Anda di halaman 1dari 6

I.

Pengenalan Jenis Bahan Pakan

II.

Tujuan Dapat mengidentifikasi bahan-bahan pakan Dapat mengetahui kandungan dalam bahan pakan Dapat mengetahui kegunaaan bahan pakan dalam ransum

III.

Metode Prosedur dalam mengidentifikasi bahan pakan adalah pertama, menyiapkan semua peralatan dan bahan pakan yang dibutuhkan atau yang akan diidentifikasi. Lalu melakukan uji organolepti bahan pakan meliputi warna, bentuk, rasa, bau, tekstur, dan klasifikasi dari masing-masing bahan pakan. Mencatat hasil praktikum pada lembar yang tersedia.

IV.

Hasil dan Pembahasan

4.2.

Pembahasan

4.2.1. Hijauan Kering dan Jerami Berdasarkan hasil praktikum pengenalan bahan pakan yang termasuk dalam kelas Hijauan kering dan Jerami adalah batang jagung, jerami padi, kulit kacang tanah, kulit kedelai, jerami kacang tanah, dan klobot jagung. Biasanya bahan pakan yang termasuk dalam Hijauan kering dan Jerami merupakan hasil samping pertanian. Pada bahan pakan yang termasuk Bahan kering dan Jerami mengandung serat kasar yang cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Fikar (2010) bahwa Hijauan kering dan Jerami adalah semua jenis tanaman dan hijauan segar yang telah dipotong dan

dikeringkan agar lebih tahan lama disimpan dengan kandungan serat kasarnya berkisar 18%. 4.2.2. Hijaun Segar dan Pastura Berdasarkan hasil praktikum, bahan-bahan pakan yang termasuk dalam kelas Hijauan segar dan Pastura adalah daun ketela pohon, rumput raja, rumput alangalang, daun ketela rambat, daun nangka, rumput kering, daun gamal, dan rumput Bebe. Bahan-bahan diatas termasuk kelas Hijauan segar dan Pastura karena merupakan hijauan segar yang dipotong atau yang terdapat pada ladang

penggembalaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Fikar (2010) yang menyatakan bahwa Hijauan Segar dan Pastura adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam keadaan segar tanpa melalui proses teknolog, baik yang dipotong terlebih dahulu atau yang langsung dimakan oleh ternak. Pada rumput-rumputan dan daun singkong banyak mengandung sianida ( HCN). Sedangkan pada gamal juga mengandung coumarin yang dapat menjadi racun bila diubah menjadi hidroksi coumarin atau dicoumarin. Hal ini sesuai dengan pendapat Rianto ( 2009 ) bahwa asam sianida juga terdapat pada tanaman leguminosa, seperti gamal dan tanaman pangan, misalnya daun singkong. Salah satu tanaman pakan ternak yang mengandung coumarin adalah gliricidia (gamal). Coumarin dapat menjadi racun yang berefek darah suka membeku. 4.2.3. Silase Berdasarkan hasil praktikum dari bahan-bahan pakan tidak ada yang termasuk dalam kelas silase. Silase adalah hijauan yang diperam selama masa tertentu. Hal ini sesuai pendapat redaksi Agromedia ( 2009 ) bahwa silase adalah hijauan segar yang diawetkan dengan cara menutup rapat hijauan yang akan dibuat sehingga terjadi proses fementasi ( kedap udara ).

4.2.4. Sumber Energi Berdasarkan hasil praktikum, bahan pakan yang termasuk kelas Sumber Energi adalah bekatul, polard, biji bunga matahari, tepung tongkol jagung, onggok, millet, singkong (gaplek), kulit cacao, kulit kopi, tepung kulit pisang, dan jagung putih. Bahan - bahan tersebut masuk kelas Sumber Energi karena mengandung karbohidrat yang tinggi dan protein kasar kurang dari 18%. Hal ini sesuai pendapat Murtidyo (2006) bahwa sumber energy secara umum adalah bahan baku yang memiliki kadar protein kasar kurang dari 18%. Pada singkong (gaplek) mengandung antinutrisi aflatoksin yang dapat menyebabkan penurunan produksi ternak. Dan pada jagung putih mengandung protein rendah, energy rendah, dan daya lekat tinggi. Hal ini sesuai pendapat Alamsyah ( 2005) bahwa jagung putih mengandung protein dan energy rendah, tetapi daya lekatnya tinggi. Jagung putih memilki kandungn nutrisi BK 86%, protein 8,6%, kalsium 0,02%, dan fosfor 0,26%.

4.2.5. Sumber Protein Berdasarkan hasil praktikum, dapat diketahui bahwa bahan-bahan yang termasuk ke dalam sumber protein adalah tepung ikan, bungkil nangka, bungkil sawit, biji kacang hijau, tepung daun lamtoro, biji kapuk, bijji kapas, tepung bulu, bungkil kelapa, ampas tahu, kulit ari kedelai, biji kacang tanah, tepung daun turi, dan tepung kedelai. Bahan pakan diatas termasuk kelas Sumber Protein karena mengandung protein kasar lebih dari 20%. Sumber protein ada yang berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan. Hal ini sesuai pendapat Hartadi (1997) bahwa bahan pakan sumber protein harus mengandung protein tinggi, bahan tersebut berupa protein nabati dan hewani. Pada biji kapuk mengandung antinutrisi gosipol dan mengandung zat siklopropenoid yang bersifat racun. Pada tepung daun turi banyak mengandung sianida (HCN) dan lusein. Pada tepung daun turi terdapat antinutrisi mimosin. Pada bungkil

kelapa mengandung aflatoksin dan pada kacang-kacangan mengandung tannin. Hal ini sesuai pendapat Rianto ( 2009 ) yaitu dalam biji-bijian, seperti biji kapas dan biji kapuk pada umumnya terdapat gosipol. Mimosin terutama terdapat pada daun dan biji lamtoro. Aflatoksi terdapat pada bungkil kelapa dan singkong. Dan tannin terdapat pada hijauan pakan ternak, seperti kaliandra, sorghum, umbi, dan kacangkacangan. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Alamsyah ( 2005 ) bahwa bungkil kapuk atau biji buah randu memilki kelemahan, yakni mangandung zat siklopropenoid yang bersifat racun bius. Kelemahan tepung daun turi adalah mengandung senyawa racun berupa asam biru (HCN), Lusein, dan alkaloid-alkoloid lainnya.

4.2.6. Sumber Mineral Berdasarkan hasil praktikum, dapat diketahui bahwa bahan-bahan pakan yang termasuk dalam kelas Sumber Mineral adalah tepung batu, kapur, ultra mineral, tepung tulang, dan tepung kerang. Bahan-bahan tersebut dalam kelas ini karena mengandung mineral banyak seperti fosfor dan kalsium. Hal ini sesuai pendapat Murtidjo (2006) bahwa sumber mineral secara umum adalah bahan baku pakan yang relatif sedikit mengandung protein dan energi, tetapi kaya akan mineral seperti kalsium (Ca) dan fosfor (P), seperti pada tepung tulang, grit, dan tepung tulang. Pada tepung kerang mengandung kalsium yang cukup tinggi sekitar 30%. Dan pada tepung tulang mengandung sumber kalsium dan fosfor. Tepung tulang dan kerang biasanya digunakan sebagai campuran pakan unggas. Hal ini sesuai pendapat Alamsyah (2005) bahwa peran tepung tulang sebagai campuran pakan unggas adalah sebagai sumber kalsium dan fosfor. Tepung tulang memilki kandungn protein sebesar 2-3% dan kalsium 30-40%, sebaiknya diberikan kepada anak itik dan itik dara sebesar 1%, serta itik dewasa 3% dari total ransum yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai