Anda di halaman 1dari 9

Makalah Parasitologi

Taenia saginata

Disusun oleh: Nama Kelas NIM : Asti Anindita : Reguler/II : P07134111038

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Yogyakarta Jurusan Analis Kesehatan 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Cestoda merupakan cacing berbentuk pipih panjang seperti pita. Cacing dewasa hidup pada saluran usus vertebrata, sedangkan larvanya hidup pada jaringan vertebrata dan invertebrata. Badannya bersegmen-segmen (disebut proglotid). Dalam makalah ini akan membahas tentang Taenia saginata. Cacing pita Taenia tersebar secara luas di seluruh dunia. Penyebaran Taenia dan kasus infeksi akibat Taenia lebih banyak terjadi di daerah tropis karena daerah tropis memiliki curah hujan yang tinggi dan iklim yang sesuai untuk perkembangan parasit ini. Penyebaran sistiserkus atau taeniasis pada manusia dipengaruhi oleh kontak antara sapi dan feses manusia, tidak adanya pemeriksaan kesehatan daging saat penyembelihan, dan konsumsi daging mentah atau setengah matang. Penyebaran penyakit ini luas karena Taenia dapat memproduksi puluhan bahkan ratusan ribu telur setiap hari yang dapat disebar oleh air hujan ke lingkungan bahkan pada lokasi yang jauh dari tempat pelepasan telur. Infeksi cacing pita Taenia tertinggi di Indonesia terdapat di daerah Papua. Di Kabupaten Jayawijaya Papua, Indonesia ditemukan 66,3% (106 orang dari 160 responden) positif menderita taeniasis solium/sistiserkosis selulosae dari babi. Sementara 28,3% orang adalah penderita sistiserkosis yang dapat dilihat dan diraba benjolannya di bawah kulit. Sebanyak 18,6% (30 orang) di antaranya adalah penderita sistiserkosis selulosae yang menunjukkan gejala epilepsi. Dari 257 pasien yang menderita luka bakar di Papua, sebanyak 82,8% menderita epilepsi akibat adanya sistiserkosis pada otak. Prevalensi sistiserkosis pada manusia berdasarkan pemeriksaan serologis pada masyarakat Bali sangat tinggi yaitu 5,2% sampai 21%, sedangkan prevalensi taeniasis di provinsi yang sama berkisar antara 0,4%-23%. Sebanyak 13,5% (10 dari 74 orang) pasien yang mengalami epilepsi di Bali didiagnosa menderita sistiserkosis di otak. Prevalensi taeniasis T. asiatica di Sumatera Utara berkisar 1,9%20,7%. Kasus T. asiatica di Provinsi ini umumnya disebabkan oleh konsumsi daging babi hutan setengah matang.

BAB II ISI

A. Taksonomi Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies Animalia Platyhelminthes Cestoda Cyclophyllidea Taeniidae Taenia Taenia saginata

B. Morfologi Telur berukuran 30-40 mikron x 20-30 mikron, berwarna coklat tengguli dimana lapisan embrioforenya bergaris-garis radier dan di dalamnya terdapat hexacanth embrio. Proglotid gravid berukuran 16-20 x 5-7 mm,dengan cabang uterus berjumlah 15-30 buah tiap sisi dimana uterus gravid ini mengandung 80.000 100.000 butir telur. Lubang kelamin atau porus genitalis terletak di sebelah lateral dan letaknya berselang-seling di kanan dan kiri strobila. Di bagian posterior lubang kelamin, dekat dengan vas deferens, terdapat tabung vagina yang berpangkal pada ootid. Cacing dewasa mempunyai ukuran panjang 5-10 meter. Cacing ini terdiri atas scolex, leher, dan strobila. Scolex berbentuk piriform berukuran 1-2 mm di lengkapi dengan 4 batil isap yang menonjol dan strobila terdiri atas 1000-2000 proglotid atau segmen dimana makin ke distal proglotid semakin matang

C. Siklus Hidup Telur atau segmen gravid keluar bersama tinja. Bila sapi/kerbau makan rumput yang tercemar telur tersebut, di dalam usus sapi (hospes perantara), dinding telur pecah,

keluar oncosphere kemudian menembus dinding usus, ikut aliran darah, lymphe, melewati organ-organ hepar, paru, jantung, akhirnya sampai ke otot bergaris, terutama otot-otot lidah, leher, bahu, paha. Di dalam otot-otot tersebut, oncosphere mencair berubah bentuk menjadi vesicle yang tumbuh membesar, pada salah satu sisi tumbuh skoleks di dalamnya. Bentukan tersebut disebut cysticercus bovis. Dibutuhkan waktu 60-70 hari dari oncosphere untuk berubah menjadi cysticercus bovis, ukuran 5-10 mm x 3-4 mm. Dalam daging sapi dapat hidup sampai 8 bulan.

D. Patogenitas Dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan memakan daging sapi yang kurang sempurna memasaknya yang mengandung cysticercus bovis. Cacing dewasa menimbulkan gangguan pencernaan berupa diare atau konstipasi, perasaan tidak enak di perut dan anemia.

E. Gejala Infeksi Cacing pita biasanya tanpa gejala. Namun infeksi berat sering menyebabkan :

Penurunan berat badan Pusing Sakit perut Diare Sakit kepala Mual Sembelit Gangguan pencernaan kronis Kehilangan nafsu makan

F. Diagnosis Diagnosa ditegakkan dengan ditemukannya proglotid gravid atau telur dalam tinja atau daerah perianal dengan cara swab. Telur sukar dibedakan dengan telur taenia solium. Proglotid gravidnya kemudian dapat diidentifikasi dengan merendamnya dalam cairan laktofenol sampai jernih sehingga dengan mudah dibedakan berdasarkan jumlah cabang lateral uterus atau scolexnya yang tidak mempunyai kait-kait.

G. Terapi dan Pengobatan Taeniasis : sebagai Drug of Choice Yomesan (miclosamide) 4 tablet (2 gr) single dose

Obat lain : Praziquantel 5-10 mg/kgB atau Paromomycin 1 gr terbagi 4 dosis setiap 4 jam atau Mebendazole 300 mg 2x sehari selama 3 hari. Praziquantel membuka membran saluran kalsium menyebabkan kelumpuhan cacing, membantu tubuh dalam mengusir parasit melalui peristaltic. Niclosamide, cukup efektif digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi dengan trematoda dan cacing pita dewasa.

H. Pencegahan Menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati penderita Mencegah kontaminasi tanah dan rumput dengan tinja manusia Memasak daging sampai sempurna atau masak daging sapi pada/ di atas 60 C Tidak makan makanan mentah Higiene perorangan

I. Gambar

Cacing dewasa

Proglotid

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Taenia saginata termasuk dalam kelas Cestoda. Telur Taenia saginata berukuran 30-40 mikron x 20-30 mikron dan lapisan embrioforenya bergaris-garis radier. Proglotid gravid berukuran 16-20 x 5-7 mm, dengan cabang uterus berjumlah 15-30 buah tiap sisi dimana uterus gravid ini mengandung 80.000 100.000 butir telur.

Dibutuhkan waktu 60-70 hari dari oncosphere untuk berubah menjadi cysticercus bovis, ukuran 5-10 mm x 3-4 mm. Cacing dewasa menimbulkan gangguan pencernaan berupa diare atau konstipasi, perasaan tidak enak di perut dan anemia. Diagnosa dapat ditegakkan dengan ditemukannya proglotid gravid atau telur dalam tinja atau daerah perianal dengan cara swab. Pengobatan penyakit akibat Taenia ini dapat menggunakan obat Praziquantel. Praziquantel membuka membran saluran kalsium menyebabkan kelumpuhan cacing, membantu tubuh dalam mengusir parasit melalui peristaltic. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati penderita, mencegah kontaminasi tanah dengan tinja manusia, memasak daging sampai sempurna, tidak makan makanan mentah dan higiene perorangan.

DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Taenia_saginata
a ^ b c Lange Mikrobiologi, Bab 46. Parasitologi Kedokteran.

^ a b Bogitsh BJ Carter CE (2005). Manusia Parasitologi, 3rd Edition. Academic Press, hal 273-277. ISBN 0-12-088468-2

^ a b c d e Roberts L, Janovy JRJ, Schmidt GD (2005). Yayasan Parasitologi (8 edisi). McGraw-Hill Companies, Inc, New York. ISBN 0-07-128458-3 ^ . Gonzlez LM, Montero E, Harrison LJ, Parkhouse RM, Garate T. (2000) "Diagnosis banding dari Taenia saginata dan Taenia solium infeksi dengan PCR." J Clin Microbiol 38 (2):... 737-744 PMC 86191 . PMID 10655377 . / / Www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pmcentrez&artid=86191. ^ Zarlenga DS. (1991). "Perbedaan dari taeniid Asia baru dijelaskan dari Taenia saginata menggunakan enzimatis diperkuat non-urutan DNA ditranskripsi ulangi ribosom." Asia Tenggara J Trop Med Kesehatan Masyarakat 22 (suppl):... 251-255 PMID 1822899 . http://eema-kharisma.blogspot.com/search/label/parasitologi http://www.scribd.com/doc/76467246/11/Siklus-hidup-Taenia-saginata http://www.parasitesinhumans.org/taenia-saginata-beef-tapeworm.html

Anda mungkin juga menyukai