948 7.274 28.295 28.213 64.119 19.095 26.448 31.170 13.706 13.656 15.940 18.890 30.060

Kebutuhan Dana (Rp juta) 2006 2007 2008 2009 2010


24.408 50.877 96.563 101.463 32.970 121.186 3.736 6.928 37.743 20.915 37.743 8.468 39.140 145.321 4.416 8.153 58.503 25.015 58.503 10.058 45.721 149.991 5.169 9.585 68.426 43.071 68.426 11.770

Propinsi Areal PR (Ha)


70.475 285.059 98.389 363.090 418.952 626.540 31.169 59.271 356.774 250.612 111.908 36.481 2.708.720

Jumlah
98.100 185.249 485.088 201.938 676.348 21.554 37.939 248.796 157.526 248.796 52.693

1 NAD 2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau 5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Bangka Belitung 8 Bengkulu 9 Kalimantan Barat 10 Kalimantan Tengah 11 Kalimantan Selatan 12 Kalimantan Timur Indonesia 1.341.558 14.062 52.121 132.680 166.585 32.288 14.305 266.212 176.633 189.922 61.845 189.598

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet

45.307

86.781 101.663

257.600 307.020 357.420 418.460 494.620 578.906 2.414.026

*) Sumber : Statistik perkebunan Indonesia

Lampiran 2.

Kebutuhan dana untuk peremajaan tanaman Karet Rakyat di Indonesia 2005-2010

No .

Propinsi

Kondisi Perkebunan Rakyat (2003)*) Produksi (Ton)


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Indonesia 45.307 189.598 61.845 189.922 176.633 266.212 14.305 32.288 166.585 132.680 52.121 14.062 1.341.558

Kebutuhan Dana (Rp juta) Areal PR (Ha)


70.475 285.059 98.389 363.090 418.952 626.540 31.169 59.271 356.774 250.612 111.908 36.481 2.708.720

2005
11.500 27.600 34.500 27.600 57.500 2.300 2.300 32.200 23.000 32.200 6.900 257.600

2006
13.706 19.095 64.119 28.295 98.431 2.741 5.041 19.978 27.413 19.978 8.224 307.020

2007
13.656 26.448 86.781 28.213 103.918 3.191 5.933 31.948 18.113 31.948 7.274 357.420

2008
15.940 31.170 101.663 32.970 121.186 3.736 6.928 37.743 20.915 37.743 8.468 418.460

2009
18.890 30.060 96.563 39.140 145.321 4.416 8.153 5 8.503 25.015 58.503 10.058 494.620

2010
24.408 50.877 101.463 45.721 149.991 5.169 9.585 68.426 43.071 68.426 11.770

Jumlah
98.100 185.249 485.088 201.938 676.348 21.554 37.939 248.796 157.526 248.796 52.693 578.906 2.414.026

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet

*) Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia

39

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet

Lampiran 3. Investasi pabrik karet remah kapasitas 70 ton per hari

1.3. Utility No Description Electical Genset Maintenance Tools Water Tower Water Pump Varies 5 6 7 8 Piping Electical Panel Forklift Fuel Tank Total Price of Utility TOTAL OF INVESTMENT I (1.1+1.2+1.3)
II. Line Field Grade 21 tonnes/day : 2.1. Processing Machineries No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Description Capacity Unit Total Unit 1 2 2 8 2 2 1 1 1 20 10 1 Unit Price (Rp million) 32,5 150 75 100 150 150 1.000 250 25 1 0,5 25 Total Price (Rp million) 32,5 300 150 800 300 300 1.000 250 25 20 5 25 3.207,5

I Line Latex Grade : 49 tonnes/day 1.1. Building No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Description Crumb Rubber Plant Power House Laboratory Product Ware House Office Worker Bufet Godown Workshop Water Treatment Porter Rubber Trap Anaerobic Pond Facultative Pond Aerobic Pond Total Price of Building 1.2. Line Latex Grade No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Description Receiving Tank Coagulating Through Mobile Crusher Creper Cutter Mill Vortex Pump Dryer Baling Press Metal Detector Trolley Packing Box Capacity 50 3 500 1 1 2.5 800 1250 1 Unit m3 m3 kg/hr ton/hr ton/hr ton/hr kg/hr Kg/unit ton/hr Total Unit 2 15 3 12 3 3 1 3 2 50 25 Unit Price (Rp milion) 32,5 10,75 75 100 150 25 1500 250 25 1 0,5 Total Price (Rp million) 65 161,25 225 1200 450 75 1500 750 50 50 12,5 4.538,75 Size 3.500 200 300 1.500 200 300 150 300 500 15 25 750 750 750 Unit m m2 2 m m2 m 2 m m2 2 m 2 m m2 m
2 2 2

Capacity 1.000 50

Unit KVA m3

Total Unit 2 1 1 10 250 4

Unit Price (Rp million) 1.500 500 250 12,5 0,05 2,5 150 25

Total Price (Rp million) 3.000 500 250 125 12,5 10 150 25 4.072,5

Total Unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1

Unit Price (Rp million) 5.250 200 300 2.250 200 225 112,5 300 500 11,25 25 50 50 50

Total Price (Rp million) 5.250 200 300 2.250 200 225 112,5 300 500 11,25 50 50 50 50 9.548,75

1 2 3 4

2 10

Ton m3

1 1

18.160

m3 3 m m3

Receiving Cup Lump 100 m3 Lump Breaker 500 kg/hr Macroblending Tank I 50 m3 Creper 500 kg/hr Hammer Mill 1 ton/hr Cutter Mill 1 ton/hr Dryer 2 ton/hr Baling Press 800 kg/hr Metal Detector Trolley 1 ton/unit Packing Box 1 ton/unit Vortex Pump Total Price of Processing Machineries

2.2. Building No Description Size Unit m2 m2 Unit Price Total Unit (Rp million) 1 1 500 800 Total Price (Rp million) 500 800 1.300

Total Price of Line Latex Grade

1 Raw material Shed 1000 2 Predrying 1500 Total Price of Building

40

41

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet

2.3. Utility No 1 2 3 Description Capacity Unit Unit Price Total Unit (Rp million) 4 1 1 2,5 150 75 Total Price (Rp million) 10 150 75 235 4.742,5

Electical Panel Forklift 2 ton Lift Blanket Total Price of Utility TOTAL OF INVESTMENT II (2.1+2.2+2.3)

III. LAND PREPARATION 3.1. Land Preparation No 1 2 3 Description Land Preparation Fencing Upgrading Emplacement Capacity 10 4.000 10 Unit Total Unit ha m ha 1 1 1 Unit Price 100 100 150 Total Price 100 100 150 350 350

Total Price of Land Preparation TOTAL OF INVESTMENT III (3.1)

TOTAL INVESTMENT FOR PLANT 70 TONNES/DAY (I+II+III) 23.252,5 Contigencies 10% 2.325,25 GRAND TOTAL 25.577,75

42

Anda mungkin juga menyukai