Anda di halaman 1dari 7

<table> <tr> <td> <h1 style="text-align:center">BATUAN BEKU</h1> <p style="text-align:center"> By SODIKIN MANDALA PUTRA<br />email: <a href='mailto:cendikiamuslim@ymail.com'>c endikiamuslim@ymail.

com</a><br /><br />UNIVERSITAS SRIWIJAYA</p> <br /> <p> <p></p> <p align= style="text-align: center; line-height: 300%;" class="MsoNormal">BATUA N BEKU</p> <p style="text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;" class="Ms oListParagraphCxSpFirst">A.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Definisi Batuan Beku</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMi ddle">Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan slika cair d an pijar yang kita kenal dengan nama magma.</p> <p style="text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;" class="Ms oListParagraphCxSpMiddle">B.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Definis Magma</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMi ddle">Magma adalah cairan atau larutan slikat pijar yang terbentuk secara alamia h, bersifat mobile, bersuhu antara 900-1200oC atau lebih. Dan berasal dari kerak bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian atas. Komposisi kimiawi magma hasil analisa kimia dari sampel batuan beku terdiri dari:</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">1.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Senyawa-senyaw a yang bersifat non-volatil dan merupakan unsure oksida dalam magma. Jumlahnya s ekitar 99% dari seluruh isi magma, sehingga merupakan mayor element, terdiri dar i oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O, K2O, TiO2, P2O5.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">2.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Senyawa volati le yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4, C O2, HCl, H2S, SO2</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">3.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Unsure-unsur l ain yang disebut unsure jejak dan merupakan minor elemen seperti Rb, Ba, Sr, Ni, CO, V, Li, S, dan Pb</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso ListParagraphCxSpMiddle">Bunsen mempunyai pendapat ada dua jenis magma primer ya itu basaltic dan granitic dan batuan beku merupakan campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain.</p> <p style="text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;" class="Ms oListParagraphCxSpMiddle">C.&nbsp;&nbsp; Evolusi Magma</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMi ddle">Sekurang-kurangnya ganesa batuan beku vulkanik maupun plutonik harus ditin jau dari tiga sesi:</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">1.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Factor yang me mberikan bagaimana dan dimana larutan bergenerasi di dalam selubung atau pada ke rak bumi bagian bawah.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">2.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Kondisi yang b erpengaruh terhadap larutan sewaktu naik keperumkaan.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpLast">3.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Proses-proses di dekat permukaan yang menyempurnakan generasi</p> <p style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso Normal">magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses sebagai berikut:</p>

<p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpFirst">1.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Hibridisasi mer upakan pembentukan magma baru karena pencampuran dua magma yang berlainan jenisn ya</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">2.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Sintesis merup akan pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan batuan samping</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpLast">3.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Anateksis merupa kan proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada kedalaman yang sangat be sar.</p> <p style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso Normal">Diferensiasi magma meliputi semua proses yang mengubah magma dari keadaa n awal yang homogen dalam skala besar menjadi massa batuan beku dengan komposisi yang bervariasi. Proses-proses diferensiasi magma meliputi:</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpFirst">1.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Fragsinasi; mer upakan pemisahan Kristal dari larutan magma, karena proses kristalisasi berjalan tidak seimbang atau Kristal-kristal pada waktu pendinginan magma tidak dapat me ngikuti perkembangan komposisi larutan magma yang baru ini terjadi terutama kare na adanya perubahan temperature dan tekanan yang mencolok dan tiba-tiba. Proses fragsinasi ini merupakan proses diferensisai magma yang paling utama.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">2.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Crystal settin g/ Gravitational setting: merupakan pengendapan Kristal oleh gravitasi dari Kris tal-kristal berat Ca, Mg, Fe yang akan memperkaya magma pada bagian dasar waduk. Disini mineral slikat berat akan terletak dibawah mineral slikat ringan.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">3.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Liquid immisib lity: merupakan larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan pecah menjadi laru tan yang masing-masing membeku membentuk bahan yang heterogen.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">4.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Crystal Flotat ion : merupakan pengambangan Kristal ringan dari sodium dan potassium yang akan memperkaya magma pada bagian atas dari waduk magma.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">5.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Vesleotation m erupakan proses dimana magma yang mengandung komponen seperti CO2, SO2, S2, dan H2O sewaktu nai kepermukaan membentuk gelelembung-gelembung gas dan membawa sert a komponen-komponen volatile sodium Na dan potassium K.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">6.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Diffusion meru pakan bercampurnya batuan-batuan dinding dengan magma didalam waduk magma secara lateral.</p> <p style="text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;" class="Ms oListParagraphCxSpMiddle">D.&nbsp;&nbsp; Reaksi Bowen Series</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMi ddle">Seri reaksi bowen merupakan suatu skema yang menunjukan urutan kristalisas i dari mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari batuan dua bagian atau du a series. Yaitu series continiu dan non continiu. Selain dari pada itu mineral y ang terdapat di series ini dapat dikelompokan kedalam dua golongan mineral yaitu mineral terang dan mineral gelap.</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMi ddle">Pada reaksi bowen terdapat dua seri yang kedua seri ini akan bertem di ort oklas. Kedua seri tersebut adalah continius series dan discontinius series. Cont inius series merupakan mineral kelompok plagioklas dari plagioklas basa ke plagi oklas asam, hal ini menunjukan plagioklas basa lebih dahulu terbentuk dari pada plagioklas asam. Plagioklas basa terdiri dari anortite, bitounit, dan labradorit e. Sedangkan plagioklas asam terdiri dari andesine, oligoklas, albit. Mineral an ortite, bitounite, labradorite, andesine, oligoklas, dan albite memiliki komposi

si kimia yang sama dan berada dalam suatu kelompok mineral yaitu palgioklas sehi ngga dikatakan sebagai continius series.</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMi ddle">Discontinius series berisi mineral-mineral gelap dan disusun oleh unsure-u nsru berat seperti Fe, Mg, Cu, dll. Mineral-mineral discontinius series diantara nya olivine, pyroksen, hornblende, dan biotite. Keempat mineral ini memiliki per bedaan yang mencolok dalam komposisi kimia dimana komposisi kimia olivine berbed a dengan komposisi kimia pyroksen. Sehingga dikatakn discontinius series karena mineral-mineralnya tidak memiliki komposisi kimia yang sama.</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMi ddle">Reaksi bowen series berakhir di kuarsa, yang menandakan kuarsa merupakan m ineral yang stabil dan terbentuk pada suhu yang rendah. Reaksi bowen series tida k reversible atau bisa dibalik arah terbentuknya namun irreversible hanya berlak u untuk satu arah. Jika suhu dinaikan mineral yang terbentuk pada suhu yang rend ah akan mengalami metemorfosa atau melting/peleburan.</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMi ddle">alam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya mem beku, tetapi mengalami penurunan temperature secara perlahan bahkan makin cepat. Penurunan temperature ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan mineral -mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya. Pembentukan mineral dalam ma gma mengalami penurunan temperature telah disusun oleh bowen. Bowen telah membua t table pembentukan mineral dan table tersebut sangat berguna sekali dalam mengi nterpretasikan mineral-mineral tersebut.</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMi ddle">&nbsp;E.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Komposisi Mineral</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMi ddle">Komposisi mineral dapat dikelompok menjadi kelompok mineral yaitu:</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">1.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Mineral utama< /p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso ListParagraphCxSpMiddle">Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisas i magma dan kehadirannya sangat menentukan dalam penamaan batuan. Berdasarkan wa rna dan densitas dikelompokan menjadi dua yaitu:</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">a.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Mineral felcic (mineral bewarna terang dengan densitas rata-rata 2,6-2,7) yaitu : kwarsa, kelo mpok feldsfar, kelompok plagioklas.</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">b.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Mineral mafic< /p> <p style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">1.)&nbsp;&nbsp; Kelompok olivine (M g, Fe)2SiO4, terdiri dari fayolite dan forsterite</p> <p style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">2.)&nbsp;&nbsp; Kelompok pyroksen ( Ca, Mg, Fe) SiO4 terdiri dari enstatite, hiperstein, augite, pigeonite, dan diop cite</p> <p style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">3.)&nbsp;&nbsp; Kelompok Mika&nbsp; K(Fe, Mg)3(AlSi3O10)(OH)2, terdiri dari biotite, muscovite, dan plaghopite</p> <p style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">4.)&nbsp;&nbsp; Kelompok amphibole NaCa2(Mg, Fe)Al(Al2Si6 O22), terdiri dari anthofilit, comingtonite, hornblende, rieberkite, tremolite, aktinolite, glaucofaci, dll.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">2.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Mineral Tambah an</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso ListParagraphCxSpMiddle">Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalis

asi magma umumnya dalam jumlah sedikit. Walaupun kehadirannya cukup banyak tidak mempengaruhi penamaan batuan. Contoh : hematite, kromite, sphane, muscovite, ru tile, magnetite, zeolite, apatite, dll.</p> <p style="text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;" class="Ms oListParagraphCxSpMiddle">F.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Struktur Batuan beku</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMi ddle">Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala yang besar, sep erti lava bantal yang terbentuk dilingkungan air, lava bongkah dan struktur lain nya. Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya. Berikut ini macam-macam struktur batuan beku:</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">1.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Massif, apabil a tidak menunjukan adanya sifat aliran atau jejak gas, atau tidak menunjukan ada nya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">2.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Pillow lava me rupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu, yang dicirikan o leh massa berbentuk bantal, dimana ukuran dari bentuk ini umumnya antara 30-60 c m dan jejaknya berdekatan.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">3.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Vesicular meru pakan struktur yang ditandai adanya lubang-lubang dengan arah tertentu dan terat ur lubang ini terbentuk akibat keluarnya gas pada waktu pembekuan berlangsung.</ p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">4.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Scoria, sama s eperti vesicular tetapi tidak menunjukan arah yang teratur.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">5.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Amgdaloidal, s truktur dimana lubang-lubang keluarnnya gas terisi oleh mineral-mineral skunder seperti zeolite, carbonate, dan bermacam slika.</p> <p style="text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;" class="Ms oListParagraphCxSpMiddle">G.&nbsp;&nbsp; Tekstur Batuan Beku</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMi ddle">Tekstur dalam batuan beku dapat diterangkan sebagai hubungan antar massa d engan massa gelas yang membentuk massa yang merata dari batuan.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">1.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Derajat krista lisasi</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso ListParagraphCxSpMiddle">Merupakan keadaan proporsi antara massa Kristal dan mas sa gelas dalam batuan beku. Dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">a.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Holokristalin& nbsp;&nbsp;&nbsp; : apabila batuan tersusun seluruhnya oleh massa Kristal</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">b.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Hipokristalin& nbsp;&nbsp;&nbsp; : apabila batuan tersusun oleh massa gelas dan massa Kristal</ p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">c.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Hypohyalin&nbs p;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : massa dasar lebih banyak dari Kristal</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">d.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Holohyalin&nbs p;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : apabila batuan tersusun seluruhnya oleh massa gelas</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">2.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Granularitas m erupakan ukuran butir Kristal dalam batuan beku, dapat sangat halus yang tidak d apat dikenal meskipun menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar. Umu

mnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir yaitu afanitik dan faneritik</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">a.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Afanitik : dik atakan afanitik apabila ukuran butir ini individu Kristal ini sangat halus, sehi ngga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun atas massa Kristal, massa gelas atau keduanya.</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">b.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Faneritik : Kr istal individu yang termasuk Kristal faneritik dapat dibedakan menjadi ukuran-uk uran</p> <p style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">1.)&nbsp;&nbsp; Halus, ukuran diame ter 1 mm</p> <p style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">2.)&nbsp;&nbsp; Sedang, ukuran diam eter 1-5 mm</p> <p style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">3.)&nbsp;&nbsp; Kasar, ukuran diame ter 5-30 mm</p> <p style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">4.)&nbsp;&nbsp; Sangat kasar ukuran 30 mm</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">c.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Porfiritik : m erupakan tekstur pada batuan beku dimana Kristal yang berukran besar tumbuh bers ama dengan Krista berukuran kecil.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">3.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Bentuk Butir</ p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso ListParagraphCxSpMiddle">Ditinjau dari pandagan dua dimensi, dikenal tiga macam, </p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">a.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Euhedral, apab ila bentuk Kristal dari butiran mineral mempunyai bidang Kristal yang sempurna.< /p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">b.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Subhedral, apa bila bentuk Kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang Kristal y ang sempurna.</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">c.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Anhedral, apab ila bentuk Kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang Kristal yang tidak sempurna.</p> <p style="text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;" class="Ms oListParagraphCxSpMiddle">H.&nbsp;&nbsp; Klasifikasi dan Penamaan Batuan Beku</p > <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">1.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Klasifikasi be rdasarkan ganesannya</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">a.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Ekstrusif, bat uan beku yang terjadi di permukaan bumi dengan waktu pendinginan yang sangat cep at sehingga Kristal yang terbentuk sangat kecil atau bahkan tidak terjadi</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">b.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Gang, batuan j enis ini biasannya terjadi pada rongga yang menuju kepermukaan bumi, tetapi tida k sampai ke permukaan bumi. Pembekuan batuan jenis ini terjadi lebih cepat dari pada pembekuan yang terjadi pada batuan beku dalam sehingga Kristal-kristal yang terbentuk tidak sesempurna Kristal pada batuan beku dalam.</p>

<p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">c.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Intrusive, bat uan beku intrusive terjadi di dalam perut bumi atau jauh dari permukaan bumi, de ngan proses pembekuan yang sangat lambat sehingga Kristal-kristal terbentuk deng an sempurna.</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">2.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Klasifikasi be rdasarkan komposisi kimianya</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">a.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Batuan beku as am, bila batuan beku tersebut mengandung lebih 66% SiO2, contoh : granite dan rh yolite</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">b.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Batuan beku in termediet, bila batuan beku tersebut mengandung 52%-66% SiO2. Contoh batuan ini diorite dan andesite</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">c.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Batuan beku ba sa, bila batuan beku tersebut mengandung 45%-52%. Contoh basalt dan gabro</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">d.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Batuan beku ul trabasa, bila batuan beku tersebut mengandung kurang dari 45% SiO2. Contoh: peri dotite dan dunite</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">3.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Penamaan Batua n Beku</p> <p style="margin-left: 54pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso ListParagraphCxSpMiddle">Adapun tahapan dalam penamaan batuan beku adalah:</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">1.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Tentukan jenis batuan (asam, intermediet, basa, ultrabasa) dengan mengamati warna batuan terse but atau mengamati kehadiran mineral kuarsa serta menghitung proporsi secara rel ative dalam batuan.</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">2.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Jika mineral k uarsa hadir dan mencapai 10% atau lebih atau batuan tersebut memiliki warna tera ng maka jenis batuannya adalah batuan beku asam.</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">3.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Jika mineral k uarsa hadir dan kurang dari 10% atau batuan tersebut memiliki warna abu-abu hing ga gelap hitam maka jenis batuannya adalah batuan beku intermediet atau batuan b eku basa/ultrabasa. Pada batuan beku intermediet dicirikan dengan melimpahnya mi neral ortoklas dan mineral plagioklas asam.</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso ListParagraphCxSpMiddle">Pada batuan beku basa/ultrabasa : dicirikan dengan meli mpahnya mineral plagioklas basa.</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso ListParagraphCxSpMiddle">Catatan : Plagioklas asam umumnya relative lebih cerah dibandingkan dengan plagioklas basa, tetapi pada kenyataannya secara megaskopis sulitu untuk membedakannya. Untuk membedakannya kita melihat persentase mineral mafic yang utama. Dimana:</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso ListParagraphCxSpMiddle">Pada batuan beku intermediet : cenderung lebih banyak m engandung amphibole dari pada olivine dan piroksen</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso ListParagraphCxSpMiddle">Pada batuan beku basa/ultrabasa : mengandung lebih bany ak olivine, pyroksen, dari pada amphibole</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">4.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Tentukan kelom pok batuannya</p>

<p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">5.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Tentukan sturu ktur dan tekstur dari batuan tersebut</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-heigh t: 150%;" class="MsoListParagraphCxSpMiddle">6.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Tentukan nama batuannya dengan melihat komposisi mineral dengan mengkolerasikannya dengan tabl e rossenbusch</p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso ListParagraphCxSpMiddle">I.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; <br /> </p> <p style="margin-left: 72pt; text-align: justify; line-height: 150%;" class="Mso ListParagraphCxSpLast">&nbsp;</p></p> </td> </tr> </table>

Anda mungkin juga menyukai