Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MANDIRI M. K.

: MIKROBIOLOGI

REVIEW STRUKTUR SEL MIKROBIA

OLEH SYARIF RIZALIA G2J1 011 006

KONSENTRASI PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012

STRUKTUR SEL MIKROBIA

A. Struktur Sel Prokariot 1. Archae

Jika ditinjau dari segi struktur selnya, Archaebacteria memiliki kemiripan dengan struktur sel eubakteria yaitu sel dengan tipe prokariot, struktur membran sel lipid bilayer namun bedanya pada Archaea menggunakan gugus eter yang berikatan pada lipid berbeda dengan membran sel eubakteria yang menggunakan gugus ester untuk berikatan dengan lipid. Ikatan antara gugus eter dan lipid ini membentuk membran bilayer dari gliserol-dieter, membran monolayer dari digliserol-tetraeter. Struktur dan fungsi Sel Archaebacteria terdiri atas: a. Dinding sel, berfungsi untuk melindungi sitoplasma dari perubahan tekanan osmotik dan memberi bentuk sel sehingga ada yang berbentuk kokus atau batang. Struktur dinding sel Gram positif dan Gram negatif tidak memiliki peptidoglikan, namun memiliki lapisan

pseudopeptidoglikan yaitu suatu lapisan yang tersusun dari ulangan Nasetilglukosamin dan N-asam asetiltalosaminuronik (1-3 rantai, tahan terhadap lisozim ) dengan 7 group L-asam amino yang saling bertumpang tindih (Methanobacterium), memiliki lapisan polisakarida merupakan polimer tebal yang terdiri dari galaktosamin, asam glukoronat, glukosa, dan asetat . Lapisan ketiga berupa lapisan glikoprotein merupakan protein bermuatan negatif dengan banyak sisa asam amino terutama asam aspartat yang berikatan dengan polimer lain seperti glukosa, glukosamin, mannose, galaktosa, ribose, arabinosa. Lapisan protein merupakan lapisan terakhir dari struktur dinding sel Archaebacteria yang terdiri dari subunit polipeptida tunggal yang berbentuk lembaran (pada golongan

Methanospirillum) atau beberapa subunit polipeptida yang berbeda (pada Methanococcus, Methanomicrobium). b. Membran sel, lemak penyusunnya terdiri atas unit isopren dan ikatan eter yang berfungsi untuk melindungi organel sel bagian dalam mikrobia dan menjaga cairan sel agar dapat digunakan tiap organel untuk beraktivitas. c. Ribosom, mengandung beberapa jenis RNA-Polimerase yang berfungsi sebagai tempat terjadinya translasi rangkaian DNA.

2. Eubacteria

Eubacteria sering dianggap sebagai bakteri sesungguhnya, dimana strukturnya terbagi menjadi dua bagian yaitu struktur dasar (dimiliki oleh semua jenis Eubacteria) meliputi dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan) dan struktur tambahan (dimiliki oleh beberapa jenis Eubacteria) meliputi kapsul, flagellum, vakuola gas, dan endospora. a. Struktur Dasar 1) Dinding Sel Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang berikatan dengan protein. Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi dinding sel adalah untuk melindungi sel. Berdasarkan struktur protein dan polisakarida yang terkandung di dalam dinding sel ini, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif. Jika bakteri diwarnai dengan tinta Cina kemudian timbul warna pada dinding selnya, maka bakteri itu tergolong

bakteri gram positif. Sebaliknya, jika diberi warna dengan tinta Cina namun tidak menunjukkan perubahan warna pada dinding selnya, maka bakteri itu digolongkan ke dalam bakteri gram negatif. Bakteri gram positif mempunyai peptidoglikan di luar membran plasma. Pada bakteri gram negatif, peptidoglikan terletak di antara membran plasma dan membran luar dan jumlahnya lebih sedikit. Umumnya bakteri gram negatif lebih patogen. Di sebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak semua sel bakteri memiliki kapsul. Hanya bakteri patogen yang berkapsul. Kapsul berfungsi untuk mempertahankan diri dari antibodi yang dihasilkan selinang. Kapsul juga berfungdi untuk melindungi sel dari kekeringan. Kapsul bakteri tersusun atas persenyawaan antara protein dan glikogen yaitu glikoprotein. 2) Membran Plasma Membran plasma tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti halnya membran plasma organisme yang lain. Membran plasma Eubacteria bersifat semipermiable dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat keluar atau ke dalam sel. 3) Sitoplasma Sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel, plasma = cairan). Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung

berbagai molekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA, dan enzim-enzim. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungya reaksi-reaksi metabolisme. 4) Ribosom Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein atau sebagai pabrik protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas protein dan RNA. Di dalam sel bakteri Escherichia coli terkandung 15.000 ribosom, atau kira-kira masa sel bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom memiliki fungsi yang penting bagi bakteri 5) DNA Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) atau asam inti, merupakan materi genetic bakteri yang terdapat di dalam sitoplasma. Bentuk DNA bakteri seperti kalung yang tidak berujung pangkal. Bentuk demikian dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun atas dua utas polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat pengontrol sintesis protein bakteri, dan merupakanzat pembawa sifat atau gen. DNA ini dikenal pula sebagai kromosom bakteri. DNA bakteri tidak tersebar di dalam sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah tertentu yang disebut daerah inti. Materi genetik inilah yang dikenal sebagai inti bakteri.

6) Granula Penyimpanan Granula penyimpanan pada Eubacteria berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. b. Struktur Tambahan 1) Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu. Bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila tipis disebut lapisan lendir. Kapsul berfungsi melindungi bakteri dari suhu atau kondisi lingkungan yang ekstrim dan sebagai tempat penimbunan nutrien. Hanya bakteri patogen yang memiliki kapsul. 2) Flagellum, terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada perukaan sel. Fungsinya untuk bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe flagellum dapat dibedakan menjadi montrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik. Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin. Flagella berbetuk seperti pembuka sumbat botol. Fungsinya adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling untuk menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada membrane sel.

3) Pilus atau fimbria, struktur yang berbentuk rambut halus yang menonjol dari dinding sel, mirip dengan flagel tetapi lebih pendek. 4) Klorosom, struktur yang berada tepat di bawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. hanya terdapat pada bakteri berklorofil. 5) Vakuola gas, terpada pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis. 6) Pembentukan endospora merupakan cara bakteri mengatasi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Endospora tahan terhadap panas sehingga tidak mati oleh proses memasak biasa. Spora mati di atas suhu 120C. jika kondisi telah membaik, endospora dapat tumbuh menjadi bakteri seperti sedia kala. B. Struktur Sel Eukariot 1. Fungi

Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler,ada pula yang mutiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas,

yang disebu benang hifa. Hifa memiliki sekat-sekat yang melintang, tiap-tiap sekat memiliki satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Namun adapula hifa yang tidak memiliki sekat melintang, yang mengandung banyak inti dan disebut senositik. Ada tidaknya sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam penggolongan jamur. Hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas menjadi sporangiofor yang artinya pembawa sporangium.sporangium artinya kotak spora. Didalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang dapat menghasilkan konidium. Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium. Miselium inilah yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya. 2. Protozoa

a. Ukuran dan Bentuk Morfologi Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 10 sampai 200 mikron. Bentuk sel protozoa sangat bervariasi, ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Sebagian besar Protozoa memiliki alat gerak berupa pseudopodia (kaki semu), silia (bulu getar), atau flagellum (bulu cambuk). Beberapa kelompok protozoa memiliki cangkang. Kebanyakan protozoa bersifat polimorfisme, yaitu memiliki bentuk yang berbeda-beda pada fase yang berbeda dalam siklus hidupnya. Beberapa protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif yang disebut tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoid akan aktif mencari makanan dan bereproduksi selama kondisi lingkungan

memungkinkan. Bila kondisi tidak memungkinkan dan mengancam kehidupan tropozoid maka protozoa akan membentuk sista. Dalam bentuk sista, protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah yang tersebar pada jarak yang sangat luas. Sista dapat terbentuk dalam kondisi lingkungan yang kekurangan nutrisi, kekeringan temperatur yang tinggi, maupun pH yang rendah. Namun, tidak semua protozoa membentuk sista, contohnya Trichomonas vaginalis yang merupakan organisme patogen pada organ seksual. Beberapa protozoa ada yang bersifat pleomorfik, artinya memiliki bentuk tropozoid yang berbeda- beda. Umumnya, organisme dengan

banyak sel inang bersifat pleomorfik, tergantung pada jenis inangnya. Morfologi tropozoid dapat berbeda- beda di dalam jaringan tubuh yang berbeda walaupun dalam inang yang sama. Misalnya, di dalam cairan tubuh, organisme tersebut dapat memiliki flagela, sedangkan di dalam jaringan hati, flagela tersebut dapat hilang. b. Struktur dan Fungsi Tubuh Organel-organel untuk melakukan kegiatan hidup antara lain, membrane plasma, sitoplasma dan mitokondria. Protozoa termasuk organisme uniseluler (bersel tunggal) dan eukariotik (memiliki membran nukleus). Beberapa jenis protozoa memiliki inti lebih dari satu. 1) Membrane sel: pelindung serta pengatur pertukaran makanan dan gas 2) Vakuola makanan: untuk mencerna makanan 3) Vakuola kontraktil: mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair ke luar sel melalui membran sel serta mengatur kadar air dalam sel. 4) Inti sel: mengatur ktivitas sel 3. Algae

Algae merupakan kelompok organisme yang bervariasi baik bentuk, ukuran, maupun komposisi senyawa kimianya. Algae ini berbentuk uniseluler (Chlorococcus sp.), koloni (Volvox sp.), benang (filamen) (Spyrogyra sp.), serta bercabang atau pipih (Sargassum sp.). Struktur dan fungsi sel Algae terdiri atas: a. Dinding sel Algae terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula). Walaupun tubuh Algae menunjukkan keanekaragaman yang besar, tetapi semua selnya mempunyai inti dan plastida. b. Di dalam sel Algae terdapat berbagai plastida yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida yang terdapat pada Algae terutama kloroplas mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis, sehingga Algae bersifat autotrof karena dapat menyusun sendiri makanannya berupa zat organik dari zat anorganik. Pigmen lain yang terdapat pada Algae yaitu fikosianin (biru), xantofil (kuning), karoten (keemasan), fikosantin (pirang), fikoeritrin (merah).

Berdasarkan kandungan pigmennya, Algae dikelompokkan menjadi 6 filum, yaitu: No. 1 2 3 Filum Algae Chlorophyta Phaeophyta Rhodophyta Klorofil a dan b a dan c a dan d Pigmen Karoten dan Xantofil Karoten dan Xantofil Karoten, Xantofil, dan Fikoeritrin Kareoten dan Xantofil Kareoten dan Xantofil Kareoten dan Xantofil Cadangan Makanan Pati Laminosin Bahan agaragar Leukosin dan minyak Pati Pati Dinding Sel Selulosa Selulosa Selulosa

4 5 6

Chrysophyta Phyrophyta Euglenophyta

a dan c a dan c a dan b

Selulosa Selulosa Pati

C. Perbedaan Struktur Sel Prokariot dan Eukariot Secara Umum Berdasarkan uraian di atas, maka perbedaan struktur sel prokariot dan eukariot secara umum dapat dilihat pada tabel berikut. Sktruktur Sel Membran sel Dinding sel Sentriol Kromosom Cilia atau Flagellum Retikulum endoplasma Aparatus golgi Lisosom Mitokondria Nukleus Peroxisom Ribosom Prokariot Ya Ya Tidak Seuntai DNA Ya, sederhana Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Eukariot Ya Tidak Ya Banyak Ya, kompleks Ya (kecuali beberapa jenis) Ya Ya Ya Ya Beberapa Ya

D. Perbedaan Struktur Sel dari Setiap Kelompok Mikrobia (Archae, Eubacteria, Fungi, Protozoa, dan Algae) 1. Kelompok Prokariot (Archae dan Eubacteria) Perbedaan struktur sel Prokariot dapat dilihat pada tabel berikut. Struktur Sel Membran inti Organel sel bermembran Peptidoglikan pada dinding sel Sensitivitas antibiotik Archae Tidak ada Ada Ada Eubacteria Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak terhambat antibiotik tersebut oleh

Pertumbuhan dihambat oleh streptomycin dan Chloramphenicol Membran lemak Rantai karbon tunggal RNA polimerase Satu macam Asam amino inisiator Formyl-methionin untuk awal sintesis protein

Rantai karbon bercabang Beberapa macam Methionin

2. Kelompok Eukariot (Fungi, Protozoa, dan Algae) Perbedaan struktur sel Eukariot dapat dilihat pada tabel berikut. Struktur Sel Membran plasma Dinding sel Pigmen fotosintesis Vakuola kontraktil Alat gerak Fungi Ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Protozoa Ada Tidak ada Tidak ada Ada Algae Ada Ada Ada Tidak ada

Sifat

Osmotrofik

Flagellum, Cilia, Flagellum, ada Pseudopodia, yang tidak undulata bergerigi mempunyai alat gerak Pagotrofik Osmotrofik

Anda mungkin juga menyukai