DR.FATMA ALDAMMAS
INFLAMASI
Inflamasi
RADANG ADALAH RESPON VASCULER DAN SELULER DARI JARINGAN HIDUP TERHADAP CIDERA
Tujuan radang :
dalam rangka menghancurkan dan mengeliminasi agen penyebab
Penyebab Radang
Keberadaan Benda Asing Dalam Jaringan: - Jaringan donor - Agen Biologis - Benda mati Kerusakan Jaringan yang menimbulkan Nekrosa; Infark; Hemoragi; Thrombus
Terkait infeksi : Trauma fisik, Radiasi, Racun, Suhu Ekstrim, Respon Imun.
a. b. c. d. e.
Rubor ( Redness ) = Kemerahan Kalor ( Heat ) = Panas Tumor ( Swelling ) = Bengkak Dolor ( Pain ) = rasa Sakit Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
PROSES INFLAMASI
Agen kausatif, respon jaringan sekitar agen serta sel nekrotik di daerah radang akan menghasilkan mediator inflamasi Mediator Inflamasi menginduksi vascula, aliran darah, dan mengaktifkan leukosit Terjadinya vaso dilatasi arterioli maupun kapiler disekitar daerah radang menimbulkan perlambanan aliran darah dan leukosit mengalir ditepi lumen vasculer. ( Aliran non axial )
PROSES INFLAMASI
Endothel kapiler meregang, timbul rongga, permiabilitas meningkat, plasma darah keluar terakumulasi di jaringan perivasculer. Endothel menjadi lengket, leukosit menggelinding dan melekat ( adhesi ) pada permukaan endothel Leukosit masuk ruang antar endothel (diapedesis) dan keluar dari vasculer (ekstravasasi) Leukosit akan bergerak (migrasi) menuju agen causatif inflamasi
PROSES INFLAMASI
Leukosit memfagosit baik agen asing, sel inang terinfeksi, maupun jaringan inang yang nekrotik degradasi agen secara enzymatik.
PROSES INFLAMASI
Respon Radang
Respon Vaskuler Cidera aktivasi media inflamasi vasodilatasi kapiler -------------------------------------------------------------Respon Seluler Aktivasi Leucosit fagositosis
a. b. c. d. e.
Rubor ( Redness ) = Kemerahan Kalor ( Heat ) = Panas Tumor ( Swelling ) = Bengkak Dolor ( Pain ) = rasa Sakit Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
a. b. c. d. e.
Rubor ( Redness ) = Kemerahan Kalor ( Heat ) = Panas Tumor ( Swelling ) = Bengkak Dolor ( Pain ) = rasa Sakit Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
ANTI-INFLAMASI
Pembagian Antiinflamasi
Anti-inflammatory
corticosteroid
NSAID
Non Steroid Antiinflammation Drugs
Pembagian Antiinflamasi
Anti-inflammatory
corticosteroid
NSAID
Non Steroid Antiinflammation Drugs
Kortikosteroid
Bersifat kurang spesifik, dan telah digunakan bertahun-tahun untuk terapi inflamasi dan penyakit imunologis pada mata.
Untuk mencegah efek inflamasi: pembentukan jaringan ikat &neovaskularisasi Lebih efektif pada fase akut
Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
Kortikosteroid: Indikasi
Kortikosteroid: Preparat
Prednisolone
Studi menunjukkan bahwa Prednisolone memiliki efektivitas anti-inflamasi terbesar dibanding steroid topikal mata lainnya. Prednisolone acetate 1% merupakan steroid topikal mata yang paling efektif untuk terapi uveitis dan inflamasi kornea. Dapat digunakan pada inflamasi berat mata seperti episkleritis, iritis, luka bakar kimiawi atau thermal pada kornea.
Kortikosteroid: Preparat
Dexamethasone
Pada konsentrasi yang sesuai, Dexamethasone secara klinis kurang efektif dibanding prednisolone dan berpotensi lebih besar dalam menaikkan Tekanan Intra Okular drug of second choice.
Kortikosteroid: Preparat
Fluorometholones
Memiliki sifat antiinflamasi yang cukup baik, tetapi juga menyebabkan peningkatan TIO sekunder. Terdapat dalam dua bentuk formulasi: fluorometholone alkohol dan asetat.
Kortikosteroid: Preparat
Fluorometholone alkohol
Digunakan untuk menangani kondisi inflamasi sedang pada permukaan mata, memerlukan lama terapi yang panjang (hingga 3-4 minggu) seperti pada iridosiklitis kronik dan alergi. Bermanfaat pada kondisi kronis o.k. Kurang menimbulkan peningkatan TIO
Kortikosteroid: Preparat
Fluorometholone acetate
Merupakan bentuk klinis yang lebih aktif. Menimbulkan efektivitas yang lebih besar. Indikasi: bila terdapat efek samping dengan preparat kortikosteroid yang lain
Kortikosteroid: Preparat
Rimexolone
Cukup poten dan relatif aman, tapi tidak seefektif prednisolone acetate1% ; pengaruh pada TIO menyerupai fluorometholones.
Kortikosteroid
Bentuk Sediaan:
Topikal Sistemik Periokular
Kortikosteroid Topikal
Keuntungan:
Dapat diberikan didekat lokasi yang memerlukan indikasi untuk inflamasi segmen anterior Dapat digunakan untuk salah satu mata saja Menghindari efek sistemik
Kerugian:
Terkadang dapat terjadi supresi adrenal Ulkus dendritik Menimbulkan residu keputihan Keratopati epitel bila penggunaan terlalu sering Terkadang menimbulkan infeksi konjungtiva
Penipisan sklera/kornea
Berpotensi menimbulkan kebutaan
Mekanisme:
menghambat pelepasan asam arakidonat dari fospolipid dengan cara menghambat fosfolipase A2
Efek samping:
rawan terhadap infeksi, glaukoma, katarak, ptosis, midriasis, pelunakan sklera, atrofi kulit Prednisolone dan Dexamethasone paling poten menimbulkan tekanan intraokular (TIO)
Kortikosteroid Sistemik
Keuntungan:
Mudah pemberiannya: dengan tablet Dapat mencapai seluruh mata dengan lebih baik
Kerugian:
Terkadang dapat terjadi supresi adrenal Efek sistemik
Peningkatan TIO Hipertensi Gula darah >> Berat badan >/edema Gangguan sal cerna Gangguan psikiatrik Infeksi oportunistik
Kortikosteroid
Sistemik:
Preparat:
prednisolone, cortisone, triamcinolone, depomedrol
Efek samping:
Lokal: posterior subcapsular cataract, glaukoma, central serous retinopathy Sistemik: supresi aksis hipofisis-adrenal, hyperglikemia, osteoporosis, ulkus peptikum, psikosis
Kortikosteroid : Kontraindikasi
Pada pasien DM, gagal ginjal, hipertensi Sistemik: KI pada ulkus peptikum, osteoporosis, psikosis Topikal: KI pada glaukoma KI pada sebagian besar infeksi, oleh karena:
Tidak membunuh bakteri Menurunkan resistensi terhadap mikroorganisme Menyamarkan progresivitas infeksi
Pembagian Antiinflamasi
Anti-inflammatory
corticosteroid
NSAID
Non Steroid Antiinflammation Drugs
Keuntungan NSAID dibanding KS adalah bahwa NSAID tidak memicu penurunan aktivitas sistem pertahanan tubuh dan tidak meningkatkan TIO
NSAID tidak berinteraksi dengan sistem hemodinamik
Stimulus
Stimulus
Terdapat 2 jenis COX: COX-1 penting dalam kondisi non inflamasi penghambatan COX1 dapat menghindari ESO (misal ESO lambung) COX-2 diinduksi pada kondisi inflamasi inhibisi COX-2 berperan dalam antiinflamasi Aspirin, ibuprofen menghambat COX-1 & COX-2
Efek Analgesik
Penurunan inflamasi penurunan nyeri. Prostaglandin juga merupakan mediator nyeri pada jaringan perifer inhibisi PG menimbulkan analgesi
NSAID: Indikasi
Saat ini digunakan pada kondisi intra- dan pasca-operasi untuk menurunkan miosis pada saat operasi dan inflamasi yang mengikut operasi katarak dan laser trabeculoplasty.
Juga digunakan pada terapi dan pencegahan cystoid macular oedema dan konjungtivitis alergika.
Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998
NSAID: Indikasi
- Inflamasi segmen anterior mata, yang belum dapat ditentukan penyebabnya apakah dari virus atau bakteri, seperti pada edema kornea, edema konjungtiva dan skleritis. - Reaksi inflamasi oleh karena trauma - Neovaskularisasi kornea karena penggunaan lensa kontak dan peradangan yang ditimbulkan
NSAID: Preparat
Preparat topikal NSAID yang dikenal: - Diclofenac sodico - Flubiprofene sodico - Ketorolac trometamina - Piroxicam - Indometacina - Suprofene
Pada mata, preparat NSAID topikal lebih disukai daripada sistemik, oleh karena NSAID topikal memberikan konsentrasi obat yang lebih besar dengan kurang menimbulkan efek samping sistemik. NSAID digunakan sebagai antiinflamasi dan antinyeri pada kondisi inflamasi non infeksi atau pasca trauma operasi.
NSAID: Keamanan
Topikal NSAID: jarang menimbulkan toksisitas sistemik Toksisitas lokal: sensasi terbakar, tersengat, iritasi dan hiperemia konjungtiva kerusakan epital, penipisan kornea perforasi Komplikasi kornea: pelunakan kornea (Diklofenak)
NSAID: Precaution
NSAID : Kontraindikasi
NSAIDs: Indikasi
Inflamasi (perioperatif) CME (cystoid macular edema) Nyeri (operasi refraktif) Alergi pada mata (jarang) Antiinflamasi pre-operatif dan Pasca operatif
Reaksi lokal (rasa terbakar) Tidak menimbulkan peningkatan TIO Tidak menimbulkan potensiasi infeksi HSV dan jamur Dapat menimulkan regresi pada operasi refraktif Jarang: kerusakan kornea (diklofenak)
NSAID: Ringkasan
E.g. ketorolac, diclofenac, flurbiprofen Mekanisme: inaktivasi of cyclo-oxygenase Indikasi: pasca operasi, konjungtivitis alergika ringan, episkleritis, uveitis rignan, cystoid macular edema, pra operasi untuk mencegah miosis pada saat operasi. Efek Samping: reaksi lokal
Terima Kasih