Anda di halaman 1dari 13

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). 2. Tingkat pengetahuan Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu : a. Tahu (Know) Tahu artinya sebagai mengikat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat dijelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitunganperhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. d. Analisa (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

10

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintetis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : a. Pendidikan

11

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. b. Media massa / informasi Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. c. Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. d. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. e. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. f. Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

12

4. Remaja a. Pengertian Remaja Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari kata latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan ( Ali, 2010). b. Perkembangan remaja Perkembangan masa remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009). 1. Masa Remaja Awal (10-12 tahun) a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya b. Tampak dan merasa ingin bebas c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak) 2. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun) a. Tampak ingin mencari identitas diri b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis c. Timbul perasaan cinta yang mendalam 3. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun) a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif c. Dapat mewujudkan perasaan cinta

13

5. Seks bebas a. Pengertian Seks merupakan indikasi kedewasaan yang normal, akan tetapi karena mereka tidak cukup mengetahui secara utuh tentang rahasia dan fungsi seks, maka lumrah kalau mereka menafsirkan seks sematamata sebagai tempat pelampiasan birahi (Syani, A, 2003). Seks bebas merupakan bentuk pembebasan seks yang

dipandang tidak wajar. Tidak terkecuali bukan saja oleh agama dan negara, tetapi juga oleh filsafat (Amiruclin, 2008). 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi seks bebas a. Pengaruh budaya barat Remaja pada zaman ini berpendapat bahwa budaya barat adalah lebih canggih dan lebih moderen. Oleh sebab itu, pengaruh budaya barat yang berfikiran terbuka merupakan dorongan kepada remaja untuk menjalin hubungan seks bebas. Perasaan bangga terhadap kelakuan tidak bermoral ini menyebabkan mereka terbawa-bawa dengan budaya barat sehingga melupakan diri dan didikan agama. b. Institusi keluarga Institusi keluarga juga turut mempengaruhi berlakunya gejala seks bebas dalam kalangan remaja kini. Keluarga terutamanya ibu bapak seharusnya berperanan dalam memberi didikan agama

yang secukupnya kepada anak-anak mereka.

14

c. Pengaruh media massa Media massa juga menjadi penyumbang kepada berlakunya gejala sosial seperti seks bebas dalam kalangan para remaja hari ini. Tidak semua yang dipaparkan dalam media massa itu memberikan

pengajaran yang baik. 7. Sebab-sebab seks bebas Menurut Kartono (2005), immoralitas seksual pada anak-anak gadis pada umumnya bukanlah didorong oleh motif pemuasan nafsu seks seperti pada anak laki-laki umumnya. Tindak immoril yang dilakukan oleh gadis-gadis ini disebabkan oleh : a. Kurang terkendalinya rem-rem psikis b. Melemahnya sistem pengontrol diri c. Kurangnya pembentukan karakter pada usia pra-puber, usia puber dan, adolensens. 8. Bahaya seks bebas pada remaja (Jusuf 2004) Ada beberapa sebab yang dapat membahayakan seks bebas di antaranya adalah : a. Pengaruh Negatif Media Massa Media massa seperti televisi, film, surat kabar, majalah dan sebagainya belakangan semakin banyak memasang dan mempertontonkan

gambar-gambar seronok dan adegan

seks serta kehidupan yang

glamour (serba mewah) yang jauh dari nilai-nilai Islami.

15

b. Lemahnya Keimanan Media massa seperti televisi, film, surat kabar, majalah dan sebagainya belakangan semakin banyak memasang dan mempertontonkan

gambar-gambar seronok dan adegan

seks sehingga remaja akan

gampang sekali terpengaruh kedalam seks. c. Tidak pendidikan seks yang benar, dan dilandasi nilai-nilai agama.

d. Lemahnya pengawasan orang tua e. Salah dalam memilih teman Menurut jusuf 2004 ada beberapa dampak dari seks bebas antara lain : a. Bahaya Fisik Bahaya fisik yang dapat terjadi adalah terkena penyakit kelamin (Penyakit Menular Sexual/ PMS) dan HIV/AIDS. b. Bahaya perilaku dan kejiwaan Seks bebas akan menyebabkan terjadinya penyakit kelainan seksual berupa keinginan untuk selalu melakukan hubungan seks. c. Bahaya sosial Seks bebas juga akan menyebabkan seseorang tidak lagi berpikir untuk membentuk keluarga, mempunyai anak, apalagi memikul sebuah tanggung jawab. Mereka hanya menginginkan hidup di atas kebebasan semu.

16

d. Bahaya perekonomian Seks bebas akan melemahkan perekonomian si pelaku karena menurunnya produktivitas si pelaku akibat kondisi fisik dan mental yang menurun, penghamburan harta untuk memenuhi keinginan seks bebasnya. e. Bahaya keagamaan dan akhirat Para pemuda yang terperosok kedalam lumpur kehanyutan seks bebas dan kemerosotan akhlak akan ditimpa 4 macam hal tercela yang diisyaratkan dan disebutkan tanda-tandanya oleh Rasulullah SAW, sebagaimana yang tercantum dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani. Rasulullah SAW bersabda : Jauhilah zina karena ia mengakibatkan 4 macam hal; menghilangkan wibawa di wajah, menghalangi rezeki, dimurkai Allah dan menyebabkan kekekalan dalam neraka (HR. Ath-Thabrani). 9. Cara penanggulangan seks bebas pada remaja (Jusuf 2004) Untuk menghindari seks bebas perlu dilakukan pengontrolan dan pengendalian nafsu. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah : a. Memperdalam keimanan Memperdalam keimanan adalah menyakini bahwa Allah senantiasa bersamanya, mendengar dan melihat, mengetahui apa yang

17

tersembunyi dan yang tampak serta apa yang tersirat di dalam lubuk hati yang paling dalam. b. Mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat Banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan oleh seorang remaja untuk mengisi waktu kosongnya, bisa dengan olahraga, rekreasi, membaca buku yang berfaidah, mengiktui membuat perlombaan kerajinan dan tangan, menghadiri yang

pengajian, bermanfaat.

lain-lain

aktifitas

c. Teman yang shalih Suatu kenyataan dan pengalaman membuktikan bahwa ketika seorang remaja berteman dengan teman yang shaleh dan baik maka ia akan terpengaruh pada mereka untuk melakukan kebaikan, istiqomah dan kesalihan. d. Menjauhi dan menghindari media massa yang buruk Media massa merupakan salah satu faktor yang ikut bertanggung jawab terhadap menjamurnya seks bebas. Banyak acara-acara ditelevisi dan pemberitaan di koran dan majalah yang mengumbar nafsu seks, gambar-gambar yang seronok, iklan-iklan yang berbau pornografi yang turut memperburuk moral para remaja dan merangsang remaja untuk melakukan seks bebas.

18

e. Berpuasa Berpuasa sunnah dapat mengendalikan hawa nafsu seksual,

disamping itu juga akan menghindari timbulnya pikiran-pikiran kotor, sehingga dapat melindungi seorang remaja dari melakukan seks bebas. A. Kerangka Teori Kerangka teori mengenai tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas adalah sebagai berikut (Machfoedz,2010)
Domain kognitif : Tahu Memahami Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi Internet Buku Radio Majalah Televisi

Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas

Katagori: Baik Cukup Kurang

- Pengertian seks bebas - Faktor yang mempengaruhi seks bebas - Sebab-sebab seks bebas - Bahaya seks bebas - Cara penaggulangan seks bebasbebas

Gambar 1 Kerangka teoritis Sumber Machfoedz (2010), Ali (2010),Pramita (2006), Nursalam (2003), Notoadmojo (2007), Aswedi (2010), Jusuf A (2004)

19

Keterangan : : Diperoleh dari (Tidak diteliti) : Ada hubungan / ada pengaruh (Tidak diteliti) : Tingkat Domain yang digunakan dalam penelitian : Katagori yang digunakan : Dimensi tingkat pengetahuan Seks bebas yang diteliti : Yang tidak diteliti : Yang diteliti B. Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dibahas untuk memperjelas, ini dapat digambarkan kerangka konsep menurut Machfoedz (2010).
Pengetahuan Remaja tentang seks Bebas dapat dilihat dari segi : Remaja Siswasiswi SMA Negeri 1 Kutablang 1. Pengertian seks bebas 2. Faktor yang mempengaruhi seks bebas 3. Sebab-sebab seks bebas 4. Bahaya seks bebas 5. Cara penanggulangan seks bebas

Katagori : - Baik - Cukup - Kurang

Gambar 2 Kerangka konsep Keterangan : : Dimensi tingkat pengetahuan yang diteliti : Katagori yang digunakan : Yang diteliti

20

C. Pertanyaan Penelitian Bagaimana Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas di SMA Negeri 1 Kutablang Kabupaten Bireuen.

Anda mungkin juga menyukai